Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Winarni (1120190013)

KPI semester 2

DEFINISI FIQH

Fikih = paham, dalam arti pengertian atau pemahaman yang mendalam yang menghendaki pengerahan
potensi akal.

Menurut ulama usul fikih: fikih sebagai mengetahui hokum-hukum Islam (syarak) yang bersifat amali
(amalan)melalui dalil-dalilnya yang terperinci. Dari definisi para ulama usul fikih, fikih berarti melakukan
ijtihad. Terlihat bahwa seorang fakih bersifat aktif dalam memperoleh hokum-hukum itu sendiri.

Para ulama fikih: fikih sebagai sekumpulan hokum amaliah (yang sifatnya akan diamalkan) yang
disyariatkan dalam islam. dari definisi para ulama fikih terlihat bahwa fikih merupakan syarak , baik
hokum itu qat’I (jelas/pasti) atau zanni (bersifat dugaan, belum pasti). Seorang fakih hanya memelihara
menghafal hokum-hukum dari peristiwa-peristiwa yg ada.

Objek bahasan ilmu fikih

Bidang bahasan: setiap perbuatan Mukalaf (orang dewasa yang wajib menjalankan hokum agama) yg
terhadap perbuatannya itu ditentukan hokum apa yg harus dikenakan. Setiap perbuatan mukalaf yg
merupakan objek fikih yg mempunyai nilai fikih, bisa bersifat wajib, sunah, mubah, makruh, dan haram
yg dinamakan hokum taklifi (perintah anjuran danlarangan yg wajib bg setiap muakalaf) dan bisa jg sah,
batal, dan fasid(rusak) dikenal dgn hokum wad’I (khitab/perkataan allah swt yg mengandung pengertian
bahwa terjadinya sesuatu merupakansebab, syarat atau penghalang bg adanya sesuatu hokum.

Objek bahasan fikih menyangkut hokum-hukum amaliah. Fikih dimaksudkan agar syarak trsbt dapat
diterapkan kpd para muakalaf baik perbuatan maupun perkataan.

Pembagian Hukum Fiqih

para ulama membagi hokum-hukum fikih:

1. Hokum yg berkaitan ibadah: salat, puasa, dan haji. Disebut ibadah


2. Hokum yg berkaitan dgn permasalahan keluarga: nikah, talak, masalah keturunan, nafkah.
Disebut ahwal asy-syakhsiyyah.
3. Hokum berkaitan dgn hubungan antara sesame manusia dalam rangka memenuhi keperluan
masing2 yg berkaitan dgn masalah harta dan hak-hak disebut muamalah.
4. Hokum yg berkaitan dgn perbuatan atau tindak pidana disebut jinayah atau ‘uqubah.
5. Hokum yg berkaitan dgn penyelesaian sengketa dinamakan ahkam al-qada.
6. Hokum yg mengatur hubungan antara penguasa dan warganya disebut al-ahkam as-sultaniyyah
atau siyasah asy-syar’iyyah
7. Hokum yg mengatur hubungan antarnegara dalam keadaan perang dan damai disebut siyar atau
al-huquq ad-dawliyah.
8. Hokum yg berkaitan dg akhlak dan buruk disebut adab.

Perkembangan ilmu fiqh

Sepanjang sejarah hokum islam menurut Mustafa Zarqa:

1. Periode risalah, yaitu semasa hidup Rasululla SAW


2. Periode al-Khulafa’ ar-Rasyidun (empat khalifah besar/utama) sampai pertengahan abad
pertama hijriah
3. Pertengahan abad pertama hijriah sampai permulaan abad kedua hijriah
4. Dari awal abad kedua sampai pertengahan abad keempat hijriah
5. Dari pertengahan abad ke empat sampai jatuhnya Baghdad pada pertengahan abad ketujuh
hijriah
6. Pertengahan abad ketujuh sampai munculnya Majallah al-Hakam al-‘Adliyah (kodifikasihukum
perdata islam)dizaman Turki Usmani
7. Sejak munculnya Majallah al-Hakam al-Adliyyah sampai jaman modern

Dari berbagai periode fikih yg disebutkan diatas terlihat bahwa fikih dimulai dengan cara yg
sederhana dan muncul untuk permasalahan2 praktis (amali)kemudian berkembang sampai pada
pertimbangan yg sifatnya bukanpraktis lagi tetapi sudah merupakan suatu pengandaian menjawab
permasalahan yg belum terjadi. Hal ini berakibat pada terjadinya banyak perbedaan pendapat dalam
fikih, kecenderungan mempertahankan pendapat dantertutupnya jihad. Namun sebaliknya yg
disebut terakhir ini membuat khasanah kitab2 fikih semakin banyak yg menunjukkan kemampuan
ilmiah para pengarang waktu itu. Periode modern kecendrungan fikih kebih menjurus pd
ketidakterikatan pd salah satu mazhab dan menganggap pendapat satu mazhab trsbt sbg salah satu
endapat saja yg mutlak di ikuti. Periode modern diwarnai oleh kecenderungan dan pertimbangan
praktis sesuai dgn keadaan msyarakat dan perkembangan zaman.

Ibadah

Menurut ulama tauhid: mengesakan Allah SWT dgn sungguh2 dan merendahkan diri serta
menundukkan jiwa setunduk-tunduknya kpd-Nya. QS4:36 “sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dgn sesuatupun”

Menurut ulama fikih: semua bentuk pekerjaan yg bertujuan memperoleh keridhaan Allah SWT dan
mendambakan pahaa dari-Nya di akhirat.

Secara bahasa: taat, tunduk, menurut, mengikut, dan doa. Surah yasin 60 “bukankah aku telah
memerintahkan kpd kamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan, sesungguhnya
setan itu adalah musuh yg nyata bagi kamu.”

Ibadah dr segi pelaksanaan 3 bentuk:

1. Ibadah jasmaniah rohaniahyaitu perpaduan ibadah jasmani dan rohani: solat dan puasa.
2. Ibadah rohiah dan maliah yaitu perpaduan antara ibadah rohani dan harta: zakat.
3. Ibadah jasmaniah, rohiah, dan maliah: haji.

Dari segi kepentingan: (1)Kepentingan fardi (perorangan):salat dan puasa (2)kepentingan ijtima’I
(masyarakat):zakat dan haji.

Dari segi sifat:

1. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan (ucapan lidah): zikir, doa, tahmid, membaca alquran.
2. Ibadah dalam bentuk perbuatan yg tdk ditentukan bentuknya: membantu/menolong org lain,
jihad, tajhiz al-janazah
3. Ibadah dalam bentuk pekerjaanyg telah ditentukan wujud perbuatannya: salat, puasa, zakat,
haji
4. Ibadah yg tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri: puasa, ikikaf, ihram
5. Ibadah yg terbentuk menggunakan hak : memaafkan org yg telah melakukan kesalahan
terhadap dirinya dan membebaskan seseorang yg berutang kpdnya.

hakikat ibadah: menumbuhkan kesadaaran diri manusia bahwa ia adalah makhluk Allah SWT yg
diciptakan sbg insan yg mengabdi kepada-Nya. Az-zariyat 56 “dan aku tdk menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.’’

macam-macam ibadah:

1. ibadah khassah(khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yg ketentuannya pasti), yaitu ibadah yg
ketentuannya dan pelaksanaannya telah ditetapkan oleh nas dan merupakan sari ibadah kpd
Allah SWT: salat, puasa, zakat, haji.
2. Ibadah ‘ammah (umum) yaitu semua perbuatan yg mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan
dgn niat yg ikhlas karena Allah SWT: minum, makan, bekerja, mencari nafkah.

Pengertian nikah

An-Nikah/az-zawaj adalah akad yg menghalalkan setiap suami istri untuk bersenang –senang satu
dengan yg lainnya.

Hokum nikah. An nisa ayat 3 “maka nikahkan lah dgn wanita2 lain yg kamu senangi: dua, tiga, atau
empat. Kemudian jika kamu takut tdk akan dapat berlaku adil maka seorang saja..”

annur ayat 32 “dan nikahkan lah org-org yg sendirian di antara kamu dan org-org yg layak dari
hamba2 sahayamu yg lelaki dan hamba2 sahayamu yg wanita”

Nikah wajib bagi org yg mempunyai biaya dan mengkhawatirkan dirinya tergelincir kepada yg
diharamkan. Disunnahkan bagi org yg mampu melakukannya, tetapi tdk mengkhawatirkan dirinya
tergelincir pd perzinaan. Rasulullah bersabda: “wahai golongan pemuda, barang siapa diantara
kamu sekalipun mampu untuk nikah, maka nikahlah, karena sesungguhnya nikah itu memejamkan
mata dan memelihara kemaluan.”(muttafaq ‘alaih)

Hikmah menikah:
a. Mengekalkan umat manusia dgn keturunan yg dihasilkan melalui pernikahan
b. Tersalurnya naluri bersetuuh antara suami istri yg bersifat fitrah
c. Tumbuhnya rasa tolong menolong antara suami istri guna mendidik dan memelihara keturunan
dalam kehidupannya.
d. Mengatur hubungan antara laki-laki dgn wanita berdasarkan pemenuhan hak dan kewajiban
masing-masing, saling tolong menolong dgn cinta dan kasih saying, saling hormat menghormati
dan saling memuliakan satu dgn yg lainnya.

Rukun-rukun nikah:

a. Wali: ayah istri atau wali yg mengurus wasiat, kerabat yg paling dekat dr golongan ahli waris
‘asabah, atau yg dianggap paling mampu diantara keluarganya atau hakim. Rasulullah bersabda:

Hokum-hukum wali: (1) wali termasuk ahli(dibenarkan oleh syariat untuk menjadi wali) yaitu
laki-laki, dewasa, berakal, cerdas dan merdeka. (2) meminta izin kpd wanita yg dnikahkannya,
jika wanita itu perawan (gadis) walinya adalah ayahnya. Jika janda diminta pendapatnya
langsung begitu jg wanita yg msh perawan apabila walinya bukan ayahnya. Rasulullah bersabda:
“janda2 itu lebih berhak kpd istrinya daripada walinya. Sedangkan perawan di mintai izinnya dan
tanda keizinannya itu adalah diamnya.”(malik didalam al-muwatta)
(3) tdk sah perwakilan keluarga yg dekat (al-qarib) jika ada orang yg lebih dekat dari padanya (al-
aqrab). Tdk sah perwalian sudara laki-laki sebapak jika terdapat saudara laki-lakikandung (seibu
sebapak) dan tdk sah pula perwalian anak laki-laki dari saudara laki2 jk ada saudara laki2nya..
(4) apabila seorang wanita meminta izin kpd dua orang kerabat dekatnya untuk menikahkan,
lalu masing2 menikahkannya maka yg sah adalah ygpaling terdahulu menikahkan. Jika akadnya
terjadinya secara bersamaan, maka batallah kedua pernikahan trsbt.
b. Dua orang saksi.
Rasulullah bersabda
Hukum2 yg berkenaan dgn dua org saksi: (1) hendaknya terdiri dari dua org atau lebih. (2)
hendaknya keduanya adil. (3) sangat dianjurkan untuk memperbanyak saksi karena sedikitnya
org yg adil dizman kita.
c. Sigat ‘aqad: ucapan suami/wakilnya: “nikahkan aku dgn anak engkau atau yg diwasiatkan kpd
engkau yaitu fulanah…” dan ucapan wali: ‘aku nikahkan engkau dgn anak wanitaku, fulanah..”
dan ucapan suami: “aku terima nikahnya fulanah terhadap diriku.”

1. sangat dianjurkan meringankan mahar. Sabda rasulullah : “wanita yg paling agung keberkahannya
adalah yg paling ringan maskawinnya” (ahmad, hakim dan baihaqi dgn sanadyg shahih). Karena
maskawin putri2 rasulullah adalah empat atau limaratus dirham. (Ashabus-Sunan, dishahihkanoleh
Tirmizi) demikian pula maskawin istri-istrinya.
2. Disunnahkan menyebutkan maskawin pd waktu akad nikah.
3. Sah maskawin dgn segala sesuatu yg dianggap harta yg mubah, yg harganya lebih dari empat dinar.
“carilah oleh kamu (untuk keperluan maskawin) walopun cincin dari besi.”
4. Sah mempercepat pembayaran maskawin bersama akad nikah, sama dgn sahnya mengakhirkan
seluruhnya ataupun sebagainya sampai waktu tertentu.
5. Tanggung jawab maskawin berkaitan dgn waktu pelaksanaan akad nikah dan wajib sebab digauli.
Jika suami menceraikan istrinya sebelum digauli maka gugurlah separuh maskawin dan yg tetap
wajib dibayar separuhnya lagi. Allah berfirman jika kamu menceraikan istri2 kamu sebelum kamu
bercampur dgn mereka padahal sesunguhnya kamu sudah menentukan maharnya maka bayarlah
seperdua dan mahar yg telah kamu tentukan itu.’’ Al baqarah:237
6. Jika suami meninggal dunia sesudah akad dan sebelum menggauli istrinya maka istrinya tetap
menerima maskawindan harta warisan secara sempurna.

Adab dan sunnah nikah

a. Khutbah yaitu pengucapan kalimat2: “sesungguhnya segala puji bagi allah. Kita memohon
pertolongan, ampunan, dan berlindung kepada-Nya dari segala keburukan dan kejahatan diri
kita. Barangsiapa diberi hidayah oleh Allah, maka tidak aka nada yg mampu menyesatkannya.
Barangsiapa yg disesatykan Allah, maka tidak aka nada yg mampu memberikan hidayah
kepadanya. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yg patut disembah, kecuali Allah. Dan aku
bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.’’ Kemudian membaca Quran surah an’nisa
ayat 1, ali-imran :102, al-ahzab:70.
b. Walimah. Sabda Muhammad SAW kpd Abdurrahman bin Auf ketika menikah: “adakan walimah,
walaupun hanya seekor domba.” (muttafaquh ‘alaih)
“barangsiapa yg diundang untuk menghadiri walimah pernikahan atau yg lainnya maka
hendaklah dipenuhinya.” (Muslim)
“seburuk-buruknya walimah, adalah makanan walimah yg dilarang dimakan oleh orang (org
miskin)yg bermaksud untuk datang sedangkan yg tdk perlu kepadanya dipanggil.”
Sabda rasulullah :”apabila seseorang diundang (menghadiri walimah hendaklah memenuhinya
jika ia berpuasa maka tinggalkan makanannya jika mau berbuka maka berbukalah.” (muslim)
c. Merayakan pernikahan dgn memukul rebana dan nyanyian yg diizinkan. Rasulullah bersabda:
sesuatu yg membedakan antara halal dgn haram adalah rebana dan suara.’’(Ashabus-sunan
kecuali abu daud)

Anda mungkin juga menyukai