Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

USHUL FIQIH TENTANG AL-AHKAM

HUKUM AKAL , HUKUM ADAT , DAN HUKUM SYARA’

DISUSUN OLEH :

NAMA :SYIFA ANNASTASYA

KELAS : A/KM/1

NIM : 14215133

PROGRAM STUDI PUBLIC HEALTH 2021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES SURYA GELOBAL YOGYAKARTA


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.
Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang
berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Ilmu usul fiqih dengan ini
penulis mengangkat judul “AL-Ahkam ; hukum akal , hukum adat dan hukum syara’”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR
…………………………………………………………….
 DAFTAR ISI………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
…………………………………………………………………………………
…….
B. RUMUSAN
MASALAH………………………………………….........................................
.........................
C. TUJUANPENULIS
…………………………………………………………………………………
………
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUKUM MENURUT BAHASA DAN ISTILAH
……………………………………….
B. MENGENAL HUKUM AKAL, HUKUM ADAT , DAN HUKUM SYARA’
C. MEMAHAMI PENGERTIAN WAJIB , SUNNAH, HARAM, BESERTA
NAMA-NAMA.A LAIN DARI NAMALAIN DARI LIMA HUKUM
TERSEBUT…………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………………
………………………………

DAFTAR
PERPUSTAKAAN………………………………………………………………
………………….
BAB I
PENDAHULUAN

A)LATAR BELAKANG
Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang .yang telah
mengutuh nabi Muhammad SAW. Untuk menyampaikan agama yang hak ,memberi
petunjuk kepada segenap manusia kejalan kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat
.

Pembelajaran mengenai pengertian hukum baik menurut Bahasa , istilah dan mengenal
apa itu hukum akal ,hukum adat , hukum syara’dan memahami pengertia-pengertian
hukum islam. agar mudah dalam mempeljarinya , dari sini kami mencoba mengulas
tentang itu semua , mulai dari pengertian hukum menurut istilah dan bahasa , serta
mengenali apa itu hukum akal ,hukum adat, dan hukum syara’. Dan memahami hukum
– hukum islam secara umum.

B) RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian “hukum” menurut bahasa dan istilah
2. Mengenal hukum akal , hukum adat ,dan hukum syara’
3. Memahami pengertian wajib , Sunnah, haram, makruh dan mubah beserta nama
lain dari lima hukum tersebut
C) TUJUAN PENULIS

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk memenuhi
tugas dalam perkuliahan juga agar saya khususnya dan semua mahasiswa pada
umumnya mampu memahami macam-macam pembagian hukum dan pengertiannya
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN HUKUM
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum adalah peraturan atau adat yang
secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah.
Pengertian lain dalam KBBI, hukum adalah undang-undang, peraturan dan sebagainya
untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. Hukum menurut istilah agama adalah
tuntunan dari allah yang berhubungan dengan perbuatan manusia

PENGERTIAN HUKUM ADAT


Hukum Adat adalah hukum tidak tertulis karena aturan ini tidak ada dalam
hukum tercatat. Ada kebiasaan sebagai penggunaan tertentu, di antaranya masyarakat
beranggapan bahwa itu harus legal dari sudut pandang hukum, yang berlangsung
selama waktu tertentu.

Hukum umum atau Hukum Adat adalah hukum berdasarkan adat. Karakteristik penting
dari common law adalah bahwa ia diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi.

Hukum umum dapat mencakup berbagai bidang seperti hak dan kewajiban perkawinan,
warisan, suksesi, hubungan antara orang pada umumnya, kepemilikan dan penggunaan
real estat, bobot dan ukuran, hak perkawinan, hak dan hak istimewa dalam masalah
perdata dan pidana, pengangkatan dan hukum prosiding. Contoh hukum adat yang
diterapkan di Negara-negara Rendah adalah hak bertetangga dan devolusi.

Standar khusus yang (sebagai tambahan) mengatur atau dapat mengatur hubungan
hukum timbal balik antara pihak-pihak yang mengadakan kontrak. Hukum umum
adalah seperangkat aturan hukum tidak tertulis.
Hukum umum dapat diterapkan sebagai negara hukum jika dua syarat terpenuhi:

 Aturan tersebut telah digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama karena
kebiasaan khusus dalam industri (misalnya, pasar konstruksi atau industri
tertentu dalam perdagangan).
 Penggunaan jangka panjang dari aturan (hukum) secara umum diterima.
Penggunaan berulang atas aturan tersebut telah mengangkat aturan tersebut
menjadi standar hukum dan dapat diterapkan pada penerapannya pada
hubungan hukum antara para pihak. Dalam kasus tersebut, standar hukum dapat
diberlakukan di pengadilan. Common Law pada prinsipnya adalah hukum tidak
tertulis, tetapi dengan demikian dapat memiliki efek mengikat pada kontrak.
Contoh hukum umum dapat ditemukan dalam seni. 6: 2 BW, yang mengatur bahwa
kreditur dan debitur wajib bersikap terhadap satu sama lain sesuai dengan
persyaratan kewajaran dan kewajaran. Sebuah aturan yang berlaku di antara mereka
berdasarkan (antara lain) kebiasaan tidak berlaku sejauh ini tidak dapat diterima
dalam keadaan tertentu dari standar kewajaran dan keadilan.

dengan manusia, yakni yang dibahas dalam ilmu fiqh, bukan hukum yang bersangkutan
dengan akidah dan akhlak.

PENGERTIAN HUKUM AKAL


Ta,rif/Definisi ‘Akal :

‫ن ور ل ط يف روحا ن ي ت د رك ب ه ال فس ال ع لو م ال ضروري ة وال ن ضري ة ومح له ال ق لب ون وره‬


‫ئ ه من ح ين ن فخ ال روح ف يال ج ن ين واو ل ك ما ل ه ال ب لوغ ف ي ال د ما غ واب تدا‬
Sinar latif ruhani(sinar ruhani) yang dapat menemukan pengetahuan yang sulit maupun
yang mudah.Tempatnya adalah Hati dan pancarannya di otak, pertama kali tumbuhnya
adalah ketika ruhani manusia di tiupkan(oleh malaikat jibril) ke dalam
janin(kandungan ibunya)dan mulai sempurna ketika dia menginjak usia baligh.(
khoridatul bahiyyah hal 31 )

Menurut ta’rif yg lain;


menetapkan perkara pada perkara yang lainnya/melepaskan suatu perkara atas perkara
lainnya serta tidak menunggu penganalisaan dari sering terjadi(hukum adi)dan tidak
menunggu atas penetapan asy-syar,i(hukum syar,i)( khoridatul bahiyyah hal 23)

Rincian Hukum Akal :


1.wajib : – sesuatu yang tidak di temukan akal tidak adanya
sebaliknya di temukan hanya adanya.
seperti menempatnya si jirim,gerak dan diamnya si jirim.
2.Mustahil: – sesuatu yang tidak di temukan akal adanya
sebaliknya di temukan akal tidak adanya
3.jaiz : – sesuatu yang di temukan akal adanya dan tiadanya secara silih berganti.
adanya si jirim, dan tiadanya si jirim ( makhluk:Red )

klasifikasi Hukum Akal


1.wajib aqli dhoruri
wajib yang tidak usah di pikir-pikir bagi akal untuk menemukannya,seperti
menempatnya si jirim,gerak dan diamnya si jirim..
2.wajib aqli nadhori
wajib yang harus di pikir secara seksama untuk kita mengetahui perkaranya secara
benar,seperti bukti adanya alam ini,wajib qudrat dan irodatnya Allah Swt..

 Mustahil Dloruriy :Adalah siatu perkara yang di temukan mustahilnya oleh akal
tanpa melalui berfikir sebagaimana contoh Benda tidak bergerak dan diam
secara bersamaan.

 Mustahil nadzori adalh yang ditemukan mustahilnya melalui proses berfikir


sebagimana mengetahui mustailnya Allah ta’ala berrsifat benda,naik atau turun
, duduk,berdiri , wajah dan lain sebagainya dari persamaan dengan perkara yang
baru. AKal tidak secara tiba – tiba memustahilkan sebelum melalui berfikir dan
melihat beberapa dalil akli.

 Jaiz Dloruri :adalah perkara yang menemukan bolehnya tanpa melalui proses
berfikir sebagaiman Benda sedang bergerak. akal mengesahkan tiadanya
bergerak pada benda tersebut.

 Jaiz nadzori : adalah perkara yang di temukan kebolehanya, melalui proses


pemikiran,artinya dibutuhkan pemikiran dalil akli yang menunjukan
kebolehanya.Misalnya, di siksanya seorang mukmin yang ta’at. Maka itu kalau
di niisbatkan pada allah ta’ala adalah jaiz. Akan tetapi setelah akal melihat dalil
syara’., maka akal menemukan mustahil hal itu terjadi karena janji allah
subahanhu wa ta’ala terhadap keselamatan orang yang ta’aat lepadaNya.
Berfikirlah..!


PENGERTIAN HUKUM SYARA’
 Secara bahasa hukum berarti mencegah atau memutuskan. Menurut
terminologi, hukum adalah Khitab (doktrin) Syara’ (Allah) yang bersangkutan
dengan perbuatan orang yang sudah Mukallaf. Baik doktrin itu berupa tuntutan
(perintah, larangan), anjuran untuk melakukan, atau anjuran untuk
meninggalkan. Atau wadh’i (menetapkan sesuatu sebagai sebab, syarat,
atau mani’ atau penghalang).
 Menurut istilah ahli fiqh, yang disebut hukum adalah khitab Allah dan sabda
Rasul. Apabila disebut hukum syara’, maka yang dimaksud ialah hukum yang
bersangkutan

HUKUM DALAN ISLAM

 WAJIB yaitu perintah yang meski dikerjakan . jika perintas tersebut dipatuhi
(dikerjakan) , maka yang mengerjakan mendapat pahala , jika tidak dikerjakan
berdosa . contohnya : solat fardu ,puasa Ramadhan , sholat zenajah

 SUNNAH yaitu anjuran jika dikerjaakan dapat pahala jika tidak dikerjakan
tidah berdosa . contoh : sholat Sunnah rawatih , sholat tahajjud ,witir , dhuha
dan sholat tarawih ,puasa senin kamis, yaumul bid, daut, syawal

 HARAM yaitu larangan keras . kalau dikerjakan berdosa , ditinggalkan


mendapat pahala contohnya : memakan daging babi

 MUBAH yaitu suatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan . kalau
dikerjakan ,tidak berpahala dan tidak pula berdosa . kalau ditinggal kan, tidak
berpahala dan tidak berdosa contohnya : mengerjakan pekerjaan rumah , makan
, minum dll

Anda mungkin juga menyukai