Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


PADA PASIEN BAYI Ny. A DENGAN PREMATUR
DI RUANG PERINA RSUD DR. CHASABULLAH ABDULMADJID KOTA BEKASI

Disusun oleh :
KIKY RUSYANA
NIM 3720180028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFI�IYAH
JAKARTA
2020

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NEONATUS PREMATUR


A. PENGERTIAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2010).
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan
dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan kesepakatan
WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
* Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
* Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
* Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari
dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu.
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya
sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu.

B. ETIOLOGI
1. Faktor Maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan
infark dari plasenta.
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi autosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin, 2009).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
1. Kehamilan
a. Malformasi Uterus
b. Kehamilan ganda
c. TI. Servik Inkompeten
d. KPD
e. Pre eklamsia/eklamsia
f. Riwayat kelahiran premature
g. Kelainan Rh
2. Penyakit
a. Diabetes Maternal
b. Hipertensi Kronik
c. UTI
d. Penyakit akut lain
3. Sosial Ekonomi
a. Tidak melakukan perawatan prenatal
b. Status sosial ekonomi rendah
c. Malnutrisi
d. Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
1. Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia (<> 40 tahun)
c. Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
2. Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta
(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.
3. Resiko Perilaku dan Lingkungan
a. Nutrisi buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
4. Faktor Resiko Potensial
a. Stres
b. Iritabilitas uterus
c. Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
f. Defisiensi progesteron
g. Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2010)

C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil
karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya
bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta
menurun dan memaksa bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum
masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir
prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar. Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan
mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang
disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester
II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali. Faktor resiko mayor adalah
kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm
pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat
persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila
dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor
atau bila ditemukan keduanya.
Klasifikasi pada bayi premature :
a. Bayi prematur digaris batas
* 37 mg, masa gestasi
* 2500 gr-3250 gr
* 16 % seluruh kelahiran hidup
* Biasanya normal
Masalah :
* Ketidak stabilan
* Kesulitan menyusu
* Ikterik
* RDS mungkin muncul
Penampilan :
* Lipatan pada kaki sedikit
* Payudara lebih kecil
* Lanugo banyak
* Genitalia kurang berkembang
b. Bayi Prematur Sedang
* 31 mg-36 gestasi
* 1500 gr-2500 gram
* 6 %-7 % seluruh kelahiran hidup
Masalah :
* Ketidak stabilan
* Pengaturan glukosa
* RDS
* Ikterik
* Anemia
* Infeksi
* Kesulitan menyusu
Penampilan :
* Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah.
* Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak.
c. Bayi Sangat Prematur
* 24 mg-30 mg gestasi
* 500 gr-1400 gr
* 0,8 % seluruh kelahiran hidup
Masalah : semua
Penampilan :
* Kecil tidak memiliki lemak
* Kulit sangat tipis
* Kedua mata mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2010)
d. Karakteristik Bayi Prematur :
o Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
o Kepala dan badan disporposional
o Kulit tipis dan keriput
o Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
o Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
o Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
o Labia dan clitoris tampak menonjol
o Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki

Kondisi yang menimbulkan masalah bayi prematur :


a. Sistem Pernapasan
~ Otot-otot pernapasan susah berkembang
~ Dinding dada tidak stabil
~ Produksi surfaktan penurunan
~ Pernafasan tidak teratur dengan periode apnea dan sianosis
~ Gangguan reflek dan batuk
b. Sistem Pencernaan
~ Ukuran Lambung Kecil
~ Enzim penurunan
~ Garam Empedu Kurang
~ Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen
~ Keterbatasan melepas insulin
~ Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan
c. Kestabilan Suhu
~ Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen & lipid sedikit
~ Kemampuan menggigil menurunan
~ Aktivitas kurang
d. Sistem Ginjal
~ Ekskresi sodium meningkat
~ Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin menurun
~ Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino &
sodium
e. Sistem Syaraf
~ Respon untuk stimulasi lambat
~ Reflek gag, menghisap & menelan kurang
~ Reflek batuk lemah
~ Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum berkabung
f. Infeksi
~ Pembentukan antibodi kurang
~ Tidak ada immunoglobulin M
~ Kemotaksis terbatas
~ Opsonization penurunan
~ Hypo fungsi kel. adrenal
g. Fungsi Liver
~ Kemampuan mengkonjugasi billirubin
~ Penurunan Hb setelah lahir

D. Komplikasi Umum Pada Bayi Prematur


a. Sindrom Gawat Napas (RDS)
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan
usaha nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok.
b. Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP)
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring.
c. Duktus Arteriosus Paten (PDA)
d. Necrotizing Enterocolitas (NEC)
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat � alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan
dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka
perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu
pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan
yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai yang relative
lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah
kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu
diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat
konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di
rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg
adalah 35 ?C dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah 34 ?C agar ia dapta
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ?C. Kelembapan incubator berkisar antara 50%-
60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan
pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1?C perminggu untuk bayi dengan berat
badan 2 kg dan secara berangsur-angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur
bayi dengan suhu lingkungan 27?C-9?C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat
dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botolbotol hangat disekitarnya atau
dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36?C - 37?C adalah dengan memakai alat
�perspexheat shield� yang diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini
digunakan untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir-akhir ini telah mulai
digunakan incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor
probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat
servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan pada derajat
yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan
lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk pengawasan
mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan
sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini-dininya dan
tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
b. Pemberian ASI pada bayi premature
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu pada
bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang
melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang
melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu.
Jadi apabila bayi lahir sangat premature (<30>Sering kali terjadi kegagalan
menyusui pada ibu yang melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu
stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi
prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap
kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks, peristaltik lambat. Agar ibu
yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga
dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan
ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung. 1). Bayi
prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat langsung
disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari � hari pertama kalau ASI belum mencukupi
dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 � 10 kali sehari. 2)�Bayi
prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 � 34 minggu), refleks hisap belum
baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok /
cangkir, 10 � 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 � 1500 gram (30
� 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah
melalui pipa orogastrik 12X sehari. �Bayi prematur dengan berat lahir <1250>
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung
masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu
kebutuhan protein 3 � 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar
berat badan bertambah sebaik � baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang
diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam
agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Sebelum pemberian
minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk
mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan
lambung juga dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi
denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan
berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu
botol, terutama pada hari � hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde
lambung (orogastrik intubation). Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali
adalah 1 � 5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12
jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan
sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan
tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya
fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan
sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga
berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS),
vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya.
Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun
dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi silang melalui para
dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi.
Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan :
1.�Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi
2.�Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi
3.�Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama
seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan
cairan antisptik)
4.�Membersihkan ruangan pada waktu � waktu tertentu
5.�Setiap bayi memiliki peralatan sendiri
6.�Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan
7.�Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi
8.�Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik � baiknya
9.�Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca
e.�Minum cukup
Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu sesuai
kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan
dengan menggunakan pipet.
f.�Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur
yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan kenaikan berat
badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g.�Membantu beradaptasi
Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi
beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak
ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang
menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya
mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi
kesehatan bayi secara umum.(Didinkaem, 2007).
2.�Perawatan di rumah
a.�Minum susu
Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan,
ibu � ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi
ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup
bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi
yang terkandung didalamnya belum ada yang menandinginya dan ASI dapat mempercepat
pertumbuhan berat anak.
b.�Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil.
Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak
memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati
kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin.
c.�Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua
harus berhati � hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus
meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
d.�BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu
dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi
susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali
segera membawanya ke dokter.
e.�Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain,
menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar �
gambar dan mainan berwarna cerah.

F.�PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.�Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2.�Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 � 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 �
45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 � 94 %.
3.�Kimia darah sesuai kebutuhan
v�Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 � 3 hari adalah 14,5 � 22,5 gr/dl
v�Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
v�LED darah lengkap untuk anak � anak
Menurut :
Westerfreen : 0 � 10 mm/jam
Wintrobe�: 0 � 13 mm/jam
v�Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm�. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 �
225.000/ mm�.
v�Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 � 100.000/ mm�.
v�Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 � 27 mEq/ L
v�Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 � 3 hari)
Adalah 4,0 � 6,6 juta/mm�.
v�MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 � 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 � 121 �m�
v�Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 � 7,5
4.�Pemeriksaan�sinar sesuai kebutuhan
5.�Penyimpangan darah tali pusat

ASUHAN KEPERAWATAN
A.��������Pengkajian
1.������Biodata
a.�������Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
b.������Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
c.�������Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d.������Riwayat penyakit sekarang.
e.�������Riwayat penyakit keluarga.
f.�������Riwayat penyakit dahulu.
2.������Pemeriksaan fisik biologis
*���������Ibu
-����������Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
-����������Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu dan
sekarang.
-����������Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
-����������Riwayat penyakit ibu.
-����������Psikososial dan spiritual ibu.
-����������Riwayat perkawinan.
*���������Bayi
-����������Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD < 30 cm.
-����������Inspeksi
1.������Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
2.������Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
3.������Kulit tipis, transparan dan mengkilapantung dalam lipatan (tidak ada lemak
su
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm)
murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan,
fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt)
mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS)
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
Kulit transparan
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
Ekstremitas tampak edema
Garis telapak kaki terlihat
Kuku pendek
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol
testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang :
? Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
? Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
? Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Clorida darah : 112 mEq
- Natrium darah : 140
- Kalium : 4,1
- GDS : 63

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi
surfaktan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
koordinasi reflek mengisap dan menelan.
f. Resiko tinggi hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampuan merasakan dingin berkeringat.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya

3. Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Rencana TujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pertukaran gas pasien kembali normal dengan kriteria hasil:
Tidak terdapat dispnea
Nilai AGD dalam rentang normal
Pasien tidak sesak lagi
Tidak terjadi sianosis
Observasi pernafasan seperti cuping hidung, dispnea, dan ronkhi
Observasi status jantung (frekuensi,pola,suara jantung)
Observasi pemberian oksigen dan catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4 jam
Pantau warna kulit dan mukosa bibir
Mengetahui frekuensi, pola,suara napas pasien
Mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler
Meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan penurunan kongesti
Mencegah pasien menjadi sianosis dan tetap mempertahankan suhu tubuh pasien dalam
keadaan hangat

b. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan,


keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan
Rencana TujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pola napas pasien kembali normal dengan kriteria hasil:
Respirasi Rate 30-60 x/menit
Tidak terdapat penggunaan otot-otot bantu napas
Tidak bernapas dengan cuping hidung
Observasi frekuensi pernafasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot dan warna
kulit)
Posisikan bayi terlentang dengan gulungan kain di bawah bahu
berikan rangsangan t�ctil
kolaborasi:
Berikan O2 = � liter
Berikan obat aminofilin 2 x 0,15 cc Mengetahui status pernapasan klien
Meningkatkan pengembangan paru
Merangsang bayi agar mau menangis sehingga pengembangan paru diharapkan akan
mengembang secara sempurna
Membantu memperlancar pernapasan pada bayi

c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi


surfaktan.
Rencana TujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan saluran napas klien bersih, dengan kriteria hasil:
Tidak terdengar suara napas tambahan ronchi
Tidak terdapat sekret
Pasien dapat bernapas dengan lega
Observasi pernapasan klien: suara napas, frekuensi napas
Lakukan fisioterapi dada dengan menepuk-nepuk dada atau punggung pasien dengan 2
jari perawat
Kolaborasi suction untuk mengeluarkan sekret pada pasien
Mengetahui status pernapasan klien
Membantu pengeluaran sekret
Membantu mengeluarkan sekret dan melancarkan jalan napas pasien

d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah


Rencana tujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24
jam diharapkan resiko perubahan perfusi klien tidak terjadi, dengan kriteria hasil:
TTV dalam batas normal (Nadi: 120-160x/mnt, Suhu: 36-37,4 derajat celcius,
Respirasi: 30-60x/mnt)
Akral klien hangat
Pengisian kapiler < 3 detik1. Monitor tanda-tanda vital, bunyi jantung, denyut
jantung, irama jantung
2. Observasi pengisian kapiler klien
3. Anjurkan penggunaan kaos kaki dan minyak hangat pada telapak tangan dan kaki1.
Data dasar mengetahui perkembangan klien dan mengetahui ada tidaknya kelainan
jantung
2. Mengetahui pengisian kapiler klien dalam batas normal
3. Menjaga agar akral tetap hangat

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi


enzim.
Rencana Tujuan IntervensiRasional setelah diberikan askep selama 5x24 jam
diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil :
Pasien menghabiskan 50-100cc asi atau susu formula
Tidak mengalami anoreksia, mual, muntah
Menunjukkan peningkatan berat badan
Pantau dan dokumentasikan haluaran tiap jam secara adekuat

Timbang BB klien
Berikan susu sedikit tapi sering
Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa
mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.
Monitor intake dan output secara periodik.
Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi.�Mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
Membantu menentukan berat badan yang ideal
Mengurangi anoreksia, mual dan muntah
Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat dalam
pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
Menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan
nutrisi.f. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP
imatur, ketidak mampian merasakan dingin dan berkeringat
Rencana TujuanIntervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama
3x24jam diharapkan hipotermia tidak terjadi dengan kriteria hasil:
suhu tubuh dalam batas normal (36,8-37,40C)
akral tersaba hangat
gunakan lampu pemanas selama prosedur
kurangi pemajanan pada aliran udara
ganti bila pakaian basah
observasi system pengaturan suhu incubator setiap 15 menit (33,4oC)
mempertahankan panas tubuh
mengurangi penguapan melalui konveksi
pakaian basah bisa menyebabkan hipotermi
mengetahui adanya peningkatan dan penurunan suhu inkubator yg dapat mempengaruhi
suhu tubuh
g. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
Rencana tujuan Intervensi Rasional Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
3x24jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
TTV normalPertahankan cuci tangan yang benar
Pertahankan kesterilan alat
Observasi tanda � tanda vital, terutama suhu tubuh

Tekankan pentingnya oral hygiene yang baik

Hindari atau batasi prosedur invasif. Taati tehnik aseptik


Berikan antibiotik sesuai indikasi1. Sebagai universal precaution
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Peningkatan suhu terjadi karena berbagai faktor, salah satunya adalah proses
penyakit atau infeksi
4. Terjadinya stomatitis meningkatkan resiko terhadap infeksi/pertumbuhan sekunder
5. Menurunkan risiko kontaminasi, membatasi masuknya agen infeksi
6. Digunakan untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada
klien imunosupresi
h.Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
Rencana tujuanIntervensi Rasional Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pasien dapat menerima informasi tentang kondisi anaknya dengan
kriteria hasil:
1. Klien mengatakan mengerti dengan informasi yang diberikan.
2. Klien mampu mengulang informasi yang telah diberikan.Observasi pemahaman kelurga
tentang bayi prematur.

Observasi pengetahuan klien mengenai kondisi anaknya

Jelaskan mengenai hal � hal yang ingin diketahui oleh klien.

Berikan informasi tentang pengobatan dan perawatan tentang kondisi anaknya

Motivasi orang tua pasien mengekspresikan ketidaktahuan / kecemasan dan beri


informasi yang dibutuhkanMengidentifikasi area kekurangan pengetahuan, salah
informasi dan memberi kesempatan untuk memberikan informasi tambahan sesuai
keperluan.
Mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga memudahkan perawat dalam memberikan
informasi.
Memenuhi kebutuhan belajar klien.
Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengobatan dan perawatan diri sehingga
orang tua anak dapat bersikap kooperatif.
Memberikan kesempatan untuk mengoreksi persepsi yang salah dan mengurangi
kecemasan.
i.Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
Rencana tujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan kecemasan pasien berkurang dengan kriteria hasil:
Orang tua dapat menerima kondisi anaknya
Ketakuan orang tua berkurang
1. Dampingi orang tua pasien dalam merawat anaknya
2. Bantu orang tua untuk mengekspresikan ketakutan
3. Ajarkan orang tua tentang teknik relaksasi dengan menarik napas dalam1.
Mengurangi ketegangan pada orang tua saat merawat anaknya
2. Mengurangi stres pada orang tua dalam menghadapi kondisi anaknya
3. Mengurangi ketakutan orang tua
j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya
Rencana tujuan intervensiRasional Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan kecemasan orang tua pasien berkurang dengan kriteria hasil:
Orang tua pasien tidak tampak cemas
Ekspresi wajah tenang
Beri penjelasan kepada keluarga tentang penyebab bayi prematur
Beri kesempatan pada keluarga untuk menanyakan hal-hal yang tidak diketahui
Lakukan evaluasi setelah memberikan penjelasan pada keluarga
Libatkan orang tua dalam perawatan pasienAgar keluarga mengerti tentang penyakit
pasien
Mengurangi kecemasan dan memotivasi keluarga dalam perawatan pasien
Untuk mengetahui tentang informasi yang telah disampaikan apakah benar-benar sudah
diterima atau belum
Dapat memberi support dalam proses penyembuhan pasien.4. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan adalah langkah keempat dalam proses keperawatan dengan
melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun.

5. Evaluasi :
Pertukaran gas kembali normal
Pola napas kembali normal
Jalan napas pasien bersih
Perfusi jaringan pasien kembali normal
Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
Bayi tidak mengalami infeksi
Pengetahuan orang tua bertambah tentang kondisi anaknya
Orang tua tidak cemas saat merawat anaknya
Orang tua tidak mengalami ketakutan saat mengetahui kondisi anaknya

DAFTAR PUSTAKA

Boback. 2010. Keperawatan Maternitas. Ed. 4. Jakarta : EGC.


Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Dorlan, W. A. Newman. 2002.�Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif dkk. 2002.�Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta :
Media Asculapius FKUI
Saccharin, Rossa M. 2009. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Ed. 2. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2010. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai