Anda di halaman 1dari 13

ANALISA HAZARD VULNERABILITY ANALYSIS

( HVA )

Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas


Jln. Lapangan Tembak Cibubur I Jakarta Timur

13720 Tlp. 87711249 Fax. 8718995

Email : rsuciracas@gmail.com
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang berbeda-beda
tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya. Akan tetapi pada
dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu suatu kejadian yang
tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan
kesehatan baik manusia maupun makhluk hidup lain, serta menimbulkan
kerusakan pada bangunan, harta benda, dan lain-lain. Arti lain dari darurat adalah
situasi yang tidak dikehendaki, mendadak dan berkembang secara cepat sehingga
menimbulkan bahaya yang mengancam keselamatan manusia, kerugian asset
perusahaan dan kerusakan lingkungan. Kondisi semacam ini harus segera
diatasi agar
terhindar dari dampak lebih buruk.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi dan
dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja terjadi. Untuk itu kita
harus selalu mengembangkan kemampuan kita tentang bagaimana memanage
keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan penanggulangan darurat
sampai pada bagaimana mencegah
terjadinya atau terulangnya keadaan darurat.
Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan tersebut,
sehingga perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar biasa. Tindakan
pencegahan dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan dadudat, latihan, dan
simulasi tanggap darurat, manajemen tanggap
darurat, dan sampai pada pemulihan kondisi pada keadaan darurat.
HVA (Hazard Vulnerability Analysis Tool/ Alat Analisa Resiko Bencana
Rumah Sakit) adalah standar MFK.6 Akreditasi RS mensyaratkan rumah sakit
untuk menentukan jenis, kemungkinan terhadap konsekuensi bahaya, ancaman,
dan kejadian bencana. Syarat tersebut dapat dipenuhi dengan mudah, ada alat
manajemen resiko yang dapat membantu kita, yaitu yang disebut Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) Tool.

2. Tujuan
1. Menetapkan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya,
ancaman dan kejadian bencana
2. Agar karyawan dapat menanggulangi bahaya dan bencana yang mungkin
terjadi di lingkungan rumah sakit.
3. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif
dan terpadu
4. Mengerti dan memahami teknik-teknik praktis penanggulangan
bahaya dan bencana kebakaran dan gempa
5. Memiliki kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap segala
kemungkinan bahaya dan bencana kebakaran dan gempa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit,


seperti kerusakan ruang rawat rumah sakit akibat gempa atau wabah flu yang
menyebabkan staf tidak dapat bekerja. Untuk itu Rumah Sakit harus membuat
rencana dan program penanganan kedaruratan. Rencana berisikan proses untuk :
a. Menentukan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya,
ancaman dan kejadian lainnya
b. Menentukan aturan rumah sakit dalam setiap kejadian tersebut
c. Strategi Komunikasi untuk setiap kejadian,
d. Pengelolaan sumber daya selama kejadian, termasuk sumber daya alternative.
e. Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk alternative
tempat
f. Identifikasi dan pengaturan penugasan dan tanggung jawab staf selama
kejadian
g. Ada proses mengelola keadaan darurat bila terjadi konflik antara tanggung
jawab staf dengan tanggung jawab organisasi dalam hal penempatan staf untuk
pelayanan pasien.

Rencana kesiapan menghadapi bencana diuji melalui:

1. Ujicoba berkala seluruh rencana penanggulangan bencana baik bencana


yang terjadi dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah
sakit dimana rumah sakit merupakan bagian dari uji coba penanggulangan
bencana di masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahun untuk elemen kritis dari c) sampai dengan
g) dari rencana tersebut di atas.

Bila Rumah sakit memiliki pengalaman pada kejadian bencana sebenarnya, aktif
di rencana tersebut dan dilakukan penilaian dengan benar setelah itu, situasi ini
sesuai dengan uji coba (simulasi) tahunan.

A. Elemen Penilaian MFK 6


1. Rumah sakit harus mengidentifikasi kemungkinan terjadinya bencana
internal dan eksternal, seperti keadaan darurat dalam masyarakat, wabah,
dan bencana alam atau bencana lainnya, serta terjadinya kejadian wabah
yang menimbulkan terjadinya risiko yang
signifikan.
2. Rumah sakit merencanakan untuk menangani kemungkinan
bencna, meliputi item a) sampai g) di atas

B. Bencana
Bencana atau disaster adalah setiap fenomena (alam, buatan
manusia/teknologi maupun konflik social) yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan ancaman terhadap penduduk dan lingkungan.
Berdasarkan penyebabnya, bencana dapat dibagi menjadi:
1. Bencana alam: gempa bumi, tsunami, tornado, jatuhnya meteor
2. Bencana akibat ulah manusia: Banjit akibat penebangan hutan, semburan
lumpur panas akibat pengeboran, kecelakaan pesawat udara, kecelakaan
kereta api.
3. Bencana selalu menimbulkan kerugian, kesakitan, atau kematian. Rumah
Sakit (RS) yang biasanya hanya menyediakan pelayanan pasien normal
akan kewalahan melayani pasien yang jumlahnya sangat banyak dan
mendadak apalagi jika RS tersebut juga menjadi korban bencana.

C. Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah usaha bersama secara terkoordinasi dalam
mengatasi keadaan bencana. Menurut Kyaw Win, manajemen
bencana dibai 4 fase, yaitu:
1. Phase Rapid Response
a. Phase Early Emergency Response : <6 jam pasca bencana
b. Phase Peri Emergency Response: 6-24 jam pasca bencana
c. Phase Late Emergency Response: hari ke-2 hingga ke-7 pasca
bencana
2. Phase rehabilitasi: awal bencana, 1-2 minggu pasca bencana
3. Phase Mitigasi: Penyuluhan kesehatan
4. Phase Preparedness
a. Penyusunan prosedur tetap bencana
b. Penyusunan disaster plan dan sosialisasinya
c. Membentuk tim penanggulangan bencana RS
d. Mempersiapkan logistic
e. Melakukan/mengikuti workshop penanggulangan bencana
f. Membentuk Tim Mobile Keliling Penanganan Bencana
g. Membentuk jejaring RS
BAB III

PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu populasi,
jika ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan di daerah yang
diampunya akan terpengaruh ke dalam arah yang buruk. Di dalam suatu keadaan
bencana, rumah sakit tentulah menjadi salah satu tujuan utama para korban bencana
dalam mencari pertolongan, jadi bila rumah sakit tidak siap dalam menghadapi bencana,
dapat terjadi keadaan mengerikan bagi kesehatan para korban dan pasien yang sedang
dirawat pada saat bencana tersebut.

Di dalam bab ini, ditekankan dalam persiapan bencana di suatu rumah sakit. Hal
ini dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung jawabnya bagi kesehatan
komunitas yang berada di dalam lingkup tanggung jawabnya.

Terkait suatu persiapan, maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu adalah
rencana persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) sebagaimana kutipan : A Vital
hospital emergency management program cts s an insurance policy that
increases the chances of continued operations under difficult circumstances.
Makna intinya adalah bahwa suatu program manajemen bencana rumah sakit akan
mengarahkan perkembangan dan eksekusi kegiatan yang
mampu memitigasi, mempersiapkan, merespon, dan pemulihan situasi dari suatu
bencana/insiden.

Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaan disaster plan suatu


RS, maka dibahas komponen-komponen kritis di dalam kesiapan RS dalam menghadapi
bencana. RSUD Ciracas melakukan tahapan sebagai berikut :

1. Menunjuk coordinator kegawatdaruratan/ bencana sebagai titik kepemimpinan


primer dalam pengembangan, pelatihan, dan pelaksanaan rencana manajemen
kegawat daruratan RS; yaitu Kepala UGD
2. Rencana kedaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan) mendaftarkan tindak tanduk
dari RS menanggapi kegawatdaruratan internal dan eksternal. Perencanaan dalam
tingkat lanjut memberikan ruang gerak lebih terorganisir jika terdapat keadaan-
keadaan yang lebih sulit, dengan disusunnya Tim
Reaksi Cepat (TRC) dan panduan HDP.
3. Kepemimpinan eksekutif: daftar bagan kepemimpinan eksekutif di dalam RS yang
juga terlibat di dalam pembuatan rencana-rencana situasi tak terduga seperti bencana
akan sangat membantu proses pengembangan dan
pelaksanaan disaster plan RS-nya.
4. Perencanaan strategic : ia merupakan blue print untuk memandu pembuatan
suatu disaster plan.
5. Komite manajemen kegawatan daruratan/bencana: komite ini sangat memerlukan
partisipasi pihak-pihak seluas mungkin untuk memastikan operasional RS siap akan
situasi kegawat daruratan; dengan dibentuk tim
K3RS
6. Hazard vulnerability analysis (HVA); merupakan penilai resiko di dalam lingkungan
spesifik untuk mendukung pembuatan disaster plan yang sesuai dengn skenario-
skenario yang mungkin terjadi yang akan diterangkan dalam
analisa HVA ini.
7. Analisis kerentanan: digunakan untuk menilai kelemahan-kelemahan dalam
bidang-bidang RS yang mungkin muncul bila dalam keadaan terbebani kondisi
bencana.
8. Pelatihan staff, simulasi, dan pembaharuan yang continue: ditujukan sebagai uji
lapangan langsung untuk memeriksa kelemahan-kelemahan dari system disaster plan
yang mungkin tak terduga sebelumnya dan pengalaman- pengalaman yang
didapatkan darinya harus terus dikembangkan secara continue.
Hazard Vulnerability Analysis (HVA)

1. Penentuan HVA melalui pertemuan yang diadakan oleh tim K3RS dengan
menghadirkan seluruh jajaran Manajemen, Direktur, Ka.Sub.Bag TU, PJ Unit RSUD
Ciracas
2. Dalam Pertemuan ini menentukan poin-poin event apa yang dimasukkan
dalam beberapa elemen hazard.
3. HVA untuk Naturally occurring Events ditetapkan 3 macam yaitu banjir ,
gempa bumi, dan gunung meletus..
4. HVA untuk technology event ditetapkan 3 macam, yaitu kegagalan listrik,
kegagalan air, dan kebakaran.
5. HVA untuk Human Related Events ditetapkan 3 macam, yaitu kecelakaan
massal, keracunan massal, tamu VIP
6. Setiap komponen diilai dan dipertimbangkan penentuannya dengan melihat kondisi,
situasi, kelengkapan fasilitas, kemampuan rumah sakit serta kondisi alam area RSUD
Ciracas yang akan dimasukkan dalam HVA tool (terlampir).
BAB IV
HASIL
HVA

HVA Tool

INCIDENT EFFECT PREPAREDNESS RISK


HUMAN PROPERTY FACILITY WARNING DURATION PLANNING TRAINING
PROBABILITY IMPACT IMPACT IMPACT TIME EQUIPMENT
INCIDENT Complete
Amount of Emergency
interruption / Incident
Likelihood this Possibility of property Time incident Management / Staff trained
shutdown of anticipation Relative Threat
will occur death or injury severly may continue Operations and equipped
facility or time
damaged Plan
services

4 = Highly Likely 4 = staff not


4 = Multiple 4 = No EMP or 7.00 - 7.4 = Very
(probable within 4 = >50% 4 = >30 days 4 = <6 hours 4 = >1 week trained on
deaths EOP High
this year) EOP
3 = Injuries
3 = Likely 3 = EMP/EOP 3 = some staff
result in 5.27 - 7.00 =
(probable within 3 = 25-50% 3 = >2 weeks 3 = 6-12 hours 3 = <1 week partially trained, no
permanent High
3 years) complete equipment
disability

2 = Injuries do
2 = Possible 2 = most staff
not result in 2 = 12-24 2 = EMP/EOP 3.56 - 5.27 =
(probable within 2 = 10-25% 2 = >1 week 2 = <1 day trained, some
permanent hours complete Moderate
5 years) equipment
disability

1 = EMP/EOP 1 = Anticipated
1 - Unlikely 1 = Injuries
1 = 24 hours or exercised staff trained and
(probable within treatable with 1 = <10% 1 = 24+ hours 1 = <6 hours 1.85 - 3.56 = Low
less and/or properly
10 years) first aid
evaluated equipped
Bomb Threat 3 1 1 1 4 2 1 1 3.30
Workplace
3 3 1 2 4 2 2 2 4.45
Violence
Tornado 0.00
Severe
Thunderstor 0.00
m
Winter Storm
(Ice, Snow,
Low 0.00
temperatures
)
Flood 0.00
Fire 0.00
Power
0.00
Outage
Info Systems
0.00
Failure
HVAC Failure 0.00
Water
Service 0.00
Failure
Phone
Service 0.00
Failure
Medical Gas
0.00
Failure
Medical
Vacuum 0.00
Failure
Disease
0.00
Outbreak
Mass
Casualty 0.00
Incident
Hazmat
0.00
Exposure
Supply
0.00
Shortage
VIP Situation 0.00
Infant
0.00
Abduction
Average
Score 3.00 2.00 1.00 1.50 4.00 2.00 1.50 1.50 0.39

Anda mungkin juga menyukai