Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG

ASPEK HUKUM
MANAJEMEN
“INVESTASI SAHAM”

KELOMPOK :

1. THALIA RICKY CAROLINA (195503782)

2. WISNU DWI SAPUTRO (195503963)

3. YUFITA KRISTYIANINGRUM (195503967)

4. ZEYNNITA OKTAVIANA IVADA (195503799)

PRODI S1 MANAJEMEN

UNIVERSITAS PUTRA BANGSA

2020/2021
A. Latar Belakang Masalah BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara
yang menjadi sasaran bagi para pengusaha dalam negeri maupun luar negeri untuk
menambah kekayaan dengan membeli saham dalam bentuk investasi.
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Para
pembeli saham membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka
menerima sebuah sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham
dan kepemilikan mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari
sebuah perusahaan merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak
untuk mendapatkan bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.
Dalam menilai harga saham sebuah perusahaan, analisis aspek perusahaan sangat
penting dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan kegiatan operasional
perusahaan memiliki hubungan timbal balik dengan pendapatan atau laba yang diperoleh
perusahaan. Hal inilah yang akan dipertimbangkan oleh investor saat akan menanamkan
modalnya. Beberapa faktor yang diteliti berkaitan dengan harga saham dapat dilihat dari
laporan keuangan 3 perusahaan diantaranya adalah basic earning power, return on asset,
financial leverage, earning yield, dan kas operasi. Basic earning power merupakan salah satu
ukuran profitabilitas, dimana mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba (Atmaja, 2003:415). Basic earning power dihitung dengan membagi laba usaha/operasi
dengan total aktivanya.
Untuk memulai investasi, investor akan melihatkinerja perusahaan, kemudian harga
saham dari perusahaan yang akan dipilih. Selanjutnya menilai berapa banyak yang akan
diperoleh bila dana investor terbatas. Namun dalam melakukan investasi saham seorang
investor tidak cukup hanya melihat dari segi harga saham tanpa mengerti resiko dan return.
Tetaoi kunci utama untuk sukses dalam investasi dan mengelolanya adalah dengan menilai
aset tersebut dan juga sumber aset untuk mendapatkan nilai tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dalam makalah ini adalah:
1. Pengertian saham
2. Apa saja jenis-jenis saham
3. Bagaimana proses pembelian saham

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk memberitahukan kepada pembaca tentang apa itu saham, jenis-jenis
saham
2. Untuk memberitahukan kepada pembaca tentang apa hak seseorang yang
memiliki suatu saham dan bagaimana cara pembelian saham
D. Manfaat
1. Manfaat untuk penulis ialah mengetahui teluk beluk tentang saham dan
mendalami tentang pengertian saham berserta cara pengambilan
keputusan dalam pembelian saham yang benar.
2. Bagi kalangan umum penulisan ini mampu memperkaya wawasan
serta berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi investor atau calon investor penelitian ini juga berguna bagi pihak
eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui secara pasti tentang
pembelian saham.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa
efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan
bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Dalam bahasa Belanda, Saham disebut “aandeel”, dan dalam bahasa Inggris
disebut dengan “share”, dalam bahasa Jerman disebut “aktie”, dan dalam bahasa Perancis
disebut “action”. Semua istilah ini mempunyai arti surat berharga yang mencantumkan
kata “saham” di dalamnya sebagai tanda bukti kepemilikan sebagian dari modal perseroan,
dengan mana Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak
dan rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas itu
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung
di bank, setiap kali kita menabung maka kita akan mendapatkan slip yang menjelaskan
bahwa kita telah menyetor sejumlah uang. Dalam investasi saham, yang kita terima bukan
slip melainkan saham.
Dalam persyaratan kepemilikan saham, dapat ditetapkan dalam anggaran dasar
dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan
saham telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang memperoleh kepemilikan saham
tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku pemegang saham dan saham tersebut tidak
diperhitungkan dalam kuorum yang hams dicapai sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Untuk mendapatkan suatu saham, seseorang harus melakukan investasi atau penanaman
modal kesuatu perusahaan atau persero, dengan mana penanaman modal di
bagi menjadi, penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal Asing
1. Penanaman Modal dalam negeri
Penanaman modal dalam negeri menurut UU No.25 tahun 2007 adalah kegiatan
penanaman modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI oleh penanam modal
dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Modal dalam negeri adalah
modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara
Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
Sejalan dengan pengertian penanaman modal dalam negeri di atas, pengertian
penanam modal dalam negeri menurut pasal 1 ayat (5) UU No.25 tahun 2007 adalah
penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha
Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di
wilayah negara Republik Indonesia.
2. Penanaman modal asing
Berdasarkan UU No.25 tahun 2007 memberikan pengertian penanaman modal
asing sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan
modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
Penanam modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha
asing, dan/atau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah negara
Republik Indonesia. Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing,
perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan
hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
Dalam prakteknya perusahaan Penanaman Modal Asing selalu berbentuk PT.
Menurut Pasal 5 ayat (2) UU No 25 Tahun 2007 tentang PMA :
“Penanaman modal Asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum
Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Indonesia”.
Menurut Pasal 5 ayat (3) PMA dalam bentuk PT itu dilakukan dengan 3 cara,yaitu :
1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian PT.
2. Membeli saham
3. Melakukan cara lain sesuai dengan peraturan per-UU-an
Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,
kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan
persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah:
1. produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang; dan
2. bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan undang-
undang.

B. Jenis-jenis Saham
Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen.

1. Saham Biasa (common stock)


Saham biasa merupakan saham yang mempunyai hak suara untuk mengambil
keputusan dalam RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan pengurusan
Perseroan, mempunyai hak untuk menerima dividen yang dibagikan, dan menerima
sisa. kekayaan hasil likuidasi.
 Saham Biasa Memiliki karakteristik Utama yaitu:
 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap. Saham ini lebih aman dibandingkan
dengan saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap kekayaan perusahaan dan
pembagian dividen terlebih dahulu. Saham preferen sulit diperjualbelikan seperti
saham biasa karena jumlahnya yang sedikit.
 Karakteristik Saham Preferen adalah sebagai berikut:
 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang
berbeda
 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari
saham biasa dalam hal pembagian dividen
 Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka
dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara
pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk
 Ciri-ciri saham istimewa / Preferen (Preferred Stock) adalah:
 Hak utama atas deviden, artinya saham istimewa mempunya hak
terlebih dahulu dalam hal menerima deviden.
 Hak utama atas aktiva perusahaan, artinya dalam hal likuidasi berhak
menerima pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham istimewa
setelah semua kewajiban perusahan dilunasi.
 Penghasilan tetap, artinya pemegang saham istimewa
memperoleh penghasilan dalam jumlah yang tetap
 Jangka waktu yang tidak terbatas, artinya saham istimewa yang diterbitkan
mempunyai jangka waktu yang tidak terbatas, akan tetapi dengan syarat
bahwa perusahaan mempunyai hak untuk membeli kembali saham istimewa
tersebut dengan harga tertentu.
 Tidak mempunyai hak suara, artinya pemegang saham istimewa
tidak mempunya suara dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham).
 Saham istimewa kumulatif, artinya deviden yang tidak dibayarkan oleh
perusahaan kepada pemegang saham tetap menjadi hak pemegang saham
istimewa tersebut. Jika suatu saat perusahaan tidak membagikan deviden,
maka pada periode yang lain jika perusahaan tersebut membagikan deviden,
maka perusahaan harus membayarkan deviden terutang tersebut sebelum
membagikannya kepada pemegang saham biasa

C. Persayaratan Kepemilikan Saham


Berdasarkan UU No. 40 Tahun 2007, Persyaratan Kepemilikan Saham yaitu:
1. Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya,
2. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan
memperhatikan persyaratan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal persyaratan kepemilikan
saham sebagaimana hal tersebut, telah ditetapkan dan tidak dipenuhi, pihak yang
memperoleh kepemilikan saham tersebut tidak dapat menjalankan hak selaku
pemegang saham dan saham tersebut tidak diperhitungkan dalam kuorum yang harus
dicapai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan/ atau anggaran dasar.
3. Nilai saham harus dicantumkan dalam mata uang rupiah, dengan mana Saham tanpa
nilai nominal tidak dapat dikeluarkan
Dalam Saham, Direksi Perseroan wajib rnengadakan dan menyimpan daftar pemegang
saham, yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Nama dan alamat pemegang saham;
2. Jumlah, nomor, tanggal perolehan saham yang dimiliki pernegang saham, dan
klasifikasinya dalam ha1 dikeluarkan lebih dari satu klasifikasi saham;
3. Jumlah yang disetor atas setiap saham;
4. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak
gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan
hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut;
5. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain , dengan penilaian setoran modal
saham ditentukan berdasarkan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar
atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan Perseroan.
a. Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan daftar khusus yang memuat
keterangan mengenai saharn anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta
keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal
saham itu diperoleh. Sehingga Pemegang saham diberi bukti atas pemilikan
saham untuk saham yang dimilikinya.

D. Cara Membeli Saham


Masalah keuangan yang sering dihadapi menuntut seseorang untuk mulai berfikir
jauh ke depan agar masalah keuangan yang terjadi pada saat ini tidak terjadi lagi pada
masa yang akan datang. Nah, berinvestasi merupakan salah satu solusi keuangan yang
sering digunakan oleh banyak orang untuk mengatasi hal tersebut. kegiatan investasi pada
saat ini sudah sangat bervariasi dan beraneka ragam. Ada yang memanfaatkan barang-
barang berharga seperti emas dan permata sebagai sarana investasi. Ada pula yang berfikir
untuk melakukan investasi dengan cara menyertakan sejumlah modal tertentu ke dalam
perusahaan yang bonafit atau memiliki prospek keuntungan yang bagus untuk bisa
mendapatkan hsil yang maksimal pula. Salah satu implikasinya adalah yaitu berinvestasi
dengan cara membeli saham.
Investasi saham ini adalah investasi dnegan cara membeli sejumlah saham yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan dan akan mendapatkan imbal hasil jika perusahaan yang
disertakan modal mendapatkan keuntungan pula. Investasi yang satu ini bisa dikatakan
investasi paling populer dalam masyarakat. Pengertian masyarakat tentang investasi pun
sebgaian besar bisa digambarkan dalam investasi saham ini. padahal sebenarnya masih
banyak jenis dan macam cara investasi yang lainnya.
Investasi saham ini biasanya dilakukan oleh orang- orang yang mengerti
mengenai investasi saham. Mereka membeli sejumlah saham di suatu perusahaan yang
memang profitabilitasnya tinggi dan memiliki kinerja yang baik. Dalam melakukan
investasi saham ini tidak bisa secara sembarangan jika mengharapkan imbal hasil yang
maksimal. Anda sebagai investor haruslah memiliki pengetahuan dan melakukan analisis
terlebih dahulu terutama kepada perusahaan yang akan Anda beli sahamnya. Jika Anda
sudah menemukan perusahaan mana yang akan Anda pilih sebagai investasi maka
selanjutnya Anda juga perlu mengetahui cara pembelian saham tersebut. Hal tersebut
adalah hal yang paling dasar dalam melakukan investasi saham. Maka dari itu untuk
memberikan wawasan mengenai cara pembelian saham dalam investasi saham maka kami
berikan sedikit penjelasan mengenai tata cara dan alur dalam cara pembelian saham.

1. Membuka Rekening Saham


Cara membeli saham Indonesia atau menanam saham di bursa saham
membutuhkan beberapa tahap. Langkah yang paling awal adalah Anda akan diminta
membuka satu rekening saham yang tercantum nama Anda. Teknis pembukaan
rekening saham sangat mirip dengan pembukaan rekening tabungan. Jika Anda
membuka rekening tabungan, maka Anda datang ke cabang Bank terdekat. Sedangkan
untuk membuka rekening saham Anda anda perlu datang ke perusahaan sekuritas yang
melayani pembukaan rekening saham. Perusahaan sekuritas yang ada di Indonesia
terbagi menjadi dua yaitu atas milik pemerintah dan atas milik swasta. Salah satu
perusahaan sekuritas yang dimiliki oleh pemerintah adalah Danareksa Sekuritas.
Namun, Anda bisa memilih salah satu dari banyak perusahaan sekuritas yang ada
untuk melakukan pembukaan rekening saham. Saat ini ada beberapa kemudahan yang
diberikan dalam pembukaan rekening saham yaitu salah satunya adalah setoran awal
untuk membuka rekening saham termasuk cukup rendah yaitu minimal Rp 5 juta.
Namun setiap perusahaan sekuritas mempunyai ketentuannya masing-masing. Jadi,
untuk detail jumlah setoran untuk pembukaan rekening saham, Anda bisa tanyakan
langsung ke perusahaan sekuritas yang terkait. Sama halnya membuka rekening
tabungan, Anda diminta untuk memberikan beberapa data atau dokumen penting
seperti, Foto copy identitas, data alamat tempat tinggal saat ini, data usaha atau
pekerjaan, data ahli waris, dan Foto Copy buku rekening tabungan. Data data tersebut
adalah data yang Anda butuhkan untuk membuka rekening saham perorangan.

2. Pilih Saham
Tahap selanjutnya setelah anda membuka rekening saham dan sudah menyetor
dana awal minimal yang disyaratkan oleh Perusahaan Sekuritas maka sewaktu- waktu
anda sudah dapat untuk bertransaksi saham. Jika penyetoran modal sudah Anda
lakukan maka selanjutnya adalah melakukan pemilihan saham- saham yang hendak
anda beli sebelum anda benar- benar melakukan pembelian. Dalam pemilihan saham
(sebelum anda ingin membelinya) diperlukan analisa- analisa khusus yang wajib untuk
Anda lakukan. Pertama yang penting untuk Anda perhatikan adalah mengenai
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. analisalah apakah perusahaan tersebut
aman atau resmi. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, Anda harus melihat
bagaimana perkembangan perusahaan tersebut dan apakah keuntungannya selalu
meningkat atau malah menurun. Kemudian, Anda juga perlu menentukan waktu yang
tepat dalam melakukan pembelian saham. Hal ini juga memerlukan analisa mengenai
grafik harga saham pada perusahaan tersebut. Anda harus menentukan bahwa saham
yang akan Anda beli berpotensi untuk memperoleh keuntungan besar untuk invesasi
saham Anda. Tahap ini harus Anda lakukan demi kesuksesan yang Anda peroleh
nantinya.

3. Membeli saham
Jika Analisis mengenai jenis saham dan saham apa yang akan Anda beli sudah Anda
lakukan maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pembelian saham itu sendiri. Inilah
tahapan terakhir dalam pembelian saham. Pembelian saham bisa Anda lakukan dalam dua
cara. Cara yang pertama adalah Melalui Broker atau pialang saham dan cara yang kedua
adalah dengan membeli saham dengan cara mengorder langsung pembelian saham secara
online menggunakan Trading saham Online System. Untuk lebih jelasnya kami berikan
penjelasan di bawah ini.
a. Melalui broker (pialang saham). Anda bisa melakukan pembelian saham
langsung melalui broker atau pialang saham. Bahkan Anda bisa lebih mudah
lagi yaitu hanya dengan menelpon broker atau pialang saham tersebut ketika
hendak melakukan pembelian saham. Cara ini bisa Anda lakukan jika Anda
sudah mengenal dan mengetahui broker atau pialang- pialang yang ada di dalam
bursa saham.
b. Melalui Memasukkan langsung order pembelian saham secara online
menggunakan Trading Saham Online System. Jika melalui broker atau pialang
saham maka Anda bisa membeli saham langsung dengan datang ke kantornya
atau hanya via telepon. Nah, untuk cara yang kedua, Anda bisa melakukan
pembelian saham melalui Trading Saham Online System. Seperti namanya tentu
sistem ini menggunakan cara atau fasilitas online. Anda bisa menginstal system
ini di komputer atau bisa juga langsung di smartphone Anda.

E. Alur Pengambilan Keputusan Pembelian Saham


Merujuk pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-
13/PM/1997tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran
Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (“Keputusan Ketua Bapepam
No. Kep-13/PM/1997”), menjelaskan bahwa setiap pemindahan hak atas saham wajib
memenuhi kententuan yang tercantum dalam angka 11 Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No. Kep-13/PM/1997, yang menyatakan:
1. Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang
ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak, termasuk oleh atau
atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan.
Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau
disetujui oleh Direksi.
2. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal
wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
3. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek.
Adapun perolehan saham bagi PT Terbuka yang diperdagangkan di Pasar Modal,
dapat dilakukan dengan cara:
1. Membeli saham pada saat penawaran umum (Pasar Perdana).
Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, biasanya investor dapat mengisi
Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada prospektus ringkas
atau yang terdapat pada agen-agen penjual yang dituju dan mengirimkan kembali
formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir.
2. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder)
Transaksi jual beli saham yang telah beredar dilakukan melalui perdagangan di Bursa
Efek, yang mana Saudara dapat membelinya melalui anggota bursa. Kenapa Saudara
tidak dapat melakukan pembelian secara langsung dengan Perusahaan yang dituju?
Karena setiap perusahaan yang telah melakukan penjualan sahamnya di Bursa Efek
wajib menunjuk perusahaan efek sebagai perantara perdagangan efek/pialang yang
termasuk dalam daftar perusahaan efek yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK dan
telah menjadi anggota bursa. Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan
untuk kepentingan investor.

F. Penyetoran Saham
Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak
ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud
maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah
diterima oleh Perseroan. Penyetoran saharn dalam bentuk lain selain uang harus disertai
rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan,
dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan rnengenai penyetoran tersebut.
Dalam Pasal 34 ayat 1, 2 dan 3, UU No. 40 Tahun 2007, yaitu:
1. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang dan/atau dalam
bentuk lainnya.
2. Dalam hal penyetoran modal saham dilakukan dalam bentuk lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (I), penilaian setoran modal saham ditentukan berdasarkan nilai
wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar atau oleh ahli yang tidak terafiliasi
dengan Perseroan.
3. Penyetoran saham dalam bentuk benda tidak bergerak hams diumumkan dalam 1 (satu)
Surat Kabar atau lebih, dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah akta pendirian
ditandatangani atau setelah RUPS memutuskan penyetoran saham tersebut

G. Perhitungan saham
a. Menghitung Total Harga Perolehan SahamMenghitung Total Harga Perolehan
Saham Total Harga Perolehan Saham (MPS x QS)+C Dimana:
MPS = Market Price per Share (Harga pasar per lembar saham
QS = Quantity of Shares (Jumlah Saham yang di peroleh)
C = Cost (Biaya perolehan Saham)
b. Menghitung Harga Perolehan Per Lembar Saham
(𝑀𝑃𝑆 ×𝑄𝑆)+𝐶
Harga Perolehan Perlembar Saham = Dimana:
𝑄𝑆
MPS = Market Price per Share (Harga pasar per lembar saham)

QS = Quantity of Shares (Jumlah Saham yang di peroleh)

C = Cost (Biaya perolehan Saham)

Atau
𝐶
Harga perolehan saham =𝑃𝑃𝑆 ((𝑀𝑃𝑆 − 𝑃𝑃𝑆) + ) Dimana:
𝑄𝑆

MPS = Market Price per Share (Harga pasar per lembar saham)
PPS = Price per Share (Nilai nominal per lembar saham)
QS = Quantity of Shares (Jumlah saham yang di peroleh)
C = Cost (Biaya perolehan saham)

 Contoh investasi sementara pada saham


Tanggal 6 Maret 2016 PT. B membeli 1.000 lembar saham milik PT. A dengan harg
pasar Rp 1.200 perlembar. Saham tersebut mempunyai nilai nominal Rp 1.000 per
lembar. Untuk transaksi itu, perusahaan dibebani biaya komisi broker sebesar Rp
50.000. Hitunglah total harga perolehan atas aktifitas pembelian saham tersebut dan
berapakah harga perolehan per lembar sahamnya

Penyelesaian kasus:
Menghitung Total Harga Perolehan Saham
Total Harga Perolehan Saham = (MPS x QS) + C
Total Harga Perolehan Saham = (Rp1.200 x1000) + Rp50.000 = Rp1.250.000

Menghitung Harga Perolehan Per Lembar Saham


(𝑀𝑃𝑆 ×𝑄𝑆)
Harga Perolehan Perlembar Saham =
+𝐶

𝑄𝑆
𝑅𝑝1.200×1000)
Harga Perolehan Perlembar Saham = + 𝑅𝑝50.000
1000
𝑅𝑝1.200.000+𝑅𝑝50.000 𝑅𝑝1.250.000
= 1000 = 1000 = 𝑅𝑝1.250

Atau
𝐶
Harga perolehan perlembar saham = 𝑃𝑃𝑆 ((𝑀𝑃𝑆 − 𝑃𝑃𝑆) + )
𝑄𝑆

𝑅𝑝50.000
Harga perolehan perlembar saham = 𝑅𝑝1.000 + ((𝑅𝑝1.200 − 𝑅𝑝1.000) + )
1000
𝑅𝑝50.000
=𝑅𝑝1.000 + (𝑅𝑝200 + )
1000
=𝑅𝑝1.000 + (𝑅𝑝200 + 𝑅𝑝50)

=𝑅𝑝1.000 + 𝑅𝑝250 = 𝑅𝑝1.250

c. Menghitung Deviden Saham


Untuk mengetahui pendapatan deviden atas saham yang diperoleh pemilik saham
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Pendapatan Deviden=DVS x QS
Dimana:
DVS = Deviden per Share (Deviden per lembar saham)
QS = Quantity of Shares (Jumlah saham yang di peroleh)

 Contoh kasus :

Tanggal 10 April 2016, PT. B menerima dividen tunai sebesar Rp 150 per lembar.
Pada saat ini, PT. B menguasai 1.000 lembar saham PT. A. Hitunglah besarnya total
deviden yang didapatkan oleh PT.B!

Penyelesaian Kasus:
Pendapatan Deviden=DVS x QS
Pendapatan Deviden=Rp 150 x1.000=Rp 150.000

d. Menghitung Laba/Rugi Pelepasan Saham Pemilik saham dapat saja melepas saham
yang dimilikinya dengan cara menjual

Saham tersebut kepada pihak lain. Untuk mengetahui apakah hasil penjualan saham
tersebut menghasilkan Laba/Rugi, dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1) Mencari Hasil Penjualan Saham
Hasil Penjualan Saham = (Kurs x PPS x QS) x Commitions
2) Menghitung Laba/Rugi atas Penjualan Saham
Laba−Rugi Atas Penjualan Saham = Total Harga Perolehan Saham−Hasil
HenjualanSaham
Keterangan:
Kurs = Kurs nilai pada saat pelepasan saham
PPS = Price per Share (Nilai nominal per lembar saham)
QS = Quantity of Shares (Jumlah saham yang di
peroleh) Commition = Biaya Komisi pada saat pelepasan
saham

 Contoh kasus
Tgl. 5 Juni 2016, PT. B menjual semua kepemilikan sahamnya atas PT. A yaitu 1.000
lembar saham dengan kurs jual 130% dengan menggunakan jasa perusahaan broker.
Nilai nominal saham yang dimiliki PT.B kepemilikan PT.A adalah Rp.1000 per
lembar. Berkaitan dengan hal itu, perusahaan dikenakan biaya komisi broker sebesar
1%. Hitunglah besarnya selisih laba/rugi atas transaksi pelepasan saham tersebut
Penyelesaian Kasus:
Mencari Hasil Pelepasan Saham
Hasil Pelepasan Saham = (Kurs x PPS x QS) x Commitions
Hasil Pelepasan Saham = (130 x Rp 1.000 x1.000) x 1
= (130 x Rp 1.000.000) x 1
= Rp1.300 .000 x 1
= Rp1.430 .000
Menghitung Laba/Rugi atas Pelepasan Saham
Laba−Rugi Atas Pelepasan Saham=Hasil Henjualan Saham−Total Harga Perolehan
Saham
Perhitungan :
Dividen = 1.000 lbr x Rp 150 = Rp 150.000,-
Harga Jual = 130% x 1000 lembar x Rp 1.000,- = Rp 1.300.000,-
Biaya komisi = 1% x Rp 1.300.000,- = Rp 13.000,
Hasil Penjualan Saham = Rp 1.287.000,-
Harga Perolehan = (Rp 1.250.000,-)
Laba Penjualan Saham = Rp 37.000,-
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 60 UU NO. 40 Tahun 2007, Saham merupakan benda bergerak dan
rnemberikan hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS, menerima
pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta menjalankan hak lainnya
berdasarkan Undang-Undang ini.
Dalam pembelian saham atau pengambilan keputusan pembelian saham alangkah
baiknya seseorang atau suatu perusahaan untuk memahami alur dan cara pembelian saham
beserta mengusai harga pasar saham yang sedang berlaku. Saham bisa dibeli oleh siapa saja
jika syarat dan ketentuan hukum yang berlaku sudah terpenuhi semuanya.

B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan tentunya
banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini.Hal ini disebabkan karena masih
terbatasnya kemampuan kami.
Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini sangat bermanfaat
untuk kami khususnya bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Garrison, Noreen, Brewer. 2007. Managerial accounting (Akuntansi Manajerial) buku
ke – 2,edisi 11. Salemba Empat. Jakarta.
Hansen, Mowen, 2005. Manajemen Accounting (Akuntansi Manajemen) buku ke – 2 edisi 7.
Salemba Empat. Jakarta
http://www.ceobisnis.com/2014/12/cara-membeli-saham-perusahaan-di-bursa.html
http://riskymahira.blogspot.co.id/2013/06/makalah-penilaian-saham.html
http://elib.unikom.ac.id/
https://www.researchgate.net/publication/340595378_ANALISA_PENILAIAN_DAN_PER
HITUNGAN_HARGA_SAHAM

Anda mungkin juga menyukai