DISUSUN OLEH :
NAMA : WINDA LESTARI
NIM : PO.71.20.2.19.035
TINGKAT : II.A
B. PENYEBAB
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA
diantaranyabakteri stafilokokus dan streptokokus serta virus influenza yang di
udara bebasakan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas
yaitutenggorokan dan hidung.Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-
anak usia dibawah 2tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna.
Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan risiko serangan ISPA.
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap
kejadianISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,
danburuknya sanitasi lingkungan.
ISPA
bersihan jalan
nafas tidak efektif
F. PENATALAKSANAAN
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit ISPA) .
b. Immunisasi
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek
b. Mengatasi batuk. Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENGKAJIAN FOKUS
Konsep keperawatan meliputi :
1. Pengkajian
A. Anamnesis
I. 1) Identitas Diri Pasien
J. Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lain lain.
K. 2) Keluhan Utama
L. Keluhan yang sering menyebabkan klien dengan TB Paru meminta
M. pertolongan pada tenaga medis dibagi menjadi 4 keluhan, yaitu :
N. A. Batuk
O. Keluhan batuk timbul paling awal dan paling sering dikeluhkan,
P. apakah betuk bersifat produktif/nonproduktif, sputum bercampur darah
Q. B. Batuk Berdahak
R. Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak, berupa
S. garis atau bercak-bercak darah
T. C. Sesak Nafas
U. Keluhan ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-
hal menyertai seperti efusi pleura, pneumotoraks, anemia, dll.
V. D. Nyeri Dada
W. Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleural terkena TB
X. 3) Keluhan Sistematis
Y. a. Demam
Z. keluhan ini sering dijumpai yang biasanya timbul pada sore hari atau pada malam hari
mirip dengan influenza
AA. b. Keluhan Sistematis Lain
BB. keluhan yang timbul antara lain : keringat malam, anoreksia, penurunan berat
badan dan malaise
CC. B. Riwayat Kesehatan
DD. 1) Riwayat Kesehatan Sekarang :
EE.a) Keadaan pernapasan (napas pendek) b) Nyeridada
FF. c) Batuk, dan
GG. d) Sputum
HH. 2) Kesehatan Dahulu :
II. Jenis gangguan kesehatan yang baru saja dialami, cedera dan pembedahan
JJ. 3) Kesehatan Keluarga
KK. Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan TB
LL.C. Pemeriksaan Fisik
MM. 1) Keadaan umum dan tanda – tanda vital
NN. Hasil pemeriksaan tanda – tanda vital klien biasanya didapatkan peningkatan
suhu tubuh secara signifikan, frekuensi napas meningkat disertai sesak napas, denyut
nadi meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan dan
tekanan darah biasanya sesuai dengan adanya penyakit penyulit seperti hipertensi.
OO. 2) Breathing Inspeksi :
PP. a) Bentuk dada dan gerakan pernapasan klien dengan TB Paru biasanya terlihat kurus
sehingga pada bentuk dada terlihat adanya penurunan proporsi anterior-posterior
bading proporsi diameter lateral
QQ. b) Batuk dan sputum
RR. Batuk produktif disertai adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi
sputum yang purulen
SS. Palpasi :
TT.Gerakan dinding thoraks anterior/ekskrusi pernapasan. TB Paru tanpa komplikasi
pada saat dilakukan palpasi, gerakan dada biasanya normal dan seimbang bagian kiri
dan kanan. Adanya penurunan gerakan dinding pernapasan biasanya ditemukan pada
klien TB Paru dengan kerusakan parenkim paru yang luas.
UU. Perkusi :
VV. Pada klien TB Paru tanpa komplikasi biasanya ditemukan resonan atau sonor
pada seluruh lapang paru. pada klien dengan komplikasi efusi pleura didapatkan bunyi
redup sampai pekak pada sisi yang sakit sesuai dengan akumulasi cairan
WW. Aukultasi :
XX. Pada klien TB Paru bunyi napas tambahan ronki pada sisi yang sakit
YY. 1) Brain
ZZ.Kesadaran biasanya komposmentis, ditemukan adanya sianosis perifer
AAA. apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif, klien tampak
BBB.
CCC. wajah meringis, menangis, merintih. Pada saat dilakukan pengkajian pada
mata, biasanya didapatkan konjungtiva anemis pada TB Paru yang hemaptu, dan
ikterik pada pasien TB Paru dengan gangguan fungsi hati.
DDD. 2) Bledder
EEE. Pengukuran volume output urin berhubungan dengan intake cairan.
Memonitor adanya oliguria karena hal tersebut merupakan tanda awal syok.
FFF. 3) Bowel
GGG. Klien biasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan
HHH. 4) Bone
III. Aktivitas sehari-hari berkurang banyak pada klien TB Paru. gejala yang muncul
antara lain kelemahan, kelelahan, insomnia, pola hidup menetap.
JJJ.5) Pemeriksaan Fisik Head To Toe (a) Kepala
KKK. Kaji keadaan Kulit kepala bersih/tidak, ada benjolan/tidak, simetris/tidak (b)
Rambut
LLL. Kaji pertumbuhan rata/tidak, rontok, warna rambut
MMM. (c) wajah
NNN. Kaji warna kulit, struktur wajah simetris/tidak (d) Sistem Penglihatan
OOO.
PPP. Kaji kesimetrisan mata, conjungtiva anemia/tidak, sclera ikterik/tidak ) (e)
Wicara dan THT
QQQ. 1. Wicara
RRR. Kaji fungsi wicara, perubahan suara,afasia, dysfonia
SSS. 2. THT
TTT. a. Inspeksi hidung : kaji adanya obtruksi/tidak, simetris/tidak,ada secret/tidak
UUU. b. Telinga : Kaji Telinga Luar bersih/tidak, membran tympani, ada secret/tidak
VVV. c. Palpasi : Kaji THT ada/tidak nyeri tekan lokasi dan penjalaran