Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu
hal. Sedangkan pembelajaran merupakan pengeluaran dari pemrosesan informasi yang
berupa kecakapan manusia. Model pembelajaran memiliki beberapa istilah yang satu sama
lainnya memiliki keterkaitan erat dalam implementasi metodologi pembelajaran bahasa Arab
yang dilakukan oleh seorang guru bahasa Arab. Model pembelajaran merupakan salah satu
komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan .

Di antara istilah-istilah yang berkaitan erat dengan model pembelajaran adalah


pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik. Keterkaitan erat semua istilah ini dapat
membingungkan orang-orang yang memahaminya, karena terdapat kesulitan untuk
membedakan masing-masingnya. Istilah-istilah tersebut ternyata yang dapat saya pahami
bertujuan untuk membangun suatu model pembelajaran. Karena konsep model pembelajaran
tidak akan tercipta jika tidak adak istilah-istilah tersebut di atas. Apabila antara pendekatan,
strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terrangkai menjadi satu-
kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. jadi,
model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Model Pembelajaran?


2. Bagaimana keterkaitan model pembelajaran dengan pendekatan, strategi, metode, teknik
dan taktik pembelajaran bahasa arab?
3. Bagaimana konsep model pembelajaran dengan ragamnya yang bermacam-macam?
4. Bagaimana pandangan pengajar bahasa dalam implementasi model pembelajaran ke
dalam pengajarannya?

 C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Model Pembelajaran.


2. Untuk memahami perbedaan dan keterkaitan model pembelajaran dengan pendekatan,
strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran bahasa arab.
3. Untuk memahami konsep model pembelajaran dengan ragamnya yang bermacam-
macam.
4. Untuk mengambil hipotesa pandangan pengajar bahasa dalam implementasi model
pembelajaran ke dalam pengajarannya.
BAB II

PENGERTIAN DAN ISTILAH-ISTILAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN MODEL


PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

 A. Pengertian Model Pembelajaran

Secara garis besar, model pembelajaran adalah prosedur sistematis dalam


mengorganisasikan pengalaman     belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan
sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, sebenarnya
model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode
pembelajaran. Saat ini, telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak
alat bantu dalam penerapannya.

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang menarik
dan variatif akan berimplikasi pada minat maupun motivasi peserta didik dalam mengikuti
proses belajar-mengajar di kelas. Untuk mengembangkan model pembelajaran kreatif maka
guru harus mampu mengikuti tuntutan perkembangan dunia pendidikan terkini. Guru harus
berani berinovasi dan beradaptasi dengan metode pembelajaran , seperti Talking Stick,
Example non Example, Think Pair Share dan tidak hanya terpaku pada Metode Ceramah saja.
Untuk memperjelas mengapa model pembelajaran perlu dikembangkan secara
berkesinambungan, kita harus kembali kepada pengertian model pembelajaran secara umum.

Berikut adalah pengertian model pembelajaran menurut pendapat para tokoh pendidikan.

1) Agus Suprijono : pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan


pembelajaran di kelas maupun tutorial.
2) Mills : model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu.
3) Richard I Arends : model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan
di dalam pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

B. Istilah-istilah yang Berhubungan Erat dengan Model Pembelajaran

Ada beberapa istilah yang memiliki kemiripan dengan model pembelajaran. Namun,
nampaknya orang-orang yang memahaminya memiliki kesulitan dalam membedakan semua
istilah tersebut. Dan di sini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut dengan harapan dapat
memberikan kejelasan tentang penggunaan istilah tersebut. Antara lain sebagai berikut.

1) Pendekatan Pembelajaran

Istilah ini dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya
masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, ada dua
jenis pendekatan pembelajaran, yaitu :

a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (studen centered
approach
b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam


strategi pembelajaran.
2) Strategi Pembelajaran

Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur
strategi dari setiap usaha, yaitu :

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (output) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya
b) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak
titik awal sampai dengan sasaran
d) Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (kriteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah :

a) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil


perilaku dan pribadi peserta didik
b) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah prosedur, metode atau teknik
pembelajaran
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.

Sementara itu, Kemp (Wina Sanjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J.R David, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih
bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian pula, yaitu : Exposition-Discovery Learning dan Group Individual
Learning (Rowntree dalam Wina Sanjaya, 2008).

Ditinjau dari cara penyajian dan pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan
antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
oberation achieving something” (Wina Senjaya, 2008). Kemudian setelahnya yaitu metode
pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Istilah ini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya :

1. Ceramah;
2. Demonstrasi;
3. Diskusi;
4. Simulasi;
5. Laboratorium;
6. Pengalaman Lapangan;
7. Brainstorming;
8. Debat;
9. Simposium;
10. Dan sebagainya.

Selanjutnya, metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

4. Teknik Pembelajaran
Istilah ini dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimpelementasikan
suatu metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada
kelas yang jumlahnya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu
digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang
siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.

5. Taktik Pembelajaran

Istilah ini merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran
tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode
ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki
sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi
lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang
tersebut. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.
Dalam takti ini, pembelajar akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).

6. Model Pembelajaran

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terrangkai menjadi satu-kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan kelompok model pembelajaran, yaitu :

1. Model interaksi sosial;


2. Model pengolahan informasi;
3. Model personal-humanistik;
4. Model modifikasi tingkah laku.

Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan


dengan strategi pembelajaran. Untu lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah
tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut.

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktifitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu.

BAB III

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KONTEMPORER

1. Ragam Model Pembelajaran


2. Model Pembelajaran Komunikatif-Ekletik

Adalah model pembelajaran komunikatif yang dilaksanakan dengan metode ekletik. Metode
ekletik dibangun atas dasar asumsi bahwa setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan, dan
bahwa pelaksanaan suatu metode pasti berhadapan dengan kondisi objektif yang tidak
memungkinkan pelaksanaan metode tersebut secara utuh. Pelaksanaan model komunikatif-
ekletik ini sebagai contohny dengan menerapkan tiga tipe drill, yaitu drill mekanis-manipulatif
(dari metode audiolingual dengan drill komunikatif dari metode komunikatif), diantarai dengan
drill semi komunikatif.
2. Model Pembelajaran Komunikatif-Kooperatif

Adalah pembelajaran komunikatif dengan mengadopsi model pembelajaran kooperatif.


Pembelajaran kooperatif berasaskan prinsip-prinsip : saling tergantung secara positif; interaksi
interdependence; dengan saling berhadapan (face to face interaction); setiap individu punya
tanggung jawab untuk keberhasilan kelompok (individual accountability); keterampilan bekerja
sama dan bersosialisasi (collaborative/social skills); bekerja secara efektif dalam group
processing kelompok. Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif, antara lain :

1. Think-guru memberikan pair-share, satu topik atau masalah, siswa diminta untuk
memikirkannya, pair secara berpasangan, share setelah itu dipaparkan di muka kelas.
2. Think-guru pair-square, memberikan satu topik masalah, siswa diminta untuk
memikirkannya, pair secara berpasangan kemudian setiap pasangan mendiskusikannya
dengan pasangan lain sehingga membentuk satu segi empat.
3. Square-Expert Group, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam
kelompok diberi nomor, semua anggota dengan nomor yang sama membentuk suatu grup
ahli (setiap group expert ahli dalam mendalami satu topik. Setelah itu, kembali ke
kelompok asalnya dan menjelaskan apa yang telah dipelajari di group ahli.

Model pembelajaran komunikatif-kooperatif ini bisa diterapkan untuk materi qira’ah, qawa’id
dan kitabah.

3. Model Pembelajaran Komunikatif-Kontekstual

Adalah pembelajaran komunikatif dengan penekanan pada pengaitan isi mata pelajaran dengan
situasi di dunia nyata. Filosofi pembelajaran kontekstual berakara pada paham progresivisme
yang intinya bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari
berhubungan dengan apa yang merea ketahui dan proses belajar akan produktif jika siswa
berperan aktif dalam proses belajar. Untuk menerapkan pembelajaran ini, ada 6 kunci yang perlu
diperhatikan :

1. Pembelajaran bermakna;
2. Penerapan pengetahuan;
3. Berpikir tingkat lebih tinggi;
4. Pengembangan kurikulum standar;
5. Responsif budaya;
6. Penilaian otentik.

Dalam pembelajaran kontekstual siswa dilatih agar di dalam proses belajar menunjukkan
perilaku: melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan yang signifikan, mengatur
kegiatan belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara kepribadian,
mencapai standar yang tinggi dan menggunakan penilaian otentik. Dalam pembelajaran bahasa
Arab, peran guru adalah menyiapkan bahan ajar yang kontekstual, standar dan berbasis budaya,
serta menyiapkan skenario pembelajaran yang memungkinkan siswa menunjukkan perilaku
sebagaimana disebutkan di atas.

4. Model Pembelajaran Komunikatif-Quantum

Adalah pembelajaran komunikatif yang memberikan penekanan progresivisme dan


kontruktivisme dalam pembelajaran. Pembelajaran quantum adalah sebuah model pembelajaran
yang berupaya “mengorkestrasi” proses belajar-mengajar agar pembelajar dapat belajar dengan
perasaan aman, nyaman dan menyenangkan. Ciri penanda kelas yang kontstruktivistik adalah :

1. Mampu membuat siswa berani berinteraksi;


2. Kerja sama antar siswa berkembang;
3. Tugas dan materi yang dikembangkan bervariasi dan mengutamakan bahan otentik;
4. Kebiasaan menang sendiri dan benar sendiri dihindarkan;
5. Terdapat ruang untuk berani berbuat dan berani menghadapi tantangan dengan resiko
penuh kesalahan.

Untuk menciptakan kelas seperti itu, guru harus memahami keadaan siswa termasuk kebiasaan
belajarnya dan faktor-faktor penghambat pembelajaran. Setelah itu, baru dirancang dan
diciptakan lingkungan belajar yang mendukung suasana belajar tersebut, sejalan dengan prinsip-
prinsip pembelajaran komunikatif. Ada beberapa kondisi yang harus diciptakan oleh guru untuk
mewujudkan lingkungan belajar tersebut, antara lain guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh pengalaman belajar sebanyak mungkin dalam proses pembentukan
pengetahuan. Qira’ah dalam pembelajaran misalnya, siswa dibekali pengalaman belajar
memperkaya kosakata, mengenai isi bacaan yang mencakup belajar mengingat dan menghafal,
belajar memahami, belajar mengaplikasikan pengetahuan, menganalisis dan mengevaluasi, serta
belajar mengenai pola dan struktur kalimat. Kondisi lain yang perlu diciptakan adalah
menghubungkan pelajaran dengan konteks yang realistis dan relevan, menghubungkan materi
bacaan atau percakapan dengan dunia nyata yang dimiliki oleh siswa.

5. Model Pembelajaran Komunikatif Berbasis Masalah

Adalah pembelajaran komunikatif yang mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri yang
terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah secara berkelompok. Model pembelajaran ini
mengembangkan keterampilan siswa dalam berpikir, melakukan analisis, mencari data dan
informasi, untuk mendapatkan solusi dari suatu permasalahan, kemudian memaparkan hasilnya.

Keterampilan pemecahan masalah seperti membuat tabulasi, menyusun daftar, menghitung


persentase, membuat diagram, grafik dan sebagainya, untuk pelajaran bahasa Arab dapat
dilatihkan qira’ah. Dalam pelajaran, siswa diberi teks kemudian siswa ditugasi untuk
mengungkapkan kembali isi teks dalam bentuk diagram, grafik dan sejenisnya. Model
pembelajaran ini bisa juga diterapkan dalam keterampilan menulis (maharoh kitabah) secara
berkelompok. Siswa diberi suatu masalah. Dalam kelompok-kelompok kecil siswa
mendiskusikan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Kemudian
mereka mencari data, informasi dan referensi yang diperlukan, untuk didiskusikan lagi dalam
kelompok. Demikian berulang-ulang sampai menemukan jawaban atas permasalahan yang
diberikan oleh guru dan menuliskannya dalam bentuk laporan.

6. Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Komputer

Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini, lahir berbagai istilah antara lain
Computer Assisted Language Learning (CALL), yaitu pembelajaran berbahasa berbantuan
komputer. Dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif berbantuan komputer
(Communicative CALL), peran komputer adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tutor yang memberikan arahan kepada para pembelajar bagaimana menggunakan
bahasa bukan mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa.
2. Stimulus dalam bentuk program yang memberikan motivasi kepada pembelajar untuk
melakukan kegiatan berbicara dan menulis.
3. Alat/Tool seperti dalam program-program yang tidak secara langsung mengembangkan
materi kebahasaan tapi memungkinkan pembelajar untuk memahami dan menggunakan
bahasa. Banyak manfaat dari penggunaan CALL, antara lain sebagai berikut.
4. Dapat memotivasi belajar para pembelajar karena mereka merasa berada dalam satu level
dengan pembelajar bahasa asing lainnya;
5. Meningkatkan secara signifikan pemerolehan bahasa mereka, baik yang bersifat reseptif
maupun produktif;
6. Mendorong pembelajar untuk meningkatkan kemampuan teknologi komputer mereka
termasu penggunaan multimedia. Pengajar bahasa Arab bisa merancang berbagai
program pemanfaatan komputer untuk menunjang peningkatan kompetensi pembelajar
dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab.

7. Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Handphone

Handphone merupakan alat komunikasi yang telah meluas di tengah masyarakat apalagi di
kalangan pelajar. Oleh karena itu, saangat mungkin untuk dirancang model pembelajaran bahasa
Arab berbantuan handphone. Salah satu aplikasi yang sedang trend di akhir-akhir ini dan bisa
dijadikan media pembelajaran bahasa Arab adalah WhatsApp (WA). Pengajar bisa membentuk
group WA dengan para pembelajar bahasa Arabb, dan merancang berbagai kegiatan
pembelajaran di kelas. Misalnya, pengajar bisa memberikan contoh-contoh tahiyyat, tahani,
ungkapan dan sejenisnya yang ‘ibarat, biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajar
juga bisa meminta kepada anggota group untuk membuat tulisan pendek setiap hari, baik berupa
washf, ‘ardh basith, ta’liq dan sebagainya dan qishshah, pengajar mengoreksi sekedarnya. Yang
lebih ringan dan menyenangkan bisa berupa pemberian teka-teki (setiap hari bisa alghaz)
berkaitan dengan kebahasaan maupun lainnya tapi dalam bahasa Arab.

8. Model Pembelajaran Bahasa Berbasis Nyanyian dan Permainan


Pengajaran bahasa Arab di madrasah sudah dimulai di tingkat madrasah ibtidaiyyah. Bahkan
akhir-akhir ini di Indonesia muncul semangat untuk mengajarkan bahasa Arab sejak pendidikan
usia dini. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa pembelajaran bahasa Arab untuk anak
(al-‘arabiyyah lil Athfal) adalah yang bersifat khusus, bukan merupakan miniatur dari
pembelajaran bahasa Arab untuk orang dewasa. Pembelajaran bahasa untuk anak-anak haruslah
selaras dengan perkembangan kejiwaan mereka. Usia anak-anak identik dengan nyanyian dan
permainan. Oleh karena itu, salah satu karakteristik pembelajaran untuk anak usia dini bahkan
sampai usia SD kecil adalah penggunaan media nyanyian dan permainan untuk menunjang
efektifitas pembelajaran. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran bahasa termasuk bahasa Arab.

1. Model Pembelajaran Bahasa Arab Kontemporer Perspektif Drs. H. Ahmad Fuad


Effendy, M.A

Dalam model-model pembelajaran bahasa Arab kontemporer, Ahmad Fuad Effendy


mengemukakan pendapatnya dalam menyamakan pemahaman terhadap beberapa istilah yang
erat kaitannya dengan model pembelajaran, yaitu pengertian pendekatan, metode, strategi,
Teknik dan Model. Menurutnya, ada banyak sudut pandang yang memaknai kelima istilah
tersebut yang berujung pada kerancuan pemakaiannya dan perbedaan dalam menentukan
hubungan hierarkis antara satu dengan lainnya. Salah satu penyebab timbulnya kerancuan adalah
karena istilah-istilah tersebut digunakan dalam dua bidang kajian yang berbeda, yaitu kajian
pembelajaran bahasa yang bersifat umum dan kajian pembelajaran bahasa yang bersifat khusus.

Dalam metodologi pengajaran bahasa, lazim dikenal dengan tiga istilah, yaitu pendekatan,
metode dan teknik (Anthony, 1963), di mana hubungan ketiganya bersifat hierarkis.

1. Pendekatan adalah landasan-landasan teoritits berupa asumsi-asumsi berkenaan dengan


hakikat bahasa
2. Metode adalah prosedur penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang
ditentukan.
3. Teknik adalah implementasi metode dalam bentuk kegiatan spesifik dan operasional
selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih.
Adapun istilah strategi pembelajaran dan model pembelajaran mulai merambah dunia pendidikan
di Indonesia sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian
berganti nama menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada awal 2000-an.
Kedua istilah ini pun tidak lepas dari kerancuan dan tumpang tindih dalam pemakaiannya. Tidak
jarang istilah model pembelajaran diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Salah satu
penyebabnya adalah karena istilah strategi pada dasarnya berasal dari bidang kajian
pembelajaran secara umum, sedangkan pembelajaran bahasa merupakan bidang kajian khusus
yang telah memiliki idiom-idiomnya sendiri. Oleh karena itu, istilah strategi ketika digunakan di
dalam pembelajaran bahasa, bisa berubah maknanya, meluas atau menyempit.

Menurut Bapak Ahmad Fuad Effendy, kedua istilah tersebut dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Strategi pembelajaran adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan


oleh pengajar dan pembelajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. Dengan demikian, strategi masih bersifat konseptual. Oleh karena itu, beliau
cenderung memasukkan strategi dalam komponen Rancangan dalam hierarki metodologi
pembelajaran. Di dalam bahasa, pembelajaran umum kontemporer (masa kini), terdapat
beberapa strategi, yang disebut sebagai model pembelajaran. Antara lain : model
pembelajaran kontekstual, quantum, kooperatif, berbasis masalah, aktif-inovatif- kreatif-
efektif-menyenangkan (PAIKEM), role playing, participative teaching-learning, mastery
learning, sistem modul, berbasis komputer.
2. Sedangkan model pembelajaran merupakan bingkai yang mewadai penerapan
pendekatan, rancangan yang mencakup tujuan, model silabus, materi, metode, strategi
dan teknik. Model pembelajaran ini diwujudkan dalam Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dipraktikkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran,
kemudian dideskripsikan secara verbal, atau direkam secara audio-visual. Karena model
pembelajaran ini mewadahi semua komponen seperti disebutkan di atas, maka penyebuta
nama model pun mestinya harus mencakup kategori-kategori yang terdapat dalam
komponen utama, yaitu pendekatan, rancangan atau metode.

BAB IV
KESIMPULAN

Dari sekian banyak pengertian dan konsep yang ada, ada beberapa kesimpulan teori yang dapat
pemakalah kemukakan. Antara lain sebagai berikut.

1. Model adalah suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu
hal. Sedangkan pembelajaran merupakan pengeluaran dari pemrosesan informasi yang
berupa kecakapan manusia.
2. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan (PAIKEM).
3. Terdapat istilah yang dapat membentuk adanya model Pembelajaran, di antaranya :
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Taktik Pembelajaran yang masing-masingnya
telah dapat dipisah dalam konsep yang berbeda.
4. Ada beragam Model Pembelajaran, di antaranya :

 Model Pembelajaran Komunikatif-Ekletik, adalah model pembelajaran komunikatif yang


dilaksanakan dengan metode ekletik.
 Model Pembelajaran Komunikatif-Kooperatif, adalah pembelajaran komunikatif dengan
mengadopsi model pembelajaran kooperatif.
 Model Pembelajaran Komunikatif-Kontekstual, adalah pembelajaran komunikatif dengan
penekanan pada pengaitan isi mata pelajaran dengan situasi di dunia nyata.
 Model Pembelajaran Komunikatif-Quantum, adalah pembelajaran komunikatif yang
memberikan penekanan progresivisme dan kontruktivisme dalam pembelajaran.
 Model Pembelajaran Komunikatif Berbasis Masalah, adalah pembelajaran komunikatif
yang mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri yang terlibat secara aktif dalam
pemecahan masalah secara berkelompok.
 Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Komputer, yaitu pembelajaran berbahasa
berbantuan komputer.
 Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Handphone, pengajar bisa membentuk
group WhatsApp dengan para pembelajar bahasa Arab, dan merancang berbagai kegiatan
pembelajaran di kelas.
 Model Pembelajaran Bahasa Berbasis Nyanyian dan Permainan, pengajaran bahasa Arab
di madrasah sudah dimulai di tingkat madrasah ibtidaiyyah.

Anda mungkin juga menyukai