Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN

BEST PRACTICE

SARAPAN PAGI MERUPAKAN KEBERHASILAN SISWA SD INPRES KURIK XII


DALAM MENGIKUTI UAS
TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Oleh,

RUSMI, S. Pd. SD
NIP: 19680206 199203 2 008
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN BEST PRACTICE

Judul: Sarapan Pagi Merupakan Keberhasilan Siswa SD Inpres Kurik XII 


           Dalam Mengikuti UAS Tahun Pelajaran 2006/2007

Penulis :

                        Nama Lengkap            :  Rusmi, S.Pd. SD


                        Jenis Kelamin              : Wanita
                        NIP                             : 19680206 199203 2 008
                        Pangkat/Golongan      : Pembina, IV/a
                        Guru Kelas                  : V
                        Sekolah                       : SD Inpres Sukamaju

Mengetahui                                                          Merauke ,  01 November 2012  


Kepala Sekolah                                                    Peneliti

         Z. S. REAWARUW           RUSMI, S. Pd. SD


         NIP: 19690501 199103 1           NIP: 19680206 199203 2
006           008

IDENTITAS PENULIS

Menjadi guru seperti saat ini  melewati masa yang begitu panjang, keputusan menjadi guru
diawali dengan  dipilihnya jurusan/Sekolah Pendidikan Guru di SPG YPPK Komodor Yos Sudarso
Merauke pada tahun  1986. Mengapa saya memilih Sekolah Pendidikan Guru ?. Pada waktu itu
saya adalah anak dari keluarga yang ekonominya di bawah standar (miskin). Bapak saya
menderita sakit TBC sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar kelas III. Yang mencari nafkah
setiap hari hanya ibu dan dibantu bapak semampunya. Memang kami hanya dua bersudara,
tetapi ibu pekerjaannya hanya sebagai buruh dan berdagang serabutan. Makanya untuk
bersekolah saya perkirakan tidak ada biaya untuk  melanjutkan kuliah, akhirnya saya
memutuskan untuk memilih Sekolah Guru agar cepat mendapat pekerjaan.
Sebelum itu saya bersekolah di SMTP Negeri 4 Merauke tahun 1983 dan tamat tahun 1986
Menggeluti dunia guru pertama kali di  SD Inpres Kurik XII  pada tahun 1989. Menjadi guru
selama 17  tahun memberi  pengalaman yang sangat berharga. Pengalaman inilah yang
mengantar saya sebagai guru kelas VI pada tahun 2006.  Kini masa Kegembiraan ini semakin
bertambah setelah melihat keberhasilan siswa mengikuti UAS. Apalagi seluruh siswa SD Inpres
Kurik XII yang berjumlah 10 siswa berhasil lulus 100%, dan 7 siswa masuk nominasi 10 besar
pada Sub Rayon Merauke 31 dari 36 siswa ( 4 SD Inpres dan 1 SD Swasta) dengan predikat
juara 1, 2, 3, 6, 7, 8, dan 10. Sedangkan 3 siswa lainnya masuk urutan 11, 16, dan 22. Untuk
nominasi nilai bidang study tertinggi SD Inpres Kurik XII adalah pada bidang study Pendidikan
Agama (7, 83), PKn (8, 43), Bahasa Indonesia (7, 30), IPS (7, 16), dan Mulok (7, 63).
Dulu ketika  pertama kali menjadi guru saya mengajar kelas I, III, dan V  masih banyak
kekurangan-kekurangan, hal ini mengkhawatirkan bagi saya untuk menjadi guru kelas VI.
Bagaimana tidak saya baru pertama kali menjadi guru kelas VI yang belum pernah mempunyai
pengalaman mempersiapkan siswanya menghadapi UAS.
ABSTRAK

Rusmi ,  “Sarapan Pagi Merupakan Keberhasilan Siswa SD Inpres Kurik XII Dalam Mengikuti
UAS Tahun Pelajaran 2006/2007” .

Tulisan ini berupa best practice yang dilakukan di SD Inpres Kurik XII  mengenai keberhasilan
dalam   mengikuti UAS tahun pelajaran 2006/2007.  Hasil best practice menunjukkan bahwa
proses pembelajaran melewati perjuangan  yang panjang dan penuh tantangan. Akhirnya hasil
pembelajaran pada SD Inpres Kurik XII menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil yang
memuaskan. Data yang diperoleh menunjukkan :
1.      Siswa lulus 100%
2.      Jumlah siswa 10 anak berhasil masuk nominasi 10 besar 7 anak dengan urutan 1, 2, 3, 6,
7, 8, dan
      10 dari 36 siswa ( 4 SD Inpres dan 1 SD YPPK).
3.      Mendapat nilai tertinggi pada bidang study, Pendidikan Agama (7, 83), PKn (8, 43),
Bahasa 
      Indonesia (7, 30), IPS (7,16), dan Mulok (7, 63).

Latar belakang
Betapa puasnya saya setelah 17 tahun menjadi guru di SD Inpres Kurik XII . Kepuasan ini
semakin bertambah setelah melihat  keberhasilan siswa mengikuti UAS. Apalagi seluruh siswa
SD Inpres Kurik XII yang berjumlah 10 siswa berhasil lulus 100%, dan 7 siswa masuk nominasi
10 besar pada Sub Rayon Merauke 31 dari 36 siswa ( 4 SD Inpres dan 1 SD Swasta) dengan
predikat juara 1, 2, 3, 6, 7, 8, dan 10. Sedangkan 3 siswa lainnya masuk urutan 11, 16, dan 22.
Untuk nominasi nilai bidang study tertinggi SD Inpres Kurik XII adalah pada bidang study
Pendidikan Agama (7, 83), PKn (8, 43), Bahasa Indonesia (7, 30), IPS (7, 16), dan Mulok (7,
63).
Dulu ketika  pertama kali menjadi guru saya mengajar kelas I, III, dan V  masih banyak
kekurangan-kekurangan, hal ini mengkhawatirkan bagi saya untuk menjadi guru kelas VI.
Bagaimana tidak saya baru pertama kali menjadi guru kelas VI yang belum pernah mempunyai
pengalaman mempersiapkan siswanya menghadapi UAS. Dan saya melihat keberhasilan
kelulusan tahun-tahun sebelumnya juga biasa-biasa saja. Memang hasil kelulusan selalu
menunjukkan 100% siswa dinyatakan lulus, tetapi belum pernah mendapatkan nominasi 10
besar terbanyak seperti sekarang ini. Jadi saya merasa pesimis pada diri saya sendiri. Dengan
amanah yang diberikan oleh Kepala Sekolah ini, saya mengucapkan bismillahirrahmanirrahiim
tugas ini akhirnya saya terima.
Beberapa hal yang terjadi  pada saat itu, yaitu sekolah kekurangan tenaga guru karena adanya
mutasi ke daerah kabupaten pemekaran, terbatasnya buku sumber, keadaan gedung sekolah
yang hanya tiga ruang belajar, dan kebiasaan orang tua yang menyuruh anak – anak untuk
menggembala. Hal ini dapat berpengaruh pada kemajuan perkembangan penyerapan materi
pembelajaran di sekolah. 
Permasalahan
Sejumlah hal ketika itu yang belum dapat berfungsi dengan baik adalah kebiasaan siswa yang
tidak mau belajar di rumah. Hal ini terjadi karena setiap pulang sekolah, anak-anak disuruh
menggembala ternak hingga sore hari. Sehingga setelah malam hari anak –anak sudah
kelelahan dan akhirnya tertidur. Apalagi untuk mengikuti les pada sore hari juga tidak ada
waktu, kebiasaan ini terjadi setiap hari. Masalah ini penyebabnya adalah karena rendahnya
pendidikan orang tua sehingga pemahaman orang tua akan pentingnya mengenai pendidikan
bagi putra-putrinya sangat kurang.  
Andai tidak dibenahi masalah ini, akan berdampak pada rendahnya pemahaman pengetahuan
siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan di sekolah, sehingga berdampak rendah bagi
mutu keberhasilan siswa dalam mengikuti UAS.

Solusi
Untuk mengatasi masalah tersebut saya menggunakan cara: “Membuat rangkuman
pembelajaran pada kertas manila”. Kemudian rangkuman ini :
         Dipajang pada dinding di dalam ruang kelas .
         Sebelum pelajaran dimulai semua siswa diwajibkan sarapan pagi mempelajari
rangkuman 
      tersebut .
         Sebelum pulang sekolah semua siswajuga diwajibkan mempelajarinya lagi.
         Pembuatan rangkuman setiap Sub Pokok Bahasan.
         Pembuatan rangkuman dilakukan sebelum pembelajaran dimulai dan sudah disiapkan
oleh guru.
         Untuk melihat keberhasilan siswa dilakukan test formatif dan tanya-jawab pulang
sekolah.
         Dalam tanya jawab pada awalnya siswa harus dapat menjawab satu soal benar boleh
pulang, 

untuk hari-hari selanjutnya harus dapat menjawab dua, tiga, empat, lima soal.
Setelah langkah-langkah ini saya lakukan sedikit demi sedikit telah tampak adanya perubahan-
perubahan, Ini terbukti dengan adanya hasil ulangan harian yang semakin meningkat, dan
tanya jawab dapat berjalan lancar.
Untuk membenahi masalah –masalah ini menghadapi beberapa tantangan-tantangan, antara
lain :
         Ada beberapa siswa yang mengalami agak terlambat dalam menyerap materi
pembelajaran.
         Tidak adanya bimbingan belajar di rumah dari orang tua.
         Sulit mencari buku sumber dan buku pengayaan pembelajaran.
Dalam menghadapi tantangan ini saya bekerja sama dengan Kepala Sekolah, Dewan Guru,
Komite Sekolah, orang tua siswa dan siswa itu sendiri.
Hasil yang dicapai adalah lebih meningkat dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran
sebelumnya, yaitu :
a.       Semua siswa lulus 100%
b.      Pada Sub Rayon 31 berjumlah 36 siswa (4 SD Inpres dan 1 SD YPPK), untuk SD Inpres
Kurik 
      XII berjumlah 10 siswa masuk nominasi 10 besar 7 siswa dengan urutan juara 1, 2, 3, 6, 7,
8, dan 
     10.
c.       Nominasi nilai bidang study tertinggi SD Inpres Kurik XII adalah pada bidang study
Pendidikan 
      Agama (7, 83), PKn (8, 43), Bahasa Indonesia (7, 30), IPS (7, 16), dan Mulok (7, 63).
Kegembiraan yang didapat adalah  dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan kehendakNya keberhasilan ini dapat terjadi. Saya berharap keberhasilan ini tidak
hanya sampai di sini tetapi bisa berlanjut, terutama untuk saya pribadi jika nanti dipercaya lagi
untuk menjadi guru kelas VI.Saya melihat kegembiraan ini juga terjadi pada Kepala Sekolah,
Dewan Guru, Wali Murid, terlebih siswa kelas VI itu sendiri.

Kesimpulan dan saran


A.    Kesimpulan
Berdasakan hasil best practice di simpulkan bahwa dalam proses pembelajaran kerjasama
antara Kepala sekolah, Dewan Guru, Komite Sekolah, dan wali murid sangat diperlukan.
Dengan demikian belajar siswa di sekolah maupun di rumah dapat dikontrol oleh orang tua,
sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar guna meningkatkan kualitas hasil belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan

B.     Saran
Sebaiknya pembelajaran dengan membuat rangkuman untuk dipajang di dinding di dalam
ruang kelas dapat digunakan sebagai alterntif pembelajaran cepat menghafal pelajaran.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari segi keaktifan, sosial, berfikir,
dan prestasi. Oleh karena itu di sarankan untuk dicobakan pada berbagai pembelajaran dan
dikembangkan oleh setiap guru.

Anda mungkin juga menyukai