Anda di halaman 1dari 74

I.

IDENTITAS
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : 2.1. Pengenalan Persekutuaan Gereja
3. Sub Pokok Bahasan : 2.1.1. Remaja mengenal persekutuan
4. Bahan Bacaan/Alkitab : 1 Kor 1: 10-17, Galatia 3: 28
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemapuan (kompetensi) berikut : “Memahami persekutuan gereja”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian persekutuan gereja
2. Menguraikan sejarah, DGD, DGA, PGI dan Karismatik
3. Menyebutkan tugas DGD, DGA, PGI
4. Memberikan contoh keikutsertaan remaja dalam gerakan Oikumenis

IV. URAIAN MATERI

1. Persekutuaan Gereja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: Persekutuan adalah hal bersekutu; persatuan;
perhimpunan; ikatan (orang-orang yang sama kepentingannya)
Gereja berasal dari bahasa portugis: Igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: Ekklesia yang
berarti dipanggil keluar (Ek: keluar; klesia dari kata kaleo: memanggil); kumpulan orang
yang dipanggil ke luar dari dunia. Gereja juga dapat diartikan sebagai umat atau lebih
tepatnya persekutuan orang kristen. Lebih lanjut gereja juga diartikan sebagai sebuah
perhimpunan atau pertemuaan ibadah umat Kristen.
Kehadiran umat yang membentuk persekutuan gereja adalah untuk memperstukan semua
orang kristen dan menjalankan tugas gereja yaitu melaksanakan karya Yesus Kristus
melalui mewartakan kerajaan Allah (karya keselamatanNya) kepada seluruh umat. Umat
mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah di tengah masyarakat berupa persaudaraan, kerja
sama, dialog, solidaritas, perdamaian, keadilan, kesejahteraan, pengampuan, Kasih dll
(lihat Lukas 4: 18-19)
Dengan demikian persekutuan gereja dibentuk untuk semua orang kristen dengan segala
potensi atau kemampuan yang dianugerahkan Tuhan yang dibantu oleh Roh Allah yang
kudus bekerja sama menolong orang-orang yang mengalami kesulitan, bencana.

2. Sejarah DGD, DGA, PGI dan Karismatik


a. Sejarah Dewan Gereja Dunia
Dewan gereja dunia (DGD) terbentuk tanggal 23 Agustus 1948 pada Sidang Rayanya
yang pertama di Amsterdam, Belanda didahului oleh berbagai peristiwa oikumene
sedunia seperti:
- Terbentuknya dewan perkeabaran injil sedunia (Internasional Missionary Council)
tahun 1910 di Edinburgh.
- Gerakan Faith and Order yang berkonfrensi tahun 1927 di Lausane (Swiss)
- Gerakan Life and Work (hidup dan usaha) yang berkonferensi di Stockholm
(Swadia) tahun 1925)
Dari peristiwa-peristiwa oikumene di atas dirintis pembentukan Dewan Gereja Dunia
tahun 1948 di bulan Agustus, ada sekitar 351 orang yang mewakili 147 gereja
mengadakan konfrensi Amsterdam. Konferensi ini dibuat dibawah sorotan Thema: “
Kekacauan manusia dan rencana penyelamatan Allah” konferensi ini sekaligus
dianggap sebagai sidang Raya DGD yang pertama selanjutnya sidang-sidang raya
DGD yang diadakan adalah sebagai berikut:
Kegiatan Tahun Tempat Wakil GPM yang Hadir
Sidang Raya II 1954 Evanstan (USA) -
DGD/WCC
Sidang Raya III 1961 Upsla (Swedia) Pdt. Dr. P. Tanamal.
WCC Drs. Filip Litay
Sidang Raya IV 1968 New Shli (India) Dt. B. Rahabantokham,
WCC Sth
Sidang Raya V 1975 Nairabi Pdt. Dr. P. Tanamal
WCC (Afrika Utara) Drs. H. J. Pooroe
Sidang Raya VI 1983 Van Conver Dr. N. Radjawane
WCC (Canada) Dra. H. Tanasale
Sidang Raya VII 1990 Canbera Pdt. A. J. Soplantila,
WCC (Australia) S.Th
Bpk. . Sahuburua, SH
dr. HJ.
Tetelepta/Huliselan
Sidang Raya VIII 1998 Zimbabwe Harere Pdt. S. P. Titaley, S. Th
WCC (Afrika) Dr. Margaretha .M.
Hendriks
Sidang Raya IX 2006 Porto Alegre Dr. John. Ruhulesin
(Brasil) Dr. Ny. M.M. Hendriks

Dari gambaran di atas, jelas bahwa sampai saat ini dewan gereja-gereja Prostestan, Gereja
Ortodox Timur, gereja Rusia Ortodox ( Kecuali yang belum bergabung ialah gereja
katolik) Kantor pusat Dewan Gereja Dunia berkedudukan di Jenawa.

b. Sejarah Dewan Gereja Asia


Untuk mengerjakan tugas panggilan gereja yang sama dan yang satu maka gereja-gereja
di Asia khususnya Asia Tenggara berkumpul di Prapat Sumatra Utarapada tahun 1975.
Dalam persekutuan ini disepakati berbagai bentuk kerjasama saling menghargai dan
menghormati keberadaan maisng-masing hasil pertemuaan itu ialah mendirikan badan
Oikumene di Asia dengan nama East Asean Christian Confrence (Khusus Asia
Tenggara) kemudian berubah namanya menjadi Christian Confrence of Asia (CCA).
Dengan demikian Prapat dianggap sebagai tempat lahirnya Dewan Gereja Asia.
Dewan Gereja Asia semula berpusat di Singapura, kemudian berpindah sekarang di
Hongkong. Dalam persekutuan Dewan Gereja Asia, gereja-gereja di Asustralia dan
Selandia Baru yang terlibat di dalamnya. Demi mewujudkan persekutuan dan
kerjasama, gereja-gereja di Asia menyelenggarakan sidang-sidang raya sebagai berikut:
Kegiatan Tahun Tempat Kegiatan Utusan GPM yang
hadir
Sidang Raya II 1959 Kuala Lumpur
(Malaysia)
Sidang Raya III 1964 Bangkok
(Thailand)
Sidang Raya IV 1864 Bangkok
(Thailand)
Sidang Raya V 1973 Singapura
Sidang raya VI 1977 Penang Pdt. Dr. P. Tanamal
(Malaysia)
Sidang Raya VII 1981 Bangelore Pdt. F.C. Lewier
(India) Pdt. A. D. Maelissa
Nn. Marcela Tainutu
Sidang Raya VIII 1988 Seoul Pdt. A. J. Soplantila,
(Korea Selatan) S.Th
Sidang Raya IX 1996 Hongkong Pdt. S. P. Titaley,
S.Th

c. Sejarah Persekutuan Gereja-gereja Indonesia


Persekutuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) adalah wadah oikumene di Indonesia.
Wadah ini terbentuk 25 Mei 1950 dengan nama Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI).
Antara tahun 1946-1950 beberapa tokoh Kristen aktif dalam proses persiapan pebentukan
DGI, mereka itu adalah:
a. Drs. T. S. G. Moelia
b. Mr. A. L. Fransz
c. Ds. W. J. Rumambi
d. Dr. J. Leimena
e. Dr. J. E. Siregar
f. Pdt. B. Probowinoto
g. Pdt. T. Probowinoto
h. Pdt. T. Sikombing
i. Pdt. Maryo Sir
j. Pdt. R. M. Luntungan
k. Dr. S.C. Nainggolan
l. Pdt. B. A. Supit
m. Pdt. Tjang Tong Ho
Melalui tokoh-tokoh ini diadakan konprensi pembentukan DGI yang berlangsung tanggal
21-28 Mei 1950 di STT Jakarta tanggal 25 Mei 1950, anggaran dasar dan rumah tangga DGI
diterima dan disahkan, secara resmi DGI terbentuk dengan 29 gereja anggota dan GPM
tercatat sebagai anggota dengan urutan ke 15. Waktu pelaksanaan konprensi ini sekaligus
dicatat sebagai waktu perlaksanaan siding AD/ART DGI juga:
 Dibentuk komisi dan badan-badan, menetapkan anggaran keuangan
 Diadakan pemilihan badan pekerja DGI periode 1950-1953 dengan susunan:
Ketua : Prof. Dr. T.S. G. Moelia
Sekum : Ds. W. J. Rumambi
Bendahara : Nn. Lie Fiet Mien
Anggota-angota : Dr. J. Leimena
Mr. A. Franz
Tjong Tong Ho
Dr. S.C. Nainggolan
DGI didirikan sebagai tempat permusyawaratan dan usaha bersama gereja-gereja di
Indonesia menuju gereja Kristen yang esa usaha menuju tercapainya gereja Kristen yang esa
dilakukan melalui pertemuan antara gereja yang disebutkan siding raya DGI
DGI telah menjadi wadah berhimpun Gereja-gereja di Indonesia. Anggotanya pun semakin
bertambah dari waktu ke waktu. Dengan makin berkembangnya jumlah anggota, maka makin
menunjukkan semangat kebersamaan untuk menyatu dalam gerakan oikoumene di
Indonesia. Dalam wadah PGI, gereja-gereja di Indonesia yang memiliki keragaman latar
belakang teologis, denominasi, suku, ras, tradisi budaya dan tradisi gerejawi, tidak lagi dilihat
dalam kerangka perbedaan yang memisahkan, melainkan diterima sebagai harta yang berharga
dalam memperkaya kehidupan gereja-gereja sebagai Tubuh Kristus. Seiring dengan
perkembangan dan semangat kebersamaan itu pulalah yang turut mendasari perubahan nama
“Dewan Gereja-gereja di Indonesia” menjadi “Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia”
sebagaimana diputuskan pada Sidang Raya X di Ambon tahun 1984. Perubahan nama itu terjadi
atas pertimbangan: “bahwa persekutuan lebih bersifat gerejawi dibanding dengan perkataan
dewan, sebab dewan lebih mengesankan kepelbagaian dalam kebersamaan antara gereja-gereja
anggota, sedangkan persekutuan lebih menunjukkan keterikatan lahir-batin antara gereja-gereja
dalam proses menuju keesaan”.
Dengan demikian, pergantian nama itu mengandung perubahan makna. Persekutuan merupakan
istilah Alkitab yang menyentuh segi eksistensial, internal dan spiritual dari kebersamaan umat
Kristiani yang satu. Sesuai dengan pengakuan PGI bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juruselamat dunia serta Kepala Gereja, sumber Kebenaran dan Hidup, yang menghimpun dan
menumbuhkan gereja sesuai dengan Firman Allah, maka sejak berdirinya PGI, gereja-gereja
berkomitmen untuk menyatakan satu gereja yang esa di Indonesia. Keesaan itu ditunjukkan
melalui kebersamaan dalam kesaksian dan pelayanan, persekutuan, saling menolong dan
membantu. 
d. Gerakan Karismatik menurut Ajaran GPM
Kata kharismatik berasal dari kata Yunani charisma yang berarti karunia Roh (lihat 1Kor.
12:14; Ef.4). Bentuk jamaknya adalah charismata. Yang termasuk dalam karunia-karunia
Roh adalah berbahasa lidah atau berbicara dalam bahasa asing, bernubuat, dan melakukan
mujizat penyembuhan (1Kor.12-14;Rm.12). Gerakan ini muncul ketika terjadi baptisan Roh
atas sejumlah orang di gereja Episkopal jemaat St. Mark di kota kecil van Nuys California,
pada tahun 1960.
Gerakan Kharismatik sering juga disebut Gerakan Pentakosta Baru. Oleh sebab itu gerakan
ini sering dicampuradukan dengan gereja-gereja Pentakosta yang telah muncul pada tahun
1906. Keduanya sama-sama menekankan baptisan Roh dan penyembuhan ilahi. Karena
persamaan-persamaan maka pada mulanya keduanya hampir tidak dapat dibedakan. Tetapi
dalam perkembangan kemudian ternyata banyak hal yang membedakan keduanya. Gerakan
Kharismatik berpengaruh bukan saja di kalangan gereja-gereja Pantekosta tetapi juga di
gereja-gereja Protestan Calvinis, Lutheran dan juga di kalangan gereja Katolik. Di gereja
Katolik dikenal sebutan Pembaruan Kharismatik Katolik (PKK).
Apa isi ajarannya?
Sama seperti halnya aliran Pantekostal, gerakan Kharismatik menekankan pengalaman
rohani ketimbang rumusan ajaran. Sementara itu, di lain pihak, gerakan ini tidak
memisahkan atau membedakan diri dari gereja atau aliran-aliran historis-tradisional yang
sekaligus memiliki banyak perbedaan satu sama lain. Dengan demikian, tidak mudah untuk
menyusun secara sistematis pokok-pokok pandangan ajaran yang khas dari gerakan ini.
Bahkan dapat dikatakan, di kalangan gerakan Kharismatik terdapat kepelbagaian serta
perbedaan ajaran dan praktek.
Apa yang merupakan daya tarik dari gerakan Kharismatik?
(1) Sifat oikumenis atau interdenominasionalnya, peranan yang besar diberikan kepada
kaum muda dan perempuan, kehadirannya di lingkungan bisnis dan kaum intelektual dan
unsur-unsur pokok dalam keyakinan dan pengajarannya seperti dikatakan di atas;
(2) Melalui persekutuan doa yang dibentuk, gerakan ini menjadi gerakan keagamaan dan
sosial yang memberi jawaban dan kepastian kepada banyak warga gereja yang tengah
dilanda arus sekularisasi dan keterasingan di tengah masyarakat, terutama di kota-kota besar.
Di tengah arus sekularisasi yang juga melanda kehidupan gereja dan agama pada umumnya,
gerakan ini muncul sebagai kekuatan yang merepersonalisasikan manusia. Manusia kembali
melihat diri sebagai pribadi baru yang berhadapan dengan Allah yang juga berpribadi. Ini
pada gilirannya membawa perubahan di dalam kehidupan gereja;
(3) Gerakan ini juga memberi peluang bagi setiap orang Kristen untuk menyalurkan
perasaan batin atau emosinya, salah satu aspek yang terabaikan akibat kemajuan ilmu dan
teknologi yang mengutamakan rasionalitas.

3. Tugas DGD, DGA, PGI


a. Tugas DGD
Dari catatan sejarah ternyata sejak awal gerakan oikumene bukan saja aspek aspek
keesaan atau kesatuaan tetapi juga aspek pelayanan kepada dunia telah menjadi fokus
kegiatan DGD. Tugas-tugas sosial, ekonomi, politik, pendiidkan, kesehatan,
kemanusian yang kemudian dipecahkan dalam sub-sub program antara lain:
- Partisipasi gereja-gereja dalam pembangunan
- Persoalan-persoalan Internasional
- Bantuan antar gereja
- Pengungsi dan pelayanan dunia
- Pendidikan
- Perempuan di dalam gereja dan masyawakat.
b. Tugas DGA
1. Melakukan kerjasama antar anggota
2. Melaksanakan kerjasama di bidang pendidikan bagi calon pendeta
3. Ikut serta dalam pembangunan Asia
4. Memajukan kaum perempuan di Asia
5. Memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di dunia
6. Untuk memperjuangkan hak-hak anak di Asia

c. Tugas PGI
1. Memayungi gereja-gereja di Indonesia menuju terciptanya gereja kristen yang
esa
2. Bersama badan Kristen lain (MAWI) menyuarakan kepentingan umat kristen
dalam relasi dengan pemerintah
3. Membina hubungan dan kerjasama dengan semua umat beragama
4. Ikut berpartisipasi dan melayani dalam era reformasi.

V. LANGKAH2 KEGIATAN
Metode mengajar: Make and Match.
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU

Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit


awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit

Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang


Pengasuh mengabsen Remaja dan Remaja menyatakan
meminta Remaja menyatakan kehadiran dengan
kehadiran melalui penyebutan Ayat mengucapkan ayat hafalan
hafalan, sekaligus mencari tau
alasan belum/tidak hadir.
Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
Kegiatan Remaja )
inti Berdoa sebelum membaca Alkitab Berdoa mengikuti doa yang
( oleh Remaja) dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
I Korintus 1 : 10-17, Gal 3 :28 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan Pokok
Bahasan , Sub Pokok Bahasan Remaja mencermati dan
dan Tujuan Penyajian Khusus mencatat
dari materi yang akan dibahas
pada saat ini.

Persiapan ( dilakukan pada


saat bimbingan)
1. Pengasuh mempersiapkan 3
amplop ( TKP 2, TKP 3, TKP 4).
Yang terdiri dari kartu soal dan
kartu jawab yang dikembangkan
dari masing masing TKP.
2. Pengasuh Membagi anak dalam
beberapa kelompok ( 3 klp
sesuai 3 TKP).
3. Pengasuh membuat kartu soal
dan kartu jawaban dari sejarah,
DGD, DGA, PGI dan
Karismatik.
Misalnya untuk TKP 2 :
a) Ceriterakan sejarah DGD
b) Ceriterakan sejarah DGA
c) Ceriterakan Sejarah PGI
d) Ceriterakan sejarah Karismatik.
4. Pengasuh membuat kartu
jawaban yang diambil dari
uraian materi untuk 4 pertanyaan
diatas.
5. Pengasuh memasukkan poin 4
dan 5 ke dalam amplop 1 ( TKP
2).
6. Pengasuh mengulangi poin 4, 5,
dan 6 untuk TKP 3 dan TKP 4.
( dan memberikan kode aagr 7. Remaja menyimk dan
mempermudah pengasuh dalam mencatat.
control).
penyajian 8. Remaja menerima
7. Pengasuh menjelaskan dan mencocokkan
pengertian persekutuan gereja dengan urauian
sesuai uraian materi. materi yang
8. Pengasuh membagikan masing dibagikan tentang
masing Remaja 1 Kartu TKP 2 dan TKP 3.
( Pertanyaan dan jawaban) dari 3
TKP sekaligus, atau secara
bertahap TKP 2, TKP 3, TKP 4 ( 9. Remaja mengritisi
tergantung jumlah remaja yang pertanyaan serta
hadir dalam ibadah Sekolah jawaban yang tepat.
Minggu) 10. Remaja mencari dan
9. Pengasuh meminta remaja mencocokkan.dan
memikirkan jawaban/ soal dari menyampaikan
kartu yang dipegang.. kepada pengasuh, jika
10. Pengasuh meminta remaja dianggap sudah
mencari pasangan soal dan atau cocok/ benar.
pertanyaan yang sama untuk 11. Remaja menerima
masing masing TKP. poin dengan rasa
mencocokkan kartu sebelum syukur atas prestasi.
batas waktu yang ditentukan. 12. Remaja mengikuti
11. Pengasuh memberikan poin arahan pengasuh dan
kepada remaja yang dapat mencocokkan
mencocokkan kartunya sebelum sekaligus
batas waktu yang ditentukan. mempelajari.
12. Setelah 1 babak kartu dikocok 13. Remaja mencatat
lagi dalam kelompok, sampai sesuai contoh yang
semua kebagian TKP 2,3 dan disampaikan masing
4.yang berbeda dari kartu masing orang.
sebelumnya..

13. Khusus TKP 4, pengasuh


meminta remaja mencatat dalam
catatan Memberikan contoh
keikutsertaan remaja dalam
gerakan Oikumenis
Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan ( sesuai Remajamenandai / mencatat 15 menit
akhir Kesepakatan saat bimbingan) ayat hafalan
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat
menyimpulkan materi yang telah kesimpulan/ nilai nilai positif
diajarkan dan menekankan Nilai dari sub pokok bahasan hari
nilai positif dari Sub Pokok ini.
Bahasan ini sesuai kesepakatan
saat bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab pertanyaan
memberikan Evaluasi ( sesuai evaluasi baik secara lisan
pertanyaan yang ada) maupun secara tertulis.

Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu bersama-


sama
Memberikan persembahan syukur Memberikan persembahan
Sambil menyanyi lagu syukur
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, termasuk berdoa
HUT,Duka,Syukur Kenaikan Kelas,
persiapan Tes/ ujian serta pokok doa
pribadi yang akan disampaikan anak
anak sebelum doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN KECIL
KRISTEN KECIL KUPUNYA KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima berkat


Tuhan

VI. EVALUASI
1. Jelaskan dengan bahasa sederhana pengertian persekutuan gereja
2. Menguraikan sejarah, DGD, DGA, PGI dan Karismatik
3. Menyebutkan tujuan dan tugas DGD, DGA, PGI dan Karismatik
4. Memberikan contoh keikutsertaan remaja dalam gerakan Oikumenis

VII. KEPUSTAKAAN
I. IDENTITAS
1. Program Sajian : Gereja
2. Pokok Bahasan : Oikumene Semesta
3. Sub Pokok Bahasan : Kerjasama Oikumene dalam membangun Lingkungan
hidup dan masyarakat.
4. Bahan Bacaan/Alkitab : 1 Kor 12-14; Roma 12; Kejadian 2: 15, Imamat 25:1-5
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “Memahami Makna Oikumene Semesta”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian Oikumene
2. Menguraikan dasar Oikumene Semesta
3. Menyuraikan tujuan Oikumene Semesta
4. Memberikan contoh remaja yang berperan dalam Gerakan oikumene dalam
membangun lingkungan diman remaja berada.

IV. URAIAN MATERI


1. Pengertian Oikumene
Kata Oikumene sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti “rumah”
dan Monos yang berarti ‘satu”. Yang dimaksud “rumah” adalah dunia ini, sehingga kata
oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh umat manusia.
Manusia yang berada di dalam dunia yang sama, memiliki latar belakang budaya dan
agama yang berbeda-beda (majemuk), karena itu oikumene menjadi dasar pendekatan bagi
hubungan persekutuan dalam kemajemukan tersebut. Disini budaya dan agama tertentu
tidak lebih menonjol dan lebih utama, tetapi kemajemukan itu secara bersama-sama
memberi tempat bahkan mengupayakan apa yang menjadi kepentingan bersama/umum.
Oikumene juga merupakan manifestasi (penampakan) persekutuan orang Kristen dalam
satu tubuh antara sesama denominasi gereja yang memiliki latar belakang dogma dan
theologia yang berbeda, baik di wilayah lokal, regional, nasional maupun internasional.
Sebenarnya kata Oikumene berasal dari Bahasa Yunani yaitu Oikos yang berarti “rumah”
dan “monos” yang berarti “satu”. Yang dimaksud dengan “rumah” adalah dunia ini,
sehingga kata oikumene berarti dunia yang didiami oleh seluruh manusia. Karena itu
oikumene juga dalam arti manifestasi persekutuan seluruh umat manusia yang memiliki
latar belakang budaya, agama yang berbeda (majemuk).
2. Dasar dan Tujuan Gerakan Oikumene
Seperti yang dipelajari pada sub pokok bahasan sebelumnya, Gerakan oikumene sudah
dimulai dengan membentuk DGD dan di Indonesia berawal dari pembentukan Dewan
Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) pada tanggal 25 Mei 1950 di Jakarta dalam Konperensi
Pembentukan DGI tanggal 22-28 Mei 1950 di Jakarta. DGI kemudian berganti nama
menjadi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) sejak Sidang Raya DGI di Ambon
(1984) dengan pertimbangan bahwa “persekutuan” lebih mencerminkan kesatuan lahir
batin, lebih mendalam, lebih gerejawi daripada nama “dewan”. Pembentukan organisasi ini
bertujuan untuk mewujudkan gereja kristen yang esa di Indonesia.
Signifikansi gerakan oikumene di Indonesia adalah karena melihat keadaan gereja-gereja
yang sering diwarnai perkelahian dan perpecahan. Harus diakui bahwa persoalan
perbedaan pandangan teologis dan ambisi memiliki andil dalam perpecahan tersebut.
Munculnya banyak denominasi di dunia dan terus ke Indonesia justeru mengkotak-
kotakkan umat-umat Tuhan. Dan tidak jarang satu denominasi merasa lebih benar, lebih
baik dan layak dibandingkan yang lain. Karena itu perlu dicarikan solusi dari keadaan ini
melalui gerakan oikumene dengan melihat kepentingan terbesar dari semua kepentingan
denominasi yaitu misi Tuhan di emban dengan penuh tanggung jawab oleh gereja-gereja.
Dengan gerakan oikumene diharapkan terjalin komunikasi dan interaksi diantara umat-
umat Tuhan dan denominasi-denominasi dapat meninggalkan sikap isolasinya.
Demikianlah cita-cita oikumene dalam kekristenan diharapkan, bahwa denominasi-
denominasi secara bersama-sama membangun persekutuan yang kuat dalam satu kesatuan
sebagai tubuh Kristus tanpa menonjolkan dogma/doktrin masing-masing
Doa Tuhan Yesus yang ditulis oleh Yohanes di Yoh.17:21 “supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku, dan Aku di dalam Engkau, agar mereka
juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku”,
menjadi dasar alkitab beroikumenenya gereja. Yesus merindukan supaya orang-orang
Kristen sebagai tubuh Kristus bersatu menjadi saksi-saksi Kristus.
3. Peran remaja dalam gerakan oikumene
Anak Remaja merupakan merupakan milik pusaka Tuhan dan generasi muda masa depan
gereja. Gerekan oikumene mengajarkan satu catatan penting untuk semua anak remaja
dapat bertumbuh dalam rasa saling menghargai perbedaan dan tetap mengutamakan
kesatuan sebagai pengikut kristus. Dengan demikian, Anak Remaja memiliki panggilan
sebagai anak-anak terang yang mampu menghadirkan terang itu tengah perjumpaan dengan
orang lain.
Anak remaja diharapkan menjadi teladan mengikuti teladan Kristus yang mengasihi setiap
orang tanpa meremehkan atau merendahkan orang lain. Menjadi terang yang menggerakan
orang lain untuk hidup selalu berdampingan dalam kasih.

Langkah-langkah Pembelajaran
Metode mengajar: Diskusi
KEGIATA KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
N
Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit
awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja dan Remaja menyatakan kehadiran 70 menit
meminta Remaja menyatakan dengan mengucapkan ayat
kehadiran melalui penyebutan hafalan
Ayat hafalan, sekaligus mencari
tau alasan belum/tidak hadir.
Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
Kegiatan Remaja )
inti Berdoa sebelum membaca Alkitab Berdoa mengikuti doa yang
( oleh Remaja) dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab secara
1 Kor 12-14; Roma 12; Kejadian bergilir
2: 15, Imamat 25:1-5
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
1. Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
2. Pengasuh menyampaikan
Pokok Bahasan , Sub Pokok Remaja mencermati dan mencatat
Bahasan dan Tujuan
Penyajian Khusus dari materi
yang akan dibahas pada saat
ini. Kerjasama Oikumene
dalam membangun
Lingkungan hidup dan
masyarakat

1. Pengasuh Menjelaskan 1. Remaja berbagi dalam


pengertian Oikumene kelompok dan melakukan
2. Pengasuh meminta Remaja petunjuk pengasuh.
untuk mencermati dan 2. Remaja mengkritisi pernyataan
mengkritisi penjelasan pengasuh dan menanyakan jika
pengasuh. belum paham.
3. Remaja berbagi dalam
3. Pengasuh Membagi anak
kelompok.
dalam beberapa kelompok.
4. Pengasuh membagikan
pertanyaan diskusi tentang 4. Remaja menerima lembar
apa dan bagaiman peran pertanyaan diskusi dan
remaja dalam Oikumene berkelompok, memilih ketua
dan meminta remaja kelompok, sekertaris dan juru
mendiskusikan apa dan bicara ( secara bergantian) dan
begaimana peran remaja berdiskusi sesuai kesepakatan
dalam oikumene serta waktu.
menentukan waktu diskusi
( missal 10 menit) 5. Remaja mempresentasikan
5. Pengasuh meminta hasil diskusi masing masing
sekelompok remaja kelompok, dan remaja
mempresentasikan bahan kelompok lein saling
diskusi dan meminta
mengkritisi.
kelompok yang lain saling
melengkapi.
6. Pengasuh meluruskan hasil 6. Remaja mendengar dan
diskusi dengan alasan yang mencatat .
jelas. 7. Remaja menyimak dan
7. Pengasuh Menguraikan dasar mencatat penjelasan pengasuh.
Oikumene Semesta 8. Remaja mencermati uraian
8. Pengasuh Menyuraikan pengasuh dan mencatat.
tujuan Oikumene Semesta 9. Remaja menyimak dan
dan meminta remaja mencatat .
mencatat. 10. Ketua kelompok mengarahkan
9. Pengasuh Memberikan satu anggota kelompok untuk
contoh remaja yang berperan menyampaikan contoh contoh
melalui Gerakan oikumene remaja yang berperan melalui
dalam membangun Gerakan oikumene dalam
lingkungan dimana remaja membangun lingkungan
berada. dimana remaja berada.
10. Pengasuh meminta remaja
masing masing kelompok
mendiskusikan contoh
remaja yang berperan 11. Dikioordinir Ketua dan
melalui Gerakan oikumene sekertaris , masing masing
dalam membangun kelompok mencoba
lingkungan dimana remaja menyamopaikan contoh.
berada.
11. Pengasuh meminta remaja
masing masing kelompok
untuk menyampaikan contoh
remaja yang berperan melalui 12. Remaja masing masing
Gerakan Oikumene dalam kelompok saaling menanggapi
membangun lingkungan di dsn mencatat penjelasan
mana remaja berada Pengasuh.
12. Pengasuh meminta masing
masing kelompok saling
menaggapi/ mengritisi antara
kelompok dan meluruskan
hasil diskusi serta
menyampaikan penghargaan
bagi remaja / kelompok..

Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / mencatat ayat 15 menit


akhir ( sesuai Kesepakatan saat hafalan
bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat kesimpulan/
menyimpulkan materi yang nilai nilai positif dari sub pokok
telah diajarkan dan menekankan bahasan hari ini.
Nilai nilai positif dari Sub
Pokok Bahasan ini sesuai
kesepakatan saat bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab pertanyaan
memberikan Evaluasi ( sesuai evaluasi baik secara lisan maupun
pertanyaan yang ada) secara tertulis.

Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu bersama-sama


Memberikan persembahan syukur Memberikan persembahan syukur
Sambil menyanyi lagu
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap berdoa
kondisi masing masing, termasuk
HUT,Duka,Syukur Kenaikan
Kelas, persiapan Tes/ ujian serta
pokok doa pribadi yang akan
disampaikan anak anak sebelum
doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu TRANG
menyanyikan lagu TRANG KRISTEN KECIL KUPUNYA
KRISTEN KECIL KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima berkat


Tuhan

V. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian Oikumene
2. Sebutkan bentuk dari Oikumene Semesta
3. Jelaskan peran remaja dalam oikumene semesta

VI. DAFTAR PUSTAKA


13. Alkitab
14. …
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Konteks
2. Pokok bahasan : 3.1. Mengembangkan Sosial Budaya Maluku
3. Sub Pokok Bahasan : 3.1.1 Soa/Matarumah, Baileo
4. Bahan Bacaan : Bilangan 2 : 1-34
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit
II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)
Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “ Memahami Pola Pola Pengembangan Sosial
Budaya Maluku ”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan arti Soa/Matarumah dan Baileo
2. Menjelaskan makna Soa/Matarumah dan Baileo bagi remaja dalam mengembangkan
kehidupan sosial dan budaya!
3. Menjelaskan makna identas diri sebagai seorang remaja Kristen

IV. URAIAN MATERI


Pemerintahan adat di Maluku merupakan peninggalan budaya yang luhur yang mengatur tata
kehidupan masyarakat Maluku sejak berabad-abad yang silam dan masih dipertahankan hingga
sekarang. Pada umumnya sistem pemerintahan yang berlaku sebelumnya bersumber pada aturan-
aturan adat atau sistem pemerintahan peninggalan Belanda (John Haba dan Lilis Mulyani,
2001:1)1. Semua desa di Maluku yang disebut dengan nama negeri memiliki sistem
pemerintahan adat yang masih berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakatnya. Pemerintahan
adat negeri-negeri di Maluku itu kebanyakan terbentuk bersamaan dengan sejarah terbentuknya
negeri-negeri itu sendiri.
Matarumah adalah rumpun keluarga yang berasal dari satu leluhur yang sama. Rumpun keluarga
yang berasal dari satu leluhur yang sama atau matarumah ini biasanya oleh masyarakat Maluku
disebut dengan istilah Fam (mungkin dari kata Family= keluarga). Jadi matarumah merupakan
rumpun keluarga yang berasal dari satu leluhur yang sama menurut garis keturunan patrilineal
atau berdasarkan garis keturunan dari pihak Bapak.
Keluarga-keluarga dalam suatu negeri atau di negeri lain yang berbeda bahkan keluarga yang
jauh di daerah lain memiliki matarumah atau fam yang sama karena mereka berasal dari satu
keturunan yang sama. Penyebutan fam bagi rumpun keluarga dalam matarumah di Maluku ini

1
John Haba dan Lilis Mulyani, (2001). Nagari Dan Krama Desa. Studi Mengenai Pemilihan Struktur Antara
Prilaku Elit Dan Masyarakat Lokal Di Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Kebudayaan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMB –LIPI)
mungkin memiliki arti yang sama dengan penyebutan “marga” untuk menyebut rumpun keluarga
bagi orang-orang Batak di Sumatera Utara.
Dalam kaitan dengan negeri-negeri atau desa-desa di Maluku maka dapat dijelaskan bahwa
negeri terbentuk dari penggabungan beberapa soa yang masing-masing soa dipimpin oleh Kepala
Soa. Sedangkan Soa merupakan gabungan beberapa matarumah. Menurut Pattikayhatu.J.A.
(1997)2 bahwa Aman atau Hena atau Negeri dibentuk oleh beberapa Soa. Soa sendiri dibentuk
atas penggabungan beberapa rumah tua atau matarumah. Rumah tua atau matarumah adalah
rumpun keluarga yang berasal dari suatu leluhur yang sama berdasarkan garis keturunan
kebapaan atau patrilineal. Selain itu persekutuan matarumah-matarumah yang tergabung dalam
soa maka negeri-negeri di Maluku juga merupakan persekutuan wilayah yang dimiliki oleh
matarumah-matarumah dan soa-soa yang terdapat dalam suatu wilayah negeri.
Dengan demikian, suatu negeri merupakan persekutuan territorial geneologis yang di dalamnya
terdapat Soa yang merupakan gabungan dari beberapa mata rumah. Suatu Negeri adalah
persekutuan teritorial yang terdiri dari beberapa Soa yang pada umumnya berjumlah paling
sedikit tiga (Ziwar Effendi, 1987:31)3.
Seluruh aktifitas adat yang dilakukan oleh Soa/Matarumah selalu terpusat di sebuah rumah adat
yang disebut Baileo. Baileo adalah rumah adat Maluku. Negeri-negeri di Maluku memiliki
arsitektur Baileo yang berbeda, namun fungsinya sama. Baileo dibuat dengan bahan yang kuat,
dan dilengkapi dengan ornamen khas Maluku.  Baileo tidak berdinding dan merupakan rumah
panggung, yakni posisi lantainya berada di atas permukaan tanah. Lantai yang tinggi ini
mempunyai makna bahwa agar roh-roh nenek moyang memilii tempat dan derajat yang tinggi
dibandingkan masyarakat. Di rumah adat Baileo terdapat banyak ukiran dan ornamen yang
bergambar dua ekor ayam yang berhadapan dan diapit oleh dua ekor anjing di sebelah kiri dan
kanan. Ukiran tersebut memiliki makna kedamaian dan kemakmuran. Ukiran tersebut dibuat
dengan maksud roh nenek moyang yang menjaga kehidupan masyarakat. Ukiran lainnya
adalah bulan, bintang, dan matahari yang berada di atap dengan warna merah, kuning, dan hitam.
Ukiran tersebut bermakna kesiapan Baileo (sebagai balai) dalam menjaga
keutuhan adat beserta hukum adatnya.

2
Pattikayhattu J.A,1997. Sejarah Asal Usul dan Terbentuknya Negeri-Negeri Di Pulau Ambon. Ambon:
LembagaKebudayaan Daerah Maluku.
3
Ziwar Effendi, 1987.Hukum Adat Ambon-Lease.Jakarta:PT Pradya Paramitha.
Baileo merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat
penting bagi kehidupan masyarakat. Baileo adalah identitas setiap negeri di Maluku selain
Masjid atau Gereja. Baileo berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci, tempat
upacara adat, sekaligus sebagai balai warga. Sebagai rumah adat, baileo merupakan tempat
pertemuan semua masyarakat adat yang ada pada suatu negeri sesuai dengan Soa/Matarumahnya
masing-masing. Masing-masing Soa yang terdiri dari beberapa fam/marga memiliki tempat
tersendiri di dalam baileo. Bahkan pada negeri-negeri tertentu, ada fam/marga yang tercatat pada
tiang-tiang baileo yang berfugsi sebagai indentitas maupun tingkat dan kedudukan dalam
struktur adat.
Mengetahui fungsi dan makna Soa/Matarumah maupun Baileo, menunjukan pada indentitas dan
kedudukan suatu fam/marga dalam strata sosial maupun adat. Sudah merupakan ciri masyakat
patriakal untuk dikenal dari fam/marga yang merupakan bagian dari Soa/Mataumah sebagai
identitas dirinya.
Kekristenan yang bertumbuh dalam pengenalan diri didalam Kristus Yesus itulah identitas diri
sebagai remaja Kristen ditengah-tengah dunia. Ibarat ID card, kita dikenal berdasarkan ciri
kekristenan yag ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode mengajar: Ceramah/Sharing
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU

Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit


awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja Remaja menyatakan
dan meminta Remaja kehadiran dengan
menyatakan kehadiran melalui mengucapkan ayat hafalan
penyebutan Ayat hafalan,
sekaligus mencari tau alasan
belum/tidak hadir.
Kegiatan Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
inti Remaja )
Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa yang
Alkitab ( oleh Remaja) dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
Bilangan 2:1-34 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan Pokok
Bahasan , Sub Pokok Bahasan Remaja mencermati dan
dan Tujuan Penyajian Khusus mencatat
dari materi yang akan dibahas
pada saat ini.

1. Pengasuh Menjelaskan sesuai 1.Remaja mencermati dan


uraian materi arti mencatat.
Soa/Matarumah dan Baileo 2. Remaja mengkritisi
2. Pengasuh meminta remaja pernyataan pengasuh.
mengkritisi pernyataan 3. Remaja memencatat
Pengasuh
3. Pengasuh menjelaskan makna
Soa/Matarumah dan Baileo 4.Remaja mengkritisi dan
bagi remaja dalam mencatat.
mengembangkan kehidupan
sosial dan budaya.
4. Pengasuh memberikan 5.Remaja mencermati dan
kesempatan kepada remaja mencatat.
mengkritisi penjelasan
Pengasuh serta mencatat hal
yang dianggap penting.
5. Pengasuh menjelaskan makna 6.Masing masing remaja
identas diri sebagai seorang menjelaskan asal dan arti
remaja Kristen dan meminta marga/fam sesuai dengan
remaja mencermati penjelasan Soa / Matarumah.
Pengasuh sekaligus
mengkritisinya 7.Remaja menyampaikan
6. Pengasuh meminta Masing- makna dari arti nama
masing anak menjelaskan asal marga / fam masing
dan arti marga/fam sesuai masing.
dengan Soa / Matarumah.
7. Pengasuh mengarahkan 8.Remaja mencatat
masing masing remaja untuk
memaknai arti makna marga/
fam terhadap masing masing
Remaja.
8. Pengasuh meluruskan
penjelasan remaja.
Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / mencatat 15 menit
akhir ( sesuai Kesepakatan saat ayat hafalan
bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat
menyimpulkan materi yang kesimpulan/ nilai nilai
telah diajarkan dan menekankan positif dari sub pokok
Nilai nilai positif dari Sub bahasan hari ini.
Pokok Bahasan ini sesuai
kesepakatan saat bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab
memberikan Evaluasi ( sesuai pertanyaan evaluasi baik
pertanyaan yang ada) secara lisan maupun secara
tertulis.
Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu bersama-
sama
Memberikan persembahan syukur Memberikan persembahan
Sambil menyanyi lagu syukur
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, termasuk berdoa
HUT,Duka,Syukur Kenaikan
Kelas, persiapan Tes/ ujian serta
pokok doa pribadi yang akan
disampaikan anak anak sebelum
doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN KECIL
KRISTEN KECIL KUPUNYA KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima


berkat Tuhan

VI. EVALUASI
1. Menjelaskan arti Soa/Matarumah dan Baileo !
2. Apa makna Soa/Matarumah dan Baileo bagi remaja dalam mengembangkan
kehidupan sosial dan budaya?
3. Apa makna identas diri sebagai seorang remaja Kristen?

VII. DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab
2. Nagari Dan Krama Desa. Studi Mengenai Pemilihan Struktur Antara
Prilaku Elit Dan Masyarakat Lokal Di Sumatera Barat dan Nusa
Tenggara Barat. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMB –LIPI) John Haba dan Lilis
Mulyani, (2001).
3. Sejarah Asal Usul dan Terbentuknya Negeri-Negeri Di Pulau Ambon. Ambon:
LembagaKebudayaan Daerah Maluku. Pattikayhattu J.A,1997.
4. .Hukum Adat Ambon-Lease.Jakarta:PT Pradya Paramitha. Ziwar Effendi, 1987
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Konteks
2. Pokok bahasan : 3.2. Mengenal Kebijakan Perlidungan Anak dan Hak
Anak
3. Sub Pokok Bahasan : 3.2.1. Perlindungan Anak dan Hak Anak
4. Bahan Bacaan : Markus 10 : 13-16
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit

II. TUJUAN PENYAJIAN UMUM (TPU)

Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemapuan (kompetensi) berikut : “Mengetahui Kebijaka Perlidungan Anak dan
Hak Anak”

III. TUJUAN PENYAJIAN KHUSUS (TPK)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian Perlindungan anak
2. Menguraikan bentuk perlindungan anak.
3. Menjelaskan hak anak.sesuai peraturan
4. Menjelaskan cara mencegah berbagai bentuk kekerasan terhadap anak
IV. URAIAN MATERI
A. Pengertian, Dasar Hukum dan Bentuk Perlindungan Anak
Secara umum yang dimaksud dengan anak adalah keturunan atau generasi sebagai suatu
hasil dari hubungan kelamin atau persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki
dengan seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar perkawinan.
Kemudian di dalam hukum adat sebagaimana yang dinyatakan oleh Soerojo Wignjodipoero
yang dikutip oleh Tholib Setiadi, dinyatakan bahwa: ” kecuali dilihat oleh orang tuanya
sebagai penerus generasi juga anak itu dipandang pula sebagai wadah di mana semua
harapan orang tuanya kelak kemudian hari wajib ditumpahkan, pula dipandang sebagai
pelindung orang tuanya kelak bila orang tua itu sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk
mencari nafkah (Tholib Setiady, 2010: 173).
Berikut ini merupakan pengertian anak menurut beberapa peraturan perundang-undangan
yang berlaku Di Indonesia antara lain :
1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak Anak adalah orang yang
dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umum 8 (delapan) tahun tetapi belum
mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.
2. Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa
anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum
menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi
kepentingannya.
3. Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak dinyatakan bahwa anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.
4. Convention On The Rights Of Child (1989) yang telah diratifikasi pemerintah
Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990 disebutkan bahwa anak adalah
mereka yang berusia 18 tahun kebawah.
5. UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai dengan 18
tahun.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat dinyatakan bahwa anak adalah seseorang
yang belum berusia 18 tahun (0-18 tahun).
Dalam kaitannya dengan perlindungan hukum terhadap anak di Indonesia, telah ditegaskan
dalam Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara”. Menindaklanjuti hal tersebut maka pemerintah telah membuat
berbagai peraturan perundang-undangan yang memuat mengenai hak-hak anak. Wagiati
Soetodjo dalam bukunya Hukum Pidana Anak mengklasifikasikannya sebagai berikut:
1. Bidang hukum, melalui Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak.
2. Bidang kesehatan melalui Undang-Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok
Kesehatan, diatur dalam Pasal 1, Pasal 3 ayat (1), dan Pasal 9 ayat (2).
3. Bidang pendidikan
a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1).
b. Undang-Undang No. 12 Tahun 1954 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan
Pengajaran di Sekolah, diatur dalam Pasal 19 dan Pasal 17.
4. Bidang ketenagakerjaan, melalui Ordonansi tanggal 17 Desember 1925 tentang
Peraturan Pembatasan Kerja Anak dan Kerja Malam bagi Wanita jo Ordonansi tanggal
27 Februari 1926 stbl. No. 87 Tahun 1926 ditetapkan tanggal 1 Mei 1976 tentang
Peraturan Mengenai Keselamatan Kerja Anak-anak dan Orang-orang muda di atas
Kapal jo Undang-Undang No. 1 Undang-Undang Keselamatan Kerja stbl. 1947 No. 208
jo Undang-Undang No. 1 Tahun 1951 yang memberlakukan Undang-Undang Kerja No.
12 Tahun 1948 di Republik Indonesia.
5. Bidang kesejahteraan sosial, melalui Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak (Wagiati Soetodjo, 2010: 67-68).
B. BENTUK PERLINDUNGAN ANAK
Dalam perkembangannya perlindungan terhadap anak di bidang hukum juga ditur dalam
Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Perlindungan
hukum terhadap anak di Indonesia, telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-
undangan, namun secara khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak.
Menurut pasal 1 nomor 2 , Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak disebutkan bahwa: Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, meliputi:
1. Perlindungan di bidang Agama
a. Perlindungan untuk beribadah menurut agamanya.
b. Perlindungan anak dalam memeluk agamanya dijamin oleh negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, orang tua, wali, dan lembaga sosial. Perlindungan anak
dalam memeluk agamanya meliputi pembinaan, pembimbingan, dan pengamalan
ajaran agama bagi anak.
2. Perlindungan di bidang Kesehatan
a. Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan
yang komprehensif bagi anak.
b. Orang tua dan keluarga bertanggung jawab menjaga kesehatan anak jika tidak
mampu melaksanakan tanggung jawab, maka pemerintah wajib memenuhinya.
c. Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak yang
lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau
menimbulkan kecacatan
d. Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib melindungi anak dari upaya
transplantasi organ tubuhnya untuk pihak lain. Negara, pemerintah, keluarga, dan
orang tua wajib melindungi anak dari perbuatan :
a) pengambilan organ tubuh anak dan/atau jaringan tubuh anak tanpa
memperhatikan kesehatan anak;
b) jual beli organ dan/atau jaringan tubuh anak; dan
c) penelitian kesehatan yang menggunakan anak sebagai objek penelitian tanpa
seizin orang tua dan tidak mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak.
3. Perlindungan di bidang Pendidikan
a. Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun
untuk semua anak.
b. Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang
sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar
biasa.
c. Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk
memperoleh pendidikan khusus.
d. Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau
bantuan cuma-cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu,
anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
e. Anak di dalam dan di lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindakan kekerasan
yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah atau teman-temannya di dalam
sekolah yang bersangkutan, atau lembaga pendidikan lainnya.
4. Perlindungan di bidang Sosial
a. Pemerintah wajib menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar
dalam hal penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan pengawasannya dilakukan
oleh Menteri Sosial.
b. Pemerintah dalam menyelenggarakan pemeliharaan dan perawatan wajib
mengupayakan dan membantu anak, agar anak dapat :
1) berpartisipasi;
2) bebas menyatakan pendapat dan berpikir sesuai dengan hati nurani dan
agamanya;
3) bebas menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan
perkembangan anak;
4) bebas berserikat dan berkumpul;
5) bebas beristirahat, bermain, berekreasi, berkreasi, dan berkarya seni budaya;
dan
6) memperoleh sarana bermain yang memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan.
c. Anak terlantar karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya, maka
lembaga, keluarga, atau pejabat yang berwenang dapat mengajukan permohonan ke
pengadilan untuk menetapkan anak sebagai anak terlantar.
d. Penetapan pengadilan sebagaimana dimaksud sekaligus menetapkan tempat
penampungan, pemeliharaan, dan perawatan anak.
5. Perlindungan Khusus
1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi pengungsi dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan hukum humaniter.
2) Perlindungan khusus bagi anak korban kerusuhan, korban bencana, dan anak dalam
situasi konflik bersenjata, meliputi:
a) pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu: pangan, sandang, pemukiman, pendidikan,
kesehatan, belajar dan berekreasi, jaminan keamanan, dan persamaan
perlakuan; dan
b) pemenuhan kebutuhan khusus bagi anak yang menyandang cacat dan anak
yang mengalami gangguan psikososial.
3) Perlindungan khusus bagi anak yang berhadapan dengan hukum, anak yang
berkonflik dengan hukum dan anak korban tindak pidana, meliputi:
a) perlakuan atas anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak-hak
anak;
b) penyediaan petugas pendamping khusus anak sejak dini;
c) penyediaan sarana dan prasarana khusus;
d) penjatuhan sanksi yang tepat untuk kepentingan yang terbaik bagi anak;
e) pemantauan dan pencatatan terus menerus terhadap perkembangan anak
yang berhadapan dengan hukum;
f) pemberian jaminan untuk mempertahankan hubungan dengan orang tua
atau keluarga; dan
g) perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi.
4) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban tindak pidana meliputi:
a) upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga;
b) upaya perlindungan dari pemberitaan identitas melalui media massa dan
untuk menghindari labelisasi;
c) pemberian jaminan keselamatan bagi saksi korban dan saksi ahli, baik
fisik, mental, maupun sosial; dan
d) pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan informasi mengenai
perkembangan perkara.
5) Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan terisolasi
dilakukan melalui penyediaan prasarana dan sarana untuk dapat menikmati
budayanya sendiri, mengakui dan melaksanakan ajaran agamanya sendiri, dan
menggunakan bahasanya sendiri.
6) Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau
seksual, meliputi:
a) penyebarluasan dan/atau sosialisasi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi
secara ekonomi dan/atau seksual;
b) pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi; dan
c) pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja,
lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat dalam penghapusan
eksploitasi terhadap anak secara ekonomi dan/atau seksual.
7) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban penyalahgunaan
narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), dan terlibat
dalam produksi dan distribusinya, dilakukan melalui upaya pengawasan,
pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
8) Perlindungan khusus bagi anak korban penculikan, penjualan, dan perdagangan
anak dilakukan melalui upaya pengawasan, perlindungan, pencegahan,
perawatan, dan rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
9) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan meliputi kekerasan fisik,
psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya :
a) penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan
yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan pemantauan,
pelaporan, dan pemberian sanksi.
10) Perlindungan khusus bagi anak yang menyandang cacat dilakukan melalui
upaya :
a) perlakuan anak secara manusiawi sesuai dengan martabat dan hak anak;
b) pemenuhan kebutuhan-kebutuhan khusus; dan
c) memperoleh perlakuan yang sama dengan anak lainnya untuk mencapai
integrasi sosial sepenuh mungkin dan pengembangan individu.
11) Perlindungan khusus bagi anak korban perlakuan salah dan penelantaran
dilakukan melalui pengawasan, pencegahan, perawatan, dan rehabilitasi oleh
pemerintah dan masyarakat.
C. HAK ANAK
Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia dengan perhatian khusus pada hak
perlindungan dan perawatan khusus yang diberikan kepada anak di bawah umur. 
Konvensi Hak Anak (CRC) 1989 mendefinisikan seorang anak sebagai "setiap manusia
yang berusia di bawah delapan belas tahun, kecuali menurut hukum yang berlaku untuk
anak tersebut, kedewasaan dicapai lebih awal." 
Berikut ini merupakan hak-hak anak menurut beberapa peraturan perundang-undangan
yang berlaku Di Indonesia antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Dalam Bab II Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
mengatur tentang hak-hak anak atas kesejahteraan, yaitu:
a. Hak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan.
b. Hak atas pelayanan.
c. Hak atas pemeliharaan dan perlindungan.
d. Hak atas perlindungan lingkungan hidup.
e. Hak mendapatkan pertolongan pertama.
f. Hak untuk memperoleh asuhan.
g. Hak untuk memperoleh bantuan.
h. Hak diberi pelayanan dan asuhan.
i. Hak untuk memeperoleh pelayanan khusus.
j. Hak untuk mendapatkan bantuan dan pelayanan.
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Hak anak dalam Undang-Undang ini diatur dalam Bab III bagian kesepuluh, pasal
52-66, yang meliputi:
a. Hak atas perlindungan
b. Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf
kehidupannya.
c. Hak atas suatu nama dan status kewarganegaraan.
d. Bagi anak yang cacat fisik dan atau mental hak:
(1) memperoleh perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus.
(2) untuk menjamin kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan,
(3) berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
e. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
f. Hak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik, diarahkan, dan dibimbing.
g. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum.
h. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
i. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
j. Hak untuk tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum.
3. Selain itu, secara khusus dalam Pasal 66 Undang-Undang 39 Tahun 1999 tentang
hak anak-anak yang dirampas kebebasannya, yakni meliputi:
a. Hak untuk tidak dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur hidup.
b. Hak untuk mendapatkan perlakuan secara manusiawi dan dengan
memperhatikan kebutuhan pengembangan pribadi sesuai dengan usianya dan
harus dipisahkan dari orang dewasa, kecuali demi kepentingannya.
c. Hak untuk memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif
dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku.
d. Hak untuk membela diri dan memperoleh keadilan di depan Pengadilan Anak
yang objektif dan tidak memihak dalam sidang yang tertutup untuk umum.
4. Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, maka
hak-hak anak dilindungi dan diatur dalam Pasal 4 - Pasal 18, yang meliputi:
a. Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
b. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
c. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
d. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
e. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.
f. Bagi anak yang menyandang cacat juga hak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga hak mendapatkan
pendidikan khusus.
g. Hak menyatakan dan didengar pendapatnya.
h. Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang.
i. Bagi anak penyandang cacat berhak memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
j. Bagi anak yang berada dalam pengasuhan orang tua/ wali, berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan: a) diskriminasi; b) eksploitasi, baik ekonomi
maupun seksual; c) penelantaran; d) kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e) ketidakadilan; dan f) perlakuan salah lainnya.
k. Hak untuk memperoleh perlindungan dari : a) penyalahgunaan dalam kegiatan
politik; b) pelibatan dalam sengketa bersenjata; c) pelibatan dalam kerusuhan
sosial; d) pelibatan dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan; dan e)
pelibatan dalam peperangan.
l. Hak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
m. Setiap anak yang dirampas kebebasannya hak untuk : a) mendapatkan
perlakuan secara manusiawi dan penempatannya dipisahkan dari orang dewasa;
b) memperoleh bantuan hukum atau bantuan lainnya secara efektif dalam
setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c) membela diri dan
memperoleh keadilan di depan pengadilan anak yang objektif dan tidak
memihak dalam sidang tertutup untuk umum.
n. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
berhadapan dengan hukum berhak dirahasiakan.
o. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak
mendapatkan bantuan hukum dan bantuan lainnya.
D. Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan terhadap anak adalah tindakan apapun yang mengakibatkan kerugian dan/atau
berpotensi menyaikiti seorang anak dan anak muda. Kekerasan dapat berupa tindakan
disengaja atau berupa kegagalan bertindak untuk mencegah bahaya yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, dan/atau penelantaran
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dimana perbuatan-perbuatan tersebut dapat
merusak kesempatan anak dan anak muda tumbuh dan berkembang secara aman dan
sehat sampai dewasa
Berbagai jenis kekerasan pada anak meliputi :
1. Kekerasan Fisik, misalnya memukul (yang dapat disebut ‘hukuman fisik’),
melempari, membakar atau menaruh di tempat panas, menenggelamkan, atau
mencekik, atau tindakan lain yang bisa menyakiti secara fisik, termasuk memaksa
anak untuk mengambil posisi tertentu (seperti berlutut atau berdiri) untuk waktu yang
lama.
2. Kekerasan Seksual atau membujuk anak untuk mengambil bagian dalam kegiatan
seksual, entah anak menyadari apa yang terjadi atau setuju untuk melakukannya. Ini
juga termasuk kegiatan yang melibatkan anak-anak untuk melihat atau terlibat dalam
produksi materi-materi pornografi atau menonton aktivitas seksual, atau mendorong
anak-anak untuk berperilaku yang tidak pantas secara seksual.
3. Penyiksaan Emosional: terus-menerus menganiaya seorang anak secara emosional
dengan cara yang menyebabkan akibat yang parah dan tahan lama pada
perkembangan emosional seorang anak.
4. Penelantaran: terus-menerus gagal memenuhi kebutuhan dasar fisik dan/atau
psikologis anak, sejauh hal itu dapat mengakibatkan kerugian serius pada
perkembangan fisik atau kognitif anak .
Setiap bentuk tindakan kekerasan pada anak sedapat mungkin haruslah dicegah. Apabila
tindak kekerasan terlanjur dilakukan maka dapat dilaporkan pada beberapa Lembaga
Layanan Perlindungan Anak antara lain :
1. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perdlingan Anak serta Dinas Instansi
dibawahnya
2. P2TP2A : Pusat Pelayanan Terpadu dan Perlindungan Perempuan dan Anak
3. Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak
4. KPAD : Komite Perlindungan Anak Desa
5. Kepolisian
6. LSM Perlindungan Anak

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode mengajar: Diskusi
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU

Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit


awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja dan Remaja menyatakan 70 menit
meminta Remaja menyatakan kehadiran dengan
kehadiran melalui penyebutan mengucapkan ayat hafalan
Ayat hafalan, sekaligus mencari
tau alasan belum/tidak hadir.
Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi
Kegiatan Remaja ) bersama
inti Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa
Alkitab ( oleh Remaja) yang dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
Matius 10:13-16 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan Pokok
Bahasan , Sub Pokok Bahasan Remaja mencermati dan
dan Tujuan Penyajian Khusus mencatat
dari materi yang akan dibahas
pada saat ini.

1. Pengasuh Membagi anak dalam 1. Remaja


3 ( tiga) kelompok dan berkelompok dan
membagikan materi beserta menentukan ketua,
contoh kasus yang ada (atau sekertaris dan juru
sesuai Kesepakatan saat bicara ( secara
bimbingankepada masing bergiliran).dan
masing kelompok. mempelajarimateri
2. Pengasuh menjelaskan tentang maupun contoh kasus
pengertian perlindungan anak. yang diangkat.
2. Remaja
3. Pengasuh membagikan mencermati dan
pertanyaan ( 1 klp , 1 mencatat
pertanyaaan Diskusi) antara
lain : 3. Remaja
a) Tolong jelaskan bentuk mencermati dan
perlindungan anak. Yang mencatat.petunjuk
anda ketahui
b) Tolong sebutkan hak
anak.sesuai peraturan
yang ada ( kesejahteraan,
Hak asasi manusia, hak
anak-anak yang
dirampas kebebasannya,
Perlindungan Anak )
c) Tolong uraikan contoh
konkrit cara mencegah
berbagai bentuk kekerasan
terhadap anak yang perlu
dilakukan orang tua atau
anak tersebut lakukan. 4. Remaja
4. Pengasuh (selaku moderator) mencermati petunjuk
Memberikan Batasan waktu pengasuh.
Diskusi dan membacakan tata
tertib Diskusi dan mengarahkan
jalannya diskusi. 5. Remaja bergabung
5. Pengasuh meminta remaja Kembali dan
untuk bergabung Kembali dan mempersiapkan diri
mempersiapkan diri untuk untuk menyampaikan
menyampaikan hasil diskusi hasil diskusi sesuai
sesuai tugas yang diberikan. tugas yang diberikan.
6. Pengasuh memberikan 6. Remaja mencatat
kesempatan kepada remaja Pertanyaan/jawaban
untuk saling menaggapi dan mengkritisi serta
kelompok lainnya, serta saling menjawab atau
menolong dalam kelompok saat menanggapi bagian
menjawab pertanyaan yang belum dipahami.
kelompok lainnya. 7. Remaja menyimak
7. Pengasuh meluruskan dan mencatat., serta
pernyataan Remaja dan bersyukur atas
memberikan penghargaan bagi penghargaan Pengasuh.
semua remaja yang aktif
berbicara maupun memberikan
masukan saat dalam kelompok.

Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / 15 menit


akhir ( sesuai Kesepakatan saat mencatat ayat hafalan
bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat
menyimpulkan materi yang kesimpulan/ nilai nilai
telah diajarkan dan menekankan positif dari sub pokok
Nilai nilai positif dari Sub bahasan hari ini.
Pokok Bahasan ini sesuai
kesepakatan saat bimbingan.

 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab


memberikan Evaluasi ( sesuai pertanyaan evaluasi baik
pertanyaan yang ada) secara lisan maupun
secara tertulis.
Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu
bersama-sama
Memberikan persembahan syukur Memberikan persembahan
Sambil menyanyi lagu syukur
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, termasuk berdoa
HUT,Duka,Syukur Kenaikan
Kelas, persiapan Tes/ ujian serta
pokok doa pribadi yang akan
disampaikan anak anak sebelum
doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN
KRISTEN KECIL KUPUNYA KECIL KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima


berkat Tuhan

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian anak!
2. Jelaskan pengertian perlindungan anak!
3. Jelaskan bentuk-bentuk perlindungan anak !
4. Jelaskan pengertian hak anak!
5. Jelaskan bentuk-bentuk hak anak!
6. Jelaskan pentingnya perlindungan anak dan hak-haknya !
7. Jelaskan bentuk-bentuk kekerasan yang sering dialami anak dan pencegahannya !
VII. DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab
2. Ajaran Gereja
3. Undang Undang no 23 Tahun 2002 UU no 35 tahun 2014
4. Konvensi PBB untuk HAk-hak Anak
5. Upaya pencegahan kekerasan Kepada Anak, Rabiah Al Adawiah.
https://www.researchgate.net/publication/342932593_Upaya_Pencegahan_Kekerasan_
terhadap_Anak
CONTOH KASUS

SuaraJabar.id - Seorang pria yang bekerja sebagai petugas kesehatan tega mengurung anaknya
sendiri di dalam sebuah tong. Bocah malang itu dibiarkan telanjang serta kaki dan
tangannya dirantai.  Bocah berusia 11 tahun itu telah mengalami penyiksaan satu tahun lamanya.
Ia dipasung dan dibiarkan kelaparan di dalam tong tersebut. Kaki anak laki-laki ini sampai
bengkak gara-gara rerpaksa selalu berdiri di dalam tong yang ukurannya sempit.  Menyadur The
Sun, Selasa (2/2/2021) kepolisian Brasil berhasil menyelamatkan seorang bocah lelaki yang
dipasung di dalam drum oleh keluarganya sejak usia 10 tahubn Pihak kepolisian berhasil
menyelamatkan korban pada 30 Januari lalu. Ia dievakuasi dalam keadaan kekurangan gizi dan
kelaparan. Bocah ini mengaku sudah tiga hari tidak diberi makan. Berdasarkan  keterangan
polisi, bocah lelaki itu dipaksa berdiri di dalam drum setiap hari, bahkan disuruh buang air kecil
dan besar di dalamnya.
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Konteks
2. Pokok bahasan : 3.3. Menjaga dan Merawat Kehidupan
3. Sub Pokok Bahasan : 3.3.1. Remaja dan LGBTIQ
4. Bahan Bacaan : Roma 1 : 27
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. Waktu Penyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “ Memahami Menjaga dan Merawat
Kehidupan”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian remaja tahap perkembangannya.
2. Menjelaskan arti LGBTIQ
3. Menerangkan Ajaran GPM tentang LGBTIQ
4. Memberikan contoh berperilaku yang benar selaku Remaja Kristen

IV. URAIAN MATERI


1. Remaja dan Tahap Perkembangannya
a. Defenisi Remaja (Adolescence)
Remaja mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental. Zakiah Drajat
(1989:69) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu masa perubahan yang
ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Pertumbuhan yang dialami
oleh setiap anak, mereka mengalami kecanggungan, biasanya tumbuh lebih cepat tegak
lurus dibanding dengan bagian lain badan mereka. Anak perempuan lebih cepat mengalami
puber dibanding anak laki-laki dan tumbuh lebih tinggi dari anak laki-laki, anak laki
mengalami puber pada usia 13-14 dan akan mengejar ketertinggalan mereka dan lebih
tinggi dari anak perempuan). Sri Rumini dan Siti Sundsari (2004:53); mengatakan bahwa
masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa
peralihan yang dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang diiringi oleh perubahan
pada aspek fisik dan psikisnya, dan pada anak perempuan terjadi pada usia 11-12 tahun dan
pada anak laki-laki pada usia 13-14 tahun.
b. Masa Remaja Awal
Perubahan yang terjadi pada masa remaja sebagai berikut:
1. Perubahan fisik dan seksual
Pertumbuhan maksimum pada anak wanita terjadi pada usia rata-rata 11.5 dan pada
anak laki-laki 13.8 tahun.
2. Perubahan Fisio-Seksual dan Sosial
Perkembangan seksual wanita lebih cepat sehingga pria ketinggalan, maka terjadi
saling menjauhi bahkan bermusuhan atau disebut antagonisus, tetapi dalam
pertumbuhan selanjutnya, remaja wanita lebih memperlihatkan bentuk tubuh yang
menarik bagi remaja pria, demikian pula remaja pria tubuhnya menjadi kekar
3. Sosialisasi
Pada masa ini remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai terbentuknya
kelompok teman sebaya baik dengan jenis kelamin ang sama maupun berbeda.
4. Penyesuaian diri
Selama proses penyesuaian diri kadangkala remaja menghadapi rintanganrintangan,
baik dari dalam diri sendiri atau dari luar dirinya, namun ada individu yang dapat
melaksanakan penyesuaian secara positif dan ada yang melakukan penyesuaian yang
salah suai.
5. Kognitif remaja awal
Pada masa ini sifat berfikir remaja belum mencapai kematangan, jadi remaja dalam
menilai benar atau salah terhadap sekitar dipengaruhi oleh egosentris sehingga dalam
membantah kadang-kadang tidak menjaga perasaan orang lain.

c. Masa Remaja Akhir


Remaja akhir berada pada usia 17-22 tahun. Pada masa ini remaja sudah mencapai
perkembangan fisik, namun perkembangan psikis dan sosial terus menerus terjadi dewasa
awal.
Ciri-ciri khas pada remaja akhir, yaitu diantaranya:
1. Perkembangan fisik seksual Perkembangan pada remaja akhir sudah mendekati
kesempurnaan.Pengaruh psikis memberikan dorongan kepada minat terhadap lawan
jenis.
2. Perkembangan psiko-sosial Remaja akhir kondisi emosinya tidak meledakledak lagi
dan relative telah stabil.Remaja akhir merupakan periode kritis atau critical period
dalam berbagai hal yaitu; sosial, pribadi, dan moral.
d. Karakteristik Remaja
Seorang yang memasuki masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri ini dapat dilihat
dari berbagai hal. Ciri-ciri remaja sebagai berikut:
1. Masa remaja sebagai periode yang penting
2. Masa remaja sebagai masa peralihan
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

Perubahan yang dialami remaja terjadi pada fisik dan psikis. Selama pubertas, karakteristik
utama adalah terjadinya perkembangan alat kelamin primer dan alat kelamin sekunder.
Perkembangan jenis kelamin sekunder meliputi pengembangan ciri seperti dada dan pinggul
lebih luas pada anak perempuan dan pertumbuhan rambut dan perubahan suara pada anak
laki-laki, dan pertumbuhan rambut diketiak dan disekitar daerah pinggang). Berdasarkan
pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan ciri-ciri utama seseorang memasuki masa
remaja adalah terjadinya pertumbuhan dan perkembangan dari segi fisik dan psikis yaitu,
perkembangan pada alat kelamin primer dan alat kelamin sekunder, serta perubahan pada
sikap dan perilaku.
2. Pengertian LGBTIQ
LGBTIQ adalah singkatan dari: Lesbian, Gay, Bi-sex, Transgender, Intersexual, Queer.
a. Lesbian adalah orientasi seksual seorang wanita yang hanya mempunyai hasrat kepada
sesama wanita.
b. Gay adalah orientasi seksual seorang pria yang hanya mempunyai hasrat kepada sesama
pria.
c. Bi-sex adalah sebuah orientasi seksual seorang pria/wanita yang menyukai baik pria
maupun wanita.
d. Transgender adalah sebuah orientasi seksual seorang pria atau wanita dengan
mengidentifikasi dirinya menyerupai pria atau wanita.
e. Interseksual adalah mereka yang secara fisik memiliki dua jenis alat kelamin.
f. Queer adalah sebutan bagi orang yang belum jelas orientasi seksualnya walaupun sering
dianggap aneh bahkan sebagai homoseksual.
Jadi LGBTIQ adalah mereka yang memiliki orientasi seksual yang berbeda dengan
masyarakat pada umumnya.
3. Ajaran Gereja ( GPM) tentang LGBTIQ

Pada prinsipnya manusia dengan kecenderungan perilaku Lesbian, Gay, Bi-seks,


Transgender, Interseksualitas, Queer (LGBTIQ) adalah ciptaan Allah yang memiliki
harkat dan martabat sebagai manusia. Karena itu gereja (GPM) mengakui, menerima, dan
menghargai mereka sebagai manusia.

Sikap gereja terhadap warganya yang memiliki orientasi seksual (LGBTIQ) disesuaikan
dengan tiga kategori orientasi seksualnya.

Pertama, orientasi seksual sebagai bagian dari karya penciptaan Allah yang sudah ada
sejak ia dilahirkan. Dalam hal ini, gereja harus mengakui dan menerima mereka
sebagaimana adanya.

Ke dua, orientas seksual yang diakibatkan oleh pengalaman traumatis. Dalam hal ini,
gereja harus mendampingi dengan melakukan pastoral holistik secara intensif untuk
menyembuhkan.
Ke tiga, orientasi seksual yang dimotivasi oleh komersialisasi diri. Dalam hal ini, gereja
menolak perilaku tersebut karena merupakan sebuah tindakan amoral yang bertentangan
dengan iman Kristen. Gereja perlu melakukan pendampingan pastoral transformatif kepada
mereka (Kej. 19; Im. 18:22, 20:13; Rm. 1:26-27; 1 Kor. 6:9-10, 1 Tim. 1:9-10, dan Yud.
1:7, Luk. 5:32; Yoh. 8:7-11; 9:3).)

4. Perilaku yang benar selaku Remaja Kristen


A. Cara menghindari diri agar tidak menjadi LGBTIQ karena Faktor luar.

a) Ciptakan Lingkungan Rumah yang Sehat


b) Membangun Konsep Diri yang Sehat
c) Menjaga Pergaulan
d) Menutup Celah Pornografi
e) Disiplin Mengikuti Ibadah dirumah, dan di SM/TPI.

B. Contoh Sikap sebagai Remaja Kristen terhadap sesama ciptan Tuhan penyandang
LGBTIQ
Karena LGBTIQ terlepas dari dampak yang ditimbulkan, adalam manusia ciptaan Allah
maka adalah suatu kewajiban bagi Remaja Kristen untuk menghargai mereka dengan
keputusan mereka, akan tetapi disisi lain tetap menjaga diri sesuai dengan tujuan
penciptaan Allah yaitu memuliakan Allah dengan menjamin dan memelihara
kelangsungan hidup seluruh ciptaan sesuai rencana Allah.
Memelihara kelangsungan hidup Manusia dengan cara melahirkan keturunan yang
unggul dalam bidang tertentu sesuai kompetensi masing masing remaja agar dapat
terus bertahan sehingga tetap memuliakan Allah Sang Pencipta.
Contoh, Tidak membuli teman yang memiliki kecenderungan sikap agak menyimpang,
dll.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode mengajar: Ceramah/Sharing
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU

Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit


awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja dan Remaja menyatakan
meminta Remaja menyatakan kehadiran dengan
kehadiran melalui penyebutan mengucapkan ayat hafalan
Ayat hafalan, sekaligus mencari
tau alasan belum/tidak hadir.
Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
Kegiatan Remaja )
inti Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa
Alkitab ( oleh Remaja) yang dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
Roma 1 : 27 secara bergilir
Apersepsi ; Pengasuh Remaja menyimak dan
Menunjukkan 2 gambar yaitu mengkritisi
Gambar kelompok Remaja yang
ceria sehat (gbr 1) dan gambar
Remaja yang duduk kelihatan
lemah letih, lemah, (gbr2).
- Meminta Remaja menjelaskan
gambar tersebut.Tujuan Allah
menciptakan manusia sesuai
pemikiran masing masing
( dengan membandingan gbr1
dengan gbr 2)
- .

Bahasan , Sub Pokok Bahasan Remaja mencermati dan


dan Tujuan Penyajian Khusus mencatat
dari materi yang akan dibahas
pada saat ini. . Remaja dan
LGBTIQ

1. Pengasuh menanyakan , apa 1. Remaja mencoba


yang diketahui remaja tentang mengerti maksud dan
LBGTIQ menjawab sesuai
2. Pengasuh meluruskan pengetahuan remaja.
pemahaman remaja tentang 2. Remaja
Remaja dan menjelaskan tahap mencermati dan
perkembangan remaja mencatat.
3. Pengasuh meminta remaja 3. Remaja mencoba
menjelaskan pengertian menjawab sesuai dengan
LGBTIQ sesuai pengetahuan pengetahuan nya
remaja .
4. Pengasuh meluruskan 4. Remaja
penjelasan remaja dan mencermati dan
menjelaskan arti LGBTIQ mencatat.
menurut ajaran Gereja GPM. 5. Remaja menyimak
5. Pengasuh menerangkan Ajaran dan mencatat.
GPM tentang LGBTIQ sesuai
Bahasa masing masing. 6. Remaja menyimak
6. Pengasuh Memberikan 1 dan mencatat.
contoh ( satu) contoh
berperilaku yang benar 7. Remaja
7. Pengasuh meminta masing menyampaikan perilaku
masing remaja menyampaikan yang benar yang pernah
contoh perilaku benar yang dilakukan remaja.
pernah dilakukan 8. Remaja mencatat
8. Pengasuh meluruskan dan dan bersyukur atas pujian
memberikan pujian pengasuh.

Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / 15 menit


akhir ( sesuai Kesepakatan saat mencatat ayat hafalan
bimbingan)
- Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat
menyimpulkan materi yang telah kesimpulan/ nilai nilai
diajarkan dan menekankan Nilai positif dari sub pokok
nilai positif dari Sub Pokok bahasan hari ini.
Bahasan ini sesuai kesepakatan
saat bimbingan. ( misalnya
:Untuk menjaga keberlangsungan
hidup manusia sesuai dengan
amanat penciptaan, dimana Allah
menciptakan laki laki dan
perempuan masing masing
memiliki organ reproduksi yang
lengkap dengan tujuan agar
proses keberlangsungan hidup
manusia itu terjadi secara
alami. )
 ).
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab
memberikan Evaluasi ( sesuai pertanyaan evaluasi baik
pertanyaan yang ada) secara lisan maupun secara
tertulis.
Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu
bersama-sama
Memberikan persembahan syukur Memberikan persembahan
Sambil menyanyi lagu syukur
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, termasuk berdoa
HUT,Duka,Syukur Kenaikan
Kelas, persiapan Tes/ ujian serta
pokok doa pribadi yang akan
disampaikan anak anak sebelum
doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN
KRISTEN KECIL KUPUNYA KECIL KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima


berkat Tuhan

VI. EVALUASI.
1. Jjelaskanlah pengertian remaja dan tahap perkembangannya.
2. Menjelaskan arti LGBTIQ
3. Menerangkan Ajaran GPM tentang LGBTIQ
4. Memberikan contoh berperilaku yang benar selaku Remaja Kristen
VII. DAFTAR PUSTAKA.
1. Alkitab.dan Ajaran GPM
2. https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17886/2/T1_712013086_BAB
%20II.pdf
3. https://www.kompasiana.com/zatihulwanisabrinapanjaitan/5def937dd541df12d57ccb92/f
enomena-lgbt-di-kalangan-remaja?page=all
4. Fenomena LGBT di Kalangan Remaja dan Tantangan Konselor di Era Revolusi Industri
4.0 Yasrial Chandra chandrayasrial@gmail.com STKIP PGRI Sumatera Barat
Rahmawati Wae Rahmawae89@gmail.com IAIN Bukit Tinggi.
5. file:///C:/Users/USER/Downloads/444-Article%20Text-897-1-10-20190714%20(1).pdf
I. IDENTITAS
1. Program sajian : Konteks
2. Pokok bahasan : 3.3. Menjaga dan Merawat Kehidupan
3. Sub Pokok Bahasan : 3.3.2. Remaja dan Disabilitas
4. Bahan Bacaan : Lukas 14 : 12 – 14; Yohanes 9:1-11
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit
II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)
Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “ Memahami Menjaga dan Merawat Kehidupan”
III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)
Setelah proses penyajian Remaja diharapkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan arti disabilitas !
2. Menjelaskan jenis-jenis disabilitas!
3. Menjelaskan etika bergaul dengan para disabilitas!
4. Menjelaskan pandangan remaja terhadap para disabilitas !
IV. URAIAN MATERI
1. Disabilitas
a. Defenisi Disabilitas
Penyandang disabilitas adalah orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual
atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dan
sikap masyarakatnya dapat menemui hambatan yang menyulitkan untuk berpartisipasi
penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak (Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011
Tentang Pengesahan Hak-Hak Penyandang Disabilitas).
Istilah disabilitas berasal dari bahasa inggris yaitu different ability yang artinya manusia
memiliki kemampuan yang berbeda. Terdapat beberapa istilah penyebutan menunjuk
pada penyandang disabilitas, Kementerian Sosial menyebut dengan istilah penyandang
cacat, Kementerian Pendidikan Nasional menyebut dengan istilah berkebutuhan khusus
dan Kementerian Kesehatan menyebut dengan istilah Penderita cacat.
b. Jenis-jenis Penyandang Disabilitas
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, Penyandang
Disabilitas dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut :
1) Cacat Fisik 
Cacat fisik adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh,
antara lain gerak tubuh, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berbicara. Cacat
fisik antara lain: a) cacat kaki, b) cacat punggung, c) cacat tangan, d) cacat jari, e)
cacat leher, f) cacat netra, g) cacat rungu, h) cacat wicara, i) cacat raba (rasa), j) cacat
pembawaan.
Cacat tubuh atau tuna daksa berasal dari kata tuna yang berarati rugi atau kurang,
sedangkan daksa berarti tubuh. Jadi tuna daksa ditujukan bagi mereka yang memiliki
anggota tubuh tidak sempurna.
Cacat tubuh dapat digolongkan sebagai berikut:
 Menurut sebab cacat adalah cacat sejak lahir, disebabkan oleh penyakit,
disebabkan kecelakaan, dan disebabkan oleh perang.
 Menurut jenis cacatnya adalah putus (amputasi) tungkai dan lengan; cacat
tulang, sendi, dan otot pada tungkai dan lengan; cacat tulang punggung;
celebral palsy; cacat lain yang termasuk pada cacat tubuh orthopedi;
paraplegia.
2) Cacat Mental 
Cacat mental adalah kelainan mental dan atau tingkah laku, baik cacat bawaan
maupun akibat dari penyakit, antara lain: a) retardasi mental, b) gangguan psikiatrik
fungsional, c) alkoholisme, d) gangguan mental organik dan epilepsi.
3) Cacat Ganda atau Cacat Fisik dan Mental 
Yaitu keadaan seseorang yang menyandang dua jenis kecacatan sekaligus. Apabila
yang cacat adalah keduanya maka akan sangat mengganggu penyandang cacatnya.
Menurut Reefani (2013:17), penyandang disabilitas dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Disabilitas Mental 
Disabilitas mental atau kelainan mental terdiri dari:
1) Mental Tinggi. Sering dikenal dengan orang berbakat intelektual, di mana selain
memiliki kemampuan intelektual di atas rata-rata dia juga memiliki kreativitas dan
tanggungjawab terhadap tugas. 
2) Mental Rendah. Kemampuan mental rendah atau kapasitas intelektual/IQ
(Intelligence Quotient) di bawah rata-rata dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
anak lamban belajar (slow learnes) yaitu anak yang memiliki IQ (Intelligence
Quotient) antara 70-90. Sedangkan anak yang memiliki IQ (Intelligence Quotient)
di bawah 70 dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.
3) Berkesulitan Belajar Spesifik. Berkesulitan belajar berkaitan dengan prestasi
belajar (achievment) yang diperoleh.
b. Disabilitas Fisik
Disabilitas Fisik atau kelainan fisik terdiri dari:
1) Kelainan Tubuh (Tuna Daksa). Tuna daksa adalah individu yang memiliki
gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang
yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio
dan lumpuh. 
2) Kelainan Indera Penglihatan (Tuna Netra). Tunanetra adalah individu yang
memiliki hambatan dalam penglihatan. Tunanetra dapat diklasifikasikan ke dalam
dua golongan yaitu: buta total (blind) dan low vision.
3) Kelainan Pendengaran (Tunarungu). Tunarungu adalah individu yang memiliki
hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena
memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan
dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara.
4) Kelainan Bicara (Tunawicara). Tunawicara adalah seseorang yang mengalami
kesulitan dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa verbal, sehingga sulit
bahkan tidak dapat dimengerti oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat dimengerti
oleh orang lain. Kelainan bicara ini dapat bersifat fungsional di mana kemungkinan
disebabkan karena ketunarunguan, dan organik yang memang disebabkan adanya
ketidaksempurnaan organ bicara maupun adanya gangguan pada organ motorik yang
berkaitan dengan bicara.
c. Tunaganda (disabilitas ganda) 
Tunaganda atau penderita cacat lebih dari satu kecacatan (cacat fisik dan mental)
merupakan mereka yang menyandang lebih dari satu jenis keluarbiasaan, misalnya
penyandang tuna netra dengan tuna rungu sekaligus, penyandang tuna daksa disertai
dengan tuna grahita atau bahkan sekaligus.
2. Remaja dan Disabilitas
Masa remaja adalah suatu masa yang kompleks, merupakan masa pencarian jati
diri, penuh dengan gejolak-gejolak emosi, baik yang positif maupun negatif.
Banyak hal menarik jika mengamati perkembangan usia remaja ini. Mulai dari
sifatnya yang ingin mendapatkan perhatian sampai dengan cara bergaul yang tidak
jarang dapat merugikan mereka. Namun, hal ini mungkin saja akan berbeda jika
yang menghadapi adalah remaja yang mengalami disabilitas fisik. Remaja yang
terlahir dan bertumbuh dengan tubuh yang sehat sempurna, tentu menjadi dambaan
setiap insan. Namun ada sebagian di antara mereka yang tidak dapat memperoleh
hal itu lantaran memiliki keterbatasan fisik yang tidak dapat dihindari, seperti
kecacatan atau kelainan pada fisiknya yang secara umum dikenal sebagai penyadang
disabilitas.
Mereka adalah bagian dari diri kita yang harus dihargai walaupun dengan segala
keterbatasan fisik. Untuk itu perlu sikap penerimaan yang positif agar kaum disabilitas
tidak merasa tersisihkan atau terabaikan.
Ada aturan atau etika bergaul yang harus remaja terapkan dalam berinteraksi dengan
kaum disabilitas antara lain :
1. Bertanyalah dulu sebelum membantu.
Apabila sebuah lingkungan aksesibel, mereka biasanya mampu melakukan segala
sesuatu dengan baik. Seorang penyandang cacat dewasa mengharapkan dirinya
diperlakukan sebagai pribadi mandiri. Karenanya, jangan pernah beranggapan
bahwa seseorang itu membutuhkan pertolongan hanya karena ia cacat. Tawarkan
bantuan kita hanya ketika melihat mereka saat membutuhkannya. Lalu, bertanyalah
kepadanya bagaimana kita dapat membantunya sebelum melakukannya.
2. Peka terhadap kontak fisik.
Beberapa di antaranya tergantung pada kedua tangan mereka untuk menjaga
keseimbangan. Memegang kedua tangannya walaupun kita bermaksud
membantunya justru dapat membuatnya kehilangan keseimbangan. Hindarilah
menepuk kepala seseorang atau memegani kursi rodanya, skuter, atau tongkatnya.
Penyandang cacat menganggap alat bantu mereka sebagai bagian dari hak
privasinya.
3. Pertimbangkanlah sebelum berbicara.
Sebaiknya kita langsung kepada mereka, bukan pendamping/penerjemah bahasa
isyaratnya. Ngobrol santai dengan mereka merupakan hal yang baik. Berbicaralah
kepadanya sebagaimana yang kita lakukan juga kepada orang lain. Sebagian
mereka akan merasa kita memprlakukannya mereka bukan sebagai manusia apabila
bertanya tentang kecacatannya.
4. Jangan berasumsi.
Mereka adalah pengambil keputusan terbaik mengenai apa yang dapat/tidak mereka
lakukan. Janganlah mengambil keputusan untuk mereka mengenai bagaimana
mereka terlibat dalam aktivitas tertentu. Mengabaikan seseorang karena berasumsi
tentang keterbatasannya dapat menjadi pelanggaran terhadap hak mereka.
5. Bahasa atau istilah.
Ucapan dan tulisan kita mampu meningkatkan martabat mereka atau malah
sebaliknya. Beberapa kata dan frasa tidak mengenal cakupan yang luas mengenai
kemampuan mereka. Mereka tidak butuh atau tidak ingin dikasihani, dianggap
"istimewa" atau "berani" apabila berhasil menyelesaikan kegiatan/pekerjaan sehari-
hari.
V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN
Metode mengajar: Ceramah/Sharing
KEGIATA KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
N
Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit
awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja Remaja menyatakan
dan meminta Remaja kehadiran dengan
menyatakan kehadiran melalui mengucapkan ayat hafalan
penyebutan Ayat hafalan,
sekaligus mencari tau alasan
belum/tidak hadir.
Kegiatan Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
inti Remaja )
Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa
Alkitab ( oleh Remaja) yang dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
Lukas 14:12-14 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan
Pokok Bahasan , Sub Pokok Remaja mencermati dan
Bahasan dan Tujuan mencatat
Penyajian Khusus dari materi
yang akan dibahas pada saat
ini.
1. Pengasuh menanyakan 1. Remaja mengkritisi
kepada remaja , tentang apa pernyataan Pengasuh
yang diketahui remaja
tentang disabilitas
2. Pengasuh meluruskan 2. Remaja menyimak
jawaban remaja dan dan menctat bagian yang
Menjelaskan arti disabilitas perlu dan penting.
sesuai uraian materi.
3. Pengasuh menanyakan 3. Remaja berpikir
kepada remaja tentang
dan menjawab sesuai
jenis-jenis disabilitas.
pengetahuan remaja
4. Pengasuh memberikan
pujian/ penghargaan dan
meluruskan jawaban remaja 4. Remaja bersyukur
5. Pengasuh menjelaskan jenis dan mencatat bagian
jenis disabilitas sesuai penjelasan pengasuh.
uraian materi.
6. Pengasuh menjelaskan etika 5. Remaja menyimak
bergaul dengan para dan mencatat.
disabilitas.
7. Pengasuh meminta remaja 6. Remaja
mengkritisi bagian yang menyimak , dan
belum dipahami. mencatat.
8. Pengasuh meminta masing 7. Remaja
masing remaja mengkritisi/ bertanya.
Menjelaskan pandangan
remaja terhadap para
disabilitas ! 8. Remaja menyimak
9. Pengasuh Menjelaskan dan menyampikan
sesuai uraian materi dan pandangannya
meminta remaja mengkritisi
bagian yang belum
dipahami.
10. Pengasuh meluruskan 9. Remaja mencatat
pendapat remaja dan dan menyampaikan
meminta remaja untuk pandangannya.atau
mencatat bagian yang pertanyaan
pnting dari pernyataan
10. Remaja
mencermati , dan
mencatat penjelasan
Pengasuh.

Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / 15 menit


Kegiatan ( sesuai Kesepakatan saat mencatat ayat hafalan
akhir bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat
menyimpulkan materi yang kesimpulan/ nilai nilai
telah diajarkan dan positif dari sub pokok
menekankan Nilai nilai bahasan hari ini.
positif dari Sub Pokok
Bahasan ini sesuai
kesepakatan saat bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab
memberikan Evaluasi ( sesuai pertanyaan evaluasi baik
pertanyaan yang ada) secara lisan maupun
secara tertulis.
Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu
bersama-sama
Memberikan persembahan Memberikan persembahan
syukur syukur
Sambil menyanyi lagu
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, berdoa
termasuk HUT,Duka,Syukur
Kenaikan Kelas, persiapan Tes/
ujian serta pokok doa pribadi
yang akan disampaikan anak
anak sebelum doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN
KRISTEN KECIL KUPUNYA KECIL KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima


berkat Tuhan
VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti disabilitas !
2. Jelaskan jenis-jenis disabilitas!
3. Jelaskan etika bergaul dengan para disabilitas!
4. Jelaskan pandangan remaja terhadap para disabilitas !

VII. DAFTAR PUSTAKA


I. IDENTITAS
1. Program Sajian : KONTEKS
2. Pokok bahasan : 3.4. Pola Peningkatan Taraf Hidup Umat GPM (Jenis-
jenis Kemiskinan)
3. Sub Pokok Bahasan : 3.4.1. Ekonomi Global
4. Bahan Bacaan : Kejadian 3 : 17
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)


Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “ Mengenal Pola Peningkatan Taraf Hidup Umat
GPM”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian ekonomi global!
2. Menjelaskan ciri-ciri globalisasi ekonomi!
3. Menjelaskan dampak dari globalisasi ekonomi !
4. Menjelaskan contoh globalisasi ekonomi !
5. Menyebutkan upaya yag dilakukan dalam menghadapi globalisasi ekonomi!
6. Menjelaskan pengaruh globalisasi terhadap peningkatan taraf hidup!

IV. URAIAN MATERI


a. Pengertian Ekonomi Global
Globalisasi ekonomi merupakan peningkatan saling ketergantungan ekonomi negara-
negara di dunia hasil dari percepatan pergerakan teknologi, jasa, barang serta permodalan
lintas perbatasan. Ekonomi Global merupakan sebuah proses kegiatan aktivitas
perekonomian dan perdagangan dimana ada banyak negara di dunia yang menjadi
kekuatan pasar yang satu dan semakin terintegrasi tanpa hambatan atau batasan teritorial
negara. Adanya globalisasi perekonomian ini berarti adanya keharusan penghapusan
seluruh batasan dan hambatan terhadap arus barang, jasa serta modal. Peningkatan ini
ditandai dengan saling ketergantungan ekonomi negara-negara di dunia hasil dari
percepatan pergerakan teknologi, jasa, barang serta permodalan lintas perbatasan. Bila
globalisasi bisnis terpusat pada penghapusan perputaran perdagangan internasional
misalnya pajak, tarif serta beban lainya yang membuat perdagangan global, globalisasi
ekonomi merupakan sebuah proses peningkatan integrasi antar negara yang berujung
pada datangnya pasar global serta pasar dunia.
b. Ciri-ciri Globalisasi
Berikut   ini   beberapa   ciri   yang   menandakan   semakin   berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia.
1. Perubahan  dalam  konsep  ruang  dan  waktu  Perkembangan  barang- barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi
global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam
turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara  yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan
pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional).   saat ini,  kita
dapat   mengonsumsi   dan  mengalami gagasan   dan   pengalaman   baru   mengenai 
hal-hal   yang   melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion,
literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah  bersama,  misalnya  pada  bidang  lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri  kita  turut  ambil
bagian  dalam  sebuah  dunia  yang  harus  berubah  tanpa terkendali  yang  ditandai
dengan  selera  dan  rasa  ketertarikan  akan  hal  sama perubahan  dan  ketidakpastian,
serta  kenyataan  yang  mungkin  terjadi.  Sejalan dengan itu, Peter Drucker
menyebutkan  globalisasi sebagai zaman transformasi social.
c. Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi
Dengan adanya bentuk-bentuk perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi tersebut maka
globalisasi tentunya berdampak bagi kehidupan masyarakat baik berupa dampak positif
maupun dampak negatif.
1. Dampak Positif
a) Produksi global dapat ditingkatkan melalui spesialisasi dan perdagangan
faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output
dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari
spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang
selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b) Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara Perdagangan
yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor
lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen
mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga
dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c) Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri Perdagangan luar negeri yang
lebih bebas memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih
luas dari pasar dalam negeri.
d) Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik modal
dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-
negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta
tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara
berkembang.
e) Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Pembangunan
sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja dikembangkan oleh
perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh
perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan
modal dari bank atau pasar saham. dana dari luar negeri terutama dari negara-
negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri
dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut.
2. Dampak Negatif
a) Menghambat pertumbuhan sektor industri Salah satu efek dari globalisasi
adalah perkembangan sistem perdagangan luar negeri yang lebih bebas.
Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi
menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri
yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar
negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang
untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu,
ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan
multinasional semakin meningkat.
b) Memperburuk neraca pembayaran globalisasi cenderung menaikkan barang-
barang impor. Sebaliknya, apabila suatu negara tidak mampu bersaing, maka
ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca
pembayaran.
c) Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal
yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak bertambah buruk.
d. Contoh Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi
Contoh-contoh yang akan kita bahas dibawah ini merupakan akibat yang timbul dari
adanya proses globalisasi yang terjadi didunia ini.
1. Terciptanya Ekspor dan Impor
Adanya ekspor dan impor antara satu negara dengan negara lain merupakan
implikasi dari proses globalisasi yang terjadi pada saat ini. Keadaan ini tentu
menguntungkan bagi setiap negara, ekspor untuk meningkatkan devisa negara
mereka dan impor untuk memenuhi kebutuhan yang tidak ada didalam negeri.
2. Terciptanya Pasar Bebas
Salah satu contoh globalisasi yang saat ini banyak terjadi adalah terciptanya pasar
bebas misalnya saja adalah Masyarakat Ekonomi Eropa. Dan negara-negara
dikawasan Asia Tenggara pun akan menghadapi suatu keadaan yang sama dengan di
Eropa yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau yang lebih dikenal dengan sebutan
MEA.
3. Masuknya Perusahaan-perusahaan Asing ke Indonesia
Globalisasi mau tidak mau membuat negara menjadi lebih terbuka, salah satunya
dampaknya adalah memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan asing ke
Indonesia dan tentunya beroprasi disini. Banyak sekali perusahaan-perusahaan luar
negeri yang beroperasi di Indonesia misalnya saja Freeport, Exxon Mobile,
McDonald, KFC, Google, dan banyak lagi perusahaan-perusahaan asing lainnya.
4. Menjamurnya Bisnis E-commerce
Contoh globalisasi lainnya yang menjadi buah bibir masyarakat saat ini adalah
menjamurnya bisnis-bisnis yang berbasis e-commerce. Saat ini industri e-commerce
tumbuh pesat karena salah satunya didukung oleh perkembangan teknologi serta
industri telekomunikasi dan informasi. Perusahaan e-commerce yang terkenal antara
lain Amazon, Ebay, Tokopedia, Bukalapak, dan banyak lagi.
5. Masuknya Produk-produk Luar Negeri
Globalisasi tidak hanya memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan luar negeri
untuk beroperasi di Indonesia saja melainkan juga memudahkan masuknya produk-
produk luar negeri atau yang lebih dikenal dengan impor. Produk-produk tersebut
masuk karena banyak hal, misalnya saja ada yang membeli barang melalui toko
online luar negeri misalnya saja Amazon, Ebay atau yang lainnya.
e. Upaya Menghadapi Globalisasi Ekonomi
Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi globalisasi dalam bidang
ekonomi adalah:
1. Menyiapkan   SDM   yang   kompeten,   kompetitif   dan   memiliki kemampuan
yang baik dalam menghadapi kompetisi globalisasi.
2. Melaksanakan standarisasi dan sertifikasi bagi perusahaan dan
lembagapemerintah untuk citra, kesungguhan dan kualitas produk.
3. Menghilangkan  praktek-praktek  korupsi,   kolusi,   nepotisme   dan manipulasi.
4. Mendorong pengusaha-pengusaha lokal khususnya pengusaha kecildan menengah
untuk berkompetisi secara sehat.
5. Mendorong  munculnya  produk-produk  kreatif  dan  inovatif  dari masyarakat
Indonesia.
f. Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Peningkatan Taraf Hidup
Globalisasi ekonomi membuka mata setiap individu bahwa modernisasi telah mengubah
banyak hal, baik itu pasar yang telah beralih secara online maupun aktifitas ekonomi dan
keuangan yang juga akan beralih ke digital. Globalisasi berdampak pada semua aspek
kehidupan manusia seperti aspek sosial, politik bahkan ekonomi. Globalisasi ekonomi
menuntut semua kita terutama pelaku bisnis atau usaha untuk melakukan strategi
antisipatif guna memenangkan persaingan global. Pertimbangan global praktis
berdampak pada keputusan strategis sehingga batas-batas negara diabaikan. Untuk
mengetahui dan menghargai dunia dari perspektif orang lain telah menjadi masalah hidup
atau mati untuk bisnis. Oleh karena itu, perlu adanya manajemen strategi sehingga
kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang
dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar bisa optimal. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan daya saing organisasi bersifat unik yang pada intinya dipengaruhi
oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang digunakan dan jangkauan pemasaran
yang dicapai. Semua itu bisa terlihat dari tampilan produk, produktivitas yang tinggi dan
pelayanan yang baik.
Jika ekonomi semakin bertumbuh dan berkembang maka secara langsung akan
berpengaruh pada peningkatan taraf hidup masyarakat yang lebih baik. Kecermatan
melihat melihat peluang usaha akan memberikan keutungan ekonomi yang lebih baik.
Persaingan ekonomi memacu setiap individu untuk terus berupaya dan berinovasi
menjadi lebih baik sehingga tingkat kesejahteraan dan tingkat ekonomi dapat
berkembang kearah yang lebih baik.
V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN
Metode mengajar: Ceramah/Diskusi
KEGIATAN KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU

Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit


awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit

Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang


Pengasuh mengabsen Remaja Remaja menyatakan
dan meminta Remaja kehadiran dengan
menyatakan kehadiran melalui mengucapkan ayat hafalan
penyebutan Ayat hafalan,
sekaligus mencari tau alasan
belum/tidak hadir.
Kegiatan Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
inti Remaja )
Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa yang
Alkitab ( oleh Remaja) dipandu pengasuh
Membaca alkitab Membaca bacaan Alkitab
Kejaadian 3:17 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan
Pokok Bahasan , Sub Pokok Remaja mencermati dan
Bahasan dan Tujuan mencatat
Penyajian Khusus dari materi
yang akan dibahas pada saat
ini.

1. Pengasuh Membagi anak 1. Remaja berbagi dalam


dalam beberapa kelompok dan memilih
kelompokSetiap kelomok ketua, sekertaris dan juru
dan memilih ketua sekertaris bicara.
dan juru bicara ( secara
bergantian setiap mingg).
2. diminta untuk mengamati 2. Remaja mengamati
dampak yang terjadi di ampak yang terjadi akibat
lingkungan sekitar sebagai globalisasi.
akibat globalisasi
3. Pengasuh meminta Remaja 3. Remaja menulis
Tuliskan dampak-dampak dampak dan upaya yang
tersebut dan upaya apa yang dapat dilakukan.
harus dilakukan.
4. Pengasuh meminta Remaja
Masing-masing kelompok 4. Remaja
mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil
diskusi. diskusi.
5. Pengasuh Menjelaskan
pengertian ekonomi global! 5. Remaja mencermati
6. Pengasuh Menjelaskan ciri- dan mencatat.
ciri globalisasi ekonomi!
7. Pengasuh Menjelaskan 6. Remaja mencermati
dampak dari globalisasi dan mencatat.
ekonomi !
8. Pengasuh memberikan 1 7. Remaja mencermati
( satu) contoh globalisasi dan mencatat.
ekonomi .
9. Pengasuh memberikan 8. Remaja mencermati
kesempatan bagi remaja dan mencatat.
untuk menyampaikan
contoh globalisasi ekonomi 9. Remaja menyampaikan
lainnya yang diketahuinya. contoh globalisasi ekonomi
10. Pengasuh Menyebutkan lainnya yang diketahuinya.
upaya yag dilakukan dalam 10. Remaja menyimak dan
menghadapi globalisasi mencatat.
ekonomi!
11. Pengasuh Menjelaskan
pengaruh globalisasi 11. Remaja mencatat dan
terhadap peningkatan taraf mencermati.
hidup!

Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / mencatat 15 menit


akhir ( sesuai Kesepakatan saat ayat hafalan
bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat kesimpulan/
menyimpulkan materi yang nilai nilai positif dari sub
telah diajarkan dan pokok bahasan hari ini.
menekankan Nilai nilai positif
dari Sub Pokok Bahasan ini
sesuai kesepakatan saat
bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab pertanyaan
memberikan Evaluasi ( sesuai evaluasi baik secara lisan
pertanyaan yang ada) maupun secara tertulis.

Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu bersama-


sama
Memberikan persembahan Memberikan persembahan
syukur syukur
Sambil menyanyi lagu
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, berdoa
termasuk HUT,Duka,Syukur
Kenaikan Kelas, persiapan Tes/
ujian serta pokok doa pribadi
yang akan disampaikan anak
anak sebelum doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN KECIL
KRISTEN KECIL KUPUNYA KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima berkat


Tuhan

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian ekonomi global!
2. Jelaskan ciri-ciri globalisasi ekonomi!
3. Jelaskan dampak dari globalisasi ekonomi !
4. Jelaskan contoh globalisasi ekonomi !
5. Sebutkan upaya yang dilakukan dalam menghadapi globalisasi ekonomi !
6. Menjelaskan pengaruh globalisasi terhadap peningkatan taraf hidup!

VII. DAFTAR PUSTAKA


I. IDENTITAS
1. Program sajian : Konteks
2. Pokok bahasan : 3.5. Mengembangkan Proses Belajar Kreatif Berbasis
Kearifan Lokal
3. Sub Pokok Bahasan : 3.5.1. Remaja Gemar Membaca, Menulis dan Berpikir
Kritis
4. Bahan Bacaan : Amsal 12:11, 17; Amsal 21: 30
5. Jenjang/ Sub Jenjang : Remaja / Remaja 3
6. Semester : Ganjil /1
7. WaktuPenyajian : 90 Menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN (TUP)

Setelah proses penyajian (pembelajaran) dari satu pokok bahasan selesai, Remaja diharapkan
memiliki kemampuan (kompetensi) berikut : “ Mengembangkan Proses Belajar Kreatif Berbasis
Kearifan Lokal”

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN (TKP)


Setelah proses penyajian Remaja diharapkan memiliki kemampuan :
1. Menjelaskan pengertian belajar!
2. Menjelaskan hubungan antara keterampilan membaca, menulis dan berpikir kritis!
3. Menjelaskan arti model pembelajaran kreatif!
4. Menjelaskan arti model pembelajaran berbasis kearifan lokal!

IV. URAIAN MATERI


a. Defenisi Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku
sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Sementara proses pembelajaran yaitu
suatu proses interaksi antara siswa dengan pengajar dan sumber belajar dalam suatu
lingkungan.
Pembelajaran merupakan bentuk bantuan yang diberikan pengajar supaya bisa terjadi
proses mendapatkan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran serta tabiat,
pembentukan sikap dan kepercayaan pada murid. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran
adalah proses untuk membantu murid supaya bisa belajar secara baik.
b. Keterampilan Membaca dan Menulis
Aktifitas membaca merupakan keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk ide, gagasan
dan perasaan dalam teks. Dalam membaca, seseorang akan mengalami proses berpikir
untuk memahami ide dan gagasannya yang sangat luas. Proses membaca sangat terkait
hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir dan gagasan yang mendasarinya.
Menulis adalah suatu kegiatan mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan
pengetahuan ke dalam bentuk catatan dengan menggunakan aksara, lambang atau simbol
yang dibuat secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh orang
lain. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari,
tangan, lengan dan mata secara terintegrasi.
Ketrampilan menulis merupakan sebuah kemampuan motorik sehingga
dapat dikembangkan dengan kegiatan lain untuk menunjang keberhasilan dalam menulis
seperti saat bermain sambil menulis apa saja yang dikerjakannya. Keberhasilan menulis
adalah dengan menggunakan lambang-lambang dari bahasa yang dipahami oleh penulis
maupun pembaca yang menggunakan bahasa yang sama.
Tujuan dan manfaat aktifitas membaca dan menulis tidak secara bersamaan dapat dicapai,
tetapi satu per satu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu, perlu melakukan upaya menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui
literasi membaca dan menulis. Di mana untuk mengembangkan penalaran, seseorang
dituntut mampu memahami teks bacaan, mengenali pesan-pesan penting di dalamnya,
dan menuangkannya dalam bentuk tulisan
Unluk meningkatkan kemampuan literasi membaca dan menulis, seseorang memerlukan
sarana pengembangan penalaran dan kekritisan. Sebagai sarana pendukung proses
tersebut, penting untuk dipilih kualitas materi yang akan menjadi pokok bacaan sehingga
informasi yang diperoleh akan lebih bermakna. Selain itu, kemudahan dalam memperoleh
buku atau sumber bacaan mempengaruhi terhadap frekuensi seseorang dalam membaca.
Semakin sering seseorang melakukan aktivitas membaca berarti semakin banyak pula
informasi yang diperolehnya. Secara tidak.langsung akan semak:in banyak pula ide dan
gagasan yang akan diwujudkan dalam bentuk tulisan.
c. Berpikir Kritis
Derasnya arus informasi di era globalisasi informasi, menuntut seseorang untuk mampu
berpikir kritis (Critical Thinking). Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk
menyaring dengan cerdas, cermat dan bertanggung jawab segala macam informasi yang
belum tentu baik dan teruji kebenarannya. Ciri-ciri seseorang yang mampu berpikir kritis
adalah selalu mempertanyakan suatu argumen untuk memperoleh kebenaranyang hakiki.
Hal ini karena seorang pemikirvkritis dapat melihat secara tajam segala macam informasi
yang diterima melalui pemahaman secara menyeluruh, analisis secara teliti, dan penilaian
dengan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan. Dilihat dari level berpikir, berpikir
kritis dikategorikan sebagai level berpikir di atas.
Berpikir kritis adalah proses berpikir untuk dapat menganalisis apa yang dimaksud atau
dibalik informasi yang tersurat. Seorang yang berpikir kritis selalu meragukan kebenaran
dan informasi yang diperolehnya untuk memperoleh kebenaran yang hakiki. Pemikir
kritis akan meneliti, menganalisis, menemukan logika dan mengungkapkan kembali
argumen-argumen.
Kemampuan yang berasosiasi dengan berpikir kritis yang efektif meliputi: (1)
mengobservasi; (2) mengidentifikasi pola, hubungan, hubungan sebab-akibat, asumsi-
kesalahan alasan, kesalahan logika dan bias; (3) membangun kriteria dan
mengklasifikasi; (4) membandingkan dan membedakan, (5) menginterpretasikan; (6)
meringkas; (7) menganalisis, mensintesis dan menggeneralisasi; mengemukakan
hipotesis; (8) membedakan data yang relevan dengan yang tidak relevan, data yang dapat
diverifikasi dan yang tidak, membedakan masalah dengan pernyataan yang tidak relevan. 
d. Model Pembelajaran Kreatif
Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun rasional. Berfikir kreatif
selalu berawal dari berfikir kritis yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang
sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu yang sebelumnya tidak baik.  Kreativitas
merupakan 'kekayaan pribadi' yang diwujudkan dalam sikap atau karakter, seperti
fleksibel, terbuka, keinginan mencoba sesuatu, keteguhan, serta kemampuan menjabarkan
gagasan dan kemampuan mengenal diri sendiri secara realistis.   Dalam konteks
pembelajaran kreatif dimaksudkan adalah cara pendidik mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada Remaja untuk memilih caranya sendiri dalam belajar dan bertanya.
Dalam artian pendidik memberi kebebasan kepada Remaja untuk belajar secara mandiri
dengan cara yang kreatif.
Model pembelajaran kreatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan Remaja
mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan
pemahaman berbagai sumber.  Model pembelajaran Kreatif merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar, sehingga hasil
belajar Remaja yang diharapkan oleh pendidik dapat meningkat.
Kreatif adalah sebuah pemahaman, sensitivitas dan apresiasi. Sehingga orang yang
dikatakan kreatif adalah memiliki kemampuan kapasitas pemahaman, sensitivitas dan
apresiasi. Berfikir kreatif merupakan berfikir devergen thinking yang memiliki ciri
fleksibelitas, originilitas, fluency (keluwesan, keaslian dan kuantitas output)
Menurut Campbell (1986) menyatakan ada beberapa ciri orang kreatif antara lain:
1. Kelincahan mental (berfikir dari segala arah).
2. Kemampuan untuk bermain dengan ide, gagasan konsep, langkah-langkah, lambang-
lambang, kata, angka, yang lebih khususnya berhubungan dengan ide-ide, gagasan
dan sebagainya.
3. Berfikir dari satu ide, gagasan menyebar kesegala arah, yakni berfikir mencari
jawaban dengan mencari jawaban yang berbeda.
4. Fleksibilitas dan konseptual.
5. Kemampuan untuk secara spontan mengganti cara pandang, pendekatan kerja yang
tak jalan.
6. Orientalis (berorientasi pada hal positif).
7. Kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara kerja, yang tidak
lazim yang jarang, bahkan mengejutkan.
8. Kecakapan dalam banyak hal.
e. Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat
dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal (local wisdom) biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke
mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat.
Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu
melalui kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman
terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Salah satu hal yang dalam proses belajar mengajar adalah keahlian seorang guru dalam
mengelola proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, hal ini diperlukan demi
meningkatkan minat belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan guru pun
hendaknya mampu memberi pemahaman siswa tentang materi yang akan dibawa. Di era
Globalisasi saat ini kemajuan jaman juga semakin cangggih bangkab penggunaan media
yang menunjuang proses belajar mengajar pun semakin maju, tatkala hal ini menjadikan
siswa kehilangan nilai-nilai budayanya yang seharusnya dijawa dan dilestarikan. Model
Pembelajaran berbasis kearifan lokal adalah pendidikan yang mengajarkan Remaja untuk
selalu lekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi. Kearifan lokal merupakan modal
pembentukan karakter luhur. Karakter luhur adalah watak bangsa yang senantiasa
bertindak dengan penuh kesadaran, purba diri, dan pengendalian diri. Pijaran kearifan lokal
selalu berpusar pada upaya menanggalkan hawa nafsu, meminimalisir keinginan, dan
menyesuaikan dengan empan papan. Kearifan lokal adalah suatu wacana keagungan tata
moral. Upaya pengembangan pendidikan kearifan lokal tidak akan terselenggara dengan
baik tanpa peran serta masyarakat secara optimal.

V. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN


Metode mengajar: Ceramah/Diskusi
KEGIATA KEGIATAN PENGASUH KEGIATAN ANAK WAKTU
N
Kegiatan Memimpin bernyanyi bersama Bernyanyi bersama-sama 2 menit
awal “LAGU WASMI”
Doa bersama Doa bersama 3 menit
Pembagiaan ke masing-masing sub jenjang
Pengasuh mengabsen Remaja Remaja menyatakan kehadiran
dan meminta Remaja dengan mengucapkan ayat
menyatakan kehadiran melalui hafalan
penyebutan Ayat hafalan,
sekaligus mencari tau alasan
belum/tidak hadir.
Kegiatan Menyanyikan lagu : … ( dipilih Remaja bernyanyi bersama
inti Remaja )
Berdoa sebelum membaca Berdoa mengikuti doa yang
Alkitab ( oleh Remaja) dipandu pengasuh
Membaca Alkitab Membaca bacaan Alkitab
Amsal 12:11, 17; Amsal 21: 30 secara bergilir
Apresepsi Pengasuh Sekolah Remaja menyimak dan
Minggu menyampaikan mengkritisi
apersepsi sesuai kesepakatan
bersama saat bimbingan
Pengasuh
Pengasuh menyampaikan Pokok
Bahasan , Sub Pokok Bahasan
dan Tujuan Penyajian Khusus Remaja mencermati dan
dari materi yang akan dibahas mencatat
pada saat ini.

1. Pengasuh Membagi anak 1. Remaja berbagi dalam


dalam beberapa kelompok dan memilih
kelompokSetiap kelomok ketua, sekertaris dan juru
dan memilih ketua bicara.
sekertaris dan juru bicara
( secara bergantian setiap
minggu).
2. Pengasuh meminta 2. Remaja menjelaskan
remaja menjelaskan apa apa yang diketahui remaja
yang diketahui tentang tentang belajar.
belajar ( baik divinisi
maupun aktifitas).

3. Pengasuh meminta 3. Remaja berdiskusi


Setiap kelompok untuk dalam kelompok tentang
menyampaikan pendapat proses belajar mengajar
tentang proses belajar yang kreatif yang dapat
mengajar yang kreatif memotivasi mereka untuk
yang dapat memotivasi semangat belajar.
mereka untuk semangat
belajar.
4. Pengasuh meminta
masing kelompok 4. Remaja
menuliskan keuntungan mempresentasikan hasil
dan kerugian dari proses diskusi.
belajar tersebut.
5. Pengasuh meminta
remaja berkumopul
5. Remaja berkumpul
Kembali dan Kembali untuk presentasi.
mempresentasikan hasil
diskusi melalui juru 6. Masing-masing
bicara. kelompok
6. Pengasuh meminta mempresentasikan hasil
Masing-masing diskusi
kelompok
mempresentasikan hasil 7. Remaja mencermati
diskusi. dan mencatat.
7. Pengasuh meluruskan
hasil diskusi dan
meminta remaja
mencatat.

Kegiatan Penyampaian Ayat Hafalan Remajamenandai / mencatat 15 menit


akhir ( sesuai Kesepakatan saat ayat hafalan
bimbingan)
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja Mencatat kesimpulan/
menyimpulkan materi yang nilai nilai positif dari sub
telah diajarkan dan pokok bahasan hari ini.
menekankan Nilai nilai positif
dari Sub Pokok Bahasan ini
sesuai kesepakatan saat
bimbingan.
 Pengasuh Sekolah Minggu Remaja menjawab pertanyaan
memberikan Evaluasi ( sesuai evaluasi baik secara lisan
pertanyaan yang ada) maupun secara tertulis.

Menyanyikan lagu Menyanyikan lagu bersama-


sama
Memberikan persembahan Memberikan persembahan
syukur syukur
Sambil menyanyi lagu
Doa Syafaat ( pokok doa sesuai Remaja mengambil sikap
kondisi masing masing, berdoa
termasuk HUT,Duka,Syukur
Kenaikan Kelas, persiapan Tes/
ujian serta pokok doa pribadi
yang akan disampaikan anak
anak sebelum doa dimulai)
Pengasuh meminta Remaja Remaja bernyanyi lagu
menyanyikan lagu TRANG TRANG KRISTEN KECIL
KRISTEN KECIL KUPUNYA KUPUNYA

Pengasuh Memohon Berkat. Remaja siap menerima berkat


Tuhan

VI. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian belajar!
2. Jelaskan hubungan antara keterampilan membaca, menulis dan berpikir kritis!
3. Jelaskan arti model pembelajaran kreatif!
4. Jelaskan arti model pembelajaran berbasis kearifan lokal!

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai