Anda di halaman 1dari 5

( KOP SURAT INSTANSI )

LAPORAN INTERNALISASI DAN PUBLIKASI KODE ETIK PEGAWAI


PERIODE B06 (APRIL-JUNI) TAHUN 2020
DI LINGKUNGAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN ................
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai yang bekerja di
instansi pemerintah. Untuk melaksanakan tugasnya dengan profesional, pegawai
ASN tidak hanya memiliki kompetensi namun juga harus bersikap, berperilaku,
dan bertindak sesuai pedoman kode etik dan kode perilaku ASN. Kode Etik dan
Kode Perilaku menjadi self-control bagi pegawai ASN untuk melaksanakan
tugasnya secara profesional guna menjamin mutu profesi ASN. Saat ini,
pelanggaran terhadap kode etik dan kode perilaku di kalangan pegawai ASN
masih tinggi. Beberapa faktor penyebabnya adalah belum efektifnya penegakan
kode etik dan kode perilaku ASN di instansi pemerintah; belum berperannya
pimpinan sebagai role model; belum terbangunnya sistem whistle blower; dan
belum terbangunnya sistem informasi pelanggaran.
Kode Etik dan Kode Perilaku merupakan dua peraturan yang berbeda,
namun keduanya dipergunakan untuk mendorong terbentuknya perilaku tertentu
dalam suatu organisasi. Kode etik menurut Business Dictionary adalah pedoman
tertulis yang dikeluarkan suatu organisasi untuk pegawai dan manajemen dalam
rangka menolong mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan standar etika
organisasi. Prinsip-prinsip yang dimuat dalam kode etik luas dan tidak spesifik
karena disusun dengan maksud untuk menyediakan pijakan bagi seseorang untuk
membuat pertimbangan secara mandiri dan menentukan tindakan apa yang tepat
dalam menghadapi suatu situasi. Sebagai contoh, kode etik ASN mengatur bahwa
semua pegawai ASN harus melaksanakan tugas sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang pelaksanaanya masih memerlukan penafsiran.
Sementara itu kode perilaku mengatur secara spesifik perilaku mana yang dapat
diterima atau tidak dapat diterima, yang diwajibkan maupun yang dilarang. Aturan
yang dimuat dalam kode perilaku sudah spesifik dan pelaksanaannya tidak
memerlukan banyak penafsiran. Misalnya, untuk memastikan suatu peraturan
perundang-undangan dilaksanakan maka dalam kode perilaku sudah diatur apa
yang wajib dilakukan dan apa yang dilarang untuk dilakukan.
Perihal kode etik dan kode prilaku pegawai di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM sendiri telah diatur dalam Pereaturan Menteri Hukum dan HAM
No. 20 Tahun 20217 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian
Hukum dan HAM. Penerapan akan pengupayaan implementasi Kode Etik dan
Kode Perilaku di lingkungan pegawai Kementerian Hukum dan HAM khususnya
Pegawai Lapas ................ perlu dilaksanakan secara terus menerus melalui
pendekatan holistik, konsisten, dan berkesinambungan, yang juga menjadi salah
satu baian dari Reformasi Birokrasi. Kemajuan dan keberhasilan Reformasi
Birokrasi menjadi sesuatu yang penting untuk diketahui sebagai dasar bagi
penentuan langkah tindak lanjut dan jaminan proses Reformasi Birokrasi
berkelanjutan. Oleh karena itu perlu dilakukan internalisasi kode etik dan kode
prilaku pegawai kepada seluruh jajaran petugas Lapas ................ dalam rangka
untuk mencapai pemerintahan yang berbasis kinerja.

2. LANDASAN HUKUM
1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3851);
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
3) Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
4) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/15/M.PAN/7/2008 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Reformasi
Birokrasi;
5) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2025;
6) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia;
7) Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2015 tetntang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin Dan Sanksi
Administratif Bagi Pegawai Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan Hak Asasi
Manusia.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari diadakannya internalisasi Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai
adalah untuk mengungatkan kembali dan menanamkan Peraturan Menteri Hukum
Dan HAM Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Kode Etik Dan Kode
Perilaku Pegawai Kementerian Hukum Dan HAM kepada seluruh Pegawai Lapas
.................
Sedangkan tujuan kegiatan tersebut agar seluruh pegawai
mengimplementasikan Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2017 serta mengetahui konsekuensinya bila melanggar sesuai
Peraturan Menteri Hukum Dan HAM Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin Dan Sanksi Administratif Bagi
Pegawai Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM.

4. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan internalisasi Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai dilakukan di
lingkungan Lapas ................ terbagi menjadi 2 tahap :
1) Pembagian buku saku Permenkumham No. 20 Tahun 2017 tentang Peraturan
Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan HAM;
2) Sosialisasi yang dilakukan pada apel pegawai.

B. KEGIATAN YANG DILAKSANAAN


Kegiatan internalisasi ke seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan ................

berupa rapat Pejabat Struktural Lapas ................, sosialisasi kepada regu

pengamanan dalam apel serah terima regu, dan kepada para staf pada apel pagi.

C. HASIL YANG DICAPAI


Seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan ................ telah mengetahui

Permenkumham No. 20 Tahun 2017 tentang Pera serta uran Kode Etik dan Kode

Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan HAM, serta Permenkumham N 23 Tahun

2015 tetntang Tata Cara Penjatuhan Hukuman Disiplin Dan Sanksi Administratif Bagi

Pegawai Di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM.


D. PENUTUP
Demikian Laporan Hasil Pelaksanaan Internalisasi Kode Etik dan Kode Perilaku
Pegawai di Lembaga Pemasyarakatan ................. Harapan kami agar kegiatan ini
dapat berjalan secara berkesinambungan dan memberikan manfaat kepada Lembaga
Pemasyarakatan ................ dan Kementerian Hukum dan HAM.

................, 2 Juli 2021


Kepala Lembaga Pemasyarakatan,

( Nama Lengkap
NIP .....................

Anda mungkin juga menyukai