Sulaiman
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Almuslim, Aceh
naraseuki.leman@gmail.com
Asnawi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh, Aceh
asnawiabd@yahoo.com
Faisal Matriadi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh, Aceh
ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh pemberdayaan, self efficacy dan budaya organisasi
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan, serta menguji efek mediasi dari variabel
kepuasan kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah 120 orang karyawan PT. Surya
Madistrindo Cabang Lhokseumawe. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path
analysis) dengan metode SEM (structural equation modelling) menggunakan Amos. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masing-masing variabel pemberdayaan, self efficacy dan
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja
serta variabel kepuasan kerja memediasi ketiga variabel eksogen dengan variabel endogen
secara parsial mediasi.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Self efficacy, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja, dan Kinerja
ABSTRACT
This research examines the influence of empowerment, Self-efficacy and the organizational
culture toward job satisfaction and the employee performance, and also to examine the
mediation effect of job satisfaction. The samples are 120 employees at PT. Surya Madistrindo
Lhokseumawe. The analytical tool used is path analysis with SEM Method (Structural
Equation Model) by using Amos. The result shows that empowerment, Self-efficacy, and the
organizational culture positively and significantly influence the employee performance and
job satisfaction, and the job satisfaction fully mediates three exogenous and endogenous
variables.
1
PENDAHULUAN
Zaman semakin maju, ilmu pengetahuan untuk mengikuti senior mereka untuk
semakin berkembang, alat-alat semakin canggih, memperoleh pembekalan (on the job training).
jumlah penduduk semakin meningkat, kebutuhan Ironisnya, karyawan yang direkrut belum
akan sandang dan pangan pun semakin banyak, tentu memiliki pengalaman kerja yang sesuai
sehingga manusia akan berfikir cara-cara baru dengan kebutuhan kerja, seperti karyawan
seperti inovasi produk, pelayanan prima yang alumni jurusan ilmu hukum atau jurusan teknik
tujuan utama adalah untuk menghasilkan produk mesin bekerja sebagai salesman, dan lain-lain.
maupun jasa yang memiliki nilai jual atau Penempatan posisi jabatan seperti ini dianggap
bermanfaat untuk bisa memenuhi permintaan tidak tepat, sebab penempatan posisi jabatan
konsumen atau pelanggan. seperti itu bukan pada tempatnya maksudnya
Konsep tuntutan sumber daya manusia bukan pada keahliannya, sehingga menyebabkan
memfokuskan perhatian pada bagaimana kinerja karyawan pada PT. Surya Madistrindo
memotivasi orang untuk bekerja sama secara tidak produktif.
manusiawi. Hubungan manusiawi yang lebih Karyawan perusahaan diharapkan
menekankan pada lingkungan yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam
menyenangkan untuk bekerja, dalam artian bekerja, yang biasa dikenal dengan self-efficacy.
terciptanya lingkungan kerja dengan kondisi Self-efficacy adalah sebuah keyakinan karyawan
yang baik, tunjangan yang baik, serta simpatik tentang probabilitasnya mampu melaksanakan
dan memotivasi pekerja untuk bekerja giat tugas dengan semestinya. Menurut pendapat
sehingga dapat berpengaruh terhadap Feist & Feist (2002) menyebutkan bahwa ketika
peningkatan kinerja, yang pada akhirnya akan seseorang mengalami ketakutan yang tinggi,
mempengaruhi kepuasan kerja (Strauss, G and kecemasan yang akut atau tingkat stress yang
Sayles., 1996). tinggi, maka biasanya mereka memiliki Self-
Penelitian terdahulu yang dilakukan efficacy yang rendah. Sementara mereka yang
Suryadewi et al.(2014) mengkaji tentang memiliki self-efficacy yang tinggi mereka merasa
pengaruh pemberdayaan terhadap kinerja mampu dan yakin terhadap kesuksesan dalam
karyawan pada PT. Bali Segara Nusantara. Hasil mengatasi tantangan dan menganggap ancaman
penelitian mereka menyebutkan bahwa sebagai suatu tantangan yang tidak perlu
pemberdayaan karyawan berpengaruh positif dan dihindari.
signifikan terhadap kinerja karyawan. Pada Self-efficacy dengan kinerja memiliki
penelitian terdahulu dan penelitian ini ada hubungan sebagaimana yang dikatakan oleh Lee
beberapa variabel berkenaan sama namun & Bobko (1994) bahwa individu yang memiliki
berbeda objek, alat analisis dan hasil self-efficacy tinggi, ketika menentukan tujuan
penelitiannya ada hubungan langsung dan tidak tertentu akan mencurahkan semua perhatian
langsung, signifikan dan ada tidak signifikan. untuk memenuhi tuntutan tersebut. Dan ketika
Research gap dalam penelitian ini dapat menghadapi hambatan dan juga kesulitan dalam
diketahui bahwa variabel berkenaan yang sama pencapaian tujuan tersebut ia akan berusaha
tetapi hasilnya berbeda. Peneliti terdahulu semaksimal mungkin agar mampu bertahan lebih
menghubungkan antara variabel pemberdayaan lama dan berhasil mencapai tujuan organisasi
dan kinerja yang mana hasilnya mengungkapkan atau kinerja yang ditetapkan oleh pimpinan.
variabel pemberdayaan berpengaruh signifikan Adapun kaitan hubungan antara Self-
terhadap kinerja artinya jika pemberdayaan efficacy dengan kinerja seperti yang dilakukan
diterapkan secara efektif maka kinerja semakin oleh Prasetya (2013) menyebutkan bahwa self-
meningkat. (Suryadewi, et al.2014). efficacy memiliki pengaruh yang signifikan
Sementara itu, fenomena yang terjadi terhadap kinerja karyawan. Sebaliknya,
terhadap karyawan pada PT. Surya Madistrindo fenomena yang terjadi pada karyawan PT. Surya
Cabang Lhokseumawe tidak demikian, Madistrindo Cabang Lhokseumawe tidak
karyawan-karyawan pada perusahaan ini yang demikian, banyak karyawan pada PT. Surya
telah mengikuti tes dan lulus wawancara, Madistrindo Cabang Lhokseumawe seperti
langsung ditugaskan bekerja, ada yang Salesman tidak memiliki self-efficacy yang kuat,
ditugaskan ke lapangan sebagai penjual rokok, mereka tidak yakin dapat melaksanakan tugas
sebagian lagi ditempatkan di bagian administrasi, dengan semestinya untuk mencapai hasil kerja
gudang, dan personalia. Mereka ditugaskan yang memuaskan di saat mereka turun ke
23 Desember 2015 2
lapangan. Akibatnya, mereka tidak mampu bagian administrasi kepada Salesman, mereka
menggapai target penjualan yang ditetapkan menunding satu-sama lain, saling menyalahkan
pimpinan perusahaan kepada mereka sehingga dan saling curiga-mencurigai.
kinerja mereka tidak produktif, sehingga mereka Pakar ahli ilmu manajemen pernah
harus mengundurkan diri (resign) dari menyebutkan bahwa ada hubungan antara
pekerjaannya atau dipecat karena dianggap tidak budaya organisasi dengan kinerja sebagaimana
mampu melaksanakan tugas seperti yang yang dikemukakan oleh Turner (1994) yang
diharapkan pimpinan perusahaan. menyebutkan bahwa budaya dalam suatu
Budaya organisasi pada hakikatnya organisasi pada hakekatnya mengarah pada
merupakan kebiasaaan atau ritual yang diyakini perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat
dan dilakukan oleh semua anggota organisasi. dan memotivasi setiap individu yang ada di
Budaya mencerminkan apa yang dilakukan dan dalamnya dan mengerahkan pada upaya mencari
bukan apa yang akan berlaku (Uha, 2013). penyelesaian dalam situasi yang ambigu.
Budaya organisasi memberikan ciri dan identitas Pengertian ini memberi dasar pemikiran bahwa
kepada sebuah perusahaan atau organisasi dan setiap individu yang terlibat di dalamnya akan
membedakan organisasi tersebut dengan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi
organisasi lainnya. kerja yang ideal agar tercipta suasana yang
PT. Surya Madistrindo Cabang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang
Lhokseumawe memiliki budaya organisasi diharapkan.
tersendiri salah satunya adalah Monday Meeting, Penelitian sebelumnya yang meneliti
dan Rapat Kerja (Raker) Tahunan. Monday tentang budaya organisasi dan pengaruhnya
Meeting merupakan kegiatan rapat rutin yang terhadap kinerja pernah dilakukan oleh Edyatmo
dilakukan setiap hari Senin pagi sebelum (2013). Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa
karyawan mulai bekerja. Raker Tahunan adalah budaya organisasi pengaruh positif dan
kegiatan rapat yang diselenggarakan setiap signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya
tahun, biasanya dalam bentuk Employee apabila budaya organisasi semakin baik, maka
Gathering. Selain itu ada juga beberapa budaya kinerja karyawan akan meningkat. Berbeda
organisasi di dalamnya yaitu “Trust and halnya dengan pengalaman yang terjadi pada PT.
Tolerance”. Trust and Tolerance merupakan Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe,
nilai (value) yang dimiliki PT. Surya budaya organisasi di perusahaan ini ternyata
Madistrindo Cabang Lhokseumawe. Kegiatan belum berjalan sebagaimana mestinya.
menekankan dan memberikan pemahaman Berikut ini dapat dijelaskan research gap
terhadap value Trust and Tolerance tersebut pada penelitian terdahulu bahwa secara teoritis
dilakukan secara terus-menerus di dalam setiap pemberdayaan berpengaruh secara langsung
kesempatan dengan tujuan untuk melekatkan terhadap kinerja karyawan, hasilnya signifikan,
value tersebut ke dalam diri setiap individu, (Rahayu & Sudibia, 2013). Sedangkan penelitian
sehingga seluruh karyawan memiliki rasa lain mengungkapkan bahwa pemberdayaan
percaya dan toleransi terhadap sesama rekan berpengaruh secara tidak langsung terhadap
kerja. kinerja, hasilnya tidak signifikan (Nongkeng, et
Fenomena yang terjadi pada karyawan al. 2012).
PT. Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe Inti dari semua penjelasan di atas adalah
bertolak belakang dengan budaya organisasi ada kesenjangan berupa hasil penelitian, yaitu
yang ditetapkan pimpinan PT. Surya Madistrindo perlu ada penjelasan lebih lanjut mengapa
Cabang Lhokseumawe, sebagaimana pengakuan sampai ada perbedaan. Perbedaan-perbedaan
beberapa karyawan pada PT. Surya Madistrindo hasil penelitian ini diperkirakan karena adanya
Cabang Lhokseumawe yang menyebutkan bahwa pemberdayaan karyawan yang menuntut untuk
ada konflik antar sesama karyawan seperti salah mendorong peningkatan kinerja tanpa kepuasan
seorang Salesman selaku penjual rokok memberi kerja.
laporan yang keliru kepada karyawan bagian Berdasarkan latar belakang di atas, saya
administrasi selaku pencatat. Permasalahannya tertarik mengadakan penelitian kembali namun
adalah ketika terjadi ketidak akuratnya laporan pada penelitian ini objek penelitiannya berbeda
penjualan rokok dengan bukti pembayaran (bon) dengan penelitian sebelumnya, yaitu mengkaji
yang diterima karyawan bagian administrasi tentang kinerja karyawan pada PT. Surya
yang diserahkan Salesman, sehingga Madistrindo Cabang Lhokseumawe. Sehingga
menyebabkan ketidak percayaan karyawan penelitian ini diberi judul “Pengaruh
23 Desember 2015 3
Pemberdayaan, Self-efficacy, dan Budaya Kerja, (4) Kepuasan pada Kondisi Fisik, (5)
Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kepuasan pada Promosi Jabatan.
Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe
dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Pemberdayaan
Intervening” Pemberdayaan adalah wewenang untuk
membuat keputusan dalam suatu area kegiatan
Tujuan Penelitian: operasi tertentu tanpa harus memperoleh
1. Menguji dan mengetahui pengaruh pengesahan orang lain. (Luthans, 1998).
pemberdayaan, Self-efficacy, budaya Pemberdayaan mengacu kepada
organisasi terhadap kinerja karyawan pada beberapa indikator menurut Suryadewi, et al.
PT. Surya Madistrindo Cabang (2014) antara lain sebagai berikut: (1)
Lhokseumawe. Kemampuan, (2) Kepercayaan, (3) Wewenang,
2. Menguji dan mengetahui pengaruh (4) Tanggung jawab.
pemberdayaan self-efficacy, budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja Self-efficacy
karyawan pada PT. Surya Madistrindo Self-efficacy adalah keyakinan seseorang
Cabang Lhokseumawe. terhadap kapabilitas yang dimilikinya dalam
3. Menguji dan mengetahui pengaruh mengorganisir dan melaksanakan kegiatan-
kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. kegiatan yang mensyaratkan pencapaian tingkat
4. Menguji dan mengetahui kepuasan kerja kinerja tertentu. Keyakinan akan kemampuan diri
memediasi antara pemberdayaan, self- akan mempengaruhi cara orang dalam berpikir,
efficacy, budaya organisasidengan kinerja merasakan dan memotivasi diri mereka sendiri
karyawan pada PT. Surya Madistrindo dalam bertindak. (Bandura, 1997)
Cabang Lhokseumawe ? Self-efficacy mengacu kepada beberapa
indikator menurut Anita, et al. (2013) dan
Bandura (1998) dalam Sahertian (2010) antara
TINJAUAN PUSTAKA lain sebagai berikut: (1) kemampuan dalam
menghadapi situasi yang tidak menentu yang
Kinerja mengandung unsur kekaburan tidak dapat
Kinerja adalah seperangkat hasil yang diprediksi dan penuh tekanan; (2) Keyakinan
dicapai serta merujuk pada tindakan pencapaian terhadap kemampuan menggerakkan motivasi,
serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang kemampuan kognitif, dan melakukan tindakan
diminta. (Stolovic dan Keeps, 1992 dalam Casio yang diperlukan untuk mencapai suatu hasil; (3)
1992). Keyakinan mencapai target yang telah
Kinerja mengacu kepada beberapa ditentukan; (4) Keyakinan terhadap kemampuan
indikator menurut Mangkunegara, (2006) dan mengatasi masalah yang muncul; (5)
Mc. Donald & Lawton, (1977) dalam Ratminto Pengharapan akan hasil, keyakinan akan
& Winarsih (2010) antara lain sebagai berikut: kemampuan diri bahwa suatu rencana tindakan
(1) Kualitas, (2) Kuantitas, (3) Ketepatan Waktu, akan berhasil baik bila dilandasi oleh suatu
(4) Efektifitas, (5) Efisiensi. pengharapan.
23 Desember 2015 4
antara lain sebagai berikut: (1) Profesionalisme, pada PT. Surya Madistrindo
(2) Jarak dari Manajemen, (3) Percaya pada Lhokseumawe.
rekan sekerja, (4) Keteraturan, (5) Intergasi. H9: Kepuasan kerja memediasi antara self-
efficacy dengan kinerja karyawan pada
Kerangka Konseptual PT. Surya Madistrindo Lhokseumawe.
Kerangka konseptual adalah penjelasan H10: Kepuasan kerja memediasi antara budaya
keterkaitan atau hubungan suatu teori dengan organisasi dengan kinerja karyawan PT.
faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam Surya Madistrindo Lhokseumawe
suatu masalah tertentu. Kerangka koseptual
dalam penelitian ini dibangun atas dasar
pandangan ahli secara teoritis dan hasil
penelitian secara empiris tentang hubungan Metode Penelitian
pemberdayaan dengan kepuasan kerja maupun Variabel bebas dalam penelitian ini
dengan kinerja, hubungan antara self-efficacy adalah pemberdayaan, self efficacy, dan budaya
dengan kepuasan kerja dan kinerja dan hubungan organisasi. Kepuasan kerja sebagai variabel
antara budaya organisasi dengan kepuasan kerja perantara, sedangkan variabel terikatnya adalah
dan kinerja. kinerja. Tipe penelitian adala pernyataan dengan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat menggunakan kuesioner sebagai alat untuk
diGambar kan kerangka berpikir sebagai berikut: mengambil data. Instrumen penelitian
menggunakan skala Linkert yang telah
dimodifikasi 1-5. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT. Surya Madistrindo
Cabang Lhokseumawe. Pengambilan sampel
dengan metode sensus yaitu sebanyak 120 orang
karyawan. Teknik sampling sensus merupakan
teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono,
2009). Teknik analisis menggunakan Structural
Equation Model (SEM) dengan menggunakan
program komputer SPSS 16.0 dan Amos 21.0.
Uji validitas instrumen menggunakan
Confirmatory Faktor Analysis (CFA) masing-
masing kontruk yaitu dengan melihat nilai
Loading Factor masing-masing indikator dan
Hipotesis Penelitian didapat hasil setiap butir peryataan memiliki nilai
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, >0,6. Adapun uji reabilitas dengan menggunakan
maka dapat dirumuskan 10 (sepuluh) pernyataan rumus sebagai berikut:
hipotesis sebagai berikut:
H1: Pemberdayaan berpengaruh positif dan Construct Reliability =
signifikan terhadap kinerja karyawan
H2: Self-efficacy berpengaruh positif dan Sementara ekstrak varian dapat dihitung
signifikan terhadap kinerja karyawan. dengan rumus sebagai berikut:
H3: Budaya organisasi berpengaruh positif
Variance Extracted =
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
H4 : Pemberdayaan berpengaruh positif dan Hasil Penelitian dan Pembahasan
signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil analisis full model 1 (model awal)
H5: Self-efficacy berpengaruh positif dan dengan menggunakan analisis SEM ditunjukkan
signifikan terhadap kepuasan kerja. pada Gambar 1. Hasil perhitunganya bahwa
H6: Budaya organisasi berpengaruh positif indeks kesesuaian (goodness of fit index)
dan signifikan terhadap kepuasan kerja menunjukkan bahwa dari delapan kriteria yang
H7: Kepuasan kerja berpengaruh positif dan dievaluasi ternyata hanya dua kriteria yang
signifikan terhadap kinerja karyawan. belum memenuhi (fit) yakni GFI dan AGFI.
H8: Kepuasan kerja memediasi antara
pemberdayaan dengan kinerja karyawan
23 Desember 2015 5
Goodness of fit Indexs untuk Full Model
Setelah Modifikasi
Hasil Evaluasi
Goodness of fit Index Cut-off Value
Analisis Model
Diharapkan
χ2 Chi-Square Statistik 197.990 Baik
Kecil
Probability >0,05 0.112 Baik
CMIN/DF <2.00 179 Baik
GFI >0.90 0.872 Marginal
AGFI >0.90 0.831 Marginal
TLI >0.95 0.976 Baik
CFI >0.95 0.980 Baik
Gambar 1 Full Model Sebelum Modifikasi
RMSEA <0.08 0,033 Baik
Tabel 1
Goodness of fit Indexs untuk Full Model
Sebelum Modifikasi Hasil analisis goodness of fit
menunjukkan bahwa setelah dilakukan
Hasil Evaluasi modifikasi ke semua kriteria nilai yang
Goodness of fit Index Cut-off Value
Analisis Model ditetapkan lebih baik daripada nilai yang
χ2.Chi-Square Diharapkan
226.571 Baik
sebelumnya, kecuali nilai GFI dan AGFI yang
Statistik Kecil masih marginal. Dengan demikian secara
Probability >0,05 0.009 Baik
CMIN/DF <2.00 179 Baik
keseluruhan model telah fit.
GFI >0.90 0.865 Marginal Untuk melihat seberapa besar pengaruh
AGFI >0.90 0.814 Marginal variabel eksegen (pemberdayaan, self efficacy,
TLI >0.95 0.951 Baik budaya organisasi) terhadap variabel intervening
CFI >0.95 0.958 Baik (kepuasan kerja) dan variabel endogen (kinerja
RMSEA <0.08 0,047 Baik karyawan) ditampilkan dalam Tabel 3:
Hasil analisis goodness of fit menunjukkan Tabel 3 Pengaruh Variabel Eksogen terhadap
keseluruhan evaluasi model telah memenuhi Variabel Endogen
kriteria yang ditetapkan, kecuali nilai GFI dan
AGFI yang masih marginal. Untuk perbaikan
nilai goodness of fit perlu dilakukan modifikasi
dengan cara menghubungkan antar error yang
disarankan Amos dalam indeks modifikasi
(Ghozali, 2013). Gambar 2 berikut ini
merupakan Gambar full model penelitian yang
telah dilakukan modifikasi dan Gambar full
model tersebut sebagai berikut:
23 Desember 2015 6
Tabel 4 variabel kepuasan kerja memediasi secara full
Standardized Direct, Indirect & Total Effects mediation antara variabel Self-efficacy dengan
kinerja karyawan pada PT. Surya Madistrindo
Cabang Lhokseumawe.
Hasil pengujian efek memediasi
(intervening) hubungan variabel budaya
organisasi dengan variabel kinerja karyawan
yang dimediasi oleh variabel kepuasan kerja dan
ditampilkan dalam bentuk Gambar 5:
23 Desember 2015 7
Estimate
Pernyataan Hipotesis S.E. CR P Kesimpulan
Std.
1. Pemberdayaan berpengaruh positif dan Diterima
signifikan terhadap kinerja karyawan pada (Data Mendukung
0,299 0,097 3,091 0,002
PT. Surya Madistrindo Cabang Model)
Lhokseumawe.
2. Self-efficacy berpengaruh positif dan Diterima
signifikan terhadap kinerja karyawan pada (Data Mendukung
0,245 0,106 2,306 0,021
PT. Surya Madistrindo Cabang Model)
Lhokseumawe.
Diterima
3. Budaya Organisasi berpengaruh positif dan
(Data Mendukung
signifikan terhadap kinerja karyawan pada 0,149 0,069 2,147 0,032
Model)
PT. Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe
Diterima
4. Pemberdayaan berpengaruh positif dan
0,239 (Data Mendukung
signifikan terhadap Kepuasan Kerja pada PT. 0,109 2,205 0,027
Model)
Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe.
5. Self efficacy berpengaruh positif dan Diterima
signifikan terhadap Kepuasan Kerja pada PT. 0,361 (Data Mendukung
0,127 2,847 0,004
Surya Madistrindo Cabang Lhokseumawe Model)
DAFTAR REFERENSI
23 Desember 2015 8
Program Studi Pendidikan Sains, Luthans, Fred., (1998). Organizational Behavior,
Program Pascasarja Universitas Elevent edition, Singapore: Mc Growth-
Pendidikan Ganesha Singaraja, Hill Book co.
Indonesia.
Mangku Negara, A.A. Anwar Prabu. (2006).
Bandura, A., (1997). Exercise of personal and Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan kedua.
collective efficacy in changing societies, Bandung: PT. Refika Aditama.
in Bandura. A. (Ed.), Self-efficacy in
Changing Societies, Cambridge: Mas’ud, Fuad, (2004), Survai Diagnosis
Cambridge University Press. Organisasional, Konsep dan Aplikasi,
Semarang: BP Undip.
Casio, Wayne F., (1992). Management Human
Resources: Productivity, Quality of Nongkeng, Hasan. Armanu., Troena, Eka Afnan.,
Worklife, Profit, Singapore: Mc Graw dan Setiawan, Margono. (2012).
Hill International Editions. Pengaruh Pemberdayaan, Komitmen
Organisasional terhadap Kinerja dan
Chasanah, Nur. (2008). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja Dosen (Persepsi Dosen
Empowerment, Self Efficacy, Budaya Dipekerjakan PTS Kopertis Wilayah IX
Organisasi terhadap kepuasan kerja Sulawesi di Makassar), Jurnal Program
dalam meningkatkan kinerja karyawan, Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan
studi empiris pada karyawan PT. Bisnis Malang.
Mayora, Tbk Regional Jateng dan DIY.
Tesis. Universitas Diponegoro, Prasetya,Veronika.dkk. (2013). Peran Kepuasan
Semarang. Kerja Self Esteem, Self Efficacy terhadap
Kinerja Individual. Vol.1 No.1.
Edyatmo, Setyo,. (2013). Pengaruh Kompensasi, Universitas Katolik Widya Mandala
Stres Kerja, Komitmen Organisasi, dan Madiun.
Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Karyawan PT. Transindo Surya Sarana Putra, Darma, Surya. (2014). Pengaruh Budaya
Semarang, Jurnal Fakultas Ekonomi Organisasi, Kompensasi dan
Universitas Semarang. Pengembangan Karir terhadap
Kepuasan Kerja Perawat serta
Feist, J. & Feist, G.J. (2002). Theories of Dampaknya terhadap Kinerja Perawat
Personality (5th ed.). Boston: McGraw Badan Layanan Umum Daerah Rumah
Hill. Sakit Jiwa Aceh, Tesis Program
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Ghozali, Imam. (2013). Model Persamaan Aceh.
Struktural Konsep & Aplikasi dengan
Program AMOS 21.0. (Edisi V). Rahayu, Desyana, Putu. & Sudibia, Adnyana,
Semarang: Badan Penerbit Universitas Gede., (2013). Peran Kepuasan Kerja
Diponogoro. Dalam Memediasi Pemberdayaan
terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel
Gibson, James L, John M. Ivancevich dan James Bali Summer, Jurnal Fakultas Ekonomi
H. Donnelly Jr, (2000). Organizations: dan Bisnis Universitas Udayana (Unud),
Behaviour, Structure and Process, Bali.
Boston: McGraw-Hill Companies, Inc,
Ratminto & Winarsih, Septi, Atik. (2010).
Lee, C. & Bobko, P. (1994). Self-efficacy belief: Manajemen Pelayanan Pengembangan
comparation of measure. Journal of Model Konsep-tual, Penerapan Citizen’s
Applied Psychology, 79 (4): 506-517. Char-ter dan Standar Pelayanan
Minimal. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Luthans, F., (2002). Organizational Behavior,
Seven Edition, Singapore: MC Graw- Sahertian, Pieter. (2010), Perilaku
Hill. Inc. Kepemimpinan Berorientasi Hubungan
Dan Tugas Sebagai Anteseden
23 Desember 2015 9
Komitmen Organisasional, Self-efficacy Kinerja Karyawan Pada PT. Bali Segara
dan Organizational Citizenship Nusantara, Jurnal Jurusan Pendidikan
Behavior, Jurnal Fakultas Ekonomi Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Kanjuruhan Malang. Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia.
Schein, Edgar H., (1991). Psikologi Organisasi,
Jakarta: LPPM & PT. Pustaka Binaman Turner, C.H, (1994), Corporate Culture: How to
Pressindo. Generate Organisational Strength and
Lasting Commercial Advantage.
Strauss, G. dan Sayles. (1996). Manajemen London: Piatkus.
Personalia, Segi Manusia dalam
Organisasi, Jilid I, Terjemahan Grace M. Uha, Ismail Nawawi. (2013). Budaya Organisasi
Hadikusuma & Rochmulyati Hamzah, Kepemimpinan & Kinerja. Jakarta:
Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Kencana.
23 Desember 2015 10
23 Desember 2015 11