Nim : 2130104205
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (HES 6)
Fakultas : Syariah & Hukum
MK : Studi Keislaman
Dosen Pengampuh : .0,MUSTHAFA HAIDAR,S.Kom, S.Pd., M.Pd
KELOMPOK 1
Pertemuan 1 & 2
Judul Makalah : Sifat Sifat Wajib Bagi Allah (Wujud,Qidam,Baqa,Dll) dan Rukun Iman
Wujud (Ada)
Qidam (Awal/Terdahulu)
Baqa’ (Kekal)
Mukhalafatu Lil Hawaditsi (Berbeda Dengan Makhluk Ciptaannya)
Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
Qudrat (Berkuasa)
Iradat (Berkehendak)
Ilmun (Mengetahui)
Hayat (Hidup)
Sama’ (Mendengar)
Basar (Melihat)
Qalam (Berfirman)
Qadiran (Berkuasa)
Muridan (Menghendaki)
Aliman (Mengetahui)
Hayyan (Hidup)
Sami’an (Mendengar)
Bashiran (Melihat)
Mutakalliman (Berfirman/Berkata-Kata)
Rukun iman
KELOMPOK 2
Pertemuan 3 & 4
Judul Makalah : FIQIH (Ibadah,Muamalah,Munakahat)
Pengertian Fiqih
Ilmu Fiqh merupakan kumpulan aturan yang meliputi segala sesuatu, memberi
ketentuan hukum terhadap semua perbuatan manusia, baik dalam urusan pribadinya
sendiri maupun dalam hubungannya sebagai umat dengan umat yang lain. Bidang muamalah
ini kadang-kadang disebut bidang adat (al-adat) yaitu aturan-aturan
yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan manusia sebagai peerorangan maupun
sebagai golongan, atau dengan perkataan lain, aturan-aturan untuk mewujudkan
kepentingan-kepentingan duniawi
Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah itu antara lain firman Allah artinya:“Wahai para manusia,
beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menjadikan
kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-
Baqarah (2) ;21). Adapun hakikat ibadah yaitu:
Ibadah adalah tujuan hidup kita.
Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukkan dan
perendahan diri kepada Allah SWT.
Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meniggalkan
larangan-Nya.
Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna
mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-
tandanya : mengikuti sunnah Rasulullah saw.
Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Ruang Lingkup dan Sistematika Ibadah
Ruang lingkup ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan kepada Allah, baik
dalam perkataan maupun batin. Ruang lingkup ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi
dua, yaitu:
1) Ibadah Umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka
mencari keridhoan Allah
2) Ibadah Khusus, artinya ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya ditentukan
dalam syara’ (ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad Saw).
Tujuan Ibadah
Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan ibadah:
1) Memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang mutlak, seperti ilmu,
kekuasaan, dan kehendak-Nya.
2) Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan
3) Bersyukur kepada Allah sebagai sumber segala kebaikan yang kita dapatkan berasal
dari-Nya, sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah perantara yang Dia
ciptakan.
4) Menyerahkan diri secara tulus kepada Allah dan menaati-Nya secara mutlak.
5) Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam masalah apapun yang kami sebutkan di atas, dialah
satu-satunya yang Mahasempurna
Syarat diterimanya Ibadah
Pertama, niat yang ikhlas, suatu perbuatan dinilai ibadah kalau diniatkan sebagai
ibadah. Kedua, tidak bertentangan dengan syariat, Bila bertentangan dengan syariat, suatu
tindakan tidak akan dianggap ibadah meskipun dilandasi dengan niat ibadah
Macam-Macam Ibadah
Pengertian Munakahat
Kata “munakahat” termasuk yang terdapat dalam bahasa Arab yang berasal dari akar
kata na-ka-ha, yang dalam bahasa Indonesia kawin atau perkawinan. Kata kawin adalah
terjemahan dari kata nikah dalam bahasa Indonesia. . Dalam fiqih Islam perkataan yang
sering dipakai dalam nikah atau zawaj.
Pengertian pernikahan
Kata nikah menurut bahasa Indonesia berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah
syariat, nikah artinyaPerjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
bukan muhrimnya untuk membangun rumah tangga dan dengan pernikahan dapat
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya
keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah SWT.
Hukum Pernikahan
a. Wajib yaitu bagi orang yang sudah mampu nikah, dan khawatir akan terjerumus
dalam perzinahan
b. Sunnah yaitu bagi orang yang telah mampu untuk menikah (baik fisik, mental,
maupun biaya) , tetapi tidak khawatir akan terjerumus kedalam kemaksiatan karena
mampu menjaga dirinya.
c. Mubah artinya diperbolehkan
d. Makruh yaitu orang yang akan melakukan pernikahan telah mempunyai keinginan
atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah
tanggungannya. Pernikahan semacam ini dikhawatirkan mendatangkan kemudharatan.
e. Haram bagi orang yang menikah atas dorongan nafsu belaka, orang yang ingin
merenguk keuntungan materidan orang yang mempunyai niat untuk menyakiti
perempuan yang dinikahinya.
Tujuan Pernikahan
1. Untuk Membentuk Keluarga Sakinah, Mawadah dan Rahmah
2. Untuk Mendapat Keturunan yang Sah
3. Untuk Menghindari Perzinahan
Rukun Pernikahan
1. Calon suami
2. Calon istri
3. Wali
4. Dua Orang Saksi
5. Ijab kabul
Hikmah Pernikahan
KELOMPOK 3
Pertemuan 5 & 6
Judul Makalah : FIQIH (Mawaris,Jinayah,Siyasah)
Pengertian waris
Jadi pengertian Waris menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari
seseorang kepada orang lain,atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Sesuatu disini
masih bersifat umum, baik harta, ilmu,keluhuran atau kemuliaan. Diantaranya yang
berarti demikian adalah Sabda Nabi SAW. Adapun pengertian waris menurut istilah
ialah berpindahnya hak milik dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang
hidup,baik yang ditinggalkan itu berupa harta,kebun atau hak-hak syar`iyah. Orang yang
berhak menerima waris,dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan
yakni:
Żulfarāiḍ
Żulqarabāt
Mawali
Sumber Hukum Waris
Sumber utama dari hukum Islam,sebagai hukum agama (Islam) adalah nash atau
teks yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW serta ijma’para ulama.
Pengertian Jinayah
Secara etimologis (lughah)“jinayah”, berarti : perbuatan terlarang, dan“jarimah”,
berarti :perbuatandosa. Secara termologis (ishtilah) “jinayah” atau “jarimah’, adalah
sebagaimananya dikemukakan ImamAl-Mawardi atau jarimah adalah perbuatan yang
mengancam keselamatan jiwa.
KELOMPOK 4
Pertemuan 7 & 9
Judul Makalah : AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Pengertian akhlak terpuji dan akhlak tercela
Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala
macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan
akhlak buruk yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku atau perbuatan
buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan sehari- hari
Macam-macam akhlak terpuji
1. Husnuzan
Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka” lawan katanya adalah su’uzan yang
berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Kembali kepada husnuzan, secara
garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Husnuzan kepada Allah
b. Husnuzan kepada diri sendiri
c. Husnuzan kepada sesama manusia
Hikmah husnuzan :
a. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah
b. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat- Nya
c. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah.
d. Mendorong manusia mencapai kemajuan.
e. Menimbulkan ketentraman.
f. Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
g. Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.
2. Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab “taubatun”, kata tersebut berasal dari kata
“taaba- yatubu- taubatun” yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab
Allah disebut “taaibun” (isim fail dari taba). Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa
yang telah dilakukan, dan Tidak akan mengulangi kembali.
Hukum Bertaubat adalah diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia akan
berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa
memberi kesempatan kepada hambaNya yangmau memohon ampun atas segala dosa
yang telah dia perbuat.
Pergolongan taubat
a. Tobat Awam (tobat manusia umum)
b. Tobat Khawash (tobat orang- orang khusus)
c. Tobat Akhash Al- khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini.
Tata cara bertaubat
a. Menyadari kesalahan
b. Menyesali kesalahan
c. Memohon ampun kepada Allah(istigfar )dengan keyakinan atau
husnuzhzhan bahwa Allah swt. Akan mengampuninya
d. Berjanji tidak akan mengulanginya
Jenis dosa
a. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah
b. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi
atau diqada
c. Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada
pengganti
d. Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada
mereka.
Macam-macam Akhlak tercela
1. Riya’
Riya berasal dari bahasa arab ri’aun atau riya’ yang artinya memperlihatkan. Kata ini
diulang berpuluh- puluh kali dalam al- qur’an. Menurut bahasa riya’ berarti pamer,
memperlihatkan, memamerkan atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya.
Sedangkan menurut istilah riya’dapat didefinisikan “memperlihatkan suatu ibadah dan
amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah.
Amal yang diridhai Allah :
a. Niat karena Allah
b. Ikhlas
c. Sesuai dengan kemampuan
d. Tidak pilih kasih
e. Rahmat bagi seluruh alam
Amal perbuatan riya’ :
a. Niat bukan karena Allah
b. Tidak ikhlas
c. Mengada- ada
d. Pilih kasih
e. Ingin dipuji
f. Mengharap imbalan
Macam-macam riya’ :
a. Ria dalam niat
b. Ria dalam perbuatan
Kebiasaan yang dapat menghindari riya’ :
a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata- mata karena Allah SWT
b. Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
c. Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
d. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa
harus disuruh dan meminta imbalan
e. Membiasakan bersedekah atau mengeluarkan infaknya setiap mendapat rezeki
atau kesenangan
f. Tidak mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
g. Tidak membuat kecemburuan kepada orang lain
h. Saling menasehati untuk kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
i. Tidak memamerkan sesuatu karena pada dasarnya semua yang dimiliki adalah dari
Allah dan akan kembali kepada- Nya
j. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT
2. Aniaya (Dzalim)
Menurut ajaran islam, aniaya atau yang biasa disebut dzalim adalah berasal dari
(dzolama- yadzlimu- dzulman) yang artinya aniaya. Pelakunya disebut dzalim dan
perbuatannya disebut dzulmun. Ahli mauidzah mendefinisikan dzalim yaitu
meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus
ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat. Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan
dan menyengsarakan.
Macam-macam sifat aniaya :
a. Aniaya kepada Allah swt
b. Aniaya terhadap sesama manusia
c. Aniaya terhadap binatang
d. Aniaya terhadap diri sendiri
Keburukan aniaya terhadap pelakunya :
a. Dibenci masyarakat
b. Tidak tenang, dibayangi rasa takut
c. Mencemarkan nama baik diri dan keluarganya
d. Dijatuhi hukuman apabila perbuatannya diketahui
e. Jika tidak bertaubat dg sungguh maka akan dicampakkan kedalam neraka
Keburukan bagi orang lain :
a. Orang yang dianiaya akan mendapat bencana
b. Bila penganiayaan terjadi dimana- dimana maka masyarakat tidak mengalami
ketentraman, dan kedamaian
c. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun
d. Jika dalam suatu negri jumlah orang- orang jalimnya mayoritas, dan tidak
bertaubat, tidak mustahil Allah swt akan menimpakan azab
3. Diskriminasi
Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa Inggris “DIISCRIMINATE” yang berarti
membedakan.Dan dalam bahasa arab istilah diskriminasi dikenal dengan Al- Muhabbah
yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih
kasih.Kosakata discriminati ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia
“Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda- bedakan orang lain berdasarkan suku,
ras,bahasa,budaya,ataupun agama.
Jenis Perbuatan Diskriminasi :
a. Penyimpangan tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah
pendiriannya yang tidak sesuai dengan nilai islam
b. Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang
c. Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku disebut pelanggar
d. Penyimpangan karena tidak menepati janji,berkata bohong,berkhianat
kepercayaan.Khianat dan berlagak membela,disebut munafik
Dampak negatif diskriminasi :
a. Memicu munculnya sektarianisme
b. Memunculkan antar kelompok
c. Mengundang masalah social yang baru
d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan
e. Menghambat kesejahteraan kehidupan
f. Menghalangi tegak nya keadilan
g. Mempersulit penyelesaian masalah.
Cara menghindari diskriminasi :
a. Ta’arufadalah, saling kenal mengenal
b. Tafahumadalah, saling memahami
c. Ta’awunadalah, saling tolong menolon
d. Takafuladalah, saling memberikan jaminan
Hikmah menghindari diskriminasi :
a. Mengutamakan orang lain
b. Meringankan beban orang lai
c. Tidak menjadi beban orang lain
d. Ramah tamah terhadap sesama manusia
e. Berperilaku sesuai ajaran islam
f. Wajar dan realistis.
KELOMPOK 5
Pertemuan 10 & 11
Judul Makalah : ILMU KALAM
KELOMPOK 6
Pertemuan 12 & 13
Judul Makalah : PEMIKIRAN TEOLOGI MODERN
Pengertian Teologi modern
Teologi modern adalah ilmu yang mempelajari ajaran-ajaran dasar suatu agama.
Dalam Islam, teologi disebut sebagai ‘ilmu al-kalam. Secara umum, pemikiran Harun tentang
teologi rasional maksudnya adalah bahwa kita harus mempergunakan rasio kita dalam
menyikapi masalah. Namun bukan berarti menyepelekan wahyu .
KELOMPOK 7
Pertemuan 14 & 15
Judul Makalah : TEOLOGI ISLAM DI INDONESIA