Disusun oleh :
KIKY RUSYANA
NIM 3720180028
B. ETIOLOGI
1. Faktor Maternal
Toksemia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu
untuk menahan fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan
infark dari plasenta.
2. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi autosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin, 2009).
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
1. Kehamilan
a. Malformasi Uterus
b. Kehamilan ganda
c. TI. Servik Inkompeten
d. KPD
e. Pre eklamsia/eklamsia
f. Riwayat kelahiran premature
g. Kelainan Rh
2. Penyakit
a. Diabetes Maternal
b. Hipertensi Kronik
c. UTI
d. Penyakit akut lain
3. Sosial Ekonomi
a. Tidak melakukan perawatan prenatal
b. Status sosial ekonomi rendah
c. Malnutrisi
d. Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
1. Resiko Demografik
a. Ras
b. Usia (<> 40 tahun)
c. Status sosio ekonomi rendah
d. Belum menikah
e. Tingkat pendidikan rendah
2. Resiko Medis
a. Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
b. Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
c. Anomali uterus
d. Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
e. Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta
(misal : plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal :
pielonefritis, UTI), inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin.
3. Resiko Perilaku dan Lingkungan
a. Nutrisi buruk
b. Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
c. Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
d. Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
4. Faktor Resiko Potensial
a. Stres
b. Iritabilitas uterus
c. Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
d. Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
e. Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
f. Defisiensi progesteron
g. Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2010)
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil
karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda,
mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya
bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta
menurun dan memaksa bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum
masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir
prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi
beradaptasi dengan lingkungan luar. Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan
mencari faktor resiko mayor atau minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang
disertai demam, perdarahan pervaginam pada kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat
pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari, riwayat abortus pada trimester
II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali. Faktor resiko mayor adalah
kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks terbuka lebih dari 1 cm
pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang dari 1 cm pada
kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali, riwayat
persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila
dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila ada 2 atau lebioh resiko minor
atau bila ditemukan keduanya.
Klasifikasi pada bayi premature :
a. Bayi prematur digaris batas
* 37 mg, masa gestasi
* 2500 gr-3250 gr
* 16 % seluruh kelahiran hidup
* Biasanya normal
Masalah :
* Ketidak stabilan
* Kesulitan menyusu
* Ikterik
* RDS mungkin muncul
Penampilan :
* Lipatan pada kaki sedikit
* Payudara lebih kecil
* Lanugo banyak
* Genitalia kurang berkembang
b. Bayi Prematur Sedang
* 31 mg-36 gestasi
* 1500 gr-2500 gram
* 6 %-7 % seluruh kelahiran hidup
Masalah :
* Ketidak stabilan
* Pengaturan glukosa
* RDS
* Ikterik
* Anemia
* Infeksi
* Kesulitan menyusu
Penampilan :
* Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah.
* Kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak.
c. Bayi Sangat Prematur
* 24 mg-30 mg gestasi
* 500 gr-1400 gr
* 0,8 % seluruh kelahiran hidup
Masalah : semua
Penampilan :
* Kecil tidak memiliki lemak
* Kulit sangat tipis
* Kedua mata mungkin berdempetan
(Bobak. Ed 4. 2010)
d. Karakteristik Bayi Prematur :
o Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan
o Kepala dan badan disporposional
o Kulit tipis dan keriput
o Tampak pembuluh darah di abdomen dan kulit kepala
o Lanugo pada extremitas, punggung dan bahu
o Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipat
o Labia dan clitoris tampak menonjol
o Sedikit lipatan pada telapak tangan & kaki
F.�PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.�Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2.�Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 � 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 �
45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 � 94 %.
3.�Kimia darah sesuai kebutuhan
v�Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 � 3 hari adalah 14,5 � 22,5 gr/dl
v�Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
v�LED darah lengkap untuk anak � anak
Menurut :
Westerfreen : 0 � 10 mm/jam
Wintrobe�: 0 � 13 mm/jam
v�Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm�. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 �
225.000/ mm�.
v�Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 � 100.000/ mm�.
v�Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 � 27 mEq/ L
v�Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 � 3 hari)
Adalah 4,0 � 6,6 juta/mm�.
v�MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 � 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 � 121 �m�
v�Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 � 7,5
4.�Pemeriksaan�sinar sesuai kebutuhan
5.�Penyimpangan darah tali pusat
ASUHAN KEPERAWATAN
A.��������Pengkajian
1.������Biodata
a.�������Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
b.������Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
c.�������Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d.������Riwayat penyakit sekarang.
e.�������Riwayat penyakit keluarga.
f.�������Riwayat penyakit dahulu.
2.������Pemeriksaan fisik biologis
*���������Ibu
-����������Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
-����������Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu dan
sekarang.
-����������Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
-����������Riwayat penyakit ibu.
-����������Psikososial dan spiritual ibu.
-����������Riwayat perkawinan.
*���������Bayi
-����������Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD < 30 cm.
-����������Inspeksi
1.������Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
2.������Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
3.������Kulit tipis, transparan dan mengkilapantung dalam lipatan (tidak ada lemak
su
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm)
murmur jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
Berat badan kurang dari 2500 g
c. Neurosensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan,
fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat
Reflek tergantung pada usia gestasi
d. Pernafasan
Apgar score mungkin rendah
Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt)
mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal subternal, sianosis ada.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS)
e. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Menangis mungkin lemah
Wajah mungkin memar, mungkin kaput suksedaneum
Kulit transparan
Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh tubuh
Ekstremitas tampak edema
Garis telapak kaki terlihat
Kuku pendek
f. Seksualitas
Persalinan / kelahiran tergesa-gesa
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol
testis pria tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang :
? Pengobatan :
- Cettrazidine 2 x 75 mg
- Aminophylin 2 x 0,15 /IV
- Mikasin 2 x 10 mg
- Aminosteril 15 cc
? Perhatian Khusus:
- O2
- Observasi TTV
? Laboratorium pada tanggal 27 September 2005 :
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Clorida darah : 112 mEq
- Natrium darah : 140
- Kalium : 4,1
- GDS : 63
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, sianosis, apnea.
b. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan
perkembangan otot, penurunan energi / kelelahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan produksi
surfaktan.
d. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar Hb dalam darah.
e. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
koordinasi reflek mengisap dan menelan.
f. Resiko tinggi hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampuan merasakan dingin berkeringat.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
h. Kurang Pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
keadaannya anaknya
i. Ketakutan orang tua berhubungan dengan takut akan kehilangan anaknya
j. Ansietas orang tua berhubungan dengan prognosis penyakit anaknya
3. Intervensi Keperawatan
a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Rencana TujuanIntervensiRasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24
jam diharapkan pertukaran gas pasien kembali normal dengan kriteria hasil:
Tidak terdapat dispnea
Nilai AGD dalam rentang normal
Pasien tidak sesak lagi
Tidak terjadi sianosis
Observasi pernafasan seperti cuping hidung, dispnea, dan ronkhi
Observasi status jantung (frekuensi,pola,suara jantung)
Observasi pemberian oksigen dan catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4 jam
Pantau warna kulit dan mukosa bibir
Mengetahui frekuensi, pola,suara napas pasien
Mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikuler
Meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan penurunan kongesti
Mencegah pasien menjadi sianosis dan tetap mempertahankan suhu tubuh pasien dalam
keadaan hangat
Timbang BB klien
Berikan susu sedikit tapi sering
Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa
mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.
Monitor intake dan output secara periodik.
Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan
medikasi.�Mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
Membantu menentukan berat badan yang ideal
Mengurangi anoreksia, mual dan muntah
Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat dalam
pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
Menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk meningkatkan
nutrisi.f. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP
imatur, ketidak mampian merasakan dingin dan berkeringat
Rencana TujuanIntervensi RasionalSetelah diberikan asuhan keperawatan selama
3x24jam diharapkan hipotermia tidak terjadi dengan kriteria hasil:
suhu tubuh dalam batas normal (36,8-37,40C)
akral tersaba hangat
gunakan lampu pemanas selama prosedur
kurangi pemajanan pada aliran udara
ganti bila pakaian basah
observasi system pengaturan suhu incubator setiap 15 menit (33,4oC)
mempertahankan panas tubuh
mengurangi penguapan melalui konveksi
pakaian basah bisa menyebabkan hipotermi
mengetahui adanya peningkatan dan penurunan suhu inkubator yg dapat mempengaruhi
suhu tubuh
g. Resiko infeksi berhubungan dengan respon imun imatur, prosedur invasif
Rencana tujuan Intervensi Rasional Setelah diberikan asuhan keperawatan selama
3x24jam diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
TTV normalPertahankan cuci tangan yang benar
Pertahankan kesterilan alat
Observasi tanda � tanda vital, terutama suhu tubuh
5. Evaluasi :
Pertukaran gas kembali normal
Pola napas kembali normal
Jalan napas pasien bersih
Perfusi jaringan pasien kembali normal
Bayi dapat menunjukan penambahan berat badan (2x 20-30 gr/hr)
Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
Bayi tidak mengalami infeksi
Pengetahuan orang tua bertambah tentang kondisi anaknya
Orang tua tidak cemas saat merawat anaknya
Orang tua tidak mengalami ketakutan saat mengetahui kondisi anaknya
DAFTAR PUSTAKA