Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF

BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF


POLITEKNIK PARIWISATA BALI

PERKEMBANGAN MANUSIA DALAM PARADIGMA


PSIKOLOGI AGAMA

Mata Kuliah : Agama (Kajian Universal)


Dosen : Ida Bagus Made Anggara Putra, S.Pd., M.Pd.
PENDAHULUAN
Psikologi Agama merupakan cabang ilmu psikologi yang mengkaji dan mempelajari
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan pengaruh keyakinan / agama. Psikologi
agama mempelajari masalah-masalah kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan
beragama seseorang.
Dimana manusia berupaya menyembuhkan gangguan kejiwaannya melalui ajaran-
ajaran agama. Karena agama menawarkan suatu hubungan transcendental terhadap sesuatu
melalui pemujaan serta ajaran-ajaran kerohanian yang memberikan dasar emosional bagi rasa
aman dan identitas yang lebih kuat di tengah ketidakpastian dan ketidakmungkinan yang
dialami manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Psikologi dan agama merupakan dua unsur yang berbeda, namun keduanya saling
berhubungan dan mempengaruhi manusia dalam bersikap dan bertingkah laku. Disebabkan
cara bersikap, berfikir dan tingkah laku seseorang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya,
karena keyakinan yang dimiliknya itu termasuk kedalam konstruksi kepribadian.
ETIMOLOGI

PSIKOLOGI AGAMA

PSIKIS = Kejiwaan A = tidak


LOGI = ilmu GAMA = Pergi, Kacau
Ilmu yang mempelajari gejala- Keyakinan adanya Tuhan dengan
gejala kejiwaan manusia segala sesuatu yang berkaitan
ajaran moral manusia
KEJIWAAN MANUSIA
DIPENGARUHI OLEH
DUA FAKTOR

Kejiwaan manusia yang


Faktor dipengaruhi oleh faktor
Internal bawaan sejak lahir baik
dari segi potensi diri
maupun kelemahan

Faktor Kejiwaan manusia yang


dipengaruhi oleh faktor
Eksternal lingkungan baik di keluarga,
formal, masyarakat dan
lingkungan kerja
Kejiwaanumat beragama dengan
tingkat pemahaman, penghayatan,
pelaksanaan / perilaku beragama
saling mempengaruhi terbukti:

1 Peranan internal
Ada seseorang yang tidak belajar agama
secara teratur /terstruktur namun
perilaku keagamaannya bagus. Hal itu
terjadi karena orang bersangkutan
memiliki bawaan (jiwa keagamaan yang
mantap).

2 Peranan Eksternal
Ada orang sejak kecil tampak gejala
bawaannya kasar, hyper aktif, egois, angkuh,
namun setelah belajar agama dan bergaul
dengan lingkungan sosial agamais maka
sikap / perilakunya menjadi dharmawan
Contoh Beberapa gejala kejiwaan manusia
yang tampak dan juga mungkin terpendam

SENANG SEDIH
CERIA MURUNG
GUSAR
BERBUNGA-BUNGA
SEDIH DITINGGAL
IKHLAS TERPAKSA IKHLAS

LAPANG DADA KONFLIK BATHIN

BERANI TEMPERAMENTAL
KASAR
DAMAI
KALEM KETAKUTAN
TENANG GUGUP

Semua gejala kejiwaan tersebut ada hubungannya dengan pengaruh internal dan eksternal
Perkembangan manusia butuh proses
untuk kedewasaan
Somototerapi dan
Psikoterapi
Terapi agama merupakan upaya-upaya yang dilakukan
manusia untuk penyembuhan jiwa melalui ajaran-ajaran agama.
karena dalam ilmu kesehatan bentuk pengobatan ada dua macam,
yaitu: Pertama, somototerapi, yaitu pengobatan secara fisik
berupa obat-obatan dan sejenisnya . Kedua, psikoterapi; yaitu
pengobatan yang tidak mengutamakan pada bagian badan yang
sakit atau anggota organik yang terganggu, namun lebih di
utamakan pada kejiwaannya (mental emosional) dengan
menggunakan metode psikologi
Setiap Agama-Agama memiliki caranya
masing-masing untuk mengobati kejiwaan
umatnya
Puncak Kesadaran
Agama menuntun
kejiwaan
manusia ke arah
puncak Belajar Spiritual (Kerohanian)
kesadaran

Mulai mencari jati diri dan terapi


melalui metode ajaran agama

Pergolakan antara
Pikiran dan Hati manusia

Negatif Psikologi Positif


Progresifitas Peranan Agama terhadap Perkembangan Psikologi
1. Perkembangan Motivasi
2. Perkembangan Kognitif
3. Perkembangan Kreativitas
4. Perkembangan Emosional
5. Perkembangan Bakat
6. Perkembangan Interaksi Sosial dan Alam
7. Perkembangan Kemandirian
8. Perkembangan Bahasa
9. Perkembangan Moral
10. Perkembangan Penyesuaian Diri
11. Perkembangan Keyakinan
Perkembangan
Motivasi 01
Motivasi merupakan sebuah dorongan Contoh : dari awalnya tidak percaya dirinya tidak
yang timbul pada diri sendiri secara sadar akan sembuh, setelah belajar agama dirinya
maupun tidak sadar untuk mencapai tujuan yang termotivasi setelah menjalani proses dengan
ingin diwujudkan. Pada umumnya manusia semangat, dengan keyakinan yang tinggi akhirnya
mampu meraih keberhasilan dalam proses, dia bisa sembuh. Pada saat diri seseorang yang
memiliki gairah yang tinggi, rasa percaya diri tidak yakin pada dirinya untuk bisa menjadi dokter,
yang tinggi, kesulitan dianggap sebagai setelah ia jalani dengan motivasi yang tinggi
tantangan yang harus diatasi, memiliki dengan tidak mudah putus asa, tidak takut dirinya
kesabaran dan daya juang yang tinggi karena gagal maka cita-cita yang ingin menjadi seorang
setelah menghayati ajaran agama. dokter akhirnya bisa tercapai.
Perkembangan
Kognitif 02
Perkembangan kognitif tidak bisa
dipisahkan oleh tokoh pelopor psikologi kognitif
yaitu Jean Piaget. Kognitif berasal dari Bahasa
Inggris yaitu“intellect” yang artinya intelek.
Mahfudin Shalahudin (1989) berpendapat bahwa
kognitif adalah kemampuan untuk menghubungan
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan
dari proses berfikir atau intelegensi (Asrori, 2009:
dalam menyerap pengetahuan. Pengetahuan yang
47-48). Implikasi penjiwaan agama pada manusia
diberikan oleh gurunya dapat diserap dengan mudah,
dalam perkembangan kognitif adalah manusia bisa
mampu memecahkan persoalan persoalan yang
mengatasi masalah kesulitan dalam proses berfikir,
bersifat hipotesis, mampu berfikir abstrak berkat
daya menghubungkan, kemampuan menilai,
perkembangan kognitif yang semakin meningkat
kemampuan mental, kemampuan
dalam berfikir logis.
mempertimbangkan dan kemampuan inteligensi.
Perkembangan
Kreatifitas 03
Perkembangan kreatifitas sangat berhubungan Menghayati ajaran agama juga berpengaruh pada
dengan perkembangan kognitif karena munculnya perkembangan kreativitas seseorang. Karena diri
kreativitas merupakan perwujudan dari pekerjaan seseorang memiliki dorongan yang tinggi, rasa ingin
perpaduan antara fungsi kedua belahan otak. tahu yang tinggi, memiliki ketekunan, percaya diri,
Menurut Barron (1982) kreativitas adalah memiliki intuisi yang tinggi, senang mencari
kemampuan dalam menciptakan sebuah karya pengalaman baru, memiliki inisiatif, kritis, wawasan
nyata, sesuatu yang baru, tetapi dapat juga sebagai yang luas, cinta terhadap kemajuan (konstruktif),
suatu kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada berfikir divergen dan penuh imajinasi.
sebelumnya (Asrori, 2009: 61).
Perkembangan
Emosional 04
Pada masa remaja tentunya berada pada masa Dirinya bisa mengelola perasaannya dengan mampu
peralihan antara masa anak-anak dan masa mengendalikan dan mengatasi emosi seperti tidak
dewasa. Masa remaja biasanya memiliki energi amarah, tidak benci, tidak mudah tersinggung, tidak
yang besar, emosi berkobar-kobar, dan melakukan kekerasan. Tidak terlarut dengan
pengendalian diri belum sempurna. Implikasi kesedihan, tidak melankolis, tidak mudah depresi,
penghayatan agama terhadap psikologi dalam menghilangkan rasa takut (pobia), tidak cemas, tidak
perkembangan emosi adalah dapat menghindari gugup, menghilangkan rasa khawatir, tidak panik,
diri dari resiko depresi/pikiran stres, mengurangi mengatasi penderitaan, kegelisahan, mengatasi
kecemasan dan menghadapi setiap permasalahan hyperaktif dan masalah-masalah dunia dihadapi
dengan tenang karena emosinya telah stabil. dengan tenang tanpa terganggu.
Perkembangan
Bakat (Talent) 05
Manfaat belajar agama dalam perkembangan
bakat adalah tumbuhnya rasa percaya diri
seseorang dalam mengembangkan minat dan
bakat yang ia punya. Berkat ajaran agama yang
tekun akan mampu meningkatkan keberanian
membangun bakatnya, keuletan, selalu berusaha,
percaya diri, tidak meremehkan kemampuannya,
memiliki potensi dan tidak meragukan bakatnya.
Perkembangan
Interaksi Sosial
dan Alam 06
Implikasi belajar agama terhadap psikologi seseorang
Kemampuan individu dalam perkembangan dapat menumbuhkan keharmonisan hidup antar sesama
hubungan sosial karena adanya dorongan dengan cara saling berinteraksi. Sebagai contoh anak
rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu hidup harmonis di lingkungan keluarga karena ia bisa
yang ada di dunia sekitar. Secara teoritis menghormati, berbakti kepada orang tuanya serta
hubungan sosial pada mulanya berawal memohon do’a restu kepada orang tuanya. Hidup
dari lingkungan keluarga kemudian harmonis di lingkungan sekolah dan hidup harmonis di
berkembang ke lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat untuk saling tolong-menolong.
masyarakat (Asrori, 2009: 105). Tidak hanya interaksi sosial, namun ajaran agama
meningkatkan kesadaran umat manusia agar hidup
harmonis dengan alam karena manusia tidak akan bisa
hidup tanpa alam.
07
Perkembangan
Kemandirian

Terbentuknya perkembangan kemandirian pada manusia sangat berpengaruh dalam mengambil


keputusan, bertanggung jawab dengan dirinya, dan mampu mengisi kebutuhan dengan sendiri. Bersikap
objektif dan realistis terhadap diri sendiri maupun orang lain, memiliki pandangan hidup sebagai suatu
keseluruhan, mampu membedakan baik-buruk dalam suatu perbuatan, keberanian menyelesaikan
konflik dalam diri, menghargai kemandirian orang lain, dan mampu mengekspresikan perasaannya
dengan penuh keyakinan.
08
Perkembangan
Bahasa
Karakteristik perkembangan bahasa pada
anak didukung oleh pendalaman spiritual
melalui agama. Perkembangan kognitif karya bahasa dalam bentuk tulisan membuat senang bagi
manusia dalam berbahasa akan mampu yang membacanya. Karakteristik perkembangan bahasa pada
mengeluarkan kata-kata bermakna, mulai anak didukung oleh pendalaman spiritual melalui agama.
mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip Perkembangan kognitif manusia dalam berbahasa akan
cara berbahasa yang sopan atau mampu mengeluarkan kata-kata bermakna, mulai mampu
berbicara ilmiah secara baik pada setiap mengaplikasikan prinsip-prinsip cara berbahasa yang sopan
situasi dengan kemampuan menyusun atau berbicara ilmiah secara baik pada setiap situasi dengan
pola secara komprehensif. Setiap kemampuan menyusun pola secara komprehensif. Setiap
berbicara/ tutur katanya menunjukkan berbicara/ tutur katanya menunjukkan kedewasaan diri,
kedewasaan diri, membuat orang lain membuat orang lain senang mendengarnya ataupun
senang mendengarnya ataupun membuat membuat sebuah karya bahasa dalam bentuk tulisan
sebuah membuat senang bagi yang membacanya.
09
Perkembangan
Moral

Moral pada dasarnya Maka dari itu peran orang tua/guru untuk menumbuhkan
merupakan rangkaian nilai kepribadian anak dari usia dini untuk belajar agama / budi
tentang berbagai macam pekerti. Perkembangan psikologis yang stabil berkat belajar
perilaku yang harus dipatuhi agama terutama meningkatkan moral pada anak untuk
sebagai standar baik-buruk menghindari anak dari perbuatan-perbuatan yang menyimpang
yang ditentukan bagi individu. dari norma-norma agama. Maka sikapnya berdasarkan nilai-
Perilaku moral diperlukan untuk nilai luhur dan aturan moral tertentu sehingga akan mewujudkan
mewujudkan kehidupan yang perilaku anak yang berbudi pekerti luhur. Perkembangan moral
damai penuh keteraturan, pada anak dapat dilihat dengan mulai tumbuhnya kesadaran
ketertiban, keseimbangan, adil akan kewajiban mempertahankan ajaran-ajaran agama serta
dan keharmonisan (Asrori, nilai-nilai budi pekerti yang berpengaruh pada sikap dan
2009: 155). perilakunya hingga dewasa.
Perkembangan
Penyesuaian
Diri 10
Penyesuaian diri (adjustment atau personal Dengan demikian, dirinya menghormati
adjustment) dapat ditinjau dari tiga sudut keunikan dan perbedaan kepribadian setiap
pandang yaitu penyesuaian diri sebagai individu dalam hubungannya dengan
adaptasi (adaptation). Implikasi belajar lingkungan, maka ia akan bisa menghormati
agama secara benar dalam perkembangan perbedaan ataupun keragaman budaya.
penyesuaian diri adalah mampu beradaptasi Sesungguhnya penyesuaian diri tidak dapat
dengan lingkungan dimanapun ia berada disusun berdasarkan konformitas sosial karena
(dimana tanah dipijak disana langit penyesuaian diri bersifat dinamis, fleksibel, dan
dijunjung). universal.
Perkembangan
Keyakinan 11
Terakhir, peranan Agama terhadap Kejiwaan manusia ialah meningkatkan keyakinan seseorang
terhadap nilai-nilai religius terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Melalui Kitab suci sebagai
pedoman hidup, maka dapat mempengaruhi Jiwa keagamaan seseorang yang lebih mantap dalam
meningkatkan perilaku yang berbudi pekerti maupun membangun paradigma seseorang tentang ajaran
ke-Tuhanan. Karena sejatinya peranan Agama sebagai penuntun / mengarahkan perkembangan
psikologi (kejiwaan seseorang) dalam menjalani dinamika kehidupan.
Tugas individu
SOAL :
1. Apakah Progresifitas Peranan Agama terhadap
- Waktu pengiriman tugas
Perkembangan Psikologi sudah / belum anda
sampai besok pukul
rasakan bagi kehidupan?
23.59 WITA
2. Jika sudah, ceritakan diri anda / hasilnya
- Tugas dalam bentuk file
bagaimana.
PDF
3. Jika belum, apa alasan anda?
- Tugas dikirim Via
Google Classroom
THANKS!
Do you have any questions?

gusanggaraputra94@gmail.com
087860187718

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai