MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fikih yang diampu oleh bapak
Dr. Imam Amruzi Jaelani, M.Ag.
FAKULTAS SYARI'AH
2024
KATAPENGANTAR
Peyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dari pembaca sangatlah
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Khususnya, bagi kami sebagai penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul.................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................... 2
B. Macam-macam Hukum........................................................................ 3
C. Mahkum Alaih...................................................................................... 9
A. Kesimpulan......................................................................................... 14
B. Saran................................................................................................... 14
Daftar Pustaka.................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
Jadi yang disebut hukum dalam kajian ushul fiqh adalah ayat-ayat
atau Sunnah Rasulullah yang mengatur amal perbuatan mansia. Abdul
Wahhab Khallaf menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan ketentuan-
ketentuan Allah dan RasulNya itu, ada yang secara langsung seperti dalam
teks al-Qur’an dan Sunnah, dan ada pula yang secara tidak langsung
seperti ketentuan-ketentuan yang ditunjukkan oleh ijma’, qiyas, dan dalil-
dalil hukum lainnya seperti akan dijelaskan kemudian. Ketentuan-
ketentuan seperti itu adalah ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya juga
secara tidak langsung, karena pada dasarnya ketentuan-ketentuan seperti
itu bersumber dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah.
1
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, tt.), hlm. 26.
B. Macam-macam Al-Hukm (Hukum)
a. Hukum Taklif
1) Pengertian
2
Sapiudin Shidiq, M.AG., Ushul Fiqh, (Jakata: Prenadamedia Group, 2011), hlm. 124.
hukum taklif sebagaimana dijelaskan di atas adalah yang dianut oleh
jumhur ulama. Tetapi menurut ulama Hanafi hukum taklif itu terbagi
menjadi tujuh macam yaitu fardhu, wajib, mustahab, haram, makruh
tahrim, makruh tanjih, dan mubah. Pembahasan berikut ini difokuskan
kepada pembagian hukum taklif menurut jumhur:
1. Wajib
2. Mandub (sunnah)
3. Haram
ُّ علَى َو ْج ِه
الل ُر ْو ِم َ ع ْن فِ ْع ِل ِه َّ ارعُ ْالك
َ َف ِ ش َ َطل
َّ ب ال َ َما
4. Makruh
5. Mubah
b. Hukum wadh’i
3
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah, tt.), hlm.
105-115.
1. Pengertian Hukum Wadh’i
a) Sebab
b) Syarat
ِعدَ ُم ْال ُح ْك ِم َو ََل يَ ْلزَ ُم م ِْن ُو ُج ْو ِده َ علَ ْي ِه ُو ُج ْود ُ ْال ُح ْك ِم يَ ْلزَ ُم م ِْن
َ عدَ ِم ِه ْ ه َُو ْاْل َ ْم ُر الَّ ِذ
ُ َّي يَت ََوق
َ ف
ُو ُج ْود ُ ْال ُح ْك ِم
c) Penghalang (mani’)
4
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, tt), hlm. 56.
Rukhsah ialah keringanan hukum yang diberikan oleh
Allah ke- pada mukalaf dalam kondisi-kondisi tertentu. Adapun
azimah ialah hukum yang berlaku secara umum yang telah
disyariatkan oleh Allah sejak semula di mana tidak ada
kekhususan lantaran suatu kondisi.
C. Mahkum Alaih
5
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Mesir: Maktabah al-Da’wah al-Islamiyah, tt.), hlm.
125-126.
Mahkum alaihi ialah mukalaf yang layak mendapatkan khitab dari
Allah di mana perbuatannya berhubungan dengan hukum syariat.
a. Mukalaf dapat memahami dalil taklif baik itu berupa nas-nas al-
Qur'an atau sunah baik secara langsung maupun melalui peran-
tara. Orang yang tidak mengerti hukum taklif, maka ia tidak dapat
melaksanakan dengan benar apa yang diperintahkan kepadanya.
Dan alat untuk memahami dalil itu hanyalah dengan akal. Maka
orang yang tidak berakal (gila) tidaklah dikatakan mukalaf.
1. Ahliyatul Wujub(wajib)
6
Wahbah Zuhaili, Al-Wijiz Fi Ushul al-Fiqh, (Damaskus: Daar al-Fikr, 1999), Cet. Ke-2, hlm.157.
Singkat kata ahliyatul wujub kamilah selalu dikaitkan dengan
kehidupan manusią secara menyeluruh.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Khalla, Abdul Wahab f, Ilmu Ushul Fiqh, Mesir: Maktabah al-Da’wah al-
Islamiyah, tt.