Anda di halaman 1dari 38

Pengertian Dan Ruang

Lingkup Fiqih
Oleh Hidayat Aji Pambudi. S.Ag., MA
Pengertian Fiqih
 Secara harfiyah, fiqih berarti paham atau tahu
 Menurut para fukoha (ahli fiqih) Fiqh itu ialah

ilmu yang menerangkan hukum-hukum


syari’at Islam yang diambil dari dalil-dalilnya
yang terperinci
Pengertian Fiqih
 Menurut Hasan Ahmad Al-Khatib: Fiqhul Islami ialah
sekumpulan hukum syara’, yang sudah dibukukan
dalam berbagai madzhab, baik dari madzhab yang
empat atau dari madzhab lainnya, dan yang
dinukilkan dari fatwa-fatwa sahabat thabi’in, dari
fuqaha yang tujuh di Makkah, di Madinah, di Syam,
di Mesir, di Iraq, di Bashrah dan sebagainya.
 Fuqaha yang tujuh itu ialah Sa’id Musayyab, Abu
Bakar bin Abdurrahman, ’Urwah bin Zubair,
Sulaiman Yasar, Al-Qasim bin Muhammad, Charijah
bin Zaid, dan Ubaidillah Abdillah.
Pengertian Fiqih Lanjut
 Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang
berkembang dalam kalangan ulama Islam,
fiqh itu ialah ilmu pengetahuan yang
membiacarakan/membahas/memuat hukum-
hukum Islam yang bersumber bersumber
pada Al-Qur’an, Sunnah dalil-dalil Syar’i yang
lain; setelah diformulasikan oleh para ulama
dengan mempergunakan kaidah-kaidah
Ushul Fiqh.
 Hukum yang diatur dalam fiqh Islam itu
terdiri dari hukum wajib, sunat, mubah,
makruh dan haram;
 Disamping itu ada pula dalam bentuk yang

lain seperti sah, batal, benar, salah,


berpahala, berdosa dan sebagainya.
Fiqih Islam Mengatur Hubungan
Semua Makhluk
Hubungan-hubungan itu ialah:
a. Hubungan manusia dengan Allah, Tuhannya
dan para Rasulullah;
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
c. Hubungan manusia dengan keluarga dan
tetangganya;
d. Hubungan manusia dengan orang lain yang
seagama dengan dia;
e. Hubungan manusia dengan orang lain vang
tidak seagama dengan dia;
f. Hubungan manusia dengan makhluk hidup yang
lain seperti binatang dan lainnya;
g. Hubungan manusia dengan benda mati dan
alam semesta;
h. Hubungan manusia dengan masyarakat dan
lingkungannya;
i. Hubungan manusia dengan akal fikiran dan ilmu
pengetahuan; dan
j. Hubungan manusia dengan alam gaib seperti
syetan, iblis, surga, neraka, alam barzakh, yaumil
hisab dan sebagainya.
Empat Pembagian Fiqh ( Rubu’)

 Rubu’ ibadat;

 Rubu’ muamalat;

 Rubu’ munakahat; dan

 Rubu’ jinayat.
Fiqih Ibadah

1. Thaharah (bersuci);
2. Ibadah (sembahyang);
3. Shiyam (puasa);
4. Zakat;
5. Zakat Fithrah;
6. Haji;
7. Janazah (penyelenggaraan jenazah);
Fiqih Ibadah
8. Jihad (perjuangan);
9. Nadzar; yakni mewajibkan suatu qurbah
(kebajikan) yang sebenarnya tidak wajib
menurut syari’at Islam dengan lafal yang
menunjukkan hal itu.
10. Udhiyah (kurban);
11. Zabihah (penyembelihan);
12. Shayid (perburuan);
13. ’Aqiqah;
14. Makanan dan minuman.
Ahwalusy Syakhshiyyah
Dalam bab ini dibicarakan dan dibahas masalah-masalah yang dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok persoalan pribadi
(perorangan), kekeluargaan, harta warisan, yang meliputi
persoalan:
1. Nikah;
2. Khithbah (melamar);
3. Mu’asyarah (bergaul);
4. Nafaqah;
5. Talak; (Perceraian)
6. Khulu’; adalah pemutusan perkawinan di antara suami isteri. Dari
segi istilah “khulu”, artinya “pelepasan”, seolah melepaskan pakaian
(Kuzari, 1995: 135). Khulu’ dinamakan juga “ , artinya “tebusan”.
Karena isteri menebus dirinya dari suaminya dengan mengembalika
apa yang pernah diterimanya atau mahar kepada suaminya.
7. Fasakh; Maksud fasakh adalah jatuhnya talak oleh
keputusan hakim atas dasar pengaduan istri,
setelah hakim mempertimbangkan kelayakannya,
sementara suami tidak mau menjatuhkan talak.
Perceraian dalam bentuk fasakh ini bisa berlaku
apabila terdapat cacat di salah satu pihak, seperti
suami impoten, berpenyakit kusta dan sebagainya.
Fasakh juga bisa terjadi jika suami tidak mau
memberi biaya (nafkah), mengumpulkan 2 orang
saudara menjadi isteri, penganiayaan fisik yang
berat, suami murtad / hilangnya tidak jelas hidup &
mati.
 8. Li’an; Menurut bahasa yaitu al-La’nu
artinya jauh dan laknat atau kutukan
 Menurut istilah yaitu sumpah dengan redaksi

