Angkatan : XVI
Pemberi Materi : Dr.Drs.H. Mudasir, M.PD
Anggota kelompok II/I
o dr. Pradina Enggalia Vandho
o Ns. Hesty Trilonggani, S.Kep
o Ns. Rio Pangestu, S.Kep
o Arni Yulita, S.E
o Margaretha Lifari Deviyanti, S.P
Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 008-
A/SEK/SK/I/2012 terdapat kewajiban, larangan, dan sanksi yang mengatur ASN di instansi
Mahkamah Agung.
Mengamankan keuangan Negara dengan prinsip efisiensi dan efektifitas dengan melaksanakan
penganggaran.
Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap sesame pegawai dan atasan
Melakukan penyimpangan prosedur dan/atau menerima hadiah atau imbalan dalam bentuk
apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai/pejabat yang
bersangkutan
Memanfaatkan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara tidak sesuai dengan
peruntukannya.
Memanfaatkan rahasia negara dan/atau rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain.
III. Sanksi yang didapat oleh ASN di Mahkamah Agung bila melanggar Larangan dari MA
Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau pernyataan
penyesalan
Hukuman disiplin berdasarkan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 dalam hal terjadi
pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan penerapan hukum yang adil bagi
masyarakat, MA RI juga melakukan penerapan Manajemen ASN dalam instansinya yang mana
Manajemen ASN yang diberlakukan oleh MA RI tersebut terdiri dari :
a. Adanya Penilaian Kinerja Pegawai, yang diwujudkan dalam pembuatan SKP per semester dan
PKP setiap bulan sebagai acuan kinerja pegawai MA RI dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Sistem Majemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil, Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai dan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021, serta Surat Edaran Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 1/SE/I/2022 Tentang Tata Cara Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil Tahun 2021.
b. Selain itu implementasi Manajemen ASN yang juga dilakukan oleh MA RI pada proses
Rekrutmen CPNS, Rotasi Pegawai, dan Mutasi Pegawai. Pada Proses Rekrutmen CPNS MA RI
digunakan Sistem Merit sebagai acuan dalam prosesnya, dimana Sistem Merit pada Proses
Rekrutmen CPNS MA RI dilaksanakan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
Tahapan Pertama, yaitu perencanaan kebutuhan pegawai
• Tim Biro Kepegawaian Mahkamah Agung Republik Indonesia menyusun jumlah formasi
penerimaan CPNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban dan analisis beban kerja
dari setiap satuan kerja di seluruh Indonesia.
• MA RI menerbitkan surat pengumuman pelaksanaan seleksi CPNS di website resmi
Mahkamah Agung sebagai bentuk perwujudan asas publisitas.
• Tim seleksi dari MA melakukan seleksi administratif kemudian menyelenggarakan tes SKD
dan SKB yang mana keduanya berbasis CAT sehingga hasilnya dapat kita ketahui sendiri.
Tahapan ini merupakan perwujudan dari nilai akuntabel karena bersifat cepat dan transparan.
Tahapan Kedua, pegawai ASN terpilih
• Panitia seleksi CPNS Mahkamah Agung Republik Indonesia mengumumkan nama-nama
yang terpilih sekaligus mengungkapkan mekanisme pemberkasannya.
• Setelah seluruh peserta melakukan pemberkasan, tim seleksi melakukan pemeriksaan
terhadap berkas-berkas yang telah tersubmit oleh para CPNS.
Tahapan Ketiga pegawai ditempatkan sesuai dengan perencanaan
• Mahkamah Agung Republik Indonesia menerbitkan SK CPNS yang ditunjukkan kepada tiap-
tiap peserta dengan tembusan ke satuan kerja masing-masing.
• Seluruh CPNS ditempatkan pada satuan kerjanya diseluruh Indonesia secara merata dan
sesuai formasi yang dilamarUntuk Proses Rotasi dan Mutasi Pegawai juga sudah
dilaksanakan sesuai dengan Implementasi Manajemen ASN dimana setiap ASN atau setiap
Satker pada MA RI dapat mengajukan usul mengenai Rotasi atau Mutasi akan kemudian
akan diproses melalui badan yang berwenang dan memiliki hak prerogatif dalam proses
pengambilan keputusan yang diambil yaitu Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat) yang terbentuk dalam setiap tingkatan satuan kerja di MA RI.
Dari observasi virtual yang telah kami lakukan serta berdasarkan uraian diatas kami sepakat
bahwa penerapan Implementasi Manajemen ASN pada Instansi MA RI pada Proses Rekrutmen dan
Penempatan CPNS, Proses Rotasi, dan Mutasi Pegawai telah sesuai dengan konsep Sistem Merit
yang dimana pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan
kinerja). Selain itu Implementasi Manajemen ASN pada MA RI juga telah dijalankan oleh seluruh
Pegawai MA RI dengan mengikuti standar penerapan Manajemen ASN yang baik dengan
berlakunya Hak dan Kewajiban Pegawai, Larangan dan Sanksi, serta adanya Penilaian Kinerja
Pegawai yang berkelanjutan.
KESIMPULAN :
o Dengan segala kemajemukan yang dimiliki oleh setiap wilayah pada satuan kerja dibawah instansi
MA RI, maka MA RI dalam menjalankan proses Implementasi Manajemen ASN pada instansinya
memberikan kewenangan kepada Badan Peradilan dibawahnya untuk bisa membuat SOP-nya
sendiri. Sistem manajemen ASN yang terdesentralisir ini ditujukan agar setiap satuan kerja di
bawah instansi MA RI dapat menyesuaikan penerapan manajemen ASN di tempatnya dengan
proses pemberian layanan yang prima pada masing-masing Satuan Kerja.
o Penerapan Implementasi Manajemen ASN pada Instansi MA RI pada Proses Rekrutmen dan
Penempatan CPNS, Proses Rotasi, dan Mutasi Pegawai telah sesuai dengan konsep Sistem Merit.
Selain itu Implementasi Manajemen ASN pada MA RI juga telah dijalankan oleh seluruh Pegawai
MA RI dengan mengikuti standar penerapan Manajemen ASN yang baik dengan berlakunya Hak
dan Kewajiban Pegawai, Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai, Penerapan Disiplin
Pegawai, serta adanya Penilaian Kinerja Pegawai yang berkelanjutan.
o Implementasi Smart ASN juga sudah sesuai dengan konsep teori dan regulasi yang kami pelajari,
dibuktikan dengan adanya inovasi berbasis IT secara berkelanjutan yang dilakukan Mahkamah
Agung dimana inovasi-inovasi tersebut sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan pelayanan terhadap internal MA itu sendiri serta untuk
merealisasikan visi Mahkamah Agung yaitu : “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang
Agung”.
Dari kesimpulan penerapan Manajemen ASN dan Smart ASN yang ada dilingkungan Mahkamah
Agung, pembelajaran yang menjadi inspirasi bagi kelompok kami yaitu :
1. Satuan kerja yang dapat menyesuaikan manajemen ASN-nya dengan sistem merit merupakan
salah satu strategi untuk mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena ASN dijamin
obyektivitasnya dalam perjalanan kariernya. Hal inilah yang menjadi contoh agar kami selalu
kompeten dan adaptif terhadap perubahan kondisi kerja di masa depan.
2. Manajemen ASN yang baik merupakan sebuah motivasi bagi kami agar selalu professional dan
konsisten.
3. Pelaksanaan Smart ASN merupakan suatu keharusan di era teknologi agar kami tidak pernah
berhenti untuk berinovasi agar kinerja lebih terdigitalisasi.