Mengucapkan salam :
(lalu khotib duduk dan muadzin mengumandangkan azan. Setelah selesai adzan, khatib berdiri lagi dan
langsung membaca hamdalah kalimat pujian (hamdalah), yaitu:
WA NASTA’IINUHUU WA NASTAGHFIRUHU
Membaca syahadat :
Membaca shalawat :
Membaca ayat alqur’an yang lain sesuai dengan topik khutbah yang akan anda sampaikan.
amma ba’du
“Mulai berkhutbah sesuai topiknya dan diawali dengan memanggil jamaah, bisa dengan panggilan
ayyuhal muslimun atau ma’asyiral muslimin rahimakumullah, atau sidang jum’at yang dirahmati allah”.
Menutup khutbah pertama dengan do’a untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat
WA ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM, LII WA LAKUM WA LII SYAA-IRIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL
MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT MIN KULLI DZANBIIN
Duduk sebentar (tuma’ninah) untuk memberi kesempatan jamaah jum’at untuk beristighfar dan
membaca shalawat pelan-pelan (kira2 seperti jangka waktu membaca QS. Al-Ikhlas, ingat, ini kira2,
jangan dibaca benaran QS. Al-Ikhlasnya).
Khutbah kedua
Khutbah kedua aturannya persis sama dengan khutbah pertama semua urutan dari hamdalah, syahadat,
shalawat, wasiat taqwa, ayat qur’an, dan do’a untuk seluruh orang muslim/muslimat dan
mu’minin/mu’minat harus dipenuhi. Contoh bacaan yang berbeda pada khutbah kedua:
ALHAMDULILLAH,
AMMA BA’DU
Bacaan penutup wasiat khutbah kedua dan membaca ayat al qur’an yang menyuruh bershalawat (al
ahzab 56)
YAA AYYUHAL LADZIINA AAMANUU SHALLUU ‘ALAIHI WA SALLIIMU TASLIIMAAN (baca: TASLIIMAA)
ALLAHUMMAGH FIR LIL MU’MINIINA WAL MU’MINAAT WAL MUSLIMIINA WAL MUSLIMAAT
ALLAHUMAGH FIR LANA DZUNUBANA WA KAFFIR ANNA SAYIATINA WA TAWAFANA MA’AL ABROR.
ALLAHUMMA INNAA NAS ALUKA DAULATAN KHILAFATAN ROOSYIDATAN 'ALA MINHAJIN NUBUWWATI
ROBBANAA LAA TUZIGH QULUBANA BA’DA IDZ HADAITANA WA HABLANA MIL LADUNGKA ROHMA
INNAKA ANTAL WAHHAAB.
RABBANAA AATINAA FID DUN-YAA HASANAH WA FILL AAKHIRAATI HASANAH WA QINAA ‘ADZAABAN
NAAR.
Penutup khutbah kedua (bacaan ini didekritkan oleh khalifah umar bin abdul aziz harus dibaca karena
pada masa itu khutbah jum’at sering digunakan untuk menyerang lawan politik oleh para khatib, diambil
dari surat an nahl 90)
‘IBAADALLAH
WA LADZIKRULLAAHI AKBARU
WA AQIIMUSH SHALAH