Anda di halaman 1dari 19

Nama : Fadhil Zulian Ali

Nim : 2130104205
Prodi : Hukum Ekonomi Syariah (HES 6)
Fakultas : Syariah & Hukum
MK : Studi Keislaman
Dosen Pengampuh : .0,MUSTHAFA HAIDAR,S.Kom, S.Pd., M.Pd

KELOMPOK 1
Pertemuan 1 & 2
Judul Makalah : Sifat Sifat Wajib Bagi Allah (Wujud,Qidam,Baqa,Dll) dan Rukun Iman

Pengertian sifat-sifat wajib Allah


Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada zat Allah sebagai
kesempurnaan baginya. Allah adalah kholiq, zat yang memiliki sifat yang tidak munggkin
sama dengan sifat-sifat yang di miliki oleh makhluknya sifat wajib bagi Allah itu di yakini
melalui akal dan berdasarkan dalil naqli.

Sifat-Sifat wajib bagi Allah

 Wujud (Ada)
 Qidam (Awal/Terdahulu)
 Baqa’ (Kekal)
 Mukhalafatu Lil Hawaditsi (Berbeda Dengan Makhluk Ciptaannya)
 Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri Sendiri)
 Wahdaniyah (Esa/Tunggal)
 Qudrat (Berkuasa)
 Iradat (Berkehendak)
 Ilmun (Mengetahui)
 Hayat (Hidup)
 Sama’ (Mendengar)
 Basar (Melihat)
 Qalam (Berfirman)
 Qadiran (Berkuasa)
 Muridan (Menghendaki)
 Aliman (Mengetahui)
 Hayyan (Hidup)
 Sami’an (Mendengar)
 Bashiran (Melihat)
 Mutakalliman (Berfirman/Berkata-Kata)

Pengertian Rukun iman


Rukun Iman adalah perintah untuk mengimani enam hal yang dipercaya dalam Islam.
Seseorang muslim harus percaya kepada Allah SWT sebagai suatu Zat yang tiada tandingan-
Nya. Ia wajib percaya bahwa Allah SWT adalah penguasa alam semesta dan tidak ada
duanya.

Rukun iman

1. Iman kepada Allah


2. Iman kepadaMalaikat
3. Iman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Kepada Nabi dan Rasul
5. Iman kepada Hari Akhir/Kiamat
6. Iman kepada Qada dan Qadar

KELOMPOK 2
Pertemuan 3 & 4
Judul Makalah : FIQIH (Ibadah,Muamalah,Munakahat)

Pengertian Fiqih
Ilmu Fiqh merupakan kumpulan aturan yang meliputi segala sesuatu, memberi
ketentuan hukum terhadap semua perbuatan manusia, baik dalam urusan pribadinya
sendiri maupun dalam hubungannya sebagai umat dengan umat yang lain. Bidang muamalah
ini kadang-kadang disebut bidang adat (al-adat) yaitu aturan-aturan
yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan manusia sebagai peerorangan maupun
sebagai golongan, atau dengan perkataan lain, aturan-aturan untuk mewujudkan
kepentingan-kepentingan duniawi

Pengertian Fiqih Ibadah


fiqh ibadah meliputi hukum syari’at yang menyangkut seluruh aktivitas seorang
hamba yang dilakukan karena mengharap keridhaan Allah Swt. Kata “Ibadah” menurut
bahasa berarti “taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri” (Basyir, 1984:12).
Adapun kata “Ibadah” menurut istilah berarti penghambaan diri yang sepenuh-penuhnya
untuk mencapai keridhoan Allah danmengharap pahala-Nya di akhirat” (Ash-Shiddiqy,
1954:4). Hukum Ibadah (fiqh ibadah) Yang meliputi tata cara bersuci,shalat, puasa, haji,
zakat,nadzar, sumpah, dan aktivitas sejenis terkait dengan hubungan seorang hamba dengan
Tuhannya.

Hakikat Ibadah
Hakikat ibadah itu antara lain firman Allah artinya:“Wahai para manusia,
beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang telah menjadikan
kamu dan telah menjadikan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-
Baqarah (2) ;21). Adapun hakikat ibadah yaitu:
 Ibadah adalah tujuan hidup kita.
 Melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh ketundukkan dan
perendahan diri kepada Allah SWT.
 Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meniggalkan
larangan-Nya.
 Cinta, maksudnya cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang mengandung makna
mendahulukan kehendak Allah dan Rasul-Nya atas yang lainnya. Adapun tanda-
tandanya : mengikuti sunnah Rasulullah saw.
 Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
 Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan
jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.
Ruang Lingkup dan Sistematika Ibadah
Ruang lingkup ibadah mencakup semua bentuk cinta dan kerelaan kepada Allah, baik
dalam perkataan maupun batin. Ruang lingkup ibadah pada dasarnya digolongkan menjadi
dua, yaitu:
1) Ibadah Umum, artinya ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan dalam rangka
mencari keridhoan Allah
2) Ibadah Khusus, artinya ibadah yang macam dan cara pelaksanaannya ditentukan
dalam syara’ (ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad Saw).
Tujuan Ibadah
Ada lima tujuan yang dicapai melalui pelaksanaan ibadah:
1) Memuji Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya yang mutlak, seperti ilmu,
kekuasaan, dan kehendak-Nya.
2) Menyucikan Allah dari segala cela dan kekurangan
3) Bersyukur kepada Allah sebagai sumber segala kebaikan yang kita dapatkan berasal
dari-Nya, sedangkan segala sesuatu selain kebaikan hanyalah perantara yang Dia
ciptakan.
4) Menyerahkan diri secara tulus kepada Allah dan menaati-Nya secara mutlak.
5) Tidak ada sekutu bagi-Nya dalam masalah apapun yang kami sebutkan di atas, dialah
satu-satunya yang Mahasempurna
Syarat diterimanya Ibadah
Pertama, niat yang ikhlas, suatu perbuatan dinilai ibadah kalau diniatkan sebagai
ibadah. Kedua, tidak bertentangan dengan syariat, Bila bertentangan dengan syariat, suatu
tindakan tidak akan dianggap ibadah meskipun dilandasi dengan niat ibadah
Macam-Macam Ibadah

Muamalah dalam Arti Luas


Muamalah dalam arti luas adalah peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan
ditaati dalam hidup bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia. Muamalah dalam
arti sempit adalah semua akad yang membolehkan manusia saling tukar menukar
manfaatnya”. Adapun yang meliputi Fiqh Muamalah dalam arti luas sebagai berikut:
 Bidang Al-Ahwal Asyakhsiyah, yaitu hukum keluarga.
 Pernikahan
 Mawaris
 Wasiat
 Wakaf

Pengertian Munakahat
Kata “munakahat” termasuk yang terdapat dalam bahasa Arab yang berasal dari akar
kata na-ka-ha, yang dalam bahasa Indonesia kawin atau perkawinan. Kata kawin adalah
terjemahan dari kata nikah dalam bahasa Indonesia. . Dalam fiqih Islam perkataan yang
sering dipakai dalam nikah atau zawaj.

Pengertian pernikahan
Kata nikah menurut bahasa Indonesia berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah
syariat, nikah artinyaPerjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang
bukan muhrimnya untuk membangun rumah tangga dan dengan pernikahan dapat
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya
keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah SWT.

Hukum Pernikahan
a. Wajib yaitu bagi orang yang sudah mampu nikah, dan khawatir akan terjerumus
dalam perzinahan
b. Sunnah yaitu bagi orang yang telah mampu untuk menikah (baik fisik, mental,
maupun biaya) , tetapi tidak khawatir akan terjerumus kedalam kemaksiatan karena
mampu menjaga dirinya.
c. Mubah artinya diperbolehkan
d. Makruh yaitu orang yang akan melakukan pernikahan telah mempunyai keinginan
atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah
tanggungannya. Pernikahan semacam ini dikhawatirkan mendatangkan kemudharatan.
e. Haram bagi orang yang menikah atas dorongan nafsu belaka, orang yang ingin
merenguk keuntungan materidan orang yang mempunyai niat untuk menyakiti
perempuan yang dinikahinya.
Tujuan Pernikahan
1. Untuk Membentuk Keluarga Sakinah, Mawadah dan Rahmah
2. Untuk Mendapat Keturunan yang Sah
3. Untuk Menghindari Perzinahan
Rukun Pernikahan
1. Calon suami
2. Calon istri
3. Wali
4. Dua Orang Saksi
5. Ijab kabul
Hikmah Pernikahan

1. Memenuhi Kebutuhan Biologis


2. Mendapat Ketentraman Hati
3. Menambah Hubungan Silaturahmi
4. Menyalurkan Naluri Keibu-Bapakan
5. Memperpanjang Usia

KELOMPOK 3
Pertemuan 5 & 6
Judul Makalah : FIQIH (Mawaris,Jinayah,Siyasah)

Pengertian waris
Jadi pengertian Waris menurut bahasa adalah berpindahnya sesuatu dari
seseorang kepada orang lain,atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Sesuatu disini
masih bersifat umum, baik harta, ilmu,keluhuran atau kemuliaan. Diantaranya yang
berarti demikian adalah Sabda Nabi SAW. Adapun pengertian waris menurut istilah
ialah berpindahnya hak milik dari orang yang meninggal kepada ahli warisnya yang
hidup,baik yang ditinggalkan itu berupa harta,kebun atau hak-hak syar`iyah. Orang yang
berhak menerima waris,dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan
yakni:
 Żulfarāiḍ
 Żulqarabāt
 Mawali
Sumber Hukum Waris
Sumber utama dari hukum Islam,sebagai hukum agama (Islam) adalah nash atau
teks yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah Nabi SAW serta ijma’para ulama.

Pengertian Jinayah
Secara etimologis (lughah)“jinayah”, berarti : perbuatan terlarang, dan“jarimah”,
berarti :perbuatandosa. Secara termologis (ishtilah) “jinayah” atau “jarimah’, adalah
sebagaimananya dikemukakan ImamAl-Mawardi atau jarimah adalah perbuatan yang
mengancam keselamatan jiwa.

unsur-unsur umum ada3(tiga) macam,yaitu:


a) Unsur formal,yaitu ada nash (ketentuan) yang melarang perbuatan
b) Unsur material, yaitu adanya tingkah laku yang membentuk tindak pidana baik
berupa nyata maupun sikap.
c) Unsur moral, yaitu bahwa pelaku adalah orang yang mukallaf, yakni orang yang
dapat dimintai pertanggung jawaban atas tindak pidana yang dilakukannya.

Hukum-hukum yang ada fiqih jinayah


a) Hukum anhudud, yaitu hukuman yang ditetapkan atas jarimah-jarimah
hudud,seperti zina,qadzaf ,mencuri,minuman keras dan sebagainya.
b) Hukuman kifarat, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk sebagian jarimah qishas
dan diyat dan beberapa jarimah ta’zir.
c) Hukum anta’zir, yaitu hukuman yang ditetapkan untuk jarimah jarimah takzir

Pengertian Fiqh Siyasah


fiqh siyasah ialah ilmu yang mempelajari hal-ihwal urusan umat dan negara
dengan segala bentuk hukum, pengaturan, dan kebijaksanaan yang dibuat oleh pemegang
kekuasan yang sejalan dengan dasar-dasar ajaran syariat untuk mewujudkan
kemaslahatan umat.

Contoh Fiqh Siyasah


Kepemimpinan adil yang dicontohkan oleh Rasulluloh SAW., kemudian diikuti
juga oleh para khalifah rosidin. Kepemimpinan yang dijalankan oleh Nabi SAW., sangat
sukses sehinga sangat wajar jika dijadikan model dan acuan untuk kepemimpinan pada
generasi selanjutnya.

KELOMPOK 4
Pertemuan 7 & 9
Judul Makalah : AKHLAK TERPUJI DAN AKHLAK TERCELA
Pengertian akhlak terpuji dan akhlak tercela
Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya segala
macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan
akhlak buruk yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku atau perbuatan
buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan sehari- hari
Macam-macam akhlak terpuji
1. Husnuzan
Husnuzan secara bahasa berarti “berbaik sangka” lawan katanya adalah su’uzan yang
berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Kembali kepada husnuzan, secara
garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Husnuzan kepada Allah
b. Husnuzan kepada diri sendiri
c. Husnuzan kepada sesama manusia
Hikmah husnuzan :
a. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah
b. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat- Nya
c. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah.
d. Mendorong manusia mencapai kemajuan.
e. Menimbulkan ketentraman.
f. Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
g. Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.

2. Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab “taubatun”, kata tersebut berasal dari kata
“taaba- yatubu- taubatun” yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab
Allah disebut “taaibun” (isim fail dari taba). Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa
yang telah dilakukan, dan Tidak akan mengulangi kembali.
Hukum Bertaubat adalah diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia akan
berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa
memberi kesempatan kepada hambaNya yangmau memohon ampun atas segala dosa
yang telah dia perbuat.
Pergolongan taubat
a. Tobat Awam (tobat manusia umum)
b. Tobat Khawash (tobat orang- orang khusus)
c. Tobat Akhash Al- khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini.
Tata cara bertaubat
a. Menyadari kesalahan
b. Menyesali kesalahan
c. Memohon ampun kepada Allah(istigfar )dengan keyakinan atau
husnuzhzhan bahwa Allah swt. Akan mengampuninya
d. Berjanji tidak akan mengulanginya
Jenis dosa
a. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah
b. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi
atau diqada
c. Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada
pengganti
d. Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada
mereka.
Macam-macam Akhlak tercela
1. Riya’
Riya berasal dari bahasa arab ri’aun atau riya’ yang artinya memperlihatkan. Kata ini
diulang berpuluh- puluh kali dalam al- qur’an. Menurut bahasa riya’ berarti pamer,
memperlihatkan, memamerkan atau ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya.
Sedangkan menurut istilah riya’dapat didefinisikan “memperlihatkan suatu ibadah dan
amal shalih kepada orang lain, bukan karena Allah.
Amal yang diridhai Allah :
a. Niat karena Allah
b. Ikhlas
c. Sesuai dengan kemampuan
d. Tidak pilih kasih
e. Rahmat bagi seluruh alam
Amal perbuatan riya’ :
a. Niat bukan karena Allah
b. Tidak ikhlas
c. Mengada- ada
d. Pilih kasih
e. Ingin dipuji
f. Mengharap imbalan
Macam-macam riya’ :
a. Ria dalam niat
b. Ria dalam perbuatan
Kebiasaan yang dapat menghindari riya’ :
a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata- mata karena Allah SWT
b. Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
c. Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
d. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa
harus disuruh dan meminta imbalan
e. Membiasakan bersedekah atau mengeluarkan infaknya setiap mendapat rezeki
atau kesenangan
f. Tidak mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
g. Tidak membuat kecemburuan kepada orang lain
h. Saling menasehati untuk kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
i. Tidak memamerkan sesuatu karena pada dasarnya semua yang dimiliki adalah dari
Allah dan akan kembali kepada- Nya
j. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT
2. Aniaya (Dzalim)
Menurut ajaran islam, aniaya atau yang biasa disebut dzalim adalah berasal dari
(dzolama- yadzlimu- dzulman) yang artinya aniaya. Pelakunya disebut dzalim dan
perbuatannya disebut dzulmun. Ahli mauidzah mendefinisikan dzalim yaitu
meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus
ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga
dan masyarakat. Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan
dan menyengsarakan.
Macam-macam sifat aniaya :
a. Aniaya kepada Allah swt
b. Aniaya terhadap sesama manusia
c. Aniaya terhadap binatang
d. Aniaya terhadap diri sendiri
Keburukan aniaya terhadap pelakunya :
a. Dibenci masyarakat
b. Tidak tenang, dibayangi rasa takut
c. Mencemarkan nama baik diri dan keluarganya
d. Dijatuhi hukuman apabila perbuatannya diketahui
e. Jika tidak bertaubat dg sungguh maka akan dicampakkan kedalam neraka
Keburukan bagi orang lain :
a. Orang yang dianiaya akan mendapat bencana
b. Bila penganiayaan terjadi dimana- dimana maka masyarakat tidak mengalami
ketentraman, dan kedamaian
c. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun
d. Jika dalam suatu negri jumlah orang- orang jalimnya mayoritas, dan tidak
bertaubat, tidak mustahil Allah swt akan menimpakan azab
3. Diskriminasi
Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa Inggris “DIISCRIMINATE” yang berarti
membedakan.Dan dalam bahasa arab istilah diskriminasi dikenal dengan Al- Muhabbah
yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih
kasih.Kosakata discriminati ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia
“Diskriminasi” yaitu suatu sikap yang membeda- bedakan orang lain berdasarkan suku,
ras,bahasa,budaya,ataupun agama.
Jenis Perbuatan Diskriminasi :
a. Penyimpangan tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah
pendiriannya yang tidak sesuai dengan nilai islam
b. Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang
c. Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku disebut pelanggar
d. Penyimpangan karena tidak menepati janji,berkata bohong,berkhianat
kepercayaan.Khianat dan berlagak membela,disebut munafik
Dampak negatif diskriminasi :
a. Memicu munculnya sektarianisme
b. Memunculkan antar kelompok
c. Mengundang masalah social yang baru
d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan
e. Menghambat kesejahteraan kehidupan
f. Menghalangi tegak nya keadilan
g. Mempersulit penyelesaian masalah.
Cara menghindari diskriminasi :
a. Ta’arufadalah, saling kenal mengenal
b. Tafahumadalah, saling memahami
c. Ta’awunadalah, saling tolong menolon
d. Takafuladalah, saling memberikan jaminan
Hikmah menghindari diskriminasi :
a. Mengutamakan orang lain
b. Meringankan beban orang lai
c. Tidak menjadi beban orang lain
d. Ramah tamah terhadap sesama manusia
e. Berperilaku sesuai ajaran islam
f. Wajar dan realistis.

KELOMPOK 5
Pertemuan 10 & 11
Judul Makalah : ILMU KALAM

Pengertian ilmu kalam


Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-
kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu Kalam adalah
Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang sering juga disebut Ilmu Aqaid atau Ilmu
Ushuluddin.
Sejarah awal ilmu kalam
1. Al-Quran sendiri di samping ajakannya kepada tauhid dan mempercayai kenabian dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan itu, menyinggung pula golongan-golongan dan
agama-agama yang ada pada masa Nabi Muhammad SAW
2. Ketika kaum Muslimin selesai membuka negeri-negeri baru untuk masuk Islam,
mereka mulai tentram dan tenang fikirannya, di samping melimpah-ruahnya rizki. Di
sinilah mulai mengemukakan persoalan agama dan berusaha mempertemukan nas-nas
agama yang kelihatannya saling bertentangan.
3. Persoalan politik, contohnya ialah soal Khilafat (pimpinan pemerintahan). Ketika
Rasulullah meninggal dunia, beliau tidak mengangkat seorang pengganti, tidak pula
menentukan cara pemilihan penggantinya. Karena itu, antara sahabat Muhajirin dan
Anshar terdapat perselisihan, masing-masing menghendaki supaya pengganti Rasul
dari pihaknya.Inilah sebenarnya yang merupakan cikal bakalawal lahirnya pemikiran
politis-teologis di kalangan umat Islam.
Aspek perdebatan ilmu kalam
1. Perbuatan Tuhan
a. Aliran mu'tazilah
Sebagai aliran yang bercorak rasional, Mu'tazilah berpendapat bahwa
perbuatan Tuhan hanya terbatas pada hal-hal yang dikatakan baik.Namun hal
ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak dapat melakukan hal buruk.Tuhan tidak
melekukan perbuatan buruk karena Tuhan mengetahui keburukan perbuatan
itu
b. Aliran Asy’ariyah
Menurut aliran asy’ariyah faham kepada Tuhan berbuat baik dan terbaik bagi
manusia ( ash-shalah wa al-ashlah), sebagaimana dikatakan aliran mu’tazilah,
tidak dapat diterima karenaa bertentangan dengan faham kekuasaan dan
kehendak mutlaq Tuhan. Sebagaimana dikatakan al-Ghazali, perbuatan-
perbuatan Tuhan bersifat tidak wajib dan tidak satupun dari-Nya yang
mempunyai sifat wajib.
c. Aliran Maturidiyah
Kaum maturidiyah golongan Bukhara sefaham denga kaum asy’ariyah tentang
tidak adanya kewajiban bagi Tuhan. Namun, sebagaimana dijelaskan oleh
Badzawi, Tuhan pasti menepati janji-Nya, seperti memberi upah kepada orang
yang berbuat baik walaupun Tuhan mungkin saja membatalkan ancaman bagi
orang yang berdosa besar. Adapun pandangan Maturidiyah Bukhara  tentang
pengiriman Rasul, sesuai denganpaham mereka tentang kekuasaan dan
kehendak mutlaq tuhan, tidaklah bersifat wajib dan hanya bersifat mungkin
saja
2. Perbuautan manusia
Akar dari masalah perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa Tuhan adalah pencipta
alam semesta, termasuk didalamnya manusia sendiri.Tuhan bersifat maha kuasa dan
mempunya kehendak yang bersifat mutlaq. Dari sini timbullah satu pertanyaan,
sampai dimanakah manusia sebagai ciptaan Tuhan bergantung pada kehendak dan
kekuasaan Tuhan dalam menentukan perjalanan hidupnya ?apakah manusia
diberi  kemerdekaan dalam mengatur hidupnya oleh tuhan? Atau apakah manusia
terikat seluruhnya pada kehendak dan kekuasaan mutlaq Tuhan?
a. Aliran Jabariyah
Ada perbedaan pandangan antara Jabariyah ekstrim dengan Jabariyah Moderat
dala masalah perbuatan manusia.Jabaariyah ekstrim berpendapat bahwa segala
perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya
sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Menurut Jabariyah
Moderat bahwa Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat
maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai peranan
didalamnya.Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunya efek untuk
mewujudkan perbuatannya
b. Alirah Qadariyah
Alirah Qadariyah menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan
atas kehendaknya sendiri.Manusia mempunyai kewenagan untuk melakukan
segala perbuatannya atas kehendaknya sendiri, baik perbuatan baik maupun
perbuatan jahat. Oleh karena itu ia berhak mendapatkan pahala atas kebaikan
yang dilakukannya dan juga berhak pula memperoleh hukuman atas kejahatan
yang diperbuatnya
c. Aliran Mu’tazilah
Aliran Mu’tazilah memandang bahwa perbuatan manusia tidak diciptakan
Tuhan, melainkan yang diciptakan Tuhan adalah daya dan manusia
mempergunakan daya tersebut dalam mewujudkan pebuatannya. Jadi, setelah
Tuhan menciptakan daya pada manusia Ia melepaskan campur tangan-Nya
pada penggunaan daya tersebut, dan daya Tuhan tidak terdapat dalam
perbuatan terwujud
d. Aliran Asy’ariyah
Dalam faham Asy’ariy, manusia ditempatkan dalam posisi yang lemah.Ia
diibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Aliran
Asy’ariyah berpendapat bahwa perbuatan manusia diciptakan Allah,
sedangkan daya manusia tidak mempunyai efek untuk mewujudkannya,
dengan demikian Kasb mempunyai pengertian penyertaan perbuatan dengan
daya manusia yang baru.Ini implikasi bahwa perbuatan manusia dibarengi
kehendaknya, dan bukan atas daya kehendaknya.
e. Aliran Maturidiyah
Maturidiyah bukhara dalam banyak hal sependapat dengan Maturidiyah
Samarkand. Hanya saja golongan ini memberikan tambahan dalam masalah
daya menurutnya untuk perwujudan perbuatan, perlu ada dua daya.Manusia
tidak mempunyai daya untuk melakukan perbuatan yang telah diciptakan
Tuhan baginya.
Tokoh dan Pemikiran ilmu kalam
1. Tokoh-tokoh Mu’tazilah dan Pemikirannya
84 Yang termasuk kelompok Basra adalah Wasil bin Atha (80-131 H/699-748 M),
Amr bin Ubaid (w. 145 H), Abu Huzail al-Allaf (135-235 H), an-Nazzam (185-231
H), al-Jahiz Abu Usman bin Bahar (w. 869 H), dan al-Jubba’i (w. 111 H). Adapun
yang termasuk kelompok Baghdad adalah Mu’ammar bin Abbad, Bisyr al-Mu’tamir
(w. 201 H), Abu Musa al-Murdar (w. 226 H), Sumamah bin Asyras (w. 213 H),
Ahmad bin Abi Du’ad (w. 241 H), Hisyam bin Amir al-Fuwati, dan Abu alHusain al-
Khayyat (w.300 H). Wasil bin Atha (80-131 H/699-748 M), orang pertama yang
meletakkan kerangka dasar ajaran Mu’tazilah. Ajaran pokok yang dicetuskannya ada
tiga yaitu faham al-Manzilah bain al-Manzilatain, faham Qadariah yang diambil dari
Ma’bad dan Gailan, dan faham peniadaan sifat-sifat Tuhan.Dua dari tiga ajaran pokok
itu kemudian menjadi doktrin Mu’tazilah, yakni al-Manzilah bain al-Manzilatain dan
peniadaan sifat-sifat Tuhan
2. Tokoh-tokoh Mu’tazilah dan Pemikirannya
84 Yang termasuk kelompok Basra adalah Wasil bin Atha (80-131 H/699-748 M),
Amr bin Ubaid (w. 145 H), Abu Huzail al-Allaf (135-235 H), an-Nazzam (185-231
H), al-Jahiz Abu Usman bin Bahar (w. 869 H), dan al-Jubba’i (w. 111 H). Adapun
yang termasuk kelompok Baghdad adalah Mu’ammar bin Abbad, Bisyr al-Mu’tamir
(w. 201 H), Abu Musa al-Murdar (w. 226 H), Sumamah bin Asyras (w. 213 H),
Ahmad bin Abi Du’ad (w. 241 H), Hisyam bin Amir al-Fuwati, dan Abu alHusain al-
Khayyat (w.300 H). Abu Huzail al-Allaf (135-235 H), seorang filosof Islam yang
banyak mengetahui falsafah Yunani sehingga memudahkannya menyusun ajaran-
ajaran Mu’tazilah yang bercorak filsafat.An-Nazzam (185-231 H), berpendapat
tentang keadilan Tuhan.Tuhan itu Maha Adil sehingga tidak berkuasa untuk berlaku
zalim.
3. Tokoh-tokoh Syi’ah dan Pemikirannya
Selain tokoh-tokoh populer seperti Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, dan Husein bin
Ali, terdapat dua tokoh ahlulbait lainnya yang mempunyai pengaruh dan andil yang
sangat besar dalam pengembangan faham Syi’ah, yaitu Zaid bin Ali bin Husein Zainal
Abidin dan Ja’far as-Sadiq. Ja’far as-Sadiq, lahir dan meninggal di Madinah pada
tahun 80 H/699 M – 25 Syawal 148 H/765 M. Nama lengkapnya adalah Muhammad
Abu Ja’far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib.
Sebagai imam Syi’ah ke-6, ia terkenal sebagai ahli tafsir, hadis, fikih, kalam, filsafat,
dan fisika
4. Tokoh-tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan Pemikirannya
Tokoh-tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah meliputi ulamaulama Salaf dan Khalaf.
Yang termasuk ulama Salaf antara lain:
a. Imam Ahmad bin Hanbal (Ahmad bin Muhammad bin Hanbal)
Beliau adalah ulama mujtahid (ahli ijtihad) di bidang fikih (salah seorang di
antara empat imam mazhab yang terkenal di dunia Islam, Mazhab Hanbali)
dan ahli hadis
b. Ibn Taimiyah (Taqiyuddin Abdul Abbas Ahmad bin Abdul Salam bin
Abdullah bin Muhammad bin Taimiyah alHarrani al-Hambali)
Ia seorang pemikir Islam terkemuka dan tokoh pembaharu abad ke-8 H/ke-14
M yang berasal dari keluarga cendekiawan, lingkungan pecinta ilmu.
c. Muhammad Ibn Abdul Wahhab(Abu Abdullah Muhammad Ibn Abd
alWahhab Ibn Sulaiman Ibn Ali Ibn Muhammad Ibn Ahmad Ibn Rasyid at-
Tamimi)
Ia pencetus aliran Wahhabiyah yang muncul di Arab untuk melawan semua
penyimpangan dan menghidupkan kembali mazhab Ibn Taimiyah

KELOMPOK 6
Pertemuan 12 & 13
Judul Makalah : PEMIKIRAN TEOLOGI MODERN
Pengertian Teologi modern
Teologi modern adalah ilmu yang mempelajari ajaran-ajaran dasar suatu agama.
Dalam Islam, teologi disebut sebagai ‘ilmu al-kalam. Secara umum, pemikiran Harun tentang
teologi rasional maksudnya adalah bahwa kita harus mempergunakan rasio kita dalam
menyikapi masalah. Namun bukan berarti menyepelekan wahyu .

Ciri-ciri Teologi modern dan hubungannya dengan ilmu modern


Masa modern terjadi setelah adanya gerakan Renaissance, dimana gerakan ini juga
yang berperan dalam konsep pemikiran modern. Konsep pemikiran yang mengacu pada
gerakan keagamaan, hal ini bertujuan terciptanya proses kehidupan yang lebih baik dengan
keagamaan sebagai landasannya. Abad modern ini merupakan semangat zaman baru yang
ada di abad 19. Sebagai bentuk peradaban dan semangat zaman, modernitas ini dicirikan atas
3 hal yaitu indifidualistik, rasionalisme dan kemajuan. Memasuki abad 19 umat Islam
dikejutkan oleh dunia Barat, yang mana pada era klasik kaum Barat masih dalam kegelapan
dan kemunduran, kini mereka telah berkembang pesat dan justru berbalik dari umat Islam
bahkan menjadi pusat peradaban dunia. Sebelum periode modern benar-benar masuk, di
Barat telah muncul beberapa ahli Abad pertengahan adalah abad yang lebih mengunggulkan
Tuhan, yang lebih membela wahyu daripada akal. Dengan serangan gugatan dan kritis dari
para tokoh pemikir itulah akhirnya modernitas muncul.Ketika modernitas ini muncul maka
umat Islam harus menyadari bahwa umat Islam telah mengalami dekadensi dan kemunduran
yang sangat pesat.
Pemikiran teologi modern
1. Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah merupakan seorang teolog Sunni kontroversial yang banyak memusatkan
perhatian pada kritik terhadap golongan lain atau sesama muslim yang menurutnya
melenceng dari ajaran Islam yang murni (bersumber dari al-Quran dan Hadis). Pemikiran
Ibnu Taimiyah mempengaruhi berbagai perkembangan reformis dan puritan di masyarakat
Islam berikutnya. Ibnu Taimiyah dalam pemikiran teologis mempunyai tujuan untuk
mengajak umat Islam agar kembali kedasar agama dalam bentuk yang murni yakni al-Qur'an
dan Sunnah.
2. Muhammad Abduh
Bagi Abduh, di samping mempunyai ndaya pikir, manusia juga mempunyai kebebasan
memilih yang merupakan sifat dasar alaminya. Jika sifat dasar ini dihilangkan dari manusia
maka dia bukan manusia lagi, melainkan makhluk lain. Manusia dengan akalnya
mempertimbangkan akibat perbuatan yang dilakukannya, kemudian mengambil keputusan
dengan kemauannya dan mewujudkan perbuatannya. Dengan demikian, jelaslah bahwa
Muhammad Abduh cenderung pada corak teolpgi Mu‟tazilah, di mana peranan akal sangat
dominan dalam menetapkan suatu teori keputusan-keputusan teologisnya.
3. Sayyid Ahmad Khan
Sayyid ahmad khan mempunyai kesamaan pemikiran dengan muhammad abduh di mesir. Hal
ini dapat dilihat dari beberapa ide yang dikemukakannya, terutama tentang akal yang
mendapat penghargaan tinggi dalam pandangannya. Meskipun demikian, sebagai penganut
ajar islam yang taat dan percaya akan kebenaran wahyu, ia berpendapat bahwa akal bukanlah
segalanya dan kekuatan akal pun terbatas. Ia mempunyai faham yang sama dengan faham
qodariyah. Karena kuatnya kepercayaan terhadap hukum alam dan kerasnya mempertahankan
konsep hukum alam, ia dianggap kafir oleh sebagian umat islam.
4. Muhammad Iqbal
Dibandingkan sebagai theolog Muhammad Iqbal lebih terkenal sebagai seorang
filosof eksistensialis.sebagai seorang pembaharu,Iqbal menyadari perlunya umat
islam untuk melakukan pembaharuan agar keluar dari kemunduran.islam dalam
pandangan Iqbal menolak konsep lama yang mengatakan bahwa alam bersifat
statis.islam,katanya mempertahankan konsep dinamis dan mengakui adanya gerakan
perubahan dalam kehidupan sosial manusia.oleh karena itu,manusia dengan
kemampuan khudi-nya harus menciptakan perubahan.
5. Ali Syariati
Pemikiran Syari’ati bersfat multi dimensi … Syari’ati dapat disebut pemikir politik
keagamaan -politico religio thinker- (Azyumardi Azra) Memahami pemikiran Ali Syariati
terkait dengan berbagai macam hal dan diskursus keilmuan. Ali Syari’ati adalah orang yang
percaya betul terhadap doktrin Syiah, hanya saja refleksi beliau terhadap doktrindoktrin
tersebut menjadikan nuansa yang berbeda dari pemahaman banyak kalangan Syiah lainnya.
Pandangan tentang dunia menurut Ali Syari’ati adalah pemahaman yang dimiliki seseorang
tentang wujud atau eksistensi.
6. Murthada Murthahari
menurut Murtadha Muthahhari yaitu segala sesuatu yang berperilaku dan terefleksi
dalam kehidupan manusia, adanya kesatuan dan antara teori dan praktiknya, karena
kebanyakan manusia hanya mampu mempertahankan dalam wujud Tuhan tetapi
pembuktiannya hanya terbatas pada konsepsi saja. Adapun pengaruh teologi
Murtadha Muthahhari terhadap masyarakat modern terlihat dalam aliran yang
dianutnya yaitu Syi'ah, di sini Muthahhari selalu mengajarkan rahasia-rahasia batin
dalam proses jalan menuju kesempurnaan.
7. Khomeini
khomeini Mengenai masalah Imamah dan kepemimpinan Islam. Menurut Imam Khomeini,
hanya seseorang yang telah mencapai tingkat fuqoha (tingkat seorang faqih) dan cakap dalam
menggali hukum-hukum ilahi dari sumber-sumber yang shahih (al-qur‟an dan hadits) saja
yang dapat menangani masyarakat Islam. Bagaimanapun juga pemimpin masyarakat Islam
harus mampu membuat keputusan yang telah dibuat oleh Tuhan. Ada delapan persyaratan
yang harus di penuhi oleh seorang faqih untuk bisa memimpin sebuah pemerintahan Islam
yaitu : Mempunyai pengetahuan yang luas tentang hukum Islam, Harus adil, dalam arti
memiliki iman dan akhak yang tinggi, Jenius, Dapat dipercaya dan berbudi pekerti
luhur, mempunyai kemampuan administratif, bebas dari segala pengaruh asing,
mampu mempertahankan hak-hak bangsa, kemerdekaan dan integritas territorial tanah
Islam, sekalipun harus dibayar dengan nyawa,dan hidup sederhana.
8. Hasan Hanafi
Hanafi beranggapan, untuk membangun kembali peradaban Islam tidak bisa tidak dengan
membangun kembali semangat tauhid itu. Tauhid adalah pandangan dunia, asal seluruh
pengetahuan. Oleh karena itu kita harus mengkaji konsep tauhid dan kita akan melihat
bagaimana pandangan dunia tauhid itu berfungsi untuk membangun dunia Islam. Kita
berupaya menemukan bahwa tauhid adalah pemikiran yang seluruhnya mempunyai kaitan
yang erat. Hanafi menegaskan bahwa membangkitkan semangat tauhid merupakan suatu
keharusan. Hasan Hanafi mengajukan konsep baru tentang konsep teologi Islam yang ilmiah
dan membumi sebagai alternatif atas kritiknya bahwa teologi tidak ilmiah dan melangit.
Tujuannya sudah barang tentu untuk menjadikan teologi tidak sekadar sebagai dogma
keagamaan yang kosong tanpa makna, tetapi menjelma sebagai ilmu tentang perjuangan
sosial, menjadikan keimanan berfungsi secara aktual sebagai landasan etik.

KELOMPOK 7
Pertemuan 14 & 15
Judul Makalah : TEOLOGI ISLAM DI INDONESIA

Pengertian Teoloogi islam


Secara etimologis istilah teologi bersal dari bahasa Yunani, yaitu theologia. Yang
berasal dari dua kata theoos yang berarti tuhan. Dan logos yang artinya pengetahuan.
Sehingga arti Theologi islam adalah pengetahuan ketuhanan.Teologi Islam atau Ilmu Kalam
adalah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan ( Allah ), sifat-sifat yang mesti ada
pada Allah, dan lain sebagainya.

Teologi islam yang terlahir di indonesia


Teologi Asy’ariyah mengalami tahap perkembangan dan kematangan di Indonesia
melalui sejumlah ulama yang belajar di Timur Tengah yang kembali ke Indonesia dengan
melakukan dakwah dan pengajaran. Sehingga tidak heran kesimpulan bermunculan bahwa
aliran Asy’ariyah bertanggung jawab atas keterbelakangan sosio-ekonomi masyarakat
muslim di Indonesia atas corak teologinya yang menyerah kepada takdir (fatalism).

Pemikiran teologi islam menurut Ahmad Hasan


Ahmad Hassan merupakan seorang ulama yang memiliki pengaruh yang luas
terhadap umat Islam di Jawa terkait permasalahan akidah. Ada beberapa permasalahan
pokok teologi yang dianggap penting dan dikaji untuk mengetahui pemikiran teologi
Ahmad Hassan.
1. Wujud tuhan
Meyakini adanya Allah merupakan dasar keyakinan yang paling utama.
Mengenai wujud Allah, Ahmad Hassan berusaha membuktikan kepada seseorang
yang tidak meyakini keberadaan Allah, yang dijelaskannya dengan beberapa
macam cara. Berdasarkan penjelasan Ahmad Hassan di atas, keberadaan Allah
harus diyakini, walaupun tanpa adanya pembuktian dengan panca indera,
karena menurutnya semua hal yang berbentuk belum tentu penciptanya juga
berbentuk
2. Sifat-sifat tuhan
Berdasarkan pendapat tersebut, Ahmad Hassan menyakini bahwa sifat-sifat Allah
tidak sama dengan sifat-sifat yang lain dan tidak seorang pun memiliki sifat
sebagaimana sifat Allah. Sifat-sifat yang dimiliki Allah Swt., merupakan
ketetapan dan kesempurnaan ketuhanan-Nya dan keagungan-Nya.
3. Kalam Allah
Ahmad Hassan meyakini bahwa Allah berkomunikasi dengan hamba-Nya, di antara
media lainnya, melalui kitab suci Alquran. Menurut Ahmad Hassan, Alquran
disebut al-Kitāb yang secara bahasa ialah bacaan dan secara teknis dipahami
sebagai nama sebuah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt.,
kepada utusan-Nya Nabi Muhammad SAW
4. Keadilan tuhan
Ahmad Hassan menekankan bahwa Allah memiliki kehendak yang mutlak atas
segala hal yang Dia ciptakan. Allah yang Maha Adil tidak akan mungkin
memberikan kesulitan kepada hambanya di luar kemampuan hambanya. Menurut
Ahmad Hassan, Allah berbuat sesuatu bukan karena kewajiban, namun Allah
berbuat karena kehendak-Nya dan tidak ada yang dapat menentang kehendak-
Nya
5. Konsep iman
pandangan A. Hassan tentang konsep iman yaitu percaya kepada Allah, Malaikat,
Rasul-Nya, Kitab-Nya, percaya kepada hari akhir/kiamat, dan kepada qada’ dan
qadar-Nya. Pandangan A. Hassan ini sama seperti pandangan Asy’ariah yaitu tashdiq
billah. Sabagaimana dalam penjelasan di atas tentang masalah iman, hal ini bisa
dilihat dalam QS. Al-Buruj. 85: 8

Pemikiran Teologi Menurut Harun Nasution


Harun Nasution dikenal sebagai seorang intelektual muslim yang banyak
memperhatikan pembaharuan dalam Islam dalam arti yang seluas-luasnya, tidak terbatas di
bidang pemikiran saja seperti teologi, filsafat, mistisisme (tasawuf) dan hukum tetapi juga
meliputi seluruh segi kehidupan kaum muslimin.
1. Peranan Akal
Berkenaan dengan akal ini Harun Nasution menulis demikian, “Akal melambangkan
kekuatan manusia. Karena akallah, manusia mempunyai kesanggupan untuk
menaklukkan kekuatan makhluk lain sekitarnya. Bertambah tinggi akal manusia,
bertambah tinggilah kesanggupannya untuk mengalahkan makhluk lain. Bertambah
lemahkekuatan akal manusia, bertambah rendah pulalah kesanggupannya menghadapi
kekuatan-kekuatan lain tersebut”.
2. Pembaharuan teologi
Dengan demikian, jika hendak mengubah nasib umat Islam, menurut Harun Nasution,
umat Islam hendaklah mengubah teologi mereka menuju teologi yang berwatak free-
will, rasional serta mandiri. Tidak heran jika teori modernisasi ini selanjutnya
menemukan teologi dalam khazanah Islam klasik sendiri yakni teologi Mu’tazilah.
3. Hubungan akal dan wahyu
Ia menjelaskan bahwa hubungan wahyu dan akal memang menimbulkan pertanyaan
tetapi keduanya tidak bertentangan. Akal mempunyai kedudukan yang tinggi dalam
al-Qur’an. Orang yang beriman tidak perlu menerima bahwa wahyu sudah
mengandung segala-galanya. Wahyu bahkan tidak menjelaskan semua permasalahan
keagamaan

Pemikiran Teologi Menurut Hamka


Hamka adalah muslim tradisionalis sekaligus modernis. Dia seorang ulama yang
istikamah dengan keislamannya, namun sekaligus menjadi seorang nasionalis yang
berwibawa. Beliau adalah tokoh besar Muhammadiyah, namun juga sangat dekat dengan
tradisi NU. Dalam bukunya Bapak Dr Yunan Yusuf beliau meneliti delapan masalah kalam,
yakni: (1) kekuatan akal; (2) fungsi wahyu; (3) free will dan predestination; (4) konsep iman;
(5) kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan; (6) keadilan Tuhan; (7) perbuatan-perbuatan
Tuhan; dan (8) sifat-sifat Tuhan. Semua entri point ini membuktikan bahwa Buya Hamka
dalam dua masalah pertama menganut aliran Maturidiyah Bukhara, sedangkan enam masalah
terakhir sejalan dengan aliran Mu'tazilah.
Dalam masalah "free will" dan "predestination" serta konsep iman, Bapak Dr. Yunan
menemukan pemikiran Hamka tentang kebebasan manusia dalam berkehendak dan berbuat.
Adapun kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan dibatasi oleh kebebasan memilih (ikhtiyar)
berdasarkan pertimbangan akal yang diberikan Tuhan kepada manusia. Inilah yang
meniscayakan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan tidak berlaku sepenuhnya.
Hal ini erat kaitannya dengan keyakinan Hamka bahwa perbuatan-perbuatan Tuhan
terletak pada kewajiban-Nya untuk melakukan yang baik. Paham ini dibangun dari realitas
alam semesta yang berlaku atas Hikmah Kebijaksanaan Yang Maha Tinggi.
Penafsiran Buya Hamka atas Sifat-sifat Tuhan sejalan dengan pemikiran rasional
ketika berbicara tentang antropomorfisme. Kata-kata "wajh" berarti zat Allah dan ridha-Nya,
"yad" adalah kekuasaan dan restu-Nya, "yamin" berarti hakekat "qudrat ilâhiyat"-Nya, "ja'a
rabbuka" ditafsirkan dengan telah datang ketentuan atau perintah Tuhan, dan beberapa contoh
lainnya.
Adapun dalam masalah ru'yatullah (melihat Allah), Hamka terlihat menganut paham
rasional bahwa Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala kelak di akhirat, melainkan
dengan mata hati, karena kitapun belum mampu melihat alam semesta, baik yang berada di
dalam maupun di luar diri kita sendiri.
Dalam memahami masalah kemakhlukan al-Qur'an, Hamka marangkum kedua aliran,
baik yang rasional maupun tradisional, dengan kecenderungan untuk menghindarkan diri dari
perdebatan ilmu kalam. Dia menghimbau agar Mu'tazilah dan Ahlus Sunnah modern tidak
bertengkar lagi tentang masalah ini.
Dalam bukunya Bapak Dr.Yunan Yusuf Beliau Terkesan sangat hati-hati untuk
mengklaim Hamka sebagai penganut Mu'tazilah, karena Buya Hamka selalu menyebut
dirinya sebagai penganut Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Pemikiran kalamnya yang identik
dengan pemikiran Mu'tazilah tersebut, kelihatannya lebih dipengaruhi oleh realitas
kontemporer yang menuntut tindakan atas dasar rasio serta mendahulukan inisiatif pribadi
atas pertimbangan tradisi, atau sikap rasional dengan pijakan kuat pada nash-nash agama. Hal
ini dianggap sebagai jalan terbaik untuk memacu berbagai ketertinggalan umat Islam.

Anda mungkin juga menyukai