Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“POSYANDU”

OLEH :

1.Febianti F .Sengga 7. Gidalti Tamelab

2. Marlin Anggy Boimau 8. Detriana Rosdiana Bulu

3.Vebronia G B Tokan 9. Mutiara Indira Ramadhani

4.Maria Gaudensia Kewa Peutulah 10. Vania Tamariandri Ndaong

5.Erina Jacinta Gonsalves 11. Melani J. Kamlasi

6.Teresa Desideria Bere 12. Adriana F Pailia

Tk.1 Dlll FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2020/2021
1. Definisi Posyandu

Menurut Depkes RI (2006) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.

Posyandu atau pos pelayanan terpadu merupakan tempat kegiatan di masyarakat yang
memiliki peran sangat penting. Di samping karena dinilai mampu membantu mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Posyandu juga mampu memberdayakan para ibu
untuk memperhatikan kesehatan anak dan pola konsumsi keluarga.

2. Tujuan Posyandu
a. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi
(AKB) dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.

b. Tujuan Khusus:
 Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
 Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

Sementara itu, Tujuan pokok dari Posyandu menurut Effendy (1998), antara lain untuk :
 Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka kematian ibu
dan anak.
 Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan–kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat,
pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi.
 Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alih tehnologi
untuk swakelola usaha–usaha kesehatan masyarakat.

3. Sasaran Posyandu

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:


 Bayi.
 Anak balita.
 Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui.
 Pasangan Usia Subur (PUS)

4. Manfaat Posyandu

Berikut adalah beberapa manfaatnya yaitu :

 Perbaikan gizi

Sebagaimana program Kementerian Kesehatan berupa Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


(GERMAS), Posyandu ternyata juga mendukung program perbaikan gizi masyarakat. Dalam
program posyandu, orang tua akan mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang pendidikan
dan pengetahuan dalam hal gizi serta kesehatan balita.

 Pemantauan kesehatan

Posyandu memberikan pelayanan yang ditujukan untuk memantau perkembangan dan kesehatan
balita. Kita bisa menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan melakukan pengecekan
dasar kesehatan balita. Jika berat badan atau tingi badan bayi dirasa kurang normal atau bayi
mengalami tanda-tanda akan adanya masalah kesehatan, orang tu apun akan mendapatkan saran
dari petugas posyandu agar bisa segera memperbaiki kondisi kesehatan buah hatinya.

 Imunisasi

Imunisasi yang dilakukan secara berkala sejak bayi baru saja dilahirkan hingga usianya dewasa
akan memastikannya tidak mudah terkena berbagai macam penyakit, termasuk penyakit yang bisa
memicu kecacatan ataupun yang berpotensi mematikan. Beruntung, melalui posyandu kita bisa
mendapatkan imunisasi-imunisasi tersebut.

 Mencegah diare

Salah satu manfaat posyandu yang sangat penting namun kerap disepelekan adalah mencegah dan
menanggulangi diare. Cukup banyak balita yang harus meregang nyawa gara-gara penyakit ini.
Dengan adanya posyandu, diharapkan orang tua akan mendapatkan informasi lebih baik untuk
mencegah datangnya penyakit ini pada buah hatinya. Tak hanya itu, orang tua juga akan
mendapatkan informasi tentang penanganan diare yang menimpa buah hatinya agar bisa segera
disembuhkan.

Melihat besarnya manfaat dari posyandu, ada baiknya orang tua selalu memaksimalkan posyandu
yang bisa memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan perkembangan buah hatinya.

Adapun bagi masyarakat, manfaat yang dapat diperoleh antara lain:

 Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan bagi ibu,
bayi, dan anak balita.
 Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi buruk.
 Bayi dan Anak Balita mendapatkan berbagai Vitamin
 Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
 Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah (Fe) serta
imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
 Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah darah (Fe).
 Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan ibu dan anak, apabila
terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui dapat
segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.
 Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu, bayi, dan anak balita

5. Klasifikasi Posyandu
Posyandu dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, Yaitu:

 Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum
bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
Keadaan dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang. Artinnya kader
yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.

 Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madtya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun,
dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program
utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti,
kelestarian kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.
Untuk ini perlu dilakukan penggerakkan masyarakat secara intensif,serta penambahan
program yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Intervensi untuk posyandu madya
ada 2 yaitu :

- Pelatihan Toma dengan modul ekskalasi Posyandu yang sekarang sudah dilengkapi
dengan metoda stimulasi.
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah
dan mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan yang sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat.

 Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali
pertahun, rata-rata junlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya
(KB, KIA, Gizi dan imunisasi) lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada Dana Sehat yang masih sederhana.
Intervensi posyandu tingkat ini adalah :
- Penggarapan dengan pendekatan PKMD, untuk mengarahkan masyarakat menentukan
sendiri pengembangan program di Posyandu.
- Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh dana sehat yang kuat, dengan
cakupan anggota minimal 50% kk atau lebih.

 Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program
utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50%
KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu
diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM.

6. Struktur Organisasi
a. Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah masyarakat pada saat
pembentukan Posyandu. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan
sumberdaya. Struktur organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota. Kemudian dari beberapa
Posyandu yang ada di suatu wilayah (desa/kelurahan atau dengan sebutan lain),
selayaknya dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang keanggotaannya
dipilih dari kalangan masyarakat setempat.
Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang ketua, yang dipilih dari para
anggotanya. Bentuk organisasi Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab
masing-masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam Unit/Kelompok Pengelola
Posyandu bersama masyarakat setempat.

b. Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan dunia
usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki waktu dan kepedulian terhadap
pelayanan sosial dasar masyarakat di Posyandu.
Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat pada saat musyawarah pembentukan
Posyandu. Kriteria pengelola Posyandu adalah sebagai berikut :
 Diutamakan berasal dari para dermawan dan tokoh masyarakat setempat.
 Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi
masyarakat.
 Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.

c. Kader Posyandu
Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah anggota masyarakat yang bersedia,
mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela.

Anda mungkin juga menyukai