Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Kerjasama Pertahanan Antara Australia, Inggris & Amerika Serikat / AUKUS”

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Kerjasama Pertahanan Dan Keamanan

Dosen Pengampu: Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si.

Disusun Oleh : Ghea Desy Ramdhayani

NIM : 6212191047

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Jendral Achmad Yani

2021
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahirabbi, karena atas rahmat dan
karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Kerjasama Pertahanan Dan
Keamanan dengan tepat waktu. Mudah–mudahan dengan terselesaikannya makalah ini dapat
membantu penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah “Kerjasama Pertahanan Dan
Keamanan”.

Makalah ini dibuat berdasarkan hasil pengamatan dan analisa mengenai peran
mahasiswa dalam bernegara dan juga keadaan politik pada saat ini. Atas terselesaikannya
makalah ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih, kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho serta karunia-Nya kepada penulis.

2. Orang tua penulis, yang telah membantu baik secara moril dan materil serta spiritual.

3. Bapak Dr. Agus Subagyo.,S.iP,M.Si selaku dosen mata kuliah Kerjasama Pertahanan
Dan Keamanan dan juga sebagai dekan Fakultas ISIP.

4. Rekan – rekan penulis baik di dalam maupun di luar kampus UNJANI.

Adapun pembahasan dari makalah ini yaitu penulis mencoba mengangkat tema “ Kerjasama
Pertahanan Antara Australia, Inggris & Amerika Serikat / AUKUS “.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapan adanya koreksi, kritik, dan saran ke arah perbaikan.

Bandung, 10 Oktober 2021

Penulis

P a g e 2 | 18
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................................................3

BAB I

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 7

C. LANDASAN TEORI........................................................................................................7

BAB II

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 9

A. KERJASAMA AUKUS................................................................................................. 9

B. DAMPAK TERJALINNYA AUKUS.............................................................................9

C. KEPENTINGAN NEGARA ANGGOTA AUKUS....................................................... 12

BAB III

KESIMPULAN .................................................................................................................. 16

REKOMENDASI...................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................17

P a g e 3 | 18
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Isu keamanan kawasan kembali menjadi perhatian khususnya di kawasan Indo-


Pasifik. Dengan dijalinnya kerjasama pertahanan trilateral antara Australia, Inggris dan juga
Amerika Serikat atau yang dikenal dengan AUKUS. Kesepakatan kerjasama tersebut menjadi
sorotan banyak negara terutama negara-negara di kawasan ASEAN yang merupakan kawasan
yang bersinggungan langsung dengan Indo-Pasifik. Kerjasama yang ditujukan untuk
meningkatkan stabilitas dan keamanan di kawasan Indo-Pasifik.

Pakta ini dibentuk pada 15 September 2021 lalu sebagai kesepakatan tiga negara dalam
jangka panjang.1 Sebagai langkah awal, kerja sama ini berfokus pada pembangunan kapal
selam bertenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia. Itu artinya Australia akan menjadi
negara ketujuh di dunia yang mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir.2 Kerja sama
trilateral ini bukan hanya bertujuan membangun kapal selam bertenaga nuklir bagi Australia,
namun juga kerja sama dalam peningkatan keamanan siber, kecerdasan buatan, dan juga kerja
sama keamanan bawah laut.3 Sedikitnya akan ada delapan kapal selam bertenaga nuklir yang
dibuat, meskipun belum jelas kapan bisa dikerahkan untuk bertugas. Prosesnya akan
memakan waktu lebih lama karena kurangnya infrastruktur nuklir di Australia.4

Kerja sama trilateral ini ditujukan untuk meredam pengaruh dan kekuatan China di wilayah
5
sengketa Laut China Selatan. "Kita semua sadar pentingnya memastikan keamanan dan
stabilitas di Indo-Pasifik dalam waktu yang panjang," kata Biden seperti dikutip dari Al-
Jazeera.6 Menambahkan Biden, Morrison memastikan kesepakatan keamanan tiga negara ini
sangat dibutuhkan. Sebab, kondisi di kawasan Indo-Pasifik begitu rumit.

"Dunia kita kini lebih kompleks, terutama di kawasan Indo-Pasifik, ini mempengaruhi kita
semua, masa depan Indo-Pasifik berdampak pada masa depan kita," tutur Morrison.7

1
https://isubogor.pikiran-rakyat.com/gaduh/pr-452657194/apa-itu-aukus-kesepakatan-australia-amerika-dan-
inggris-soal-kapal-selam-nuklir
2
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794
3
https://news.detik.com/kolom/d-5753713/aukus-sentralitas-asean-dan-keamanan-regional.
4
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794
5
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/10/01/105633/pakta-aukus-untuk-meredam-kekuatan-china-apa-
konsekuensi-perjanjian-ini
6
https://kumparan.com/kumparannews/aukus-dan-perlombaan-senjata-menangkal-china-di-indo-pasifik-
1wY6D74YlGX/full
7
Ibid
P a g e 4 | 18
Infografik Aliansi AUKUS di Indo-Pasifik. Foto: kumparan

Dengan adanya pakta tersebut mengakibatkan respon yang beragam. Negeri Tirai Bambu
menganggap AS dan Inggris yang mempersenjatai militer Australia dengan kapal selam
bertenaga nuklir sebagai tindakan provokasi. 8 Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao
Lijian mengatakan bahwa, kerja sama kapal selam nuklir antara AS, Inggris, dan Australia
membuktikan bahwa,  AS dan Inggris mempertontonkan standar ganda menggunakan kerja
sama nuklir sebagai alat permainan geopolitik.9

8
https://www.limapagi.id/detail/17VF5/china-respons-aukus-as-dan-inggris-rusak-perjanjian-non-proliferasi-
nuklir
9
Ibid.
P a g e 5 | 18
“ Tindakan tersebut meningkatkan ketegangan regional, memprovokasi perlombaan senjata,
mengancam perdamaian dan stabilitas regional, dan merusak upaya non-proliferasi nuklir
internasional, ” jelas Zhao Lijian seperti yang dikutip dari Limapagi.id.

Selain respon keras dari Cina, Pakta AUKUS juga mendapatkan respon yang buruk dari
Perancis. Menanggapi pembentukan aliansi baru tersebut, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-
Yves Le Drian mengungkapkan kekecewaannya dengan menuding Presiden AS Joe
Biden mengkhianati Prancis dan berlagak seperti pendahulunya Donald Trump.10

"Keputusan brutal, sepihak, dan tidak dapat diprediksi ini mengingatkan saya tentang apa
yang biasanya dilakukan Mr Trump dulu,” kata Le Drian dalam wawancara dengan radio
franceinfo. "Saya merasa marah dan sedih. Tidak seharusnya ini dilakukan di antara sekutu,”
tambahnya.11 Kekecewaan Prancis diyakini muncul akibat batalnya kesepakatan pembelian
kapal selam bermesin diesel antara Prancis dan Australia senilai $40 miliar (setara dengan
Rp569 triliun) imbas diumumkannya aliansi baru.12

Respon yang beragam muncul dari negara-negara anggota ASEAN yang menimbulkan
keresehan yang akan berakibat pada munculnya 2 kubu. Indonesia dan Malaysia
mengkhawatirkan Kerjasama AUKUS akan berakibat munculnya perang dingin dan
perlombaan senjata.

"Saya menekankan bahwa yang tidak diinginkan oleh kita semua adalah kemungkinan
meningkatnya perlombaan senjata dan power projection di kawasan, yang tentunya akan
dapat mengancam stabilitas keamanan kawasan," kata Retno dalam CNNIndonesia.com13

Selain Indonesia, Malaysia juga turut berkomentar atas kerja sama ini. Perdana Menteri
Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengatakan, ia khawatir AUKUS dapat memprovokasi
kekuatan lain untuk bertindak lebih agresif, terutama di Laut Cina Selatan.14

Sementara respon yang berbeda diungkapkan oleh Singapura dan Filipina. Singapura
berharap kesepakatan ini dapat berkontribusi secara konstruktif bagi perdamaian dan
stabilitas wilayah. Filipina memiliki pendapat yang berbeda. Negara itu mendukung

10
https://www.dw.com/id/respons-dunia-atas-aliansi-aukus/a-59210484
11
Ibid.
12
Ibid.
13
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210923204822-106-698703/malaysia-dan-ri-khawatir-proyek-
kapal-selam-nuklir-aukus.
14
Ibid.
P a g e 6 | 18
kemitraan baru antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia untuk mengimbangi kekuatan
China di kawasan Indo-Pasifik.15

Rumusan Masalah

Dari latar belakang penulisan yang telah dijelaskan, penulis merumuskan beberapa poin
penting dari Pakta AUKUS, sebagai berikut :

 Apa itu kerjasama AUKUS?


 Apa dampak yang terjadi dan bisa terjadi dari kerjasama AUKUS?
 Apa kepentingan masing-masing negara anggota dalam Pakta AUKUS?

Landasan Teori

Penulis menggunakan pendekatan Neorealisme dalam kerjasama pertahanan AUKUS Teori


Kerjasama Aliansi Internasional dalam meneliti Pakta AUKUS.

Menurut pandangan kaum neorealisme, struktur dalam hubungan internasional memiliki


peran penting yang dapat menjaga kestabilan kepentingan nasional setiap negara. Kaum
neorealisme lebih bersikap objektif dan memandang dunia apa adanya bukan memandang
dunia yang seharusnya dan sistem anarki merupakan tolak ukur perilaku yang selalu
berpatokan pada kepentingan nasional. Sehingga, persaingan dalam suatu negara tetap
menjadi domain utama yang tetap dipertahankan neorealis sebagai wujud untuk memenuhi
kepentingan nasional (Mearsheimer, 2007). Menurut pandangan neorealisme juga percaya
bahwa  strukturlah yang membentuk perilaku negara, karena struktur inilah yang
menjadi primary determinant of state-behaviors, negara lain dan lingkungan di sekitar negara
itulah yang akan membentuk perilaku negara (Kenneth Waltz dalam Jackson Sorensen,
1999). Berbicara tentang pemenuhan kepentingan nasional juga tidak bisa terlepas dari
kerjasama internasional. Tetapi, akan sangat bertolak belakang jika dikaitkan dengan
pandangan kaum neorealis. Mereka lebih bersifat pesimis dalam melihat kerja sama
internasional karena sistem internasional yang bersifat anarki (Baldwin, 1993). Kerjasama
menurut pandangan neorealis, difokuskan pada pencapaian kepentingan nasional
dengan power setiap negara.  Sejak munculnya kaum realisme klaisk, kaum neorealisme
sudah menganggap kerjasama internasional bukan lah hal utama dalam mewujudkan
kepentingan nasional. Hal inilah yang kemudian menjadi pemicu sifat pesimis terhadap
adanya suatu kerja sesama meskipun hal itu masih tetap saja dapat dilakukan dengan cara
terbuka terhadap kerjasama internasional dimana negara harus bersedia untuk memberikan
15
Ibid.
P a g e 7 | 18
kedaulatannya kepada diplomasi kerjasama selama hal tersebut dapat menguntungkan
masing-masing pihak yang bersangkutan (Burchil & Linklater, 2009).16

Teori Kerjasama Aliansi

Aliansi dalam Hubungan Internasional adalah sebuah kerjasama antara organisasi atau
kelompok tertentu dalam ruang lingkup internasional (antar negara), baik dalam bidang
politik ataupun bisnis dalam rentang waktu tertentu.jadi Aliansi ini merupakan kerjasama
yang dilakukan oleh negara atau organisasi tertentu dalam hal yang sama-sama menjadi
kepentingan negara terebut.17

Formal or informal between two or arrangement between sovereign state, usually to ensure
mutual security (Joseph Nye :2009)

Dalam buku understanding international conflict tersebut Josep Nye mendefinisikan Aliansi
sebagai pengaturan formal atau informal antara negara-negara  berdaulat, biasanya untuk
memastikan keamanan negaranya. Dari definisi tersebut menyatakan bahwa aliansi ini
dilakukan hanya utuk menjaga keamanan negara maupun dari pengaturan formal atau
informal dari pembentukan Aliansi tersebut.18

BAB II

PEMBAHASAN

16
http://yeny-novita-ambarsari-fisip16.web.unair.ac.id/artikel_detail-171698-Teori%2520Hubungan
%2520Internasional%2520(SOH%2520201)%2520%255bJurnal%255d-Perspektif%2520Neorealisme
%2520dalam%2520Teori%2520Hubungan%2520Internasional.html
17
https://www.kompasiana.com/ridwan12/5e25dfd1097f3669fc050602/analisis-teori-aliansi-terhadap-
organisasi-aliansi-five-eyes
18
Ibid.
P a g e 8 | 18
Kerjasama AUKUS

Pakta pertahanan AUKUS yang merupakan kerjasama trilateral yang bertujuan


menjaga kestabilan keamanan dan pertahanan dikawasan Indo-Pasifik. AUKUS merupakan
sebuah akronim bahasa Inggris untuk tiga negara : Australia, United Kingdom, United States
merupakan sebuah pakta keamanan trilateral antara Australia, Britania Raya, dan Amerika
Serikat (AS) yang didirikan pada 15 September 2021.19 Banyak analis berpendapat bahwa
AUKUS ditujukan untuk meredam kekuatan China di area sengketa Laut China Selatan.
Meskipun dalam konferensi pers pada 15 September 2021 tidak menyebutkan China secara
langsung.

Ditulis dari DuniaTempo Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan AUKUS
akan menjadi "kemitraan di mana teknologi kami, ilmuwan kami, industri kami, kekuatan
pertahanan kami semua bekerja sama untuk memberikan kawasan yang lebih aman dan lebih
aman yang pada akhirnya menguntungkan semua".20

Poin terdekat dari kerjasama ini adalah Amerika dan Inggris akan membantu Australia dalam
pembangunan kapal selam bertenaga nuklir yang memicu komentar dan juga kritikan dari
beberapa negara di kawasan Indo-Pasifik. Inisiatif besar pertama AUKUS, kata Morrison,
adalah mengirimkan armada kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia. "Selama 18 bulan
ke depan, kami akan bekerja sama untuk mencari cara terbaik untuk mencapai ini. Ini akan
mencakup pemeriksaan intensif tentang apa yang perlu kita lakukan untuk menjalankan
tanggung jawab penatagunaan nuklir kita di sini di Australia," katanya, seperti dikutip
dari The Indian Express dalam Dunia Tempo.21

Dampak Terjalinnya AUKUS

Dengan diumumkannya kerjasama trilateral AUKUS menimbulkan berbagai macam reaksi.


Di kawasan ASEAN sendiri beberapa negara merasa khawatir dan prihatin, yaitu Indonesia
dan Malaysia. Indonesia dan Malaysia khawatir dengan adanya kerjasama AUKUS dan juga
kapal selam bertenaga nuklir yang dimiliki Australia akan menimbulkan ketegangan di
kawasan dan juga perlombaan peningkatan senjata perang. Hal ini seperti yang dikemukanan
oleh Retno Marsudi Menteri Luar Negeri Indonesia "Saya menekankan bahwa yang tidak
diinginkan oleh kita semua adalah kemungkinan meningkatnya perlombaan senjata dan

19
https://www.politico.com/news/2021/09/15/biden-deal-uk-australia-defense-tech-sharing-511877
20
https://dunia.tempo.co/read/1507135/mengenal-aukus-pakta-trisula-untuk-memperkuat-militer-australia-di-
indo-pasifik/full&view=ok
21
Ibid.
P a g e 9 | 18
power projection di kawasan, yang tentunya akan dapat mengancam stabilitas keamanan
kawasan," kata Retno.22

Ditulis oleh infonews.id Kemenlu juga mengeluarkan 5 sikap terkait rencana pembelian kapal
selam nuklir Australia itu.

Dilansir dari PikiranRakyat dalam infonews.id, berikut ini pernyataan 5 sikap tegas
Indonesia:

1. Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia


untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir, seperti dikutip dari Kemenlu, Minggu, 19
September 2021.

2. Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan
militer di kawasan.

3. Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi


kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir.

4. Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga


perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and
Cooperation.

5. Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus


mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai. Dalam kaitan ini,
Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk
UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Kawasan.23

Sementara Singapura dan Filipina memberikan reaksi yang berbeda. Singapura berharap
kesepakatan ini dapat berkontribusi secara konstruktif bagi perdamaian dan stabilitas
wilayah.24
Filipina memiliki pendapat yang berbeda. Negara itu mendukung kemitraan baru antara
Amerika Serikat, Inggris, dan Australia untuk mengimbangi kekuatan China di kawasan
Indo-Pasifik.25
"Peningkatan kemampuan sekutu dekat luar negeri untuk memproyeksikan kekuatan harus
memulihkan dan menjaga keseimbangan daripada mengacaukannya," ujar Menteri Luar

22
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210923204822-106-698703/malaysia-dan-ri-khawatir-proyek-
kapal-selam-nuklir-aukus.
23
https://infonews.id/baca-3035-bikin-perancis-murka-china-kecewa-australia-malah-catut-indonesia
24
Ibid.
25
Ibid.
P a g e 10 | 18
Negeri Filipina, Teodoro Locsin, dalam pernyataan resmi seperti dilansir Reuters Dalam
CNN, Selasa (21/9).26
Selandia Baru dengan tegas melarang kapal selam nuklir dari negara mana pun, termasuk
Australia, masuk perairannya. "Posisi Selandia terkait larangan kapal selam tenaga nuklir di
laut kami tak berubah," ucap Ardern, Perdana Menteri Selandia Baru.27

Selain reaksi dari negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, Perancis juga memberikan reaksi
yang cukup keras karena dengan adanya perjanjian AUKUS tersebut membuat Australia
membatalkan perjanjian pembelian kapal selam bertenaga diesel dari Perancis. Proyek
pembatalan kapal selam itu, membuat Prancis murka. "Ini benar-benar menikam dari
belakang. Kita telah menjalin hubungan kepercayaan dengan Australia, kepercayaan ini telah
dikhianati," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian kepada radio
France Info.28 Akibatnya pemerintah Prancis menarik Duta Besarnya di Australia dan
Amerika Serikat, meskipun berita terbarunya Prancis akan mengirimkan kembali Duta
Besarnya ke Australia dan Amerika Serikat, seperti yang ditulis Kumparan.com "Saya telah
meminta duta besar kami untuk kembali ke Canberra dengan dua misi, untuk membantu
mendefinisikan kembali ketentuan hubungan kami dengan Australia di masa depan... dan
untuk mempertahankan ketertarikan kami dalam implementasi konkret atas keputusan
Australia mengakhiri program kapal selam masa depan," kata Menteri Luar Negeri Jean-Yves
Le Drian dalam sidang parlemen, Rabu (6/10), dikutip dari Reuters, dalam Kumparan.com.29
Prancis menganggap kemitraan kapal selamnya dengan Australia pada 2016 lalu sebagai
landasan kebijakan Indo-Pasifik. Dengan pembatalan kontrak secara mendadak, pemerintah
Prancis mengatakan mereka merasa dikhianati oleh Canberra.30

China juga memberikan reaksinya terkait Pakta Kerjasama AUKUS. Bagi Tiongkok AUKUS
dinilai sangat merusak perdamaian dengan mengintensifkan perlombaan persenjataan
senjata.31

Menurutnya, AUKUS merusak upaya non-proliferasi nuklir internasional. "China selalu


percaya bahwa mekanisme regional apa pun harus sesuai dengan tren perdamaian dan
perkembangan zaman dan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan kerja sama ... Itu
26
Ibid.
27
https://kumparan.com/kumparannews/aukus-dan-perlombaan-senjata-menangkal-china-di-indo-pasifik-
1wY6D74YlGX/full
28
Ibid.
29
https://kumparan.com/kumparannews/prancis-kirim-kembali-duta-besarnya-untuk-perbaiki-hubungan-
dengan-australia-1wfeQmiDNSv/4
30
Ibid.
31
https://infonews.id/baca-3035-bikin-perancis-murka-china-kecewa-australia-malah-catut-indonesia
P a g e 11 | 18
tidak boleh menargetkan pihak ketiga mana pun atau merusak kepentingannya," kata Juru
Bicara Kemenlu China Zhao Lijian dalam briefing reguler di Beijing, dikutip CNBC dari
Reuters.32

Kepentingan Australia

Australia menjadi negara yang sangat diuntungkan dari kerjasama AUKUS ini. Dengan
memiliki kapal selam bertenaga nuklir membuat kekuatan militer Australia meningkat
kelevel yang jauh lebih tinggi. "Kapal selam bertenaga nuklir punya kemampuan pertahanan
luar biasa sehingga bakal ada sejumlah konsekuensinya bagi kawasan [Indo-Pasifik].33

"Hanya ada enam negara di dunia yang punya kapal selam bertenaga nuklir. Kapal-kapal itu
memiliki kemampuan penggentar teramat kuat walau tanpa senjata nuklir," papar Michael
Shoebridge, selaku Direktur Pertahanan, Strategi, dan Keamanan Nasional dari lembaga
Australian Strategic Policy Institute.34

Selain kepentingan dan keuntungan, kerjasama ini juga dapat memiliki kekurangannya.
Terutama untuk negara Australia. Para kritikus berpendapat Australia telah melepaskan
ambiguitas strategisnya dan menjadikan dirinya target yang lebih besar karena pakta tersebut.
"Cara diumumkannya (pakta) menghapus semua kepura-puraan bahwa Australia tidak secara
tegas memihak China secara militer," kata Prof Allan Gyngell, presiden Institut Urusan
Internasional Australia. Analis memperingatkan Australia mungkin akan menghadapi lebih
banyak pembalasan ekonomi dari mitra dagang terbesarnya itu. "Negara-negara masih jauh
untuk kembali ke normalitas diplomatik dan ini hanya memperburuk itu," kata Lai-Ha Chan
dari University of Technology, Sydney. Yang lain mengatakan AUKUS juga mengunci
Australia dengan AS untuk generasi yang akan datang.35

32
Ibid.
33
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794
34
Ibid.
35
https://www.kompas.com/global/read/2021/09/23/132700970/mengenal-pakta-pertahanan-
aukus-pertaruhan-besar-australia-yang-bikin?page=all.

P a g e 12 | 18
Kepentingan Inggris

Kepentingan Inggris dalam kerjasama Pakta AUKUS sedikitnya membuat pertanyaan.


Inggris yang sejatinya tidak langsung bersinggungan dengan kawasan Indo-Pasifik namun
Inggris menj

“Kami sadar bahwa Inggris memiliki tanggung jawab di kawasan, sebagai anggota permanen
dari Dewan Keamanan, anggota G7 dan G20, memimpin NATO dan Persemakmuran. Kami
bekerja dengan mitra-mitra yang sepemikiran, seperti Indonesia,” papar dia.36
36
https://kumparan.com/kumparannews/dubes-inggris-aukus-bukan-pakta-pertahanan-tapi-kemitraan-
keamanan-1wZzMfVdZPE/3
P a g e 13 | 18
Bagi UE misalnya sejumlah kebutuhan dipenuhi oleh China meskipun dalam beberapa hal
lain mereka tetap berbeda prinsip; sementara sejumlah kebutuhan lain dipenuhi oleh negara-
negara Asia Tenggara. Itulah yang menjelaskan mengapa UE juga terlibat dalam BRI (Belt
and Road Initiative) tapi juga ASEAN atau ASEM.

Gradasi sikap aktor ekstra regional ketika hadir di Asia Pasifik juga beragam. Bagi Uni Eropa
misalnya yang ditawarkan adalah kerja sama bukan konfrontasi. 

Seperti yang dinyatakan Duta Besar UE untuk Indonesia Vincent Piket, "... We are offering
mutual engagement, very comprehensively covering all sectors of policy. We want to be a
trusted partner; a partner that does not bring surprises to others and we are pursuing a long-
term strategy..". (JP, 2 Oktober 2021, hal 2)37

Kepentingan Amerika

Bagi AS, berbagi permata mahkota teknologi pertahanannya merupakan hal yang cukup
besar. Tetapi Washington memandang perdagangan "satu kali" ini sebagai langkah penting
dalam upaya yang lebih luas untuk menjauhkan China, kata para ahli. Ketika China
memproyeksikan kekuatan angkatan laut ke kawasan itu, armada Australia - meskipun kecil
dan masih jauh dari penyelesaian - akan menjadi serangan balasan bersama pasukan AS,
tambah mereka. "Kami mencoba mengejar ketinggalan dengan mengembangkan pencegahan
yang kredibel untuk mengurangi prospek perang," kata Prof Blaxland. "Karena saat ini
pencegahan kami sama sekali tidak kredibel. China pada dasarnya dapat bertindak melawan
kami dengan tingkat impunitas. Itu menjadi tidak dapat ditoleransi secara politik."38

Tujuan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir sebetulnya tak lepas dari ambisi
AS memulihkan hegemoninya di kawasan Indo-Pacific. Jadi, AS lah yang paling
berkepentingan dalam kesepakatan trilateral AUKUS tersebut. Australia di sini berperan
sebagai sekutu yang loyal. Ini bukan pengalaman baru bagi Australia. Di era Perang Dingin,
Australia pernah tergabung dalam ANZUS yaitu aliansi keamanan beranggotakan Australia,
Selandia Baru, dan AS. Bedanya, jika ANZUS dimaksudkan untuk membendung pengaruh
Uni Soviet, maka AUKUS dialamatkan kepada China.39

37
https://www.kompasiana.com/sintaherindrasti2818/615e4414010190634421d502/pakta-aukus-asia-pasifik-
perang-dingin-babak-baru?page=3&page_images=1
38
Ibid.
39
https://publika.rmol.id/read/2021/09/19/504912/aukus-dan-prospek-keamanan-indo-pasifik
P a g e 14 | 18
Karena itu, AUKUS ini sebetulnya bagian dari strategi AS membendung pengaruh China
dengan memperkuat sekutunya di kawasan (Australia). Para ahli hubungan internasional
menamakan strategi ini dengan offshore balancing, yaitu mendukung negara kuat di kawasan
untuk mengimbangi ancaman musuh (Mearsheimer, 2001). Keuntungan dari strategi ini
adalah AS tidak perlu berhadapan secara vis a vis dengan China yang dapat memicu
konfrontasi langsung. Dengan memperkuat postur militer Australia, negara itu memainkan
peran sebagai offshore balancer bagi AS.40

Upaya mengimbangi kekuasaan China di Indo-Pasifik merupakan salah satu agenda prioritas
kebijakan luar negeri AS di bawah Joe Biden. Di era Trump, AS menarik diri dari
kesepakatan multilateral dan berfokus pada isu domestik. Biden menilai orientasi kebijakan
luar negeri Trump ini mengurangi pengaruh AS di dunia. Ketika Biden menjadi presiden
November 2020 lalu, ia mengusung visi memulihkan status AS sebagai hegemon global.
Latar belakangnya sebagai seorang demokrat memungkinkan kebijakan luar negeri Biden
dipengaruhi pemikiran liberal-internasionalisme dimana mempromosikan demokrasi dan
memperkuat aliansi antarnegara demokrasi adalah agenda utama (Rosyidin, 2020).41

Strategi mengimbangi ancaman China melalui AUKUS mencerminkan pendekatan klasik


negara-negara Barat ketika menghadapi kekuatan regional yang sedang bangkit. Benar seperti
dikatakan Henry Wang, pakar dari Center for China and Globalization, yang mengatakan
bahwa AUKUS merupakan wujud dari mentalitas Perang Dingin. Barat selalu mempersepsi
China sebagai ancaman dan sumber ketidakstabilan global. Lihat misalnya kajian
Departemen Luar Negeri AS tahun 2020 yang secara eksplisit menyebut China sebagai
sumber ancaman global karena sikap hegemoniknya (US Department of State, 2020).42

BAB III

KESIMPULAN

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan kerjasama pertahanan dan keamanan


AUKUS memiliki tujuan untuk mengimbangi hegemoni China yang semakin tumbuh dan

40
Ibid.
41
Ibid.
42
Ibid
P a g e 15 | 18
berkembang kian pesat. Selain itu AUKUS juga menjadi alat yang ditempuh Amerika dan
Inggris dalam menunjukan relevansi dan keterlibatannya di Pasifik. Sementara Australia
mencoba untuk mengimbangi kekuatan Angkatan Laut militer China yang berada di Laut
China Selatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik.

Sementara Indonesia dan Malaysia sangat wajar merasa khawatir dan prihatin dengan
rencana pembangunan kapal selam bertenaga nuklir. Dengan adanya kapal selam tenaga
nuklir tentu akan berdampak pada ketegangan di kawasan yang semakin naik. Tentunya akan
berdampak besar pada kawasan di ASEAN. Ditambah dengan kondisi pandemi yang saat ini
masih berlangsung dapat menimbulkan fokus negara-negara di kawasan terbagi, khususnya
negara-negara berkembang yang saat ini sedang berjuang kembali untuk pulih dari ekonomi.

REKOMENDASI

Dengan adanya aliansi AUKUS tentu menambah konsentrasi politik luar negeri
Indonesia. Indonesia sebagai negara yang bersinggungan langsung dengan Australia dapat
memastikan dan bersikap tegas terkait kapal selam bertenaga nuklir. Indonesia juga dapat
memanfaatkan momentum untuk menunjukkan eksistensinya, terlebih dengan politik luar
negeri Indonesia bebas aktif. Dengan posisi netral tersebut Indonesia dapat meyakinkan
negara-negara lain di kawasan ASEAN ataupun Australia untuk tunduk pada perjanjian
Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone.

DAFTAR PUSTAKA

https://publika.rmol.id/read/2021/09/19/504912/aukus-dan-prospek-keamanan-indo-pasifik

P a g e 16 | 18
https://www.kompasiana.com/sintaherindrasti2818/615e4414010190634421d502/pakta-
aukus-asia-pasifik-perang-dingin-babak-baru?page=3&page_images=1

https://kumparan.com/kumparannews/dubes-inggris-aukus-bukan-pakta-pertahanan-tapi-
kemitraan-keamanan-1wZzMfVdZPE/3

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/23/132700970/mengenal-pakta-pertahanan-
aukus-pertaruhan-besar-australia-yang-bikin?page=all.

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794

https://kumparan.com/kumparannews/aukus-dan-perlombaan-senjata-menangkal-china-di-
indo-pasifik-1wY6D74YlGX/full
https://kumparan.com/kumparannews/prancis-kirim-kembali-duta-besarnya-untuk-perbaiki-
hubungan-dengan-australia-1wfeQmiDNSv/4
https://infonews.id/baca-3035-bikin-perancis-murka-china-kecewa-australia-malah-catut-
indonesia

https://isubogor.pikiran-rakyat.com/gaduh/pr-452657194/apa-itu-aukus-kesepakatan-
australia-amerika-dan-inggris-soal-kapal-selam-nuklir

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794
https://news.detik.com/kolom/d-5753713/aukus-sentralitas-asean-dan-keamanan-regional
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794
https://yoursay.suara.com/kolom/2021/10/01/105633/pakta-aukus-untuk-meredam-kekuatan-
china-apa-konsekuensi-perjanjian-ini
https://kumparan.com/kumparannews/aukus-dan-perlombaan-senjata-menangkal-china-di-
indo-pasifik-1wY6D74YlGX/full
https://www.limapagi.id/detail/17VF5/china-respons-aukus-as-dan-inggris-rusak-perjanjian-
non-proliferasi-nuklir

https://www.dw.com/id/respons-dunia-atas-aliansi-aukus/a-59210484
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210923204822-106-698703/malaysia-dan-ri-
khawatir-proyek-kapal-selam-nuklir-aukus.

http://yeny-novita-ambarsari-fisip16.web.unair.ac.id/artikel_detail-171698-Teori
%2520Hubungan%2520Internasional%2520(SOH%2520201)%2520%255bJurnal%255d-
Perspektif%2520Neorealisme%2520dalam%2520Teori%2520Hubungan
%2520Internasional.html

https://www.kompasiana.com/ridwan12/5e25dfd1097f3669fc050602/analisis-teori-aliansi-
terhadap-organisasi-aliansi-five-eyes

https://www.politico.com/news/2021/09/15/biden-deal-uk-australia-defense-tech-sharing-
511877

https://dunia.tempo.co/read/1507135/mengenal-aukus-pakta-trisula-untuk-memperkuat-
militer-australia-di-indo-pasifik/full&view=ok
P a g e 17 | 18
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210923204822-106-698703/malaysia-dan-ri-
khawatir-proyek-kapal-selam-nuklir-aukus.

https://infonews.id/baca-3035-bikin-perancis-murka-china-kecewa-australia-malah-catut-
indonesia

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-58592794

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/23/132700970/mengenal-pakta-pertahanan-
aukus-pertaruhan-besar-australia-yang-bikin?page=all.

https://kumparan.com/kumparannews/dubes-inggris-aukus-bukan-pakta-pertahanan-tapi-
kemitraan-keamanan-1wZzMfVdZPE/3

https://www.kompasiana.com/sintaherindrasti2818/615e4414010190634421d502/pakta-
aukus-asia-pasifik-perang-dingin-babak-baru?page=3&page_images=1

https://publika.rmol.id/read/2021/09/19/504912/aukus-dan-prospek-keamanan-indo-pasifik

P a g e 18 | 18

Anda mungkin juga menyukai