Secara terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata
cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Dalam al-Qur’an
agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran
Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya
konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah
agama dan religi.
Kebenaran agama islam hanya ditentukan oleh Allah SWT dan saya sebagai umatnya hanya
dapat menjalankan perintah nya dan mempercayai segala bentuk kejaiban yang telah
diciptakan Allah SWT dan saya hanyalah mempercayai kebenaran tersebut melalui
perantara Al-Quran dan Ulama” yang benar” terpecaya bagi semua umat islam didunia ini .
2. Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah,
pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan
diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah
adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat
keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan,
serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
jika manusia tidak mempunyai iman maka sesat bagi nya dalam menjalani hidup
ini tanpa mempunyai arah hidup dan tujuan yang dijalankan nya di dunia akan
hanya sia” dia hidup didunia ini jika tidak mempunyai iman krn iman suatu
dinding kokoh yang akan menuntun kita kejalan yang benar di akhirat nanti .
yang sebaik-baiknya”.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan
mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktivisasikan dirinya.
4. Sumber ajaran islam adalah segala sesuatu yang melahirkan atau menimbulkan aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat mengikat yang apabila dilanggar akan menimbulkan sanksi
yang tegas dan nyata (Sudarsono, 1992:1). Dengan demikian sumber ajaran islam ialah segala
sesuatu yang dijadikan dasar, acuan, atau pedoman syariat islam.
5. Ijtihad adalah suatu usaha darurat di dalam sejarah perkembangan syariat, karena ijtihad jalan
untuk mengistimbathkan hukum dari dalil, baik yang naqli maupun yang aqli
v Peristiwa yang beum ada nash nya sama sekali. Tugas utama para mujtahid dalam masalah ini
adalah merumuskan hukum baru ats peristiwa tersebut dengan menggunakan kekuatan ra’y.
Contoh masalah ini adalah : hukum bayi tabung,transplantasi organ tubuh,keluarga berencana,
dan lain-lain.
Syarat umum :
Baliqh
Berakal sehat
Memahami masalah
Beriman
Syarat-syarat khusus:
Syarat-syarat tambahan:
Ò Mengetahui bahwa tidak ada dalil qot’i yang berkaitan dengan masalah yang akan di tetapkan
hukumnya.
Ò Mengetahui masalah yang diperselisihkan oleh ulama dan yang akan mereka sepakati.
Metode-Metode Ijtihad
Ada beberapa metode atau cara untuk melakukan ijtihad, baik ijtihad dilakukan
sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain. Diantara metode atau
cara berijtihad adalah:
a. Ijma’, adalah persetujuan atau kesesuaian pendapat para ahli mengenai suatu
masalah pada suatu tempat disuatu masa.
b. Qiyas, adalah menyamakan hukum suatu hal yang tidak terdapat ketentuannya di
dalam Al-Qur’an dan As-Sunah dengan hal (lain) yang hukumnya disebut dalam
Al-Qur’an dan sunnah Rasul karena persamaan illat-Nya.[4]
Contoh : Larangan meniru khamr yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90.
Yang menyebabkan minuman itu dilarang adalah illat-Nya yakni memabukkan.
Sebab minuman yang memabukan, dari apapun ia dibuat, hukumnya sama dengan
khamr yaitu dilarang untuk diminum. Dan untuk menghindari akibat buruk
meminum minuman yang memabukkan itu, maka dengan qiyas pula ditetapkan
semua minuman yang memabukkan, apapun namanya, dilarang diminum dan
diperjual belikan untuk umum.
c. Istidlal, adalah menarik kesimpulan dari dua hal yang berlainan.
Contoh : Menarik kesimpulan dari adat-istiadat dan hukum agama yang
diwahyukan sebelum islam.
d. Masalin Al-Mursalah, adalah cara menemukan hukum sesuatu hal yang tidak
terdapat ketentuannya baik di dalam Al-Qur’an maupun dalam kitab-kitab hadits,
berdasarkan pertimabangan kemaslahatan masyarakat atau kepentingan umum.
f. Istisab, adalah menetapkan hukum suatu hel menurut keadaan yang terjadi
sebelumnya, sampai ada dalil yang mengubahnya.
Contoh : A mengadakan perjanjian utang-piutang dengan B menurut A utangnya telah
dibayar kembali, tanpa menunjukan bukti atau saksi. Dalam kasus ini bedasarkan
istisab dapat ditetapkan bahwa A masih belum membayar utangnya dan perjanjian
itu masih tetap berlaku selama belum ada bukti yang menyatakan bahwa perjanian
utang-piutang tersebut telah berakhir.
g. Adat-Istiadat atau ‘Urf, adalh yang tidak bertentangan hukum Islam dapat
dikukuhkan tetap terus berlaku bagi masyarakat yang bersangkutan.
Contoh : Melamar wanita dengan memberikan sebuah tanda (pengikat), pembayaran mahar
secara tunai atau utang atas persetujuankedua belah pihak, dan lain-lain