Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study was to find out whether there were the effects of work-family conflict on lecturer’s
performance with emotional exhaustion as the mediating variable.The population of this study wasthe lecturers
of Semarang State University. The total sample used in this study were92 lecturers of Semarang State University.
The method of data collectionby quetionares.The results of the study showed that there was a significant positive
influence of work-family conflict on emotional fatigue. The results also showed that there was a significant
negative effect of emotional fatigue on the performance of lecturers. While the work-family conflict showed
negative results but there were no significant effects on the performance of the lecturers. Emotional fatigue was
proved that it mediated between the relationship of work-family conflict and lecturer’s performance.
190
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
191
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
akan menurun. Dari uraian di atas, maka yang tinggi, maka akan mengakibatkan
hipotesis dalam penelitian ini adalah: menurunnya kinerjanya. Hal tersebut serupa
H1: Konflik antara Pekerjaan-Keluarga dengan hasil penelitian dari Ahmad (2008);
mempunyai pengaruh positif pada Kelelahan Karatepe (2013); dan Li dik. (2013) yang
Emosional. menyatakan, bahwa variabel konflik antara
pekerjan-keluarga memiliki pengaruh negatif
Setiap dosen yang menjalani peran ganda pada kinerja.Dari uraian di atas, maka hipotesis
antara pekerjaan dan keluarga yang berusaha dalam penelitian ini adalah:
untuk memenuhi dan menyeimbangkan segala H3: Konflik antara Pekerjaan-Keluarga
tuntutan dan tanggung jawabnya, harus bersiap mempunyai pengaruh negatif pada Kinerja.
akan adanya kelelahan emosional. Hal ini
disebabkan karena adanya tuntutan pekerjaan Konflik antara pekerjaan-keluarga yang
yang dapat mengganggu tanggung jawab pada terjadi secara terus menerus dan dalam jangka
keluarga. Kelelahan emosional yang dirasakan waktu yang lama, akan memicu kelelahan
karyawan secara terus menerus akan membuat emosional pada dosen. Adanya perasaan cemas
mereka menjadi depresi dan merasa tidak saat memulai pekerjaan, mudah melamun dan
berdaya terhadap tuntutan pekerjaan mereka tidak fokus, mudah capek, mudah marah,
yang pada gilirannya akan menurunkan kinerja perasaan gugup dan tidak percaya diri
mereka. merupakan indikasi kelelahan emosional.
Ketika konflik antara pekerjaan-keluarga Semakin tinggi tuntutan dan beban kerja dosen
yang dirasakan dosen semakin tinggi, maka maka semakin besar pula konflik antara
kelelahan emosional dosen akan meningkat, pekerjaan-keluarga yang mengakibatkan
sehingga mengakibatkan kinerja dosen akan kelelahan emosional yang akan dialami.
semakin menurun. Hal tersebut sesuai dengan Konflik antara pekerjaan-keluarga yang
penelitian Ahmad (2008); dan Karatepe (2013), terjadi secara terus menerus yang mengakibatkan
yang menyatakan, bahwa ketika kelelahan kelelahan emosional pada dosen, dan pada
emosional yang dialami karyawan tinggi, maka gilirannya akan menurunkan kinerja. Hal ini
kinerja karyawan rendah. Dari uraian di atas sejalan dengan penelitian Ahmad (2008);
maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Karatepe (2013), yang menyatakan bahwa
H2: Kelelahan Emosional mempunyai konflik antara pekerjaan-keluarga akan memicu
pengaruh negatif pada Kinerja. timbulnya kelelahan emosional dan menurunkan
kinerja.Dari uraian di atas, maka hipotesis dalam
Christine dkk. (2010) kinerja adalah penelitian ini adalah:
pencapaian suatu hasil yang dikarakteristikkan H4: Konflik antaraPekerjaan-Keluarga
dengan keahlian tugas seseorang ataupun mempunyai pengaruh negatif pada Kinerja,
kelompok atas dasar tujuan yang telah dengan Kelelahan Emosional sebagai pemediasi.