tertentu yang diucapkan suami bahwa


isterinya telah berzina atau ia menolak bayi
yang lahir dari isterinya sebagai anak
kandungnya, dan kemudian sang isteri pun
bersumpah bahwa tuduhan suaminya yang
dialamatkan kepada dirinya itu bohong.
 9. Dhihar; Dzihar secara bahasa berarti
punggung, sedangmenurut syara' adalah
suami menyamakan istrinya dengan wanita yg
tidak dihalalkannya (mahromnya).
 Misal : anti alayya kadhohri ummi ( kau

bagiku seperti punggung ibuku)


Ahwalusy Syakhshiyyah
 10. Illa’; Menurut bahasa yaitu melarang diri
dengan menggunakan sumpah
 Menurut istilah yaitu sumpah untuk tidak

mencampuri lagi isteri dalam waktu empat


bulan dengan tidak menyebutkan jangka
waktunya.
11. ’Iddah; Iddah adalah sebuah kewajiban yang
harus dijalani oleh isteri setelah terjadi perceraian
atau ditinggal mati oleh suaminya dengan
berpantang melakukan perkawinan baru, ketentuan
Iddah tersebut terdapat dal am al-Quran maupun
hadis.
a. Wanita Yang Ditinggal Mati Oleh Suaminya
Wanita yang ditinggal mati oleh suaminya memiliki
dua keadaan :
a. Wanita yang ditinggal mati suaminya ketika
sedang hamil. Wanita ini maka masa menunggunya
('iddah) berakhir setelah ia melahirkan bayinya
b. Wanita tersebut tidak hamil. Jika tidak
hamil, maka masa 'iddahnya adalah empat
bulan sepuluh hari.
2. Wanita Yang Diceraikan
Wanita yang dicerai juga ada dua macam
yaitu wanita yang dicerai dengan thalak raj’i
(thalak yang bisa ruju’) dan wanita yang
ditalak dengan thalak bâ’in (thalak tiga).
a. Wanita yang dicerai dengan talak raj’i terbagi
menjadi beberapa :
1. Wanita yang masih haidh
Masa ‘iddah wanita jenis ini adalah tiga kali
haidh
2. Wanita yang tidak haidh, baik karena belum
pernah haidh atau sudah manopause .
Bagi wanita yang seperti ini masa 'iddahnya
adalah tiga bulan
3. Wanita Hamil.
Wanita yang hamil bila dicerai memiliki masa
iddah yang berakhir dengan melahirkan
b. Wanita yang ditalak tiga (talak baa’in).
Wanita yang telah di talak tiga hanya
menunggu sekali haidh saja untuk
memastikan dia tidak sedang hamil
Dengan haidh sekali berarti sudah terbukti
bahwa rahim kosong dari janin dan setelah
itu ia boleh menikah lagi dengan lelaki lain
3. Wanita Yang Melakukan Gugat Cerai
(Khulu’).
Wanita yang berpisah dengan sebab gugat
cerai, masa ‘iddahnya sekali haidh
12. Rujuk; artinya kembali. Menurut syara’ adalah kembalinya
seorang suami kepada mantan istrinya dengan perkawinan
dalam masa iddah sesudah ditalak raj’iy.
 Rujuk untuk talak 1 dan 2 (talak raj’iy)
 Dalam suatu hadist disebutkan : dari Ibnu Umar r.a. waktu

itu ia ditanya oleh seseorang, ia berkata, “Adapun engkau


yang telah menceraikan ( istri) baru sekali atau dua kali,
maka sesungguhnya Rasulullah SAW telah menyuruhku
merujuk istriku kembali”
 Rujuk untuk talak 3 (talak ba’in)

Jika istri telah ditalak tiga maka tidak sah rujuk lagi,
melainkan harus telah menikah dengan orang lain kemudian
bercerai, barulah boleh rujuk kembali dengan akad yang
baru.
.
13. Radla’ah; Radha’ah (Penyusuan) dari segi
bahasa adalah ‫ لمص الثديوشرب لبنه‬yaitu perbuatan
menghisap Areola Mamma dan meminum
susunya.
Adapun dari segi istilah adalah perbuatan yang
dilakukan untuk mendapatkan susu seseorang
perempuan atau susu yang masuk kedalam
perut dan mengesani otak seorang anak.
Dari Aisyah Mengatakan bahwa?.” Nabi SAW
bersabda: “ Sekali susuan atau dua kali susuan
atau sekali hisapan dan Dua kali Hisapan
tidaklah menjadikan mahram.”(Riwayat Muslim)
 Dari beberapa hadis diatas dapat diambil istimbat hukum
bahwa orang-orang yang diharamkam karna susuan ada
tujuh orang yakni:
1. Ibu susuan.
2. Saudara perempuan susuan.
3. Anak perempuan.
4. Saudara dari ayah susuan.
5. Saudara perempuan dari ibu.
6. Anak perempuan dari saudara laki-laki.
7. Anak perempuan dari saudara perempuan.
Selain itu juga dari keterangan hadis diatas menunjukkan
bahwa kerabat-kerabat ibu susu menjadi kerabat bagi anak
susuannya. Akan tatapi kerabat anak susuan tidak menjadi
kerabat bagi ibu susuan.
14. Hadlanah; Secara terminologis, hadhanah
adalah menjaga anak yang belum bisa
mengatur dan merawat dirinya sendiri, serta
belum mampu menjaga dirinya dari hal-hal
yang dapat membahayakan dirinya. Hukum
hadhanah inihanya dilaksanakan ketika
pasangan suami istri bercerai dan memiliki
anak yang belum cukup umur untuk berpisah
dari ibunya. Hal ini disebabkan karena si anak
masih perlu penjagaan, pengasuhan,
pendidikan, perawatan dan melakukan berbagai
hal demi kemaslahatannya. Inilah yang
dimaksud dengan perwalian (wilayah)
15. Wasiat; adalah pesan tentang suatu kebaikan yang akan
dilaksanakan setelah orang yang berwasiat itu meninggal dunia. Jika
diberikan kepada ahli waris maka wasiatnya tidak sah kecuali semua
ahli waris yang lebih berhak menerima warisan itu ridha dan rela
memberikan kepadanya setelah orang yang berwasiat itu meninggal
dunia. 
 Wasiat hukumnya sunnah sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an

bahwa sesudah menetapkan beberapa ketentuan dalam pembagian


harta warisan kemudian Allah menjelaskan pula bahwa pembagian
harta warisan tersebut hendaknya dilakasanakan setelah diselesaikan
wasiat dari orang yang meninggal
 Wasiat yang dapat diterima adalah wasiat yang disampaikan secara

lisan, dua hari sebelum orang yang berwasiat itu meninggal dunia.
Dan jika wasiat itu lebih dari dua hari, maka wasiat itu harus dibuat
secara tertulisa. Demikian pula untuk kebaikan bersama kemudian
hari, maka pada saat seorang berwasiat dapat disaksikan oleh
sekurang-kurangnya dua orang saksi yang adil.
16. Warisan; adalah suatu peninggalan yang
berupa harta benda yang dimiliki oleh
seseorang setelah pewaris meninggal dunia.
Segala peninggalan harta benda seseorang
yang sudah meninggal dunia merupakan
milik ahli waris menurut undang-undang,
melalui surat wasiat
17. Al-hajru secara etimologi adalah mencegah, dan
secara terminologi adalah mencegah penggunaan harta
Hajr adalah sebuah bentuk pengekangan penggunaan
harta dalam transaksi jual-beli atau yang lain pada
sseorang yang bermasalah.
Orang-orang yang dicegah menggunakan hartanya
menurut Syaikh Abu Suja’ ada 6
1. Anak kecil
2. Orang gila
3. Orang yang kurang akalnya
4. Orang yang pailit
5. Orang yang sakit parah
6. Budak yang tidak mendapat izin berdagang dari
tuannya.
Muamalah

Fiqih muamalah ini membahas persoalan harta


kekayaan, harta milik, harta kebutuhan, cara
mendapatkan dan menggunakan harta benda
tersebut baik pribadi maupun kelompok
diantaranya:
1. Buyu’ (jual-beli);
2. Khiyar; Hak pilih bagi salah satu atau kedua
belah pihak yang melaksanakan transaksi untuk
melangsungkan atau membatalkan transaksi
yang disepakati sesuai dengan kondisi masing-
masing pihak yang melakukan transakasi.
3. Riba (renten);
4. Sewa-menyewa;
5. Hutang-piutang;
6. Gadai;
7. Syuf’ah; Menurut bahasa, Syuf’ah berarti
“penggabungan”, yakni penggabungan secara
paksa atas suatu hak yang sudah dijual ke
pihak lain supaya dijual kembali kepada
pihak yang lebih berhak, yakni anggota
perserikatan (syarikah)
 8. Tasharruf; Kata tasharruf berasal dari
bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia
diartikan sebagai pengelolaan atan
pengurusan. Biasanya kata tasharruf ini
sering dujumpai dalam fikih muamalah yang
identik dengan beberapa istilah dalam
al-‘ilmu al-iqtishadyi (ilmu ekonomi), seperti
kata “al- iltizam” ataupun “al-‘aqdu”.
Muamalah
9. Salam (pesanan);
10. Jaminan (borg);
11. Mudlarabah dan Muzara’ah;
12. Pinjam-meminjam;
13. Hiwalah;
a. Menurut Hanafiyah, yang dimaksud hiwalah adalah :
“Memindahkan tagihan dari tanggung jawab yang berutang
kepada yang lain yang punya tanggung jawab kewajiban
pula”
b. Menurut Maliki, Syafi’i dan Hanbali, hiwalah adalah :
“Pemindahan atau pengalihan hak untuk menuntut
pembayaran hutang dari satu pihak kepada pihak yang
lain”.
14. Syarikah; Syirkah menurut bahasa berarti percampuran.
Sedangkan menurut istilah syirkah berarti kerja sama antara
dua orang atau lebih dalam berusaha yang keuntungan dan
kerugiannya ditanggung bersama. Landasan hukum syirkah
terdapat dalam Al Quran surat 38 ayat 34 yang artinya
adalah “ Sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang
berserikat itu sebagian dari mereka itu berbuat zalim
kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh, dan amat sedikitlah mereka
ini.” Dan dalam sabda Rasulullah yang artinya “ Aku ini
ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang
mereka tidak mengkhianati temannya. Apabila salah
seorang telah berkhianat terhadap temannya, aku keluar
dari antara mereka
15. Wadi’ah; dari segi bahasa adalah Simpanan
dari segi istilah adalah Satu akad perjanjian
di antara pihak pemilik harta bersetuju
menyerahkanhartanya atau mengamanahkan
hartanya kepada seseorang tertentu atau
kepada pihak tertentu dengan tujuan untuk
disimpan dan dijaga keselamatannya
16. Luqathah;
Muamalah
17. Ghasab;
18. Qismah; (Pembagian)
Pembagian dibagi menjadi 2 bagian :
 Pembagian harta-harta pokok.
 Pembagian manfaat harta-harta pokok.

Pembagian harta pokok yang tidak ditakar atau tidak pula


ditimbang, secara garis besar dibagi menjadi 3 macam :
Pembagian undian sesudah dinilai dan disbanding.
Pembagian suka sama suka sesudah dinilai dan dibanding.
Pembagian suka sama suka tanpa dinilai dan disbanding.
 Mengenai barang yang ditakar dan ditimbang, pembagiannya
adalah dengan takaran dan timbangan.
 Macam-macam harta pokok dibagi menjadi 3
macam :
 Barang yang tidak dapat dipindahkan dan

tidak pula diubah-ubah, seperti rumah dan


pohon.
 Barang yang dapat dipindahkan dan diubah-

ubah, dan ini dibagi pula menjadi dua macam


: (a) kadang tidak ditakar dan ditimbang. (b)
dan kadang ditakar dan ditimbang.
19. Hibah dan Hadiyah;
20. Kafalah; Konsep Produk dan Implementasi
Operational Dalam Bank Syari’ah. Yang dimaksud
definisi Kafalah adalah merupakan penjamin yang
diberikan oleh penanggung (Kafil) kepada pihak ketiga
dalam rangka memenuhi kewajiban yang ditanggung
(Mahfulanhu) apabila pihak yang ditanggung cidera
janji atau wanprestasi. Secara teknis perbankan dapat
dikatakan bahwa pihak bank dalam hal ini memberikan
jaminan kepada nasabahnya sehubungan dengan
kontrak kerja/perjanjian yang telah disepakati antara
nasabahnya sehubungan dengan pihak ketiga
21. Waqaf*;
22. Perwalian;
23. Kitabah; ialah memerdekan seorang hamba dengan
catatan si hamba harus menyerahkan uang sekian
jumlahnya .
24. Tadbir. Pengertian tadbir adalah Ar n perihal
mengurus atau mengatur (memimpin, mengelola);
pemerintahan; administrasi; menadbirkan v 1
mengurus dan mengatur; memerintah; mengelolakan:
ia ~ negeri itu selama dua puluh tahun; 2 memutuskan:
manusia mengikhtiarkan, Allah ~; penadbir n pengurus;
pengelola; penadbiran n pemerintahan; pengelolaan
Muamalah
25. Status milik bersama baitul mal;
26. Sumber baitul mal;
27. Cara pengelolaan baitul mal;
28. Macam-macam kekayaan atau materi baitul
mal;
30. Obyek dan cara penggunaan kekayaan
baitul mal;
31. Kepengurusan baitul maal; dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai