Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

OBSERVASI VIRTUAL IMPLEMENTASI MANEJMEN ASN DAN SMART ASN


PADA INSTANSI PUSAT (MAHKAMAH AGUNG)

Angkatan : XVI
Pemberi Materi : Dr.Drs.H. Mudasir, M.PD
Anggota kelompok II/I
o dr. Pradina Enggalia Vandho
o Ns. Hesty Trilonggani, S.Kep
o Ns. Rio Pangestu, S.Kep
o Arni Yulita, S.E
o Margaretha Lifari Deviyanti, S.P

A. PROFIL MAHKAMAH AGUNG


Mahkamah Agung Republik Indonesia (disingkat MA RI atau MA) adalah lembaga tinggi
negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan
kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang
kekuasaan lainnya. Mahkamah Agung merupakan badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum,
lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.
Dalam menjalankan tanggung jawabnya, Mahkamah Agung Republik Indonesia memiliki visi
“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung” dan misi sebagai berikut:
1. Menjaga kemandirian badan peradilan;
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan;
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan

Selain itu, Mahkamah Agung memiliki wewenang untuk:


1. Mengadili pada tingkat kasasi;
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi;
3. Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang dan mempunyai
wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang;
4. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi.

Tugas dan fungsi pokok mahkamah agung


 Fungsi peradilan
 Fungsi Pengawasan
 Fungsi mengatur
 Fungsi nasehat
 Fungsi administratif
 Fungsi lain-lain
B. IMPLEMENTASI MANAJEMEN ASN
Merujuk pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu Undang-Undang ASN dimana ASN
Mahkamah Agung ini adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat- syarat tertentu
kemudian melalui tahap-tahap seleksi tertentu sehingga diangkat menjadi seorang ASN di
lingkungan Mahkamah Agung oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 008-
A/SEK/SK/I/2012 terdapat kewajiban, larangan, dan sanksi yang mengatur ASN di instansi
Mahkamah Agung.

I. Kewajiban ASN di Mahkamah Agung

 Menaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku


khususnya yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Mahkamah Agung dan Badan Peradilan
yang berada dibawahnya.

 Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, bersemangat, dan bertanggung jawab.

 Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada stakeholders MA menurut bidang tugas


masing-masing.

 Mengamankan keuangan Negara dengan prinsip efisiensi dan efektifitas dengan melaksanakan
penganggaran.

 Mentaati ketentuan jam kerja.

 Berpakaian rapi dan sopan

 Bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap sesame pegawai dan atasan

 Menindaklanjuti setiap pengaduan dan/atau dugaan pelanggaran aturan perlaku.

 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik

 Menjaga nama baik korps pegawai dan institusi mahkamah agung.

II. Larangan ASN di Mahkamah Agung

 Melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

 Melakukan Tindakan yang dapat berakibat merugikan stakeholders MA.

 Menjadi simpatisan atau anggota atau pengurus partai public.

 Melakukan kegiatan yang mengakibatkan pertentangan kepentingan (conflict of interest)

 Melakukan penyimpangan prosedur dan/atau menerima hadiah atau imbalan dalam bentuk
apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu
bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai/pejabat yang
bersangkutan

 Memanfaatkan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik negara tidak sesuai dengan
peruntukannya.

 Membuat, mengkonsumsi, memperdagangkan dan atau mendistribusikan segala bentuk


narkotika dan minuman keras dan atau obat-obatan psikotropika dan atau barang terlarang
lainnya secara illegal.

 Melakukan perbuatan asusila dan berjudi

 Memanfaatkan rahasia negara dan/atau rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain.

III. Sanksi yang didapat oleh ASN di Mahkamah Agung bila melanggar Larangan dari MA

 Sanksi moral berupa permohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau pernyataan
penyesalan

 Hukuman disiplin berdasarkan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 dalam hal terjadi
pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan penerapan hukum yang adil bagi
masyarakat, MA RI juga melakukan penerapan Manajemen ASN dalam instansinya yang mana
Manajemen ASN yang diberlakukan oleh MA RI tersebut terdiri dari :
a. Adanya Penilaian Kinerja Pegawai, yang diwujudkan dalam pembuatan SKP per semester dan
PKP setiap bulan sebagai acuan kinerja pegawai MA RI dengan mengacu kepada Peraturan
Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Sistem Majemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil, Surat Edaran Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai dan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021, serta Surat Edaran Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 1/SE/I/2022 Tentang Tata Cara Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil Tahun 2021.
b. Selain itu implementasi Manajemen ASN yang juga dilakukan oleh MA RI pada proses
Rekrutmen CPNS, Rotasi Pegawai, dan Mutasi Pegawai. Pada Proses Rekrutmen CPNS MA RI
digunakan Sistem Merit sebagai acuan dalam prosesnya, dimana Sistem Merit pada Proses
Rekrutmen CPNS MA RI dilaksanakan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut :
 Tahapan Pertama, yaitu perencanaan kebutuhan pegawai
• Tim Biro Kepegawaian Mahkamah Agung Republik Indonesia menyusun jumlah formasi
penerimaan CPNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban dan analisis beban kerja
dari setiap satuan kerja di seluruh Indonesia.
• MA RI menerbitkan surat pengumuman pelaksanaan seleksi CPNS di website resmi
Mahkamah Agung sebagai bentuk perwujudan asas publisitas.
• Tim seleksi dari MA melakukan seleksi administratif kemudian menyelenggarakan tes SKD
dan SKB yang mana keduanya berbasis CAT sehingga hasilnya dapat kita ketahui sendiri.
Tahapan ini merupakan perwujudan dari nilai akuntabel karena bersifat cepat dan transparan.
 Tahapan Kedua, pegawai ASN terpilih
• Panitia seleksi CPNS Mahkamah Agung Republik Indonesia mengumumkan nama-nama
yang terpilih sekaligus mengungkapkan mekanisme pemberkasannya.
• Setelah seluruh peserta melakukan pemberkasan, tim seleksi melakukan pemeriksaan
terhadap berkas-berkas yang telah tersubmit oleh para CPNS.
 Tahapan Ketiga pegawai ditempatkan sesuai dengan perencanaan
• Mahkamah Agung Republik Indonesia menerbitkan SK CPNS yang ditunjukkan kepada tiap-
tiap peserta dengan tembusan ke satuan kerja masing-masing.
• Seluruh CPNS ditempatkan pada satuan kerjanya diseluruh Indonesia secara merata dan
sesuai formasi yang dilamarUntuk Proses Rotasi dan Mutasi Pegawai juga sudah
dilaksanakan sesuai dengan Implementasi Manajemen ASN dimana setiap ASN atau setiap
Satker pada MA RI dapat mengajukan usul mengenai Rotasi atau Mutasi akan kemudian
akan diproses melalui badan yang berwenang dan memiliki hak prerogatif dalam proses
pengambilan keputusan yang diambil yaitu Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat) yang terbentuk dalam setiap tingkatan satuan kerja di MA RI.
Dari observasi virtual yang telah kami lakukan serta berdasarkan uraian diatas kami sepakat
bahwa penerapan Implementasi Manajemen ASN pada Instansi MA RI pada Proses Rekrutmen dan
Penempatan CPNS, Proses Rotasi, dan Mutasi Pegawai telah sesuai dengan konsep Sistem Merit
yang dimana pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yang menggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua proses dalam pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi dan
kinerja). Selain itu Implementasi Manajemen ASN pada MA RI juga telah dijalankan oleh seluruh
Pegawai MA RI dengan mengikuti standar penerapan Manajemen ASN yang baik dengan
berlakunya Hak dan Kewajiban Pegawai, Larangan dan Sanksi, serta adanya Penilaian Kinerja
Pegawai yang berkelanjutan.

C. IMPLEMENTASI SMART ASN


Smart ASN adalah predikat yang diberikan kepada ASN dengan integritas tinggi, mampu
berbahasa asing, mampu menguasai teknologi informasi dan komunikasi, berjiwa melayani,
memiliki mentalitas wirausaha, jaringan luas dan keramah-tamahan. Dalam rangka
mewujudkan Smart ASN 2024, maka Mahkamah Agung pun melakukan upaya pengembangan
kompetensi yang sistematis dengan membuat beberapa inovasi-inovasi teknologi yang terdapat di
Mahkamah Agung dan sesuai dalam implementasi Smart ASN menurut observasi kelompok kami
adalah :
1. SIMARI, sistem terintegrasi untuk data kepegawaian, keuangan, perencanaan, asset dan
logistik yang dikelola oleh biro terkait
2. SIKEP, Sistem Informasi Kepegawaian adalah aplikasi yang bermanfaat untuk pemetaan
SDM, membantu pengambilan kebijakan dalam promosi dan mutasi, serta pemberian sanksi
dan penghargaan kepada Aparatur peradilan
3. SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara), aplikasi untuk membantu dan mempermudah
para pencari keadilan dalam memonitoring proses penyelesaian perkara.
4. SIWAS (Sistem Informasi Pengawasan), aplikasi yang disediakan oleh Badan pengawasan
MARI, untuk melaporkan suatu perbuatan yang berindikasi pelanggaran yang terjadi
dilingkungan MARI atau badan peradilan dibawahnya
5. E-court, layanan bagi pengguna terdaftar untuk pendaftaran perkara secara online.
6. E-learning, digunakan untuk fasilitas pendidikan dan pelatihan secara elektronik guna
mengembangkan kompetensi warga peradilan.
7. SIMTEPA (Sistem Informasi Manajemen Tenaga Teknis Peradilan Agama).
8. ACO (Access CCTV Online). akan menjadi pijakan untuk mendukung terciptanya
transparansi, pengawasan, dan monitoring kinerja semua satuan kerja yang ada di dalam
lingkungan peradilan agama.
9. E-Prima merupakan kepanjangan dari Electronic Procurement Implementation Management
and Accountability adalah aplikasi yang berfungsi untuk membantu Unit Kerja Pengadaan
Barang dan Jasa (UKPBJ) dalam mengelola atau memanajemen pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa yang terstruktur, jelas, logis serta berbasis kinerja.
10.E-Berpadu adalah kepanjangan dari Elektronik Berkas Pidana Terpadu. Aplikasi e-
BERPADU meliputi berbagai macam pelayanan, di antaranya yaitu: pelimpahan berkas
perkara pidana secara elektronik, permohonan izin/persetujuan penyitaan secara elektronik,
permohonan izin/persetujuan pengeledahan secara elektronik, perpanjangan penahanan secara
elektronik, permohonan izin besuk secara elektronik, dan permohonan pinjam pakai barang
bukti secara elektronik, serta penetapan diversi.
11.E-LITIGASI, merupakan inovasi lebih meluas dari sistem E-Court, yang mana E-Court
melakukan administrasi pelayanan publik pengadilan seperti pendaftaran perkara, notifikasi
secara online serta pemanggilan secara online. Sedangkan, E-Ligitasi dilakukan secara
menyeluruh terhadap tahapan persidangan.
12.SiSUPER merupakan aplikasi pengisian pelayanan secara online
13.SIPERMARI adalah aplikasi yang dipergunakan oleh Mahkamah Agung dan badan-badan
peradilan dibawahnya untuk menatausahakan aset berupa Barang Milik Negara (BMN) agar
terwujud tertib administrasi, tertib fisik/pengelolaan dan tertib hukum.

KESIMPULAN :
o Dengan segala kemajemukan yang dimiliki oleh setiap wilayah pada satuan kerja dibawah instansi
MA RI, maka MA RI dalam menjalankan proses Implementasi Manajemen ASN pada instansinya
memberikan kewenangan kepada Badan Peradilan dibawahnya untuk bisa membuat SOP-nya
sendiri. Sistem manajemen ASN yang terdesentralisir ini ditujukan agar setiap satuan kerja di
bawah instansi MA RI dapat menyesuaikan penerapan manajemen ASN di tempatnya dengan
proses pemberian layanan yang prima pada masing-masing Satuan Kerja.
o Penerapan Implementasi Manajemen ASN pada Instansi MA RI pada Proses Rekrutmen dan
Penempatan CPNS, Proses Rotasi, dan Mutasi Pegawai telah sesuai dengan konsep Sistem Merit.
Selain itu Implementasi Manajemen ASN pada MA RI juga telah dijalankan oleh seluruh Pegawai
MA RI dengan mengikuti standar penerapan Manajemen ASN yang baik dengan berlakunya Hak
dan Kewajiban Pegawai, Pelaksanaan Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai, Penerapan Disiplin
Pegawai, serta adanya Penilaian Kinerja Pegawai yang berkelanjutan.
o Implementasi Smart ASN juga sudah sesuai dengan konsep teori dan regulasi yang kami pelajari,
dibuktikan dengan adanya inovasi berbasis IT secara berkelanjutan yang dilakukan Mahkamah
Agung dimana inovasi-inovasi tersebut sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan pelayanan terhadap internal MA itu sendiri serta untuk
merealisasikan visi Mahkamah Agung yaitu : “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang
Agung”.

Dari kesimpulan penerapan Manajemen ASN dan Smart ASN yang ada dilingkungan Mahkamah
Agung, pembelajaran yang menjadi inspirasi bagi kelompok kami yaitu :
1. Satuan kerja yang dapat menyesuaikan manajemen ASN-nya dengan sistem merit merupakan
salah satu strategi untuk mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena ASN dijamin
obyektivitasnya dalam perjalanan kariernya. Hal inilah yang menjadi contoh agar kami selalu
kompeten dan adaptif terhadap perubahan kondisi kerja di masa depan.
2. Manajemen ASN yang baik merupakan sebuah motivasi bagi kami agar selalu professional dan
konsisten.
3. Pelaksanaan Smart ASN merupakan suatu keharusan di era teknologi agar kami tidak pernah
berhenti untuk berinovasi agar kinerja lebih terdigitalisasi.

Anda mungkin juga menyukai