Anda di halaman 1dari 4

A.

HUKUM SYARI`AH

Syariah adalah sisi praktis dari ibadah dan muamalah dan perkara-perkara ubudiyah. Tempatnya
adalah anggota luar dari tubuh. Adapun orang yang mengkaji dan membahas keilmuan ini
disebut fuqaha atau ahli fikih.
Ilmu Syariat adalah ilmu yang bersangkut-paut dengan tubuh zahir iaitu Jasad. Salah satu tujuan
diperintahkan Syariat adalah untuk menzahirkan Ilmu Hakikat yang dipelajari. Hakikat
bersangkutan dengan perkara ghaib, manakala Syariat bersangkutan dengan zahir.
Setiap perintah Syariat pasti ada Hakekat. Ia juga dikatakan Hikmah. Hikmah disebalik perintah
Syariat. Sebagai contoh, tubuh zahir mengerjakan Solat manakala batin mendirikan Solat
Mengerjakan dan mendirikan adalah 2 perkara berbeza namun ia wajib dilaksanakan seiring.
Inilah serba sedikit pengenalan terhadap Ilmu Empat Segi yang dimaksudkan. Mengapa 4?

Allah tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia. Ia sesuai dengan:

1. 4 penjuru Kaabah

2. 4 huruf Asma Allah (Alif, Lam, Lam Ha)

3. 4 huruf Asma Nabi SAW (Mim, Ha, Mim, Dal)

4. 4 unsur Tubuh (Api, Angin, Air, Tanah)

5. 4 arah Bumi (Utara, Selatan, Timur, Barat)

6. 4 gerakan Solat(berdiri, rukuk, sujud,duduk)

1. syari’ah bersifat fundamental, idealistis, dan otoritatif, sedangkan fiqh bersifat liberal,
realistis , dan instrumental ruang lingkupnya terbatas pada apa yang biasa disebut tindakan
hukum

2. Syari’ah adalah ciptaan atau ketetapan Allah serta ketentuan RasulNya, karena itu
kebenarannya mutlak (absolut) serta berlaku abadi sepanjang masa dimana saja. Fiqih adalah
hasil karya manusia, maka keberannya bersifat relatif dan tidak dapat berlaku abadi, dapat
berubah dari masa ke masa, dan dapat berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Sebagai
permisalan perbedaan waktu adalah; peristiwa-peristiwa yang baru yang pada waktu tertentu
tidak terjadi seperti, bayi tabung, vasektomi dan tubektomi, pencangkokan organ tubuh, dan
masih banyak permaslahan yang akan muncul disebabkan oleh perubahan waktu. Sedangkan
perbedaan tempat seperti halnya wasiat wajibah, wasiat wajibah yang dikenal di Indonesia
diberikan kepada anak angkat, sedangkan wasiat wajibah yang dikenal di Mesir diberikan
kepada cucu yang ketika kakeknya meninggal orangtuanya telah lebih dahulu meninggal
(cucu yang putus titi)

3. Syariah adalah satu (unity) dan fikih beragam/ berbilang (diversity). Dalam fiqih, seseorang
akan menemukan pemikiran-pemikiran para fukaha, antara lain para pendiri empat imam
mazhab yang ada dalam ilmu fiqih yang sampai sekarang masih berpengaruh dikalangan
umat Islam sedunia yaitu Abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi), Malik bin Anas (pendiri
mazhab Maliki) Muhammad Idris As-Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i) dan Ahmad bin
Hanbal (pendiri mazhab Hanbali).

4. Fiqih berisi rincian dari syari’ah karena itu dapat dikatakan sebagai elaborasi terhadap
syari’ah. Elaborasi yang dimaksud disini merupakan suatu kegiatan ijtihad dengan
menggunakan akal fikiran atau al ra’yu. Yang dimaksud ijtihad adalah suatu usaha sungguh-
sungguh dengan mempergunakan segenap kemampuan yang ada dilakukan oleh seseorang 
(ahli hukum) yang memenuhi syarat untuk mendapatkan garis hukum yang belum jelas atau
tidak ada ketentuannya di dalam al-Quran dan Sunnah Rasulullah.

 B. CIRI-CIRI HUKUM ISLAM

1. bersumber dan merupakan bagian dari agama Islam

2. bersumber dari al Qur’an dan al Hadis yang dikembangkan serta dirumuskan lebih lanjut
oleh pemikiran (al ra’yu) manusia yang memenuhi syarat untuk berijtihad

3. Mempunyai dua istilah yaitu syari’ah dan fiqih

4. Ruang lingkup yang diatur oleh hukum Islam tidak hanya soal hubungan manusia dan benda
serta penguasa dalam masyarakat tetapi juga mengatur  hubungan antara manusia dengan
Allah. Selalu disebut hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan dengan Allah disebut
ibadah, sendangkan hubungan dengan sesama manusia dan benda serta penguasa disebut
muamalah. Kedua hubungan ini harus dihidupkan dengan seimbang dan serasi tanpa
kepincangan tanpa berat sebelah
5. Struktur berlapis, terdiri atas  (a) nash atau teks al Qur’an (b) sunnah nabi saw (untuk
syari’ah) (c) hasil ijtihad, (d) pelakasanaanya dalam praktik berupa:

o Keputusan hakim

o amalan-amalan untuk ummat Islam dalam mesyarakat (untuk fiqih)


6. Dapat dibedakan antara :

o Hukum taklifi atau hukum Islam yang lima (ahkam al Islam al Khamsah) yaitu; wajib,
sunnat, haram, makruh dan mubah dan

o Hukum wadhy yang mengandung sebab, syarta dan mani’ (pengahalang), seperti telah


disebut diatas.
7. Mengenai hak dan kewajiban. Dalam sistem hukum barat, hak lebih diutamakan dari
perintah kewajiban. Dalam hukum barat orang banyak bicara tentang hak asasi manusia
tanpa membicarakan sisi lainnya yaitu kewajibaan asasi manusia. Dalam sistem hukum
Islam kewajiban lebih diutamakan dari pada hak, Penuhi dulu kewajiban baru hak diperoleh
seperti pahala-pahala sebagai ganjarannya.

C. Hubungan Islam dan Kebudayaan

Saat islam datang, masyarakat Jawa telah memiliki kebudayaan yang mengandung nilai-
nilai yang bersumber pada keyakinan animisme, dinamisme, Hindu dan Buddha. Ajaran Islam
dan budaya Jawa justru saling terbuka untuk berinteraksi dalam peraktik kehidupan masyarakat.
Sikap toleran terhadap budaya lama yang dilakukan oleh Wali Songo dalam menyebarkan agama
Islam di Jawa ternyata cukup berhasil.Para wali membiarkan budaya lama tetap hidup, tetapi
diisi dengan nilai-nilai ke Islaman.
Perpaduan Islam Jawa yang telah dilakukan oleh para penyebar agama Islam di Jawa
masa lampau ternyata memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan budaya Jawa.
Budaya Jawa semakin diperkaya nilai-nilai ajaran Islam yang menjadi sumber inspirasi dan
pedoman kehidupan bagi masyarakat pendukungnya. Perpaduan Islam dan kebudayaan Jawa
dapat kita jumpai dalam upacara tradisional.
Upacara tradisional merupakan salah satu wujud ekspresi manusia dalam rangka
mengungkapkan kehendak atau pikirannya melalui upacara.Dalam upacara terdapat nilai-nilai
kehidupan dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Melalui upacara juga akan dapat diketahui
pandangan hidup masyarakat dan hubungan mereka dengan lingkungan sekitarnya. Menurut
Koentjaraningrat (1974: 12-13), sistem religi dan upacara keagamaan merupakan unsur
kebudayaan universal yang paling sulit berubah dan paling sulit dipengaruhi kebudayaan lain.

Anda mungkin juga menyukai