Anda di halaman 1dari 14

PENYEBAB TERJADINYA SYIRIK PADA

MANUSIA DAN TINDAKAN RASULULLAH


DALAM MENANGKAL SYIRIK

Fakultas : Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Prodi: Pendidikan Ekonomi
Mata Kuliah : Kemuhammadiyahan 1
Dosen: Dr. Mazrur, M.pd

Disusun oleh:

Ayu Vera Agustina NIM (21.22.025215)


Rabiatul Adawiyah NIM (21.22.024517)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


TAHUN AKADEMIK 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur sosial yang
mempengaruhi pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan dengan
unsur warisan budaya yang berhubungan dengan suatu tradisi yang masih
dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam sekelompok masyarakat merupakan
sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan-keturunan sebelumnya.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi malapetakan
apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.Perbuatan itu
adalah syirik, yang berarti menuhankan sesuatu selain allah dengan
menyembahnyameminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan
perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada allah swt. Salah
satu contohnya adalah senuah tradisi yang mempercayai atau menganggap
sebuah benda mempunyai kekuatan.

B.Rumusan Masalah
1.Apa penyebab terjadinya syirik?
2.Bagaimana tindakan Rasulullah dalam menyangkal syirik?

C.Tujuan Penelitian
1.Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab terjadinya syirik pada manusia
2.Mahasiswa mampu menjelaskan tindakan rasulullah dalam menangkal syirik
BAB II
PEMBAHASAN
B.Penyebabnya terjadinya syirik terhadap manusia
Memahami sebab-sebab terjadinya kesyirikan adalah perkara yang sangat penting,
agar kita dapat menjauhkan diri darinya, sebab kesyirikan adalah dosa yang paling
besar. Karena Allah telah mengabarkan dalam firman-Nya bahwa orang yang
melakukan kesyirikan maka akan diharamkan baginya syurga dan Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik jika pelakunya tidak bertobat. Sehingga seorang muslim
seharusnya berhati-hati dan sangat takut untuk terjerumus kepadanya. Bahkan
Rasulullah sendiri selalu memohon perlindungan kepada Allah dari kesyirikan
dalam do’a yang beliau panjatkan.
Penyebab terjadinya syirik pada manusia, antara lain :
1. Rasa kagum dan mengagumkan
Fithroh manusia itu kagum terhadap kepahlawanan dan kebesaran seseorang dan
kagum terhadap sesuatu yang diluar kemampuan orang lain,sebenarnya kagum
yang seperti ini tidak di cela dan tidak membahayakan fithroh yang lurus, bahkan
kadang- kadang mala di perintahkan, seperti seorang anak kagum terhadap kedua
orang tuanya, kagum yang seperti ini, itu di perintahkan. Sebagaimana Firman
Allah Ta’alah:
“Dan Robmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “Ah “ dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia .Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah : Wahai
Robku kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku waktu kecil.” ( QS Al Israa’ : 23-24 ).
2. Hawa dan syahwat
Penyakit hati yang lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kepada
kesyirikan yaitu hawa nafsu dan syahwat. Bahwasanya agama islam di turunkan
oleh Allah itu lengkap dengan peraturan-peraturan dan hukum-hukum dan para
manusia wajib melaksanakan peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang Allah
tetapkan dalam kehidupan mereka. Dan hati yang bersih, fitrah yang lurus akan
cenderung menerima apa yang di wajibkan oleh Allah, akan tetapi jika hati itu di
kalahkan oleh hawa nafsu dan syahwat maka akan cenderung menolak dan
memberontak terhadap hukum-hukum yang di tetapkan oleh Allah.Disebutkan
dalam Firman-Nya: “Dan apabila di katakan kepada mereka : Ikutilah apa yang di
turunkan oleh Allah mereka menjawab : Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa
yang kami dapati bapak bapak kami mengerjakannya.” ( QS Luqman : 21 )
3. Sombong untuk beribadah kepada Allah SWT
Sombong adalah salah satu diantara macam penyakit hati yang dapat
menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Kesombongan itu di mulai dari
sombong kepada manusia dan berakhir sombong terhadap beribadah kepada
Allah. Rosul bersabda :
“Tidak akan masuk jannah orang yang di dalam hatinya ada kesombongan
walaupun seberat biji atom.” ( HR Muslim )
Biasanya orang yang sombong itu mereka memiliki harta yang banyak atau
mempunyai kekuasaan.Dan orang yang sombong adalah orang paling gila
meskipun sebenarnya ia adalah orang yang waras.
Sebagaimana kisah Fir’un yang di sebutkan dalam Al Qur’an :
“Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya seraya berkata : Hai kaumku,
bukankah kerajaan mesir ini kepunyaanku dan bukankah sungai sungai ini
mengalir di bawahku ; maka apakah kamu tidak melihatnya.” ( QS Az
Zukhruf : 51 ).
4.. Percaya kepada hal-hal yg tidak dapat di lihat dan tidak percaya kepada
hal-hal yang tidak dapat di lihat
Allah memberikan kepada manusia fithroh yaitu dua kecenderungan,yang
pertama, condong atau percaya kepada hal hal yang dapat di indra,
maksudnya yaitu yang dapat di raba, yang dapat di lihat dengan mata,
didengar, dicium dan dapat di pegang.yang kedua, condong atau percaya pada
hal hal yang ghoib, maksudnya yaitu hal-hal yang tidak dapat diraba atau di
lihat dengan mata. Sebagaimana telah di jelaskan diatas bahwa hati itu bisa
tertimpa penyakit jika tidak di jaga dan tidak tidak di beri gizi yang sholeh,
seperti dzikir kepada Allah dan dengan amalan-amalan yang sholeh dan hati
akan tertimpa penyakit jika melupakan hal hal yang tidak dapat di indra dan
hanya percaya pada hal hal yang dapat di indra saja, jika ini berlanjut lama
kelamaan akan mengingkari adanya Allah.sebagaimana perkataan seorang
musyrik kepada Allah.
“Dia tidak dapat di lihat oleh penglihatan mata, sedang dia dapat melihat
segala penglihatan itu dan Dialah yang maha halus lagi maha mengetahui.”
( Qs Al An’am : 103 )

Bahkan bani isroil sampai derajat yang sangat buruk ketika mereka berkata
kepada Musa
“Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan
terang.”
( QS Al Baqoroh : 55 )
5. Adanya Para Thougt
Sebab-sebab syirik pada sejarah zaman jahilayah adalah adanya para thoghut
dari manusia yang menginginkan supaya manusia itu menyembah pada dirinya,
dan supaya manusia itu mengikuti kehendaknya dan menolak hukum-hukum
Allah. Dan mereka mengangkat diri mereka sebagai robb dan tuhan tuhan selain
Allah. Dan para thoghut dalam Al Qur’an di namakan “ Al Mala’ “ mereka adalah
orang yang pertama kali mendustakan para rosul.
Firman Allah Ta’ala:
“Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata :
Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Rob bagimu selain-Nya,
sesungguhnya kalau kamu tidak menyembah-Nya aku takut kamu akan di timpa
adzab hari yang besar ( kiamat ). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata :
Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.”
( QS Al A’rof : 59-60 )
Dan masih banyak contoh-contoh yang lain yang di sebutkan dalam Al
Qur’an.Demikianlah para thoghut itu selalu mendustakan para rosul dan mereka
tidak cukup hanya dengan mendustakan saja, bahkan mereka juga
mengintimidasi.
B.Tindakan Rasulullah Dalam Menyangkal Syirik
Upaya Nabi SAW dalam menjaga kemurnian tauhid dari perkataan dan perbuatan
yang menodainya, yang membuat kemurnian tauhid menurun dan berkurang. Hal
seperti itu banyak terdapat dalam banyak hadist Nabi SAW. Sementara, Rasulullah
SAW sangatlah menyayangi umatnya, sangat ingin agar kita terhindar dari
kesyirikan. Karena itulah Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam berupaya
menutup pintu-pintu kesyirikan, dengan cara sebagai berikut :
1.Tidak berlebihan dalam memuji dan mengagungkan Nabi SAW
Beliau SAW membenci kalau mereka mengarahkan pujian kepada beliau karena
menjerumuskan mereka kepada sikap berlebih – lebihan terhadapnya. Beliau
memberi kabar bahwa mengarahkan pujian kepada orang yang dipuji –walau
memang begitu adanya- termasuk perbuatan syetan, karena senang memuji
kepadanya akan membawanya kepada sikap membanggakan diri, dan itu
menafikkan kesempurnaan tauhid. Ibadah tidak akan tegak kecuali dengan
berputar pada porosnya, yaitu ketundukan yang amat sangat dalam kecintaanya
yang paling tinggi.
2.Beliau melarang kita dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai
tempat ibadah dan Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang
didatangi berulang-ulang).
Syaikhul islam rahimahullahu berkata, “kata Al – ‘Id merupakan kata benda
(sebutan) terhadap pertemuan umum yang kembali terulang yang berlaku menurut
kebiasaan, baik kembali dengan kembalinya tahun, minggu, bulan, dan lain
sebagainya.”
Ibnu Al Qayyin rohimahullahu berkata: “ Al ‘Id adalah sesuatu yang biasa
didatangi dan dituju, baik berupa masa ataupun tempat. Jika berupa nama
tempat maka ia adalah tempat yang dimaksudkan didalamnya untuk
berkumpul, dijadikan tempat ibadah dan sebagainya, sebagimana masjidil
Haram, Minna, Musdalifah, Padang Arafah dan al Masya’ir yang dijadikan oleh
Allah sebagai ‘Id bagi kaum Hunafa’(orang orang yang lurus), sebagaimana
pula dia menjadikan hari – hari ibadah di tempat - tempat tersebut sebagai ‘Id.
Dan dalam hal ini rosulullah melarang untuk melakukan perbuatan menjadikan
kuburan sebagi tempat ibadah dan melarang kuburan beliau untuk di jadikan
sebagi tempat ‘Id sebagaimana sabdaNya ; Dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:“jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan, dan jangan jadikan
kuburanku sebagai Id, bershalawatlah kepadaku karena shalawat kalian akan
sampai kepadaku dimanapun engkau berada”.
3. Larangan bersafar menuju tempat yang dianggap berkah kecuali tiga masjid.
Anggapan adanya tempat-tempat keramat seperti masjid-masjid, kuburan-kuburan
wali atau petilasan-petilasan tertentu telah mendorong sebagian orang dengan
sengaja mempersiapkan bekal untuk melakukan perjalanan jauh (safar) menuju
tempat tersebut, baik sendirian ataupun berombongan. Mereka berkeyakinan
tempat-tempat itu bisa berperan menjadikan doa dan ibadah menjadi lebih
mustajab (terkabul) daripada di tempat-tempat selainnya. Karenanya merekapun
mengkhususkan beribadah di sana terlebih lagi bila itu adalah kuburan orang-orang
shalih atau wali, mereka bahkan bisa beri’tikaf dan bermalam hingga berhari-hari.
Secara umum melakukan perjalanan jauh atau safar tidaklah dilarang di dalam
Islam bahkan Islam mengajarkan adab safar. Akan tetapi sengaja bersafar ke suatu
tempat hanya untuk melakukan peribadatan khusus di sana, seperti fenomena di
atas adalah perbuatan terlarang yang bertentangan dengan hadits Nabi yang
dikenal dengan hadits “Syaddur Rihal”. Nabi bersabda,
“Tidaklah diikat pelana unta (tidak dilakukan perjalanan jauh safar) kecuali menuju
tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsha, dan masjidku (Masjid Nabawi).” (HR.
al-Bukhari, no. 1197, dari Abu Sa’id al Khudri).
Ibnu Hajar al-Asqalany asy-Syafi’i berkata, “Yang dimaksud dengan
(ُ ‫لرِّ َح‬LL‫ َش ُّد ا‬LLL‫)و َال ُت‬
‫ل‬LL‫ا‬ َ
adalah larangan bersafar menuju selainnya (tiga masjid itu). Ath-Thibi berkata,
“Larangan dengan gaya bahasa bentuk penafian (negasi) seperti ini lebih tegas
daripada hanya kata larangan semata, seolah-olah dikatakan sangat tidak
pantas melakukan ziarah ke selain tempat-tempat ini.”(Fathul Bari, 3/64).
Tiga masjid tersebut lebih utama daripada masjid lainnya, dikarenakan
ketiganya itu masjid para nabi.Masjidil Haram kiblat kaum muslimin dan tujuan
berhaji, Masjidil Aqsha kiblat kaum terdahulu dan masjid Nabawi masjid yang
terbangun di atas ketakwaan [lihat Fathul Bari, 3/64].
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu
atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal
tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan. Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang
menyembah dan mengakui adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu
dengan Allah, baik Zat, Sifat, ataupun perbuatan-Nya. Sikap syirik dapat merusak,
bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati
jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam
kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah
menjadi syirik besar.
B.Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau refrensi yang kami peroleh
hubunganya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini dapat bermanfaat bagi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/38522058/syirik_modern.docx
http://abangdani.wordpress.com/2012/03/07/masihkah-ada-syirik-di-zaman-
modern/
http://artikeliman.blogspot.com/2009/03/bahaya-syirik.html
Alu syaikh, Hasan Abdurrahman. 2002. Fathul Majid. Jakarta : Pustaka Azzam
Subhani, Ja’far. 1996. Tauhid Dan Syirik. Bandung : Mizan
Wahhab, Muhammad Bin Abdul. 2000. Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik.
Yogyakarta : Mitra Pustaka
Tim Penyusun. 2008. Akidah Akhlak al-Hikmah. Surabaya: Akik Pusaka
Al – Qur’an
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai