PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam perkembangan peran wanita dalam dunia kerja terdapat keberhasilan untuk
mampu mendapatkan kedudukan penting di suatu perusahaan atau organisasi. Jika
dilihat dari posisi Mentri di Kabinet Indonesia Maju edisi april 2021 ada enam nama
wanita-wanita hebat yang menjabat yaitu Tri Rismaharini, Sri Mulyani, Retno LP
Marsudi, Siti Nurbaya Bakar, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dan Ida Fauziyah. ini
menunjukkan bahwa wanita juga mampu menduduki posisi yang sama dengan pria. Hal
ini memunculkan fenomena dalam masyarakat, dimana dalam pengembangan karier di
sebuah organisasi atau perusahaan seorang wanita mampu mendapatkan tingkat
kedudukan atau jabatan yang menguntungkan. Namun, beberapa wanita juga memiliki
hambatan dalam pengembangan karier.
Hambatan itu muncul pada persoalan jenis kelamin atau gender yang cukup sensitif
di banyak kalangan atau sumber daya manusia pada organisasinya, karena masih
Penelitian ini memanfaatkan data Primer dan sekunder dalam mendapatkan data
atau informasi yang dibutuhkan. Sumber data Primer yang didapatkan adalah data yang
didapat langsung dari pegawai wanita PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero) melalui
kuisioner cetak dengan pertanyaan permasalahan yang diteliti. Adapun sumber data
sekunder didapatkan data jumlah pegawai wanita PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero).
Definisi Oprasional
Defenisi operasional diartikan suatu petunjuk tentang bagaimana suatu variabel
dapat diukur dengan cara melihat pada indikator dari variabel. Untuk memberikan
gambaran atau batasan yang jelas tentang makna faktor penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel bebas yaitu Glass ceiling
(X1) dan Self-efficacy (X2) dan 1 variabel terikat yaitu Pengembanagan Karier Wanita
(Y).
Glass Ceiling
Mengukur besar atau tidak pengaruh yang dihasilkan glass ceiling, maka peneliti
mengikuti Afza dan Newaz (2008) dalam menentukan indikator persepsi terkait glass
ceiling sebagai berikut:
1. Persepsi Manajemen (Management Perception)
Menjelaskan tentang tanggapan pegawai mengenai persepsi dalam melihat kinerja
wanita maupun pria.
2. Lingkungan Kerja (Work Environment)
Menunjukan peluang seorang wanita untuk mencapai posisi yang lebih tinggi dilihat
dari tanggapan internal perusahaan.
3. Konflik Kehidupan Kerja (Work Life Conflict)
Menjabarkan konflik atau permasalahan yang acap ditemui pada pegawai wanita
seperti konflik dengan pekerjaan dengan atasan serta tanggapan keluarga.
Self-efficacy
Brown dkk (dalam Widayanto 2006) menjelaskan bahwa indikator self-efficacy
merujuk pada beberapa dimensi, yakni level, streght, serta generality. Olehh karena itu,
inilah yang dapat dipahami sebagai beberapa indikator tersebut :
1. Yakin mampu merampungkan suatu tugas tertentu mampu menyelesaikan tugas
tertentu dimana target tugas tersebut ditentukan
2. Yakin mampu mendorong dari dalam diri agar dapat bertindak dan berperilaku sesuai
keperluan mampu menemukan dorongan bagi diri sendiri dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
3. Yakin mampu untuk berusaha lebih keras dan lebih rajin.
Usaha keras dalam mengerjakan tugas hingga selesai melalui segenap setiap daya
upaya darinya.
4. Yakin mampu bertahan di tengah banyaknya kesulitan dan hambatan.
Dapat bertahan dalam situasi sulit atau memiliki hambatan serta mampu bangkit dari
kegagalan.
Pengembangan Karier
Menurut Veitzal Rivai (2005), dalam pengembangan karier dibutuhkan beberapa
indikator sebagai pertimbangan atas pelaksanaannya.
1. Memperoleh keadilan dalam karier
Perwujudan keadilan hanya akan ditemui jika kriteria promosi dipertimbangkan
secara objektif, rasional, dan diketahui seluruh pegawai pria maupun wanita.
2. Keperdulian atasan langsung
Bentuk keperdulian para atasan adalah umpan balik. Umpan balik tersebut menjadi
bahan untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk kemungkinan promosi
3. Adanya minat untuk dipromosikan
Faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan pelatihan mempengaruhi minat
seseorang untuk mengambankan karier.
4. Tingkat Kepuasan
Tingkat kepuasan setiap pegawai berbeda-beda ada pegawai yang sudah puas dengan
posisi yang tidak mengalami kenaikan dan ada juga pegawai yang belum puas dengan
posisi yang tempuh saat ini.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Teknik analasis Partial Least Square (PLS). PLS
merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan
ketika faktor-faktor terlalu banyak.
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Karakteristik Responden
Uji Hipotosis
Jika dilihat tabel 6 yaitu Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Tabel tersebut
memperlihatkan kesimpulan bahwa terdapat hipotesis yang menjelaskan :
1. Terdapatnya pengaruh positif dari Glass Ceiling (X1) terhadap Pengembangan Karier
(Y) bisa diterima, sebab path coefficients-nya senilai 0,410424, berikut T-statistic-nya
senilai 2,718643 > 1,96 (berdasar nilai tabel Zα = 0,05), artinya dianggap positif
atau signifikan.
2. Terdapatnya pengaruh positif dari Self-efficacy (X2) terhadap Pengembangan Karier
(Y) bisa diterima, sebab path coefficients-nya senilai 0,559370 berikut T-statistic-nya
senilai 3,620920 > 1,96 (berdasar nilai tabel Zα = 0,05), artinya dianggap positif atau
signifikan.
Pembahasan
Pengaruh dari Glass Ceiling pada Pengembangan Karier wanita PT. Angkasa Pura I
Juanda (Persero). Dari hasil data olah PLS, ditemukan hasil mengenai adanya pengaruh
positif dari glass ceiling pada Pengembangan karier Wanita dengan signifikan. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa fenomena glass ceiling masih menjadi penghambat
bagi pegawai wanita PT. Angkasa Pura 1 Juanda (Persero) dalam pengembangan karier
wanita. Sesuai dengaan penelitian sebelumnnya oleh Andi (2020) yang menyatakan
bahwa perempuan apapun pekerjaannya dan dimanapun dia bekerja maka tidak pernah
lepas dari keberadaan glass ceiling.
Indikator dari glass ceiling yaitu Konflik Kehidupan Kerja (Work Life Conflict)
memiliki factor loading terbesar dibanding indikator lainnya yaitu sebesar 0,961.
Artinya indikator tersebut merupakan indikator yang paling kuat dalam membentuk
variabel glass ceiling dan berdampak pada pengembangan karier. Hal ini menunjukan
bahwa pegawai wanita memiliki konflik kehidupan kerja yaitu para wanita memiliki
beban tersendiri antara memproritaskan keluarga atau pekerjaan dan minimnya
dukungan rekan kerja yang mengakibatkan pengembangan karier mereka sulit untuk
mengalami peningkatan.
Pengaruh self-efficacy terhadap Pengembangan Karier wanita PT. Angkasa Pura I
Juanda (Persero). Hasil yang juga diperoleh ialah mengenai adanya pengaruh yang
positif Self-efficacy terhadap Pengembangan Karier wanita dengan signifikan. Jika self-
efficacy pegawai wanita PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero) semakin tinggi, maka
dapat meningkatkan pengembangan karier pegawai wanita. Sesuai dengan penelitian
Ainiyah (2019) menyatakan bahwa semakin tinggi self-efficacy wanita, maka wanita
tersebut semakin yakin bahwa mampu tidaknya wanita dalam mencapai karier yang
lebih tinggi ditentukan oleh keyakinan dan kemampuan pada diri sendiri.
Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa indikator dari self-efficacy yaitu Yakin
dapat memotivasi diri untuk melakukan tindakan yang diperlukan memiliki factor
loading tersebesar yaitu sebesar 0,969. Artinya indikator tersebut merupakan indikator
yang paling kuat dalam membentuk self-efficacy dan berdampak pada pengembangan
karier wanita. Hal ini menunjukan bahwa pegawai wanita PT. Angkasa Pura 1 Juanda
(Persero) memiliki self-efficacy yang tinggi dari cara pegawai menemukan motivasi
dalam setiap tindakan apa yang harus dilakukan dalam pengembangan karier mereka.
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian melalui olah data PLS dalam uji variabel glass ceiling pada
Pengembangan karier wanita maka dapat diambil kesimpulan bahwa glass ceiling
memberikan pengaruh terhadap Pengembangan karier wanita. Dengan keberadaan glass
ceiling pegawai wanita PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero) masih mengalami kesulitan
dalam mencapai jabatan atau kedudukan yang lebih tinggi. Selanjutnya self-efficacy
juga memberikan pengaruh terhadap pengembangan karier wanita PT Angkasa Pura I
Juanda (Persero) karena dengan self-efficacy pegawai wanita yang semakin tinggi dapat
membuat kepercayaan pegawai dalam mengambil tantangan baru dalam pekerjaannya
juga semakin tinggi.
Saran
Hasil dari penelitian ini tentunya akan berimpilikasi pada beberapa saran yang
dapat disampaikan sebagai sumbangan manfaat sebagai masukan dan bahan dalam
pengambilan keputusan. Keberadaan Glass ceiling merugikan pegawai wanita PT.
Angkasa Pura I Juanda (Persero) dalam pengembangan kariernya, maka perusahaan bisa
lebih memperhatikan kesejahteraan dari pegawai wanita. Hal ini sebaiknya dilakukan
perusahaan sebagai bentuk pencegahaan agar wanita merasa didukung dan menunjukan
sikap yang positif terhadap pengembangan karier. PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero)
juga disarankan memberikan penilaian secara adil kepada pegawai pria maupun wanita
apabila memiliki kemampuan, keyakian, dan kulifikasi yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Afza, S, dan Mohammad K.Newaz. 2008. Factors Determining the Presence of Glass
Ceiling and Influencing Women Career Advancement in Bangladesh. BRAC
University Journal, Vol. 5 No. 1, pp.85- 92
Ainiyah, L. 2019. Hubungan antara persepsi dukungan organisasi dan self-efficacy
dengan sikap wanita karier terhadap glass ceiling (Doctoral dissertation, Universitas
Airlangga).
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy in Changing Societies. New York: Cambridge
University Press.
Bandura, A. 1997. Self-Efficacy : The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman
and Company.
Hassan, F. D., & Ehsan, A. 2015. Barriers to Women Career Advancement (Glass
Ceiling) and The Role of Personality Traits (Self-Esteem, Self-Efficacy) as Means of
Breaking Through. International Academic Institute for Science and Technology,
Vol. 2, No. 8, hal. 9-16.
Kaseger, G. R.. 2013. Pengembangan Karier dan Self-Efficacy Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Matahari Department Store Manado Town Square. Jurnal
EMBA. Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal. 906-916
Schwarzer, R., & Jerusalem, M.. 1995. Generalized Self-efficacy Scale. In J.
Weihman,S. Wright, & M.Johnston (Eds.), Measures in health psychology: A user’s
portofolio.Causal and Control beliefs (pp.35-37). Windsor, UK:N fer-Nelson.
Smith, P., Caputti, P., & Crittenden, N. 2012. A Maze of Metaphors Around Glass
Ceilings. Gender in Management : An International Journal, 436-448.
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D cetakan ke 26.
Bandung : Alfabeta.
Veitzhal Rivai, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori
ke Praktik, (Jakarta: Grafindo Prasada) 64
Verra, Asis Andi. 2020. Pengaruh Glass Ceiling Terhadap Pengambangan Karier
Perempuan (Studi Aparatur Sipil Negara Institud Agama Islam Negeri
Palopo) (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Negeri Palopo).
Widyanto, E. 2006. Hubungan antara Self-Efficacy dengan Efektivitas Komunikasi
pada Receptionist Hotel. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Malang Fakultas
Psikologi.
Zhou, W., & Chang, K. C. 2015. Patterns of Female Senior Business Leadership in E-
Commerce Companies China. EMEEIT, 452-455.
Zulkarnaen, W. Sofyan, Y. & Fitriani, I. (2021). Effect of Self Esteem and Self Efficacy
on Work Satisfaction and Its Implication on Teacher Performance (Study at SDN 1
Legokpego, Desa Drawati, Kecamatan Paseh, Bandung District). Atlantis Press,
Advances in Social Science, Education and Humanities Research. 85-89.
https://doi.org/10.2991/assehr.k.210304.019.
TABEL
Tabel 1. Data Pegawai Wanita PT. Angkasa Pura I Juanda (Persero)
Tabel 5. R Squere
R Square
GLASS CEILING (X1)
SELF-EFFICACY (X2)