DISLIPIDEMIA
Kode : ICD.E34
Terapi farmakologis
o Golongan statin
Simvastatin 5 – 40 mg
Lovastatin 10 – 80 mg
Pravastatin 10 – 40 mg
Fluvastatin 20 – 80 mg
Atorvastatin 10 – 80 mg
o Golongan bile acid sequestrant
Cholestyramine 4-16 g
o Golongan nicotinic acid
Nicotinic acid (immediate realese) 2 x 100 mg s/d
1,5 – 3 g
Target kolesterol LDL (mg/dl)
Kategori Target Kadar LDL Kadar LDL
Resiko LDL untuk mulai untuk mulai
PGH terapi farmakologis
Faltor resiko > 2 < 130 > 130 > 130 (FRS 10-20%)
(FRS < 20%) > 160 (FRS < 10%)
TARGET TERAPI
Pasien dengan trigliserida borderline tinggi atau tinggi : tujuan
utama terapi adalah mencapai target kolesterol LDL
Pasien dengan trigliserida tinggi : target sekunder adalah kadar
kolestrol non-HDL yakni sebesar 30 mg/dl lebih tinggi dari
target kadar kolestrol LDL
Pendekatan terapi obat :
1. obat penurun kadar kolestrol LDL atau
2. ditambahkan obat fibrat atau nicotinic acid
Golongan fibrat terdiri dari :
Gemfibrozil 2 x 600 mg atau 1 x 900 mg
Fenofibrat 1 x 200 mg
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat I A/ I B
Evidens
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis 1. PERKENI
14. Indikator
Medis
15. Kepustakaan 1. PERKENI. Konsensus Pengelolaan Dislipidemia pada
Diabetes Melaus di Indonesia. 1995.
2. Expert Panel on Detection, EvaluatioD, and Treatment of
High blood Cholesterol in, Adults. Executive Summary of the
Third Report of the National Cholesterol Education Program
(NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult
Treatment Panei !If). JAMA, May 16, 2001;285(19):2486-97.
3. Semiardji G. National Cholesteroi Education Program - Adult
Treatment Pane! III (NCEPATP III): Adakah hal yang baru?
Makalah Siang' Klinik Bagian Metabolik Endokrinologi Bagian
Ilmu Penyakit Dalam, 2002.
4. Ginsberg HN, GoldSerg IJ. Disorders of Lipcpfotein
Metabolism. In Braunwald E, Fauci AS. Kasper DL, Hauser
SL, Longc DL. Jameson JL. Harrison's Principles of Internal
Medicine.15th ed. New York: Mg Graw-Hill, 2001:2245-57
5. Suyono S. Terapi Gislipidemia, Bagaimana Memilihnya dan
Sampai Kapan? Prosidiny Simposium Current Treatment in
-Internal Medicine 2000. Jakarta,11-12 November 2000:185-
99:
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
182
10. Prognosis Prognosis umumnya adalah dubia. Karena penyakit ini adalah
penyakit kronis, quo ad vitam umumnya adalah dubia ad
bonam, namum qua ad fungsionam dan sanationannya adalah
dubia ad malam
11. Tingkat IA / I B
Evidens
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah 1. PERKENI
Kritis 2. ADA 2017
14. Indikator
Medis
15. Lama 7-30 hari tergantung komplikasi yang menyertai
Perawatan
184
Dr. Norman Djamaludin, SpPD, K-HOM Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. NIP. 195501081983031001
185
HIPOGLIKEMIA
ICD 10. E.16.2
1. Pengertian Kadar glukosa darah < 60 mg/dl, atau kadar glukosa darah <
(definisi) 80 mg/dl dengan gejala klinis
Hipoglikemia pada DM terjadi karena :
Kelebihan obat/dosis obat: terutama insulin, atau obat
hipoglikemik oral
Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun : gagal
ginjal kronik, pasca persalinan
Asupan makan tidak adekuat : jumlah kalori atau waktu
makan tidak tepat
Kegiatan jasmani berlebihan
2. Anamnesa Penggunaan preparat insulin atau obat hipoglikemik oral :
dosis terakhir, waktu pemakaian terakhir, perubahan dosis
Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya
Lama menderita DM, komplikasi DM
Penyakit penyerta; ginjal, hati, dll
Penggunaan obat sistemik lainnya : penghambat
adrenergik dll
3. Pemeriksaan Pucat, diaphresis
Fisik Tekanan darah
Frekuensi denyut jantung
Penurunan kesadaran
Defisit neurologik fokal transien
4. Kriteria Pada pemeriksaan kadar glukosa darah < 60 mg/dl, atau kadar
Diagnosis glukosa darah < 80 mg/dl dengan gejala klinis sebagai berikut:
Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun
Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara,
kesulitan menghitung sementara
Stadium simpatik : keringat dingin pada muka, bibir atau
tangan gemetar
Stadium ganguan otak berat ; tidak sadar, dengan atau
tanpa kejang
5. Diagnosis Hipoglikemia
Penyakit kritis
Gagal hati
Gagal ginjal
Gagal jantung
Sepsis
Starvasi dan inanisi
Defisiensi endokrin
Kortisol, growth hormone
Glukagon, epinefrin
Tumor non –sel
Sarkoma
Tumor adrenokortikal, hepatoma
Leukemia, limfoma, melanoma
Pasca-prandial:
Reaktif (setelah operasi gaster)
Diinduksi alcohol
7. Pemeriksaan Kadar glukosa darah (GD)
Penunjang Tes fungsi ginjal
Tes fungsi hati
8. Terapi Stadium permulaan (sadar)
Berikan gula murni 30 gr (2 sendok makan) atau
sirop/permen gula murni (bukan pemanis pengganti gula
atau gula diet/gula diabetes) dan makanan yang
mengandung karbohidrat
Stop obat hipoglikemik sementara
Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
Pertahankan GD sekitar 200 mg/dl (bila sebelumnya tidak
sadar)
Cari penyebab
Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar + curiga
hipoglikemia) :
1. Diberikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (=50
ml) bolus intravena
2. Diberikan cairan dekstrosa 10% per infus, 6 jam per kolf
3. Periksa GD sewaktu (GDS), kalau memungkinkan dengan
glukometer
Bila GDS < 50 mg/dl + bolus Dekstrosa 40% 50 ml
IV
Bila GDS < 100 mg/dl + bolus Dekstrosa 40% 25 ml
IV
4. Periksa GDS setiap 1 jam setelah pemberian Dekstrosa
40%
Bila GDS < 50 mg/dl + bolus Dekstrosa 40% 50 ml
187
IV
Bila GDS < 100 mg/dl + bolus Dekstrosa 40% 25 ml
IV
Bila GDS < 100-200 mg/dl + bolus Dekstrosa 40%
ml IV
Bila GDS > 200 mg/dl pertimbangkan menurunkan
kecepatan drip Dekstrosa 10%
5. Bila GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut-turut
pemantauan GDS setiap 2 jam, dengan protokol sesuai di
atas. Bila GDS > 200 mg/dl pertimbangkan mengganti
infus dengan Dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%
9. Edukasi
10. Prognosis Prognosis pad aumumnya baik bila penanganan cepat dan
tepat
11. Tingkat IA
Evidens
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah 1. PERKENI
Kritis
14. Indikator
Medis
15. Lama 3.5 Hari
Perawatan
16. Kepustakaan 1. PERKENI, Petunjuk Praktis Pengelolaan Diabetes Mellitus
Tipe 2006. Waspadji S. Kegawatan pada Diabetes Mellitus.
Dalam Prosiding Simposium Penatalaksanaan
2. Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakti Dalam. Jakarta, 15-16
April 2000 : 83-8
3. Cryer PE Hypoglycemia. In Brauwald E, Fauci AS, Kasper
DL, Hauser SL, Longo DL, James JL. Horrison’s Principles
188
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
GD RI
(mg/dl) (Unit, subkutan)
< 200 0
200-250 8
250-300 12
300-350 16
> 350 20
Jika kadar GD ada yang < 100 mg/dl : drip RI
dihentikan
Setelah sliding scale tiap 6 jam, dapat diperhitungkan
kebutuhan insulin ehari dibagi 3 dosis sehari
subkutan, sebelum makan (bila pasien sudah makan)
III. Kalium
Kalium (K Cl) drip dimulai bersamaan dengan drip Rl
dengan dosis 50 mEq/6 jam. Syarat : tidak ada gagal
ginjal, tidak ditemukan gelombang T yang lancip dan
tinggi pada EKG, dan jumlah urine cukup adekuat
Bila kadar K+ pada pemeriksaan elektrolit kedua :
< 3,5 drip KCl 75 mEq/6 jam
3,0-4,5 drip KCl 50 mEq/6 jam
4,5-6,0 drip KCl 25 mEq/6 jam
> 6,0 drip stop
+
Bila sudah sadar, diberikan K oral selama seminggu
IV. Bicarbonat
Drip 100 mEq bila pH < 7,0 disertai KCl 26 mEq drip
50 mEq bila pH 7,0-7,1 disertai KCl 13 mEq drip
juga diberikan pada asidosis laktat dan hiperkalemi yang
mengancam
V. Tatalaksana Umum
O2 bila PO2 < 80 mmHg
Antibiotika adekuat
Heparin : bila ada DIC atau hiperosmolar ( > 380 mOsml)
Terapi disesuaikan dengan pemantauan klinis
190
9. Edukasi f.
10. Prognosis
11. Tingkat IA
Evidens
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah 1. PERKENI
Kritis
14. Indikator
Medis
15. Lama 7-10 hari
Perawatan
16. Kepustakaan 1. PERKENI. PETUNJUK Praktis Pengelolaan Diabetes
Melitus Tipe 2. 2006
2. Waspadji S. Kegawatan pada Diabetes Mellitus. Dalam
Prosiding Simposium Penatalaksanaan Kedaruratan di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16 April 2000:83-
8
3. Soewondo P. Ketoasidosis Diabetik. Dalam Prosiding
Simposium panatalaksaan Kedaruratan di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta, 15-16 April 2000 : 89-96.
4. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Murphy MB, Barrett EJ.
Kreisberg RA, Malone Jl. Et.al. management of
Hyperglycemic Crises in Patients With Diabetes. Diabetes
Care, Jan 2001:24 (1) : 121-51.
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
191
KISTA TIROID
Kode : ICD.E07
9. Edukasi
10. Prognosis
193
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
194
3. Pemeriksaan Umum
Fisik Lokal
Nodul tunggal atau majemuk atau difus
Nyeri tekan
Konsistensi
Permukaan
Perlekatan pada jaringan sekitarnya
Pendesakan atau pendorongan trakea
Pembesaran kelenjar getah bening regional
Pemberton’s sign
Hipertiroidisme sekunder
Adenoma hipofisis yang mensekresi TSH
Sindrom resistensi hormon tiroid
Tumor yang mensekresi HCG
Tirotoksikosis gestasional
-
Individu dengan resiko ganas tinggi target TSH
0,01 –0,05 ulU/L
- Individu dengan resiko ganas rendah target TSH 0,05 –0,01
ulU/L
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat IA
Evidens
12. Tingkat A
Rekomendasi
13. Penelaah 1. PERKENI
Kritis
14. Indikator
Medis
15. Lama
perawatan
16. Kepustakaan 1. Kariadi SHKS Struma Nodosa Non-Toksik. Dalam
Waspadji S, et al (eds0 Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam.
Edisi 3 Jakarta, Balai Penerbit FKUI : 757-65
2. Suyono S. Pendekatan Pasien dengan Struma. Dalam
Markum HMS, Sudoyo HAW, Effendi S, Setiadi S, Gani
RA, Alwi I (eds) Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah
Tahunan Ilmu Penyakit Dalam 1997. Jakarta,1997:207-13
3. Subekti I Struma Nodose Non-Toksik (SNNT) In
Simadibrata M. Setiati S, Alwi I, Maryantoro, Gani RA.
Masjoer A (eds) Pedoman Diagnosis dan terapi di Bidang
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI 1999: 187-
9
4. Sobardi S. Pemeriksaan Diagnostik Modul Tiroid.
Makalah Jakarta Endokrinology Meeting Jakarta 18
Oktoter 2003.
5. James JL. Weetman AP. Disorders of the Thyroid G:and.
In Braunwald E, Fauci AS, Hauser SL. Longo DL,
Jameson JL. Harrison's Prin.ciples of Internal :5"ed. New
York: McGraw-Mit1; 200,:2060-84.
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
198
AKROMEGALI/GIGANTISME/ADENOMA HIPOFISIS
Kode : ICD. E.22.0
3. Pemeriksaan
Fisik
4. Kriteria
Diagnosis
5. Diagnosis
6. Diagnosis
Banding
7. Pemeriksaan
Penunjang
8. Terapi
9. Edukasi
10. Prognosis
11. Tingkat
Evidens
12. Tingkat
199
Rekomendasi
13. Penelaah 1.
Kritis
14. Indikator
Medis
15. Lama
perawatan
16. Kepustakaan
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
200
TIROTOKSIKOSIS
Kode : ICD. E05.9
19. Pemeriksa Gejala & tanda khas hipertiroidisme, karena Graves atau
an Fisik yang lain
Sistem saraf pusat terganggu, delirium, koma
Demam tinggi s/d 40°C
Takikardia s/d 130-200 kali/m
Sering ; fibrilasi atrial dengan respons ventrikular cepat
Dapat memperlihatkan gagal jantung kongestif
Dapat ditemukan ikterus
20. Kriteria Nafsu makan meningkat
Diagnosis Tidak tahan panas, banyak keringat
Mudah lelah
BAB sering
Oligomenore/amenore dan libido turun
Takikardia
Fibrilasi atrial
Tremor halus
Refleks meningkat
Kulit hangat dan basah
Rambut rontok
Bruit
Hipertiroidisme sekunder
Adenoma hipofisis yang mensekresi TSH
Sindrom resistensi hormon tiroid
Tumor yang mensekresi HCG
Tirotoksikosis gestasional
Radioablasi
Indikasi
Pasien berusia > 35 tahun
Hipertiroidisme yang kambuh setelah dioperasi
Gagal mencapai remisi setelah pemberian obat antitiroid
Tidak mampu atau tidak mau terapi obat antiitiroid
Adenoma toksik, struma multinodosa toksik
Dr. H.A. Fuad Bakry, SpPD, K-GEH Dr. Alwi Shahab, SpPD, K-EMD
NIP. 1952060619790051001 NIP. 195501081983031001
204