ditetapkan sebelumnya.Konflik antara
pekerjaan-keluarga ternyata berpengaruh negatif Kelelahan
pada kinerja karyawan. Emosional
Konflik antara pekerjaan-keluarga
disebabkan karena adanya tekanan kerja yang
tinggi, banyaknya tuntutan tugas, yang
mengakibatkan dosen sibuk dengan pekerjaanya, Konflik
sehingga waktu untuk berkumpul bersama Pekerjaan- Kinerja
keluarga menjadi berkurang, dan menimbulkan Keluarga Dosen
konflik komitmen dan tanggung jawab terhadap
keluarga. Artinya ketika seorang karyawan
merasakan konflik antara pekerjaan-keluarga Gambar 1. Model Penelitian
192
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
Kategori 2 11 – 20 7 20 29,35%
No Jenis Jumlah Persentase tahun
Kelamin
1 Laki-laki 35 38,04 % 3 20 – 30 8 6 15,22%
tahun
2 Perempuan 57 61,96%
Jumlah 92 100% Jumlah 35 57 100%
Sumber: Data Primer diolah (2015) Sumber: data Primer diolah (2015)
193
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
194
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized t Sig.
Model Coefficients Coefficients
195
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
Tabel 11. Hasil uji t variabel konflik antara pekerjaan-keluarga (X), kelelahan emosional (Y1) pada
kinerja (Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Model Summary
196
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
197
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
198
Umi Dwi Poernomo & Nury Ariani Wulansari / Management Analysis Journal 4 (3) (2015)
para dosen dapat membagi waktu dan dapat Prihantoro, Agung. 2012. Peningkatan Kinerja
memenuhi tuntutan peran lainnya. Bagi dosen, Sumber Daya Manusia Melalui Motivasi,
penting untuk dapat menyelesaikan tugas tepat Disiplin, Lingkungan Kerja, danKomitmen.
Value Added, 8 (2)
waktu dan tidak membawa pekerjaan kerumah
S,Christine W., Megawati Oktorina, Indah Mula.
2010. Pengaruh Konflik Pekerjaan dan
DAFTAR PUSTAKA Konflik Keluarga Terhadap Kinerja dengan
Konflik Pekerjaan Keluarga Sebagai
Ghozali, Imama. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Intervening Variabel. Dalam Jurnal Manajemen
dengan Program IBM SPSS 19 (Edisi 5). dan Kewirausahaan, 12 (2)
Semarang: Badan Penerbit Undip. Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset
Greenhaus, J.H & Beutell, N.J .1985. Sources of dan Bisnis dengan SPSS. Yogyakarta: Andi
conflict between work and family roles. Shuja’at, Jawwad, Muhammad., Riaz, M. Naveed
Academy of Management Review. 10 (1) dan Akhtar Massod. 2012. “Work-Family
Greenhaus, Jeffrey, H., Karen, M. Collins., dan Jason, Conflict and Burnout Among Lecturers of
D. Shaw. 2003. The relation between work– Public Sector Colleges. Pakistan Journal of
family balanceand quality of life. Journal of Psychology, 43 (2)
Vocational Behavior. 63
Sugiyono. 2010. Pendekatan Kuantitatif,
Karatepe, Osman, M. 2012. The effects of work Kualitatif, dan R&d) Bandung: Alfabeta
overload andwork-family conflict on _______. 2011. Statistika untuk Penelitian (catakan ke
jobembeddedness and jobperformance: The 19). Alfabeta: Bandung.
mediation of emotional exhaustion. ________.2013. Metode Penelitan Pendidikan. Badan
International Journal of Contemporary Hospitality Penerbit Alfabeta.
Management, 25 (4). Nasution.2005. Manajemen Mutu Terpadu.
Li, Chaoping., dkk. 2013. “Cross-Domain Effect of Bogor: Ghalia Indonesia
Work-Family Conflict on Organizational Tuten, Tracy, Ldan Presha, E. Neidermeyer. 2004.
Commitmentand Performance. Sosial Behavior
“Performance, satisfaction and turnover in call
and Personality. 41(10)
centers: The effects of stress and optimism.
Martono. 2013. Strategi Peningkatan Kinerja Program
Journal of Business Research. 57
Studi Melalui Optimalisasi Peran Pimpinan.
Jurnal Dinamika Manajemen. 4 (2)
.
199