Anda di halaman 1dari 10

Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

Management Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj

PENGARUH KONFLIK ANTARA PEKERJAAN-KELUARGA PADA


KINERJA KARYAWAN DENGAN KELELAHAN EMOSIONAL SEBAGAI
VARIABEL PEMEDIASI

Umi Dwi Poernomo, Nury Ariani Wulansari 


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konflik antara pekerjaan-keluarga pada kinerja
Diterima Juli 2015 dosen dengan kelelahan emosional sebagai variabel mediasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
Disetujui Agustus 2015 dosen Universitas Negeri Semarang.Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah92
Dipublikasikan
dosen Universitas Negeri Semarang. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil
September 2015
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan konflik antara pekerjaan-
________________
Keywords: keluarga pada kelelahan emosional. Hasil juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif
Work-Family Conflict; signifikan antara kelelahan emosional pada kinerja dosen. Sedangkan konflik antara pekerjaan-
Emotional Exhaustion; Job keluarga menunjukkan hasil yang negatif namun tidak signifikan terhadap kinerja dosen. Kelelahan
Performance emosional terbukti memediasi hubungan konflik antara pekerjaan-keluarga pada kinerja dosen.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to find out whether there were the effects of work-family conflict on lecturer’s
performance with emotional exhaustion as the mediating variable.The population of this study wasthe lecturers
of Semarang State University. The total sample used in this study were92 lecturers of Semarang State University.
The method of data collectionby quetionares.The results of the study showed that there was a significant positive
influence of work-family conflict on emotional fatigue. The results also showed that there was a significant
negative effect of emotional fatigue on the performance of lecturers. While the work-family conflict showed
negative results but there were no significant effects on the performance of the lecturers. Emotional fatigue was
proved that it mediated between the relationship of work-family conflict and lecturer’s performance.

© 2015 Universitas Negeri Semarang



Alamat korespondensi: ISSN 2252-6552
Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: umipoernomo@ymail.com, nuryarianiwulansari@gmail.com

190
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

PENDAHULUAN Konflik antara pekerjaan-keluarga yang


berlebihan akan mengakibatkan kelelahan
Dalam era globalisasi saat ini, sering emosional (Emotional exhaustion) pada karyawan.
ditandai dengan adanya perubahan yang begitu Dengan menjalani dua peran sekaligus secara
cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi bersamaan, akan membuat karyawan menjadi
dituntut untuk mengadakan penyesuaian- semakin merasakan konflik antara pekerjaan-
penyesuaian dalam semua segi yang ada pada keluarga. Semakin besar konflik antara
organisasi tersebut. Sumber Daya Manusia pekerjaan-keluarga yang dialami oleh pekerja,
merupakan bagian dari dalam suatu kemajuan maka akan semakin meningkatkan kelelahan
ilmu, pembangunan, dan teknologi.Manusia emosional yang dialami oleh pekerja (Ahmad,
merupakan sumber daya yang paling bernilai, 2010).
dan ilmu perilaku menyiapkan banyak teknik Kelelahan emosional (Emotional
dan program yang dapat menuntun pemanfaatan Exhaustion) merupakan variabel mediasi yang
sumber daya manusia secara lebih efektif.Hal ini dapat menghubungkan antara konflik antara
bertujuan untuk mencapai kinerja sumber daya pekerjaan-keluarga terhadap kinerja karyawan.
manusia yang semakin meningkat (Prihantoro, Semakin tinggi tingkat konflik antara pekerjaan-
2012). keluarga yang dialami oleh karyawan, maka
Kinerja berkaitan dengan kemampuan kinerja karyawan akan semakin menurun
karyawan untuk melaksanakan pekerjaan (Ahmad, 2008; Ahmad & Omar, 2012; Karatepe,
mereka dengan baik atau tidak. Jika karyawan 2012). Setiap karyawan yang memiliki peran
melaksanakan tugas mereka dengan baik, itu ganda (WFC) harus bersiap menghadapi akan
artinya mereka puas dengan pekerjaan mereka. adanya kelelahan emosional, ketika mereka
Sebaliknya, jika karyawan memiliki kinerja yang berusaha untuk memenuhi dan
buruk biasanya mereka akan merasa tidak puas menyeimbangkan segala tuntutan pekerjaannya
dengan pekerjaan mereka (Tuten & dengan peranan dalam keluarga.
Neidermeyer, 2004). Salah satu pekerjaan yang rentan
Buruknya kinerja karyawan dapat mengalami konflik antara pekerjaan-keluarga
disebabkan oleh berbagai hal. Salah satu yang adalah dosen (Shuja’at dkk., 2012). Badan
menjadi penyebabnya dikarenakan adanya Akreditas Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT)
konflik pekerjaan-keluarga (Work Family Conflict) pada tahun 2013 mengeluarkan keputusan untuk
Konflik antara pekerjaan-keluarga diidentifikasi akreditasi Universitas Negeri Semarang yaitu
sebagai bentrokan antar peran yang berhubungan akreditasi B. Ini artinya Universitas Negeri
dengan pekerjaan yang dapat mengurangi tingkat Semarang harus meningkatkan kualitas dan
kinerja karyawan (Greenhaus dkk., 2003). mutu pendidikan menuju akreditasi A, sehingga
Penelitian mengenai kinerja di setting institusi memerlukan sumber daya manusia yang
pendidikan pernah dilakukan oleh Martono berkompeten dan berkualitas terutama yang
(2013) dengan menguji pengaruh gaya berasal dari dosen sebagai tenaga pendidik.
kepemimpinan. Ahmad (2010) menguji pengaruh konflik
Tuntutan peran yang harus dijalani oleh antara pekerjaan-keluarga pada kelelahan
pekerja yang sudah berkeluarga tidak selamanya emosional pekerja.Pengaruh konflik antara
dapat berjalan seimbang. Peran dan pekerjaan-keluarga pada kelelahan emosional
tanggungjawab yang saling bertentangan antara adalah positif. Artinya, bahwa semakin tinggi
pekerjaan dan keluarga akan menimbulkan konflik antara pekerjaan-keluarga yang dialami
konflik. Konflik antara pekerjaan-keluarga dosen, maka kelelahan emosional dosen menjadi
(konflik antar peran) merupakan bentuk konflik tinggi. Sebaliknya, konflik antara pekerjaan-
yang terjadi ketika tuntutan pekerjaan dapat keluarga yang dialami dosen rendah, maka
mengganggu tanggung-jawab terhadap keluarga. kelelahan emosional yang akan dialami dosen

191
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

akan menurun. Dari uraian di atas, maka yang tinggi, maka akan mengakibatkan
hipotesis dalam penelitian ini adalah: menurunnya kinerjanya. Hal tersebut serupa
H1: Konflik antara Pekerjaan-Keluarga dengan hasil penelitian dari Ahmad (2008);
mempunyai pengaruh positif pada Kelelahan Karatepe (2013); dan Li dik. (2013) yang
Emosional. menyatakan, bahwa variabel konflik antara
pekerjan-keluarga memiliki pengaruh negatif
Setiap dosen yang menjalani peran ganda pada kinerja.Dari uraian di atas, maka hipotesis
antara pekerjaan dan keluarga yang berusaha dalam penelitian ini adalah:
untuk memenuhi dan menyeimbangkan segala H3: Konflik antara Pekerjaan-Keluarga
tuntutan dan tanggung jawabnya, harus bersiap mempunyai pengaruh negatif pada Kinerja.
akan adanya kelelahan emosional. Hal ini
disebabkan karena adanya tuntutan pekerjaan Konflik antara pekerjaan-keluarga yang
yang dapat mengganggu tanggung jawab pada terjadi secara terus menerus dan dalam jangka
keluarga. Kelelahan emosional yang dirasakan waktu yang lama, akan memicu kelelahan
karyawan secara terus menerus akan membuat emosional pada dosen. Adanya perasaan cemas
mereka menjadi depresi dan merasa tidak saat memulai pekerjaan, mudah melamun dan
berdaya terhadap tuntutan pekerjaan mereka tidak fokus, mudah capek, mudah marah,
yang pada gilirannya akan menurunkan kinerja perasaan gugup dan tidak percaya diri
mereka. merupakan indikasi kelelahan emosional.
Ketika konflik antara pekerjaan-keluarga Semakin tinggi tuntutan dan beban kerja dosen
yang dirasakan dosen semakin tinggi, maka maka semakin besar pula konflik antara
kelelahan emosional dosen akan meningkat, pekerjaan-keluarga yang mengakibatkan
sehingga mengakibatkan kinerja dosen akan kelelahan emosional yang akan dialami.
semakin menurun. Hal tersebut sesuai dengan Konflik antara pekerjaan-keluarga yang
penelitian Ahmad (2008); dan Karatepe (2013), terjadi secara terus menerus yang mengakibatkan
yang menyatakan, bahwa ketika kelelahan kelelahan emosional pada dosen, dan pada
emosional yang dialami karyawan tinggi, maka gilirannya akan menurunkan kinerja. Hal ini
kinerja karyawan rendah. Dari uraian di atas sejalan dengan penelitian Ahmad (2008);
maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Karatepe (2013), yang menyatakan bahwa
H2: Kelelahan Emosional mempunyai konflik antara pekerjaan-keluarga akan memicu
pengaruh negatif pada Kinerja. timbulnya kelelahan emosional dan menurunkan
kinerja.Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam
Christine dkk. (2010) kinerja adalah penelitian ini adalah:
pencapaian suatu hasil yang dikarakteristikkan H4: Konflik antaraPekerjaan-Keluarga
dengan keahlian tugas seseorang ataupun mempunyai pengaruh negatif pada Kinerja,
kelompok atas dasar tujuan yang telah dengan Kelelahan Emosional sebagai pemediasi.
ditetapkan sebelumnya.Konflik antara
pekerjaan-keluarga ternyata berpengaruh negatif Kelelahan
pada kinerja karyawan. Emosional
Konflik antara pekerjaan-keluarga
disebabkan karena adanya tekanan kerja yang
tinggi, banyaknya tuntutan tugas, yang
mengakibatkan dosen sibuk dengan pekerjaanya, Konflik
sehingga waktu untuk berkumpul bersama Pekerjaan- Kinerja
keluarga menjadi berkurang, dan menimbulkan Keluarga Dosen
konflik komitmen dan tanggung jawab terhadap
keluarga. Artinya ketika seorang karyawan
merasakan konflik antara pekerjaan-keluarga Gambar 1. Model Penelitian

192
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

METODE PENELITIAN dipercaya kebenarannya (Arikunto, 2002).


Pengujian instrument umumnya dilakukan
Populasi dalam penelitian ini adalah kepada 30 responden untuk dilihat validitas dan
dosen Universitas Negeri Semarang.sebesar reliabilitasnya (Sugiyono, 2010).
1.128 dosen. Teknik pengambilan sampel yang Uji Validitas
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Validitas sebuah item pertanyaan
menggunakan rumus Slovin.Jumlah sampel indikator dapat dilihat dalam output nilai sig
yang digunakan sebanyak 92 dosen.Variabel hitung (2 tailed) pearson correalation pada baris
dalam penelitian ini adalah Konflik antara total konstruk. Jika nilai sig.hitung < sig.tabel
Pekerjaan-Keluarga (X1) yang meliputi 5 maka butir item pertanyaan dinyatakan valid. Uji
indikator.Variabel Kelelahan Emosional (Y1) validitas pertanyaan kuesioner dalam penelitian
yang meliputi 8 indikator.Variabel Kinerja (Y2) ini dinyatakan valid.
yang meliputi 5 indikator.Teknik analisis data Uji Reliabilitas
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengujian reliabilitas instrumen dapat
dengan regresi berganda. menggunakan teknik Cronbach alphadengan
bantuan SPSS. Suatu konstruk atau variabel
Uji Instrumen dikatakan realibel jika memberikan nilai
Instrumen yang baik harus memenuhi dua Cronbach alpha > 0.70. Hasil uji reliabilitas dapat
syarat yaitu valid dan reliabel agar data dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach’s Kriteria Keterangan


1 Konflik Pekerjaan-Keluarga 0.900 0.07 reliabel
2 Kinerja 0.763 0.07 reliabel
3 Kelelahan Emosional 0.900 0.07 reliabel
Sumber: data Primer diolah (2015)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif Identitas Responden Tabel 3. Data Identitas Responden berdasarkan


Analisis deskriptif pada digunakan masa kerja.
untuk menganalisis latar belakang responden
berdasarkan umur responden, jenis kelamin, No Masa Frekuensi Persentase
masa kerja, fakultas dan status perkawinan. Kerja L P

Tabel 2. Data Identitas Responden bedasar jenis 1 0 – 10 20 31 55,43%


kelamin. tahun

Kategori 2 11 – 20 7 20 29,35%
No Jenis Jumlah Persentase tahun
Kelamin
1 Laki-laki 35 38,04 % 3 20 – 30 8 6 15,22%
tahun
2 Perempuan 57 61,96%
Jumlah 92 100% Jumlah 35 57 100%
Sumber: Data Primer diolah (2015) Sumber: data Primer diolah (2015)

193
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

Tabel 4. Data Identitas Responden berdasarkan 7 Fakultas


110 9
status perkawinan. Ekonomi
8 Fakultas
43 3
No Status Frekuensi Persentase Hukum
Perkawinan L P Jumlah 1.128 92
1 Menikah 35 57 100 % Sumber: data Primer diolah (2015)
2 Belum 0 0 0%
Menikah Analisis Deskriptif Jawaban Responden
Jumlah 35 57 100 %
Tabel 7.Hasil analisis deskriptif
Tabel 5. Data Identitas Responden berdasarkan
usia. No Variabel Rata- Kategori
rata
1 Konflik Antara 49% Rendah
Kategori Pekerjaan-
No Jumlah Persentase
Umur Keluarga
1 26 – 29 tahun 8 9% 2 Kelelahan 45% Rendah
2 30 – 33 tahun 20 22 % Emosional
3 34 – 37 tahun 33 36 % Kinerja 72% Tinggi
3
4 38 – 41 tahun 15 16,3 %
Sumber: data Primer diolah (2015)
5 42 – 45 tahun 7 8%
6 46 – 49 tahun 4 4%
Uji Asumsi Klasik
7 50 – 53 tahun 3 3%
8 54 – 57 tahun 2 2%
Dalam asumsi klasik terdiri dari 3
Jumlah 92 100%
pengujian yaitu uji normalitas, uji
Sumber: data Primer diolah (2015)
multikolonieritas dan uji heteroskedastisitas.
Tabel 6. Data Identitas Responden berdasarkan Tabel 8. Hasil Uji Normalitas dengan
fakultas Kolmogorov-Smirnov (K-S)
No Fakultas Total Proporsi
1 Fakultas Ilmu Unstandardized
179 15 Residual
Pendidikan
2 Fakultas N 92
Bahasa dan 195 16 Normal Mean 0E-7
Seni Parametersa,b Std. Deviation 2.81597086
3 Fakultas Ilmu Absolute .062
111 9 Most Extreme
Sosial Positive .059
Differences
4 Fakultas Negative -.062
Matematika Kolmogorov-Smirnov Z .596
dan Ilmu 198 16 Asymp. Sig. (2-tailed) .870
Pengetahuan a. Test distribution is Normal.
Alam
b. Calculated from data.
5 Fakultas
181 15 Sumber: data Primer diolah (2015)
Teknik
Uji Normalitas
6 Fakultas Ilmu
111 9 Dalam pengujian suatu data berdistribusi
Keolahragaan
normal atau tidak, dapat diketahui dengan

194
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

menggunakan hasil uji normalitas dengan


menggunakan uji statistik non parametik
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat pada
Tabel 5, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z
sebesar 0.547 dengan nilai Aymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0.926>0.05.Hal ini berarti data residual
terdistribusi normal. Dalam penelitian ini
digunakan dua jenis uji normalitas yaitu dengan
metode visual grafikp-plot dan metode uji
statistic nilai Kolmogrov-Smirnov.
Dalam grafik p-plot, data dikatakan
terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik
disekitar garis diagonal dan penyebaran
mengikuti garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan cara Sumber: data yang diolah (2015)
mendeteksi apakah residual terdistribusi normal
atau tidak dengan metode uji Kolmogrov- Uji Multikolinieritas
Smirnov (K-S) yaitu jika nilai signifikansi > 0.05 Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat
maka data tersebut berdistribusi normal. pada Tabel 6, diperoleh nilai tolerance>0.1 dan
Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0.05 maka nilai VIF<10, maka model regresi tidak terjadi
data tersebut tidak berdistribusi normal. multikolinieritas

Tabel 9.Hasil UjiMultikolinieritas


Variabel Collinearity Statistics
Keterangan
Tolerance VIF

Konflik Pekerjaan-Keluarga 0.464 2.153 Bebas Multikol


Kelelahan Emosional 0.464 2.153 Bebas Multikol
Sumber: data primer yang diolah (2015)

Uji Heteroskedastisitas 0.05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak


Uji statistik yang dipakai untuk menguji mengandung heteroskedastisitas. Adapun nilai
ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan signifikansi uji glejser dapat dilihat dalam Tabel
melalui uji glejser. Jika nilai signifikan di atas 10.

Tabel 10. Hasil Uji Glejser

Coefficientsa
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta


1 (Constant) 1.744 .752 2.319 .023

Konflik_PK .060 .074 .125 .804 .423

Kelelahan_Emosional -.017 .059 -.045 -.293 .770


a. Dependent Variable: absregresi
Sumber: data primer diolah (2015)

195
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

Pengujian Hipotesis pekerjaan keluarga, kelelahan emosional dan


Hasil uji t variabel konflik antara kinerja dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil uji t variabel konflik antara pekerjaan-keluarga (X), kelelahan emosional (Y1) pada
kinerja (Y2)

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) 25.757 1.199 21.477 .000
1 Kelelahan_Emosional -.320 .093 -.434 -3.433 .001
Konflik_PK -.172 .118 -.184 -1.457 .149
a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: data yang diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 11 diperoleh hubungan antar variabel bersifat lemah atau


persamaan regresi linier berganda sebagai tidak berarti.
berikut: Untuk variabel kelelahan emosional
dilihat dari persamaan regresi dan ouput SPSS
Y2 = -434X -184Y1 + 0.324e2 dapat dilihat bahwa kelelahan emosional
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan. Hal
Dilihat dari hasil dan persamaan tersebut tersebut berarti kelelahan emosional yang
dapat diketahui bahwa, tidak terdapat pengaruh dirasakan oleh para dosen sangat rendah
signifikan antara konflik antara pekerjaan- sehingga dapat mempertahankan kinerjanya
keluarga pada kinerja. Hal tersebut dikarenakan dalam menjalankan tugas tri dharma perguruan
nilainya sangat kecil yang menandakan tinggi.

Tabel 12.Model Summary r2

Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square
Estimate

1 .582a .339 .324 2.84744


a. Predictors: (Constant), Konflik_PK, Kelelahan_Emosional

Sumber: data primer yang diolah (2015)

Sobel Test dan Bootsrapping yang tidak mengasumsikan bentuk dsitribusi


Pendekatan alternatif untuk menguji variabel dan dapat diaplikasikan pada jumlah
signifikansi mediasi dengan menggunakan teknik sampel yang kecil (Ghozali, 2013).
bootstrapping. Bootstrapping adalah pendekatan

196
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

Gambar 2. Hasil Bootstraping


Berdasarkan script tersebut maka dapat turut menyesuaikan menjadi negatif (-) atau
diinterprestasikan bahwa, pada bagian indirect dengan kata lain pengujian hipotesis dilakukan
effect (pengaruh tidak langsung) konflik antara pada sisi kiri. Hasil positif atau negatif hanya
Pekerjaan-keluarga (X) terhadap kinerja (Y) menunjukan arah pengujian hipotesis dan
melalui kelelahan emosional (M), dalam hal ini liniearitas bukan menunjukkan jumlah
besarnya pengaruh tidak langsung adalah sebesar (Sarwono, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka
-0.1846. Nilai koefisien mediasi sebesar -0.1846 dapat diketahui bahwa:
ternyata signifikan pada 0.000 < 0.05.
Hasil bootstrapping memberikan nilai t hitung = -4.1483
estimasi indirect effect konflik terhadap kinerja t tabel = -1.987
melalui kelelahan emosional, standar error dan
nilai confidance level 95% - 99%. Terlihat bahwa Sehingga, dapat dikatakan bahwa t hitung
nilai standar error bootstraping lebih besar (-4.1483) > t tabel (-1.987) yang artinya hasil
dibandingkan dengan asumsi distribusi normal bootstrapping menunjukkan bahwa koefisien
yaitu sebesar 0.0445 dibandingkan 0.0357. pengaruh tidak langsung (mediasi) tetap
Dengan demikian nilai t dari pengaruh tidak signifikan.
langsung menggunakan bootstraping menjadi:
HASIL DAN PEMBAHASAN
t = -0.1846 / 0.0445 = -4.1483
Hasil uji statistik parsial konflik antara
Dapat dilihat bahwa nilai t hitung pekerjaan-keluarga pada kelelahan emosional
mempunyai nilai negatif (-) sehingga t tabel juga yang dapat dilihat pada tabel 4.12, menunjukkan

197
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

nilai sig0.000<(0.05). Angka tersebut waktu dalam menjalankan dan memenuhi


mengindikasikan bahwaH1 didukung.Hal itu tuntutan peran antara pekerjaan dan keluarga,
artinya, ketika jadwal mengajar yang dirasakan sehingga mereka merasa senang dan nyaman
cukup padat, penelitian berkala dosen, dan dalam menjalankan peran-peran mereka.Hal
serangkaian kegiatan pengabdian untuk tersebut membuat dosen UNNES tidak
masyarakat yang menyebabkan sebagian besar mengalami konflik antara pekerjaan keluarga,
waktu dosen habiskan dikampus namun para sehingga mereka tidak mengalami kelelahan
dosen mampu untuk mengatur waktu mereka emosional yang berarti dan dapat menjaga
agar tuntutan pekerjaan tidak mengganggu kinerja dalam memenuhi tuntutan pekerjaan.
tuntutan peran mereka didalam keluarga.
Hasil uji statistik parsial kelelahan SIMPULAN DAN SARAN
emosional pada kinerja yang dapat dilihat pada
tabel 4.13, menunjukkan bahwa nilai sig0.001 < Ada pengaruh positif dan signifikan
(0.05). Angka tersebut mengindikasikan bahwa konflik antara pekerjaan-keluarga pada kinerja
H2 terdukung. Rendahnya kelelahan emosional dosen. Artinya bahwa semakin sedikit konflik
yang dirasakan dosen ini disebabkan karena antara pekerjaan-keluarga yang dirasakan dosen,
profesionalitas dosen di Universitas Negeri maka kelelahan emosional yang akan dirasakan
Semarang, yang terlihat dari bagaimana dosen dosen akan semakin sedikit.
dapat membagi waktu dan tenaganya dalam Ada pengaruh negatif dan signifikan
peran yang mereka jalankan, sehingga mereka kelelahan emosional terhadap kinerja dosen.
dapat mempertahankan kinerja pada saat bekerja Artinya bahwa semakin banyak kelelahan
Hasil uji statistik parsial konflik antara emosional yang dirasakan oleh dosen, maka
pekerjaan-keluarga pada kinerja yang dapat akan menurunkan kinerja dosen.
dilihat pada tabel 4.14, menunjukkan nilai Tidak terdapat pengaruh secara
sig0.149 > (0.05). Angka tersebut signifikan konflik antara pekerjaan-keluarga
mengindikasikan bahwa H3 tidak didukung. pada kinerja dosen.Artinya bahwa konflik antara
Artinya, dosen Universitas Negeri Semarang pekerjaan-keluarga tidak dapat mempengaruhi
sudah menjalankan tugas tri dharma perguruan kinerja dosen secara langsung.
tinggi secara profesional, sehingga dapat Konflik antara pekerjaan-keluarga
mengatasi konflik antara pekerjaan-keluarga dan berpengaruh negatif pada kinerja dosen, dengan
kemungkinan adanya kelelahan emosional yang dimediasi kelelahan emosional.Artinya bahwa
akan terjadi. konflik antara pekerjaan-keluarga pada kinerja
Berdasarkan uji sobel dan dosen dapat dipengaruhi secara tidak langsung
bootstrapping, menunjukkan bahwa pengaruh dengan kelelahan emosional sebagai mediasi.
tidak langsung (mediasi) memiliki t hitung (- Untuk peneliti selanjutnya perlu untuk
4.1483) > t tabel (-1.987).Sehingga dapat mengkaji variabel konflik pekerjaan-keluarga,
disimpulkan bahwa H4 didukung. Dalam kelelahan emosional dan kinerja pada karyawan
penelitian ini, terbukti bahwa tingginya kinerja di universitas dan perusahaan swasta lainnya.
dipengaruhi oleh rendahnya kelelahan Hal tersebut dikarenakan perusahaan/instansi
emosional yang dirasakan.Sedangkan rendahnya swasta memiliki beban kerja yang berbeda
kelelahan emosional dosen terbukti dipengaruhi dengan instansi negeri, sehingga memungkinkan
oleh konflik antara pekerjaan-keluarga yang adanya konflik antara pekerjaan dan keluarga.
rendah pula yang dialami dosen.Dengan Bagi Pemimpin, penting untuk
demikian, kelelahan emosional dapat menjadi meminimalisir konflik komitmen dan tanggung
variabel yang memediasi konflik antara jawab terhadap keluarga, dengan tidak
pekerjaan-keluarga pada kinerja dosen. Artinya, memberikan tuntutan tugas secara berlebihan
dosen Universitas Negeri Semarang memiliki dan tidak memperpanjang waktu bekerja yang
kemampuan untuk mengatur dan membagi sudah ditetapkan. Hal tersebut dikarenakan agar

198
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)

para dosen dapat membagi waktu dan dapat Prihantoro, Agung. 2012. Peningkatan Kinerja
memenuhi tuntutan peran lainnya. Bagi dosen, Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi,
penting untuk dapat menyelesaikan tugas tepat Disiplin, Lingkungan Kerja, danKomitmen.
Value Added, 8 (2)
waktu dan tidak membawa pekerjaan kerumah
S,Christine W., Megawati Oktorina, Indah Mula.
2010. Pengaruh Konflik Pekerjaan dan
DAFTAR PUSTAKA Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan
Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai
Ghozali, Imama. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Intervening Variabel. Dalam Jurnal Manajemen
dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi 5). dan Kewirausahaan, 12 (2)
Semarang: Badan Penerbit Undip. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset
Greenhaus, J.H & Beutell, N.J .1985. Sources of dan Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Andi
conflict between work and family roles. Shuja’at, Jawwad, Muhammad., Riaz, M. Naveed
Academy of Management Review. 10 (1) dan Akhtar Massod. 2012. “Work-Family
Greenhaus, Jeffrey, H., Karen, M. Collins., dan Jason, Conflict and Burnout Among Lecturers of
D. Shaw. 2003. The relation between work– Public Sector Colleges. Pakistan Journal of
family balanceand quality of life. Journal of Psychology, 43 (2)
Vocational Behavior. 63
Sugiyono. 2010. Pendekatan Kuantitatif,
Karatepe, Osman, M. 2012. The effects of work Kualitatif, dan R&d) Bandung: Alfabeta
overload andwork-family conflict on _______. 2011. Statistika untuk Penelitian (catakan ke
jobembeddedness and jobperformance: The 19). Alfabeta: Bandung.
mediation of emotional exhaustion. ________.2013. Metode Penelitan Pendidikan. Badan
International Journal of Contemporary Hospitality Penerbit Alfabeta.
Management, 25 (4). Nasution.2005. Manajemen Mutu Terpadu.
Li, Chaoping., dkk. 2013. “Cross-Domain Effect of Bogor: Ghalia Indonesia
Work-Family Conflict on Organizational Tuten, Tracy, Ldan Presha, E. Neidermeyer. 2004.
Commitmentand Performance. Sosial Behavior
“Performance, satisfaction and turnover in call
and Personality. 41(10)
centers: The effects of stress and optimism.
Martono. 2013. Strategi Peningkatan Kinerja Program
Journal of Business Research. 57
Studi Melalui Optimalisasi Peran Pimpinan.
Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (2)
.

199

Anda mungkin juga menyukai