Anda di halaman 1dari 4

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Kasih sayang sebuah nilai yang universal, semua orang di dunia menyetujui bahwa kasih sayang adalah

nilai yang agung, semua orang di dunia suka akan hal itu. Sebagai sebuah agama dunia, Islam sangat

menaruh perhatian terhadap kasih sayang itu. Islam memang agama kasih sayang. “Barangsiapa yang

tidak menyayang, tidak akan disayang.” Barangsiapa tidak menyayangi yang di bumi, maka tidak akan

disayangi oleh yang di langit.”

Mengingat tingginya nilai kasih sayang dalam pandangan Islam, maka kasih sayang diberikan, dirayakan

sepanjang waktu. Tidak ada waktu khusus untuk saling menyayangi, misalnya tahun kasih sayang, bulan

kasih sayang, atau hari kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam terjadi sepanjang hari, sepanjang

kehidupan. Kalau terjadi peristiwa seperti itu, pasti bukan dari Islam.

Selain itu kasih sayang Islam untuk seluruh makhluk Allah. Bahkan Rasullah saw melebel orang yang

tidak menyayangi yang kecil dan yang besar (dengan menghormatinya) bukan termasuk umatnya.

Sehingga Islam tidak mengenal kasih sayang hanya untuk orang tertentu saja, apalagi hanya kepada

lawan jenis.

Sementara, hadirin, di tengah-tengah masyarakat kita-khususnya diperkotaan-telah muncul perayaan hari

kasih sayang yang disebut dengan valentine’s day. Merayakannya dengan menghabiskan hari dengan

orang terkasih, yaitu kekasihnya. Makan malam bersama di tempat yang romantis, sambil menikmati

iringan lagu My Valentine. Saling memberikan kado, coklat, yang disertai kartu ucapan. Hari itu dianggap

hari yang special. Interior di mall, supermarket atau pusat perbelanjaan di rancang demikian romantis

dipenuhi pernak-pernik berbentuk hati, ada rangkaian bunga indah, coklat, pita disana-sini, yang

kesemuanya didominasi warna pink. Kartu ucapan sayangpun marak dijual di emperan toko-toko.

Hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Perayaan seperti jelas bukan dari Islam karena seperti yang disebutkan diatas, Islam hanya mengenal

bahwa kasih sayang itu dilakukan setiap hari. Lalu darimana perayaan seperti ini? Banyak orang

bercerita tentang asal muasal valentine’s day itu, namun beberapa para ahli mengatakan bahwa asal

mula Valentine itu berkaitan dengan St. Valentine. Ia adalah seorang pria Roma yang menolak

melepaskan agama Kristen yang diyakininya.


Ia meninggal pada 14 Februari 269 Masehi, bertepatan dengan hari yang dipilih sebagai pelaksaan

‘undian cinta’. Legenda juga mengatakan bahwa St. Valentine sempat meninggalkan ucapan selamat

tinggal kepada putri seorang narapidana yang bersahabat dengannya. Di akhir pesan itu, ia menuliskan :

“Dari Valentinemu”.

Sementara itu sebuah cerita lain mengatakan bahwa Saint Valentine adalah seorang pria yang

membaktikan hidupnya untuk melayani Tuhan di sebuah kuil pada masa pemerintahan Kaisar Claudius.

Ia dipenjarakan atas kelancangannya membantah titah sang kaisar. Baru pada tahun 496 Masehi,

pendeta Gelasius menetapkan 14 Februari sebagai hari penghormatan bagi Valentine.

Akhirnya secara bertahap 14 Februari menjadi hari khusus untuk bertukar surat cinta dan St. Valentine

menjadi idola para pecinta. Datangnya tanggal itu ditandai dengan pengiriman puisi cinta dan hadiah

sederhana, semisal bunga. Sering juga untuk merayakan hari kasih sayang ini dilakukan acara

pertemuan besar atau bahkan permainan bola.  Acara Valentine mulai dirayakan besar-besaran

semenjak tahun 1800 dan pada perkembangannya, kini acara ini menjadi sebuah ajang bisnis yang

menguntungkan.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah,

Nah, ternyata benar, valentine’s day itu bukan dari Islam, bahkan merayakannya akan menyeret

pelakunya kepada kemusyrikan, sebuah perbuatan yang akan mencederai ketauhidan kepada Allah. Ini

masalah besar dalam Islam.

Masalah besar lainnya adalah berkurangnya nilai kasih sayang, yang oleh Islam dijunjung tinggi.

Terkesan bahwa kasih sayang itu hanya terbatas hubungan laki-laki dan perempuan, padahal sejatinya

kasih sayang itu lebih luas dari yang dipraktekkan. Bahkan kasih sayang-yang mulia itu-dipraktekkan

dengan perzinahan. Dipraktekkan dengan pergaulan bebas, terjadi de-sakralisasi seks. Sungguh praktek

kasih sayang yang jauh dari ketinggian Islam.

Selanjutnya valentine’s day akan memunculkan memunculkan dan membentuk akhlak baru yang

mengkhawatirkan, diantaranya:

Pertama, munculnya akhlak tasyabuh yaitu akhlak meniru orang lain dengan tanpa mengetahui dan

mempertimbangkan sebab dilakukannya valentine’s day. Dengan meniru praktek berkasih saying yang
buruk akan membuat ketinggian kasih saying Islam akan pudar dan secara perlahan akan sirna. Untuk itu

Rasulullah saw memagari umatnya dengan sebuah hadits:

‫وم َفه َُو مِنهُم رواه الترمذي‬


ٍ ‫مَن َت َش َب َه ِب َق‬

“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” [HR. Tirmidzi.]

Kedua, dengan meniru orang lain menunjukkan ketidakberdayaan umat Islam yang pada gilirannya akan

meninggalkan ciri ketinggian nilai-nilai Islam, menanggalkan identitas keislaman. Nantinya umat Islam

berperilaku mengikuti trend yang sedang berkembang di tengah-tengah masyarakat-yang sekarang ini-

dipengaruhi oleh budaya global melalui berbagai media. Karena dengan mengikuti Valentine bukan saja

sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus

mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, dansa-dansa, dan

mengumbar nafsu lainnya.

Ketiga, valentine’s day secara tidak langsung memberi keuntungan kepada pihak kapitalis dan

menjadikan umat Islam sebagai konsumen saja. Mereka yang membuat, memproduksi barang

kepentingan perayaan, sementara pembelinya adalah umat Islam.

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah,

Dikala seperti ini, kita pegang saja kuat-kuat Sabda Nabi Muhammad saw: “katakanlah: aku beriman

kepada Allah kemudian istiqamahlah!” Dengan iman yang menancap di lubuk hati, sampai pada cinta

kepada keimanan dan iman itu menghiasinya, maka akan benci kepada bentuk kekafiran, kefasikan, dan

kedurhakaan sebagai firman Allah di Surat al-Hujurat: 7

َ
ْ ‫\وب ُك ْم َو َك\\رَّ َه إِلَ ْي ُك ُم ْال ُك ْف\\رَ َو ْالفُ ُس\وقَ َو ْالع‬
َ‫ِص\يَان‬ ٍ ‫َواعْ لَمُوا أَنَّ فِي ُك ْم رَ سُو َل هَّللا ِ لَ ْو يُطِ ي ُع ُك ْم فِي َكث‬
ِ \ُ‫ِير مِنَ اأْل مْ\ ِر لَعَ ِن ُّت ْم َولَكِنَّ هَّللا َ حَ بَّبَ إِلَ ْي ُك ُم اإْل ِي َم\\انَ َو َز َّي َن\ ُه فِي قُل‬

َ‫أُولَئِكَ ُه ُم الرَّ اشِ ُدون‬

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam

beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’

kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci

kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang

lurus,”

Inilah benteng yang kuat untuk menangkis serangan globalisasi yang kuat sekali menerpa nilai-nilai Islam

yang kita miliki.


Setelah kita menggenggam keimanan dengan erat, bertahanlah, istiqamahlah, berjalan terus diatas jalan

yang lurus. Jangan lupa pelajari ilmu dan jangan pula pernah jemu. Orang berilmu akan mengetahui

terang di dalam kegelapan, akan mengetahui jalan keluar dalam kesesatan, akan mengetahui kebenaran

diantara kebatilan.

Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai