Akan
tetapi hal tersebut menjadi tercela dalam Islam apabila orang yang diikuti berbeda dengan
kita dari sisi keyakinan dan pemikiran. Apalagi bila mengikuti dalam perkara akidah, ibadah,
syiar dan kebiasaan. Padahal Rasulullah Saw telah melarang untuk mengikuti tata cara
peribadatan selain Islam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang artinya: Barangsiapa
meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut. (HR. At-Tirmidzi).
Valentines Day adalah salah satu contoh hari besar di luar Islam yang pada hari itu sebagian
kaum muslimin ikut memperingatinya, terutama kalangan ramaja dan pemuda. Padahal
Valentine menurut salah satu versi sebuah ensiklopedi adalah nama pendeta St Valentine
yang dihukum mati karena menentang Kaisar Claudius II, yang merlarang pernikahan di
kalangan pemuda.
Valentines atau hari kasih sayang adalah sebuah tradisi bagi kaum muda mudi yang biasa
diperingati setiap tanggal 14 Februari di berbagai negara yang secara realitanya bukan hanya
remaja dan ABG (Anak Baru Gede) saja, tapi mereka yang sudah berkeluarga pun ikut
memeriahkannya dengan berbagai cara serta keunikan tersendiri dalam mengungkapkan
sebuah arti kasih sayang.
Dengan berlabelkan cinta, Valentine's kian membudaya di Indonesia entah sejak kapan asal
muasal Valentines datang dan dimeriahkan di negeri ini, yang jelas Valentines adalah sebuah
prodak Eropa beberapa abad lalu yang kemudian diikuti oleh sebagian rakyat Indonesia.
Banyak versi yang menerangkan asal muasal Valentines Day.
Pertama, sebuah tanggal untuk mengenang tokoh Kristen bernama Santa Valentine yang
tewas sebagai martir, ia hukum mati dengan cara dipukuli dan dipenggal kepalanya pada
tanggal 14 Februari 270 M oleh Kaisar Romawi yaitu Raja Cladius II (268-270).
Kedua, sebuah tanggal untuk menghormati Dewi Juno yang dikenal dengan Dewi perempuan
dan perkawinan, adalah suatu kepercaayaan bangsa Romawi Kuno bahwa Dewi Juno adalah
Ratu dari Dewa dan Dewi bangsa Romawi.
Apabila kita perhatikan beberapa versi di diatas, sebenarnya tidak ada hubungannya sama
sekali dengan hari kasih sayang, namun hanya sebagai penghormatan belaka. Apalagi di
zaman sekarang dengan datangnya Valentines Day banyak orang yang memanfaatkannya
dengan membuat produk-produk yang bernuansa Valentine, sebagai tanda kasih sayang yang
dipersembahkan kepada sang kekasih, teman dan sebagainya, yang mengekor budaya barat
dan tidak tahu asal muasalnya. Umumnya mereka saling mengucapkan "Selamat Hari
Valentine", mengirim bunga dan kartu Valentine's, ada juga yang saling mencurahkan isi hati,
bahkan menyatakan cinta dan kasih sayangnya yang mereka anggap "Inilah Hari Kasih
Sayang".
Firman Allah Swt: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang
yang paing bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S.
al-Hujurat:13).
Sebenarnya dalam Islam tidak mengenal Hari Kasih Sayang, kasih sayang dalam Islam
terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan dimanapun berada, baik untuk keluarga,
kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri.
Nabi Saw bersabda: "Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R.
Bukhari). Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun
sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia..
Di sini kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan menghargai antar sesama
sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai
keburukan serta dapat mengenal antar sesama untuk memperkuat dan menjaga tali
persaudaraan. Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas Ra.
Nabi bersabda: "Tidak akan masuk surga kecuali orang yang penyayang", (*)
Jamaah Jumat rahimakumullah
Mari kita tingkatkan ketaqwaan kepada Allah taala dengan ketaqwaan yang sebenar-
benarnya; yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahualaihiwasallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya
shallallahualaihiwasallam.
Salah satu karakter menonjol syariat Islam, adalah agama kita datang dengan membawa dan
menjunjung tinggi kasih sayang. Begitu banyak nas dari al-Quran maupun Sunnah yang
menjelaskan hal itu. Di antaranya: