Anda di halaman 1dari 2

Proses Penelitian Tindakan

a. Tahapan Penelitian Tindakan


1) Tahapan dalam penelitian tindakan kelas memiliki kemiripan dengan tahapan dalam
action inquiry.
2) Perbedaan mendasar antara keduanya adalah dalam action inquiry peneliti lebih sering
sering memantau efek dari tindakannya selama fase tindakan, sementara dalam
penelitian tindakan peneliti lebih cenderung menghasilkan data tentang efek perubahan
pada praktik selama implementasi (melalui observasi, misalnya), baik sebelum dan
sesudah implementasi.
b. Penelitian Tindakan Diawali dengan Penyelidikan
1) Penyelidikan yang dilakukan harus dapat memberikan gambaran tentang konteks
penelitian yang akan dilakukan, meliputi bagaimana situasinya saat ini, siapa saja yang
terlibat dan masalah apa yang ditemukan.
2) Dalam melakukan analisis pun, tahapan yang harus dilakukan mirip dengan tahapan
action inquiry, yakni merancang bagaimana analisis yang akan dilakukan,
mengimplementasikannya dan menafsirkan serta mengevaluasi hasilnya untuk
menghasilkan suatu rancangan PTK.
c. Penelitian Tindakan merupakan Siklus yang Berulang
1) Penelitian tindakan, sebagai bentuk action inquiry, adalah proses yang terus-menerus dan
berulang di mana apa yang dicapai dalam setiap siklus memberikan titik awal untuk
perbaikan lebih lanjut di siklus berikutnya.
d. Action Inquiry dipakai dalam Setiap Tahapan Penelitian Tindakan
1) Sebagaimana dijelaskan pada sub-bab sebelumnya action inquiry, memiliki tahapan
yang serupa sebenarnya dengan penelitian tindakan, yaitu meliputi tahapan perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Pada setiap tahapan penelitian tindakan, harus tetap
dimasukkan unsur action inquiry.
2) Misalnya, pada tahap implementasi penelitian tindakan. Di tahap ini, kita harus
melakukan perencanaan, pelaksanaannya dan juga evaluasinya.
e. Refleksi merupakan Langkah Esensial dalam Penelitian Tindakan
1) Salah satu alasan untuk tidak memasukkan refleksi sebagai fase terpisah dalam siklus
penyelidikan tindakan adalah karena refleksi harus dilakukan secara keseluruhan.
2) Refleksi dilakukan untuk mengidentifikasi apa yang harus diperbaiki; refleksi juga
penting untuk perencanaan, implementasi, dan pemantauan yang efektif, dan siklus
berakhir dengan refleksi atas apa yang terjadi.
f. Penelitian Tindakan Cenderung Bersifat Partisipatif
1) Penelitian tindakan melibatkan partisipasi aktif dari orang banyak untuk
mengimplementasikan ide yang direncanakan.
2) Terdapat 4 cara bagaimana orang-orang dapat berpartisipasi pada kegiatan penelitian
tindakan, yaitu compulsion, co-option, co-operation dan collaboration.
3) Compulsion (Paksaan): ketika seorang peserta tidak memiliki pilihan dalam hal ini,
biasanya karena itu semacam kendala atau arahan dari atasan.
4) Co-option: ketika seorang peneliti membujuk seseorang (untuk memilih) untuk
membantu mereka dengan penelitian mereka, orang yang dikooptasi pada dasarnya
setuju untuk memberikan layanan kepada peneliti.
5) Co-operation: Kerjasama: ketika seorang peneliti mendapatkan seseorang untuk setuju
untuk berpartisipasi dalam proyek mereka, orang yang bekerja sama bekerja sebagai
mitra dalam banyak hal (dalam hal mereka secara teratur berkonsultasi), tetapi pada
proyek yang selalu "milik" peneliti (pemilik proyek"). Kebanyakan penelitian disertasi
adalah jenis ini.
6) Collaboration (Kolaborasi): ketika orang bekerja sama sebagai rekan peneliti dalam
sebuah proyek di mana mereka memiliki bagian yang sama

Anda mungkin juga menyukai