Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REVIEW

EDUTAINMENT

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. Edutainment

PRODI S1 PG-PAUD

Skor Nilai

Dosen Pengampu :

Elya Siska Anggraini, S. Pd., M. Pd

Nama Mahasiswa : Hapipah Harahap

Nim :1181113010

Reguler :B 2018

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat Rahmat dan
HidayahNya, penulis dapat menyelesaikan Critical Book Report tepat pada waktunya. Critical
Book Report ini disusun guna memenuhi salah satu tugas Edutainment, Critical Book Report
yang kami susun ini belumlah sempurna, akan tetapi penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan CBR ini.

Oleh karena itu,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan CBR ini sampai selesai. Serta ucapan terimakasih
penulis sampaikan juga kepada Ibu Dosen Edutainment yang telah memberikan tugas ini
kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap CBR ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi penulis
sendiri namun juga dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca CBR ini untuk
menambah wawasannya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan CBR ini.

Medan, Oktober 2020

Hapipah Harahap

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Dalam Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut untuk mengkritis sebuah buku, dan
meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat di pahami oleh mahasiswa yang
melakukan crtical book report ini, termasuk di dalamnya mengerti akan kelemahan dan
keunggulan kedua buku yang di kritisi. Dalam hal ini saya mengkritik beberapa buku.

Adapun dalam penuntasan tugas Critical Book Report ini mahasiswa di tuntut dalam
meringkas,menganalisa dan membandingkan serta memberikan kritik berupa kelebihan dan
kelemahan pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada dalam buku tersebut, sehingga
dengan begitu membuat mahasiswa senantiasa berfikirlogis dan kritis serta tanggap terhadap
hal-hal baru yang terdapat pada keduan buku tersebut. Penugasan critical Book report ini
juga merupakan pembiasaan agar mahasiswa terampil dalam menciptakan ide-ide kreatif dan
berpikir secara analitis sehingga pada pembuatan tugas-tugas yang sama mahasiswa pun
menjadi terbiasa serta semakin mahir dalam penyempurnaan tugas tersebut. Pembuatan
tugas crital book report ini juga melatih, menambah, serta menguatkan betapa pentingnya
mengkritikalisasi suatu buku berdasarkan data yang faktual sehingga dengan begitu
terciptalah mahasiswa yang berkarakter logis serta analis sehingga dengan bertambahnya era
yang semakin maju yang seperti kita tahu sekarang dizaman MEA(Masyarakat Ekonomi
Asean) di tuntut menciptakan masyarakat yang berpikir maju yang diharapkan kepada
generasi baru ini.

B. Tujuan Penulisan CBR

Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas,
khususnya mata kuliah Edutainment, serta untuk menambah wawasan dari mahasiswa itu
sendiri. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi tentang hal-hal perencanaan
pembelajaran dalam dunia kependidikan.

C. Manfaat CBR
Mengkritisi atau membandingkan buku yang berhubungan dengan Edutainment yang
satu dengan buku perencanaan pembelajaran yang lain. Dengan mencari kelebihan dan
kekurangan buku tersebut. Agar dapat menjadi pembanding yang akan memperbaiki atau
melengkapi buku Edutainment selanjutnya.

Informasi Bibliografi
A. Identitas Buku

1.    Judul buku   : Perencanaan Pengajaran


2.    Pengarang    : R. Ibrahim & Nana Syaodih S
3.    Penerbit       : Rineka Cipta
4.    Tahun terbit :2010
5.    Kota Terbit   : Jakarta
6.    Tebal Buku  : xii + 139 Halaman
7. ISBN : 978 – 979 – 518 – 656 – 4
8. ukuran : 14,5 x 20 cm

BAB II
Ringkasan Isi Buku

BAB II
TEORI DAN PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PENGAJARAN
A.    Rumpun Psikologi Kekuatan Mental
Rumpun teori ini disebut psikologi mental kerena menurut pandangan ahli psikologi,
individu atau siswa mempunayi kekuatan atau kemampuan yang bersifat mental atau rohaniah.
Dalam rumpun ini ada 3 teori psikologi yang terkenal dan banyak berpengaruh terhadap
pelaksanaan pengajaran, yaitu;

1.  Psikologi Daya
Menurut psokologi daya, individu atau siswa memiliki sejumlah daya atau kekuatan,
seperti daya mengindera, mengenal, mengingatt, menanggap, menghayal, berfikir, merasakan,
menilai dan berbuat. daya- daya itu dapat dikembangkan melalui latihan, seperti latihan
mengamati benda, gambar, mendengarkan bunyi dan suara, mengingat kata, arti kata, dan letak
sesuatu kota dala peta. Latihan- latihan ini dilakukan melalui berbagai bentuk pengulangan.
Dalam pelajaran pendidikan jasmani atau olahraga,, guru-guru banyak menggunakan metode ini.

2.  Psikologi Tanggapan
Teori kekuatan mental yang lain adalah psikologi tanggapan atau vorstellungen. Karena
pengembangan teori ini adalah sorang ahli psikologi berasal dari jerman bernama herbart, maka
psikologi ini disebut juga Herbatisme. Herbart menyebutkan teorinya sebagai vorstellungen,
yang dapat diterjemahkan sebagai tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran. Sitiap
pengalaman, apakah diterima melalui penglihatan, pendengaran, peradaban, dibaca, dipikirkan,
dilakukan, dan sebagainya. Akan memberikan bekas didalam didalam kesadaran.
B.    Rumpun Psikologi Behaviorisme

Rumpun psikologi ini disebut Behaviorisme karena sangat menekankan behavior, yaitu
tingkah laku atau prilaku yang dapat diamati dan diukur. Rumpun psikologi ini bersifat
molecular atau unsuriah, karena memandang kehidupan individu manusia tediri atas unsure-
unsur seperti halnya molekul-molekul. Ada beberapa cirri dari rumpun psikologi ini, yaitu:

 Mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil


 Bersifat mekanistis
 Menekankan peranan lingkungan
 Mementingkan pembentukan reaksi atau respons
 Menekankan pentingnya latihan.
Ada 3 teori belajar yang terpenting dalam rumpun psikologi behaviorisme ini, yaitu:

1. Psikologi Asosiasi
2.  Psikologi Conditioning
3.  Psikologi Penguatan
BAB III
BEBERAPA HAL POKOK DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
A.    Interaksi Belajar Mengajar

Agar pelaksanaan pengajaran berjalan efesien dan efektif maka diperlakukan perencanaan yang
tersusun secara sistematis, dengan proses belajar-mengajar yang lebih bermakna dan
mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu scenario yang jelas.Pengajaran berintikan
interaksi antara guru dan siswa. Dalam interaksi ini, guru melakukan kegiatan mengajar dan
siswa belajar. Kegiatan belajar-mengajar ini bukan merupakan dua hal yang terpisahkan tetapi
bersatu, dua hal yang menyatukan adalah interaksi tersebut.Interaksi belajar-mengajar di sekolah,
merupakan interaksi berencana. Secara umum, yang meenjadi rencana pengajarannya adalah
kurikulum, sedangka secara khusu rencana pengajaran ini adalah Garis-garis Besar Program
Pengajaran (GBPP) dan satuan Satuan Pelajaran.

B.     Proses Belajar-Mengajar Ditinjau Dari Sudut Siswa

Seperti telah di uraikan sebelumnya bahwa dari sudut siswa, pengajaran berarti belajar.
Belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan
sikap serta nilai-nilai siswa, baik kemampuan intelektual, social, afektif, maupun psikomotor.

1.  Macam-Macam Keterampilan Intelektual

Gagne (1970), membedakan macam-macam belajar, dari keterampilan intelektual yang


terkandung didalamnya. Ia mengemukakan 8 tipe keterampilan intelektual dalam belajar, yaitu:

1)  Belajar tanda-tanda atau signal learning


2)  Belajar hubungan stimulus-respons
3)  Belajar mengusai rangkaian hal.
4)  Belajar hubungan verbal
5)  Belajar membedakan atau discrimination learning
6)  Belajar konsep-konsep
7)  Belajar aturan/hokum atau rule learning
8)  Belajar memecahkan masalah atau problem solving learning

2.  Belajar Menerima, Menghafal, Diskaveri dan Bermakna

Ausuble dan Robinson (1969), mengemukakan adanya 4 macam belajar menerima


dengan lawannya belajar diskaveri, dan menghapal dengan lawannya dan belajar bermakna.

a. Belajar Menerima dan Belajar Diskaveri


Belajar menerima adalah suatu bentuk kegiatan belajar, dengan peranan siswa lebih pasif mereka
lebih banyak menerima apa yang disampaikan oleh guru. Belajar diskaveri, disebut juga belajar
inkuiri, yang erat hubungannya dengan apa yang sekarang kita kenal dengan sebutan Cara
Belajar Siswa Aktif (CBSA).

b. Belajar Menghafal dan bermakna


Belajar menghafal merupakan kegiatan belajar yang menekankan penguasaan pengetahuan atau
fakta-fakta tanpa memberi arti terhadap pengetahuan atau fakta tersebut.
3.  Belajar di Sekolah dan di Luar Sekolah
Kegiatan-kegiatan belajar yang diutarakan pada uraian dapat berlangsung di sekolah, dan dapat
pula di luar sekolah
4.  Belajar Secara Klasial, Kelompok dan Individual
Kegiatan belajar dapat berlangsung secara klasikal, kelompok, maupun individual.
Kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat menerima atau mengahapal pada umumnya diberikan
secara klasikal. Kegiatan belajar yang lebih mengaktifkan siswa berlangsung secara kelompok
atau individual.
5.  Belajar Teori dan Praktek
Apa yang dipelajari oleh siswa dapat berkenaan dengan suatu teori, tetapi dapat juga
menyangkut kegiatan praktek. Dalam kegiatan belajar yang bersifat praktek umumnya para
siswa  belajar secara aktif, bukan saja aktif secara jasmaniah tetapi juga secara rohaniah, belajar
tidak hanya bersifat menerima tetapi juga memberi atau berbuat, tidak menghapal tetapi
menangkap arti.
C.    Proses Belajar Mengajar ditinjau dari Sudut Guru

Kegiatan belajar-mengajar, memang merupakan dua hal yang tidak bias dipisahkan,
sebab siswa melakukan kegiatan belajar karena guru mengajar, atau guru mengajar agar siswa
belajar.

1.  Mengajar Secara Ekspositori

Metode mengajar yang biasa digunakan dalam pengajaran ekspositori, adalah:

a. Metode Ceramah
b.  Metode Demonstrasi
2. Mengajar dengan Mengaktifkan Siswa

Beberapa halnya dengan kegiatan mengajar yang bersifat ekspositori, dalam pelaksanaan
kegiatan mengajar mengaktifkan siswa, guru tidak begitu banyak melakukan aktivitas.

a.  Metode Tanya-Jawab
b. Metode Diskusi
c. Metode Pengamatan dan Percobaan.
d. Metode Mengajar Kelompok
e.  Metode Latihan
BAB IV
PROGRAM PENGAJARAN DAN PERENCANAAN
A.    Pengajaran Sebagai Suatu Sistem

1.  Konsep Pengajaran Sebagai Suatu System

Pengajaran sebagai suatu system merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan
hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik mempunyai
arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan fungsinya saling
berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan. Hubungan sistemik atau penekanan
kepada system, merupakan ciri pertama dari pengajaran ini.

B.     Perencanaan Program Pengajaran


Pengajaran dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, misalnya 3 tahu untuk jenjang SLTP dan
SLTA, dan 6 tahun untuk Sekolah Dasar. Karena dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, baik
lama maupun singkat, maka apa yang dikerjakan dalam pengajaran perlu disusun dalam suatu
program, yaitu program pengajaran. Ada program pengajaran yang mencakup seluruh masa
belajar misalnya 6 tahun untuk SD dan 3 tahun untuk SLTP dan SLTA, disamping itu ada
program yang lebih singkat seperti program tahunan, semesteran/caturwulan, program mingguan,
dan sebagainya.

1.  Program Untuk Jangka Waktu Agak Panjang

Berdasarkan kurikulum 1984, di SLTP dan SLTA digunakan system/program belajar


semester, sedang SD tetap digunakan system/program belaja caturwulan. Kalau dalam program
belajar semester satu tahun ajaran terbagi atas dua semester, maka dalam program caturwulan
satu tahun terbagi atas tiga caturwulan. Perbedaan pembagian waktu belajar ini sudah tentu
didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Adapun unsur-unsur yang biasanya terkandung dalam program suatu caturwulan tertentu
meliputi :

a.   Tujuan
b.   Pokok/satuan bahasan
c.   Metode mengajar
d.   Media dan sumber
e.   Evaluasi pengajaran
f.   Waktu
g.  Dan lain-lain

2.      Program Untuk Jangka Waktu Singkat


Program caturwulan dapat dijadikan pegangan untuk mengajar di kelas, tetapi baru
merupakan pegangan bagi pelaksanaan mengajar selama satu caturwulan. Untuk pegangan
mengajar di dalam kelas. Dari program caturwulan ini masih perlu dijabarkan lagi program-
program untuk jangka waktu yang pendek, misalnya program untuk setiap pokok/satuan
bahasan. Program untuk setiap pokok/satuan bahasan ini pada dasarnya merupakan program
mingguan atau harian, dan dewasa ini lebih dikenal dengan nama satuan pelajaran.Isi dan alokasi
waktu setiap satuan pelajaran tergantung pada luas atau sempitnya pokok/satuan bahasan yang
dicakupnya.
C.    Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Perencanaan Program Pengajaran

Penyusunan program pengajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih


lancar dan hasilnya lebih baik.

1.  Kurikulum
2.  Kondisi sekolah
3.  Kemampuan dan perkembangan siswa
4.   Keadaan guru
BAB V
PERUMUSAN TUJUAN PENGAJARAN
A.    Pengertian dan Penggolongan Tujuan Pengajaran

Tujuan pengajaran merupakan titiki awal yang sangat penting dalam proses perencanaan
pengajaran sehingga baik arti maupun jenis-jenisnya perlu dipahami betul oleh setiap guru.

1. Pengertian Tujuan dan Latar Belakangnya

Tujuan pengajaran merupakan kompnen yang utama yang terlebih dahulu harus dirumuskan guru
dalam proses belajar-mengajar.

2. Jenjang dan Lingkup Pendidikan


a.  jenjang  Tujuan
Dilihat jenjangnya, tujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas:

1)  Tujuan Institusional;
2)  Tujuan Kurikuler.
3)  Tujuan Instruksional
 Tujuan  institusional ialah tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga tau
jenis/tingkatan sekolah.
 Tujuan Kurikuler adalah tujuan-tujuan yang pencapaiannya dibebankan pada masing-
masing mata pelajaran.
 Tujuan Instruksional merupakantujuan terbawa dari jenjang-jenjang tujuan yang kita
kenal.

b.  Lingkup tujuan

Dilihat dari kawasan atua bidang yang di cakup, yujuan-tujuan pendidikan dapat dibagi atas:
1. Tujuan Kognitif
Tujuan kognitif ialah tujuan-tujuan yang  lebih banyak yang berkenaan dengan prilaku dalam
aspek berfikir/intelektual.
2. Tujuan Psikomotor
Tujuan-tujuan psikomotor ialah  tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek ketrampilan
motoric atau grrak dari peserta didik/siswa.

3.Tujuan Apektif
Tujuan apektif adalah tujuan-tujuan yang banak berkenaan dengan aspek perasaan, nilai,sikap,
dan minat prilaku peserta didik/siswa.

B.     Tujuan Instruksioanal Khusus dan Cara Penyusunannya


Dalam uraian tentang jenjang-jenjang tujuan pendidikan pada bagian yang lalu dikemukakan
bahwa dalam pengembangan kurikulum dan perencanaan pengajaran, dibedakan antara tujuan-
tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan-tujuan instruksional khusus (TIK).salah satu
penting yang perlu dilakukan guru dalam kegiatan perencanaan pengajaran ialah menetapkan dan
merumuskan tujuan-tujuan instruksional khusus atau TIK.
1.  Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
      Tujuan instruksional umum  dapat dilihat di dalam GBPP, sedangkan tujuan instruksional
khusus harus dirumuskan sendiri oleh guru yang bersangkutan berdasarkan tujuan instruksional
khusus (TIK) berisi sejumlah kemmpuan yang lebih spesifik yang dijabarkan dari dan untuk
menunjang pencapaian kemajuan yang terkandung Tujuan Instruksioanl Umum (TIU).

2.  Cara Menjabarkan TIU Menjadi TIK


Langkah pertam yang harus dibuat guru dalam merencanakan pengajaran untuk suatu
pokok/satuan bahsan dalam kurikulum adalah merumuskan TIK yang menjabarkan dari TIU
yang ingindicapai melalui pokok/satuan bahasan yang bersangkutan.
3.  Penentuan TIK yang  Sesuai  dengan Kebutuhan Siswa
Agar perencanaan pengjaran yang dibuat bersifat efesien, perlu diupayakan agar TIK-TIK yang
kita rumuskan betul-betul mengandung perilaku.
BAB VI
PENENTUAN DAN PENYUSUNAN ALAT EVALUASI
A.    Penentuan Pendekatan dan Cara Evaluasi

1. Pendekatan dalam Evaluasi

Dalam evaluasi hasil belajar dikenal adanya dua pendekatan:


Penilaian AcuanNorma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan(PAP).
Dalam PAN< nilai yang diperoleh siswa tergantunga pada kedudukan hasil belajar yang
tercapainya dalam kelas. Daam PAP,nilai yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh
tujuan-tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang diberikan dapat dikuasi, tanpa
mempedulikan hasil yang dicapai oleh kelas/siswa-siswi  lain.

2. Cara-cara dalam evaluasi

a.  Tes Tertulis

dalam melakukan tes tertulis, guru menyiapkan butir-butir  tes  secara tertulis dan para siswa pun
memberikan jawaban secara tertulis pula.Evaluasi secara terrulis ini dapat dilaksankan dalam
teks bentuk objektif dan bentuk uraian.

Tes bentuk objektif di bagi atas empat jenis, yaitu:

1.      tes benar/salah
2.      tes pilihan ganda
3.      tes menjodohkan
4.      tes melengkapi jawaban singkat.

BAB VII
PENENTUAN MATERI DAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A.    Penentuan Materi Pelajaran
1.  Pengertian dan Persyaratan Materi

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:

 Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tercapainya tujuan instruksional.


  Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan /perkembangan siswa pada
umumnya.
 Materi pelajran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan bersikenambungan.
 Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat factual maupun konsptual.

2.      Cara Pemilihan
Dengan mengacu pada uraian yang telah dikemukakan, adabeberapa hl yang perlu diperhatiakn
dalam memilih/menetapkan materi pelajaran:
a.  tujuan pengajaran.
b.  Pentingnya bahan
c.  Nilai praktis
d.  Tingat perkembangan peserta didik
e.  Tata urutan

B.     Penentuan Metode Mengajar

1.  Jenis-jenis Metode Mengajar


Analisi singkat tentang  masing-masing metode mengajar tersebut dapat diikuti dalam uraian-
urain berikut:
a.  Metode Ceramah
b.  Metode Demonstrasi
c.  Metode Eksperimen
d.   Metode Pemberian Tugas
e.   Metode Karyawisata
f.    Metode Sosiodrama
2.  Pemilihan Metode Mengajar
a.  Kesesuaian dengan tujuan instruksional
b.   Keterlaksanaan dilihat dari waktu dan sarana

C.    Penentuan Kegiatan belajar Mengajar

1. Kegiatan Guru
Jenis-jenis Kegiatan yang perlu dilakukan guru tergantung dari jenis-jenid metode mengajar
yang digunakan.
a.   Menjelaskan TIK yang akan dicapai
b.  Membagi siswa-siswa  kedalam beberapa kelompok.
c.   Menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan setiap kelompok.
2.   Kegiatan Siswa
Seperti kegiatan guru, kegiatan siswa pun tergantung dari jenis-jenis metode mengajar yang
digunakan.
a.  Mengikuti dengan sesame penjelasan guru tentang pembagian kelompok dan jenis-jenis tugas
yang harus dilaksankan setiap kelompok.
b.  Melaksanakan tugas-tugas dalam kelompok.
c.   Menyiapkan laporan hasil pelksanaan tugas.

BAB VIII
PEMILIHAN MEDIA DAN ALAT PENGAJARAN
A.    Jenis-jenis Media yang Dapat Digunakan

Aneka ragam media pengajaran yang dapat  diklasifikasikan  berdasarkan ciri-ciri tertentu:

1.   Media Cetak
Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini:
-    Keuntungan
Keuntungan dari media cetak ini, disamping relatife murh pengadaannya, juga lebih mudah
dalam penggunaannya, dan tiak memrlukan peralatan khusus dan mudah digunakan.

-     Kelemahan
Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk
membosankan.
2.   Media elektronik
Ada beberapa macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam pengajaran,
antara lain:

a.  perangkat slide atau film


b.  film strips
c.  Rekaman dll.
B.     Hal-hal yang Perlu dalam Pemilihan Media ddiperhatikan

Dapat dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.
1.  Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran (TIK).
2.  Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.
3.  Kemampuan guru menggunkan suatu jenis media.
4.  Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaanya.
5.  Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung  yang ada.
6.  Biaya.

C.    Pemilihan Alat Pengajaran

1.  Jenis-jenis  Alat  Pengajaran
Alat pengajaran dapat dikelompokan dalam dua jenis alat pelajran yang bersifat umum dan
khusus.
a. Alat pengajaran yang bersifat umum
b. Alat pengajaran yang bersifat khusus
Yang dimaksudkan dengan jenis ini ialah alat-alat pengajaran yang pengunaannya yang berlaku
khusus untuk mata pelajaran tertentu, seperti:
-     Mikroskop, untuk IPA.
-     Jangka, untuk Matematika.
-     Kuas, untuk menggambar.

BAB IX
PELAKSANAAN DAN EVALUASI PENGAJARAN
A.    Penyiapan Program/Bahan Pengajaran

1.  Hasil Yang Dicapai Dari Perencanaan Pengajaran


Bila ditelaah kembali hal-hal yang telah dibicarakan dari Bab IV sampai Bab VIII, dapat
disimpulkan bahwa ada dua jenis hasil pokok yang diperoleh dari kegiatan perencanaan
pengajaran yang dilakukan :
a.  Daftar sejumlah pokok/satuan bahasan yang akan diajarkan selama satu caturwulan beserta
alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pokok/satuan bahasan.

b.  Bagan/matriks yang berisi rencana yang lebih rinci tentang pengajaran masing-masing
pokok/satuan bahasan, yang meliputi tujuan intruksional umum, tujuan intruksional khusus, alat
evaluasi, materi, kegiatan belajar mengajar, serta media/alat dan sumber bahan.

2. Jenis-jenis Program/Bahan Pengajaran Yang Dapat Dikembangkan


Dari hasil perencanaan pengajaran yang tergambar dalam bagan/matriks, sebenarnya dapat
dikembangkan berbagai jenis program/bahan pengajaran, sesuai dengan keperluan.Di sekolah-
sekolah ( SD, SLTP, SLTA) dewasa ini, setiap guru diharuskan menyiapkan program yang
disebut satuan pelajaran (Satpel), yang didalamnya terkandung rumusan TIU, TIK, materi, dan
sebagainya. Di IKIP/FKIP, setiap dosen diharuskan menyiapkan program yang disebut Satuan
Acara Perkuliahan (SAP) yang didalamnya juga terkandung TIU, TIK, materi perkuliahan, dan
sebagainya.

B.     Pelaksanaan Program Pengajaran


1. Evaluasi Awal
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pengajaran
ialah mengadakan evaluasi awal.Evaluasi awal atau pretest dilakukan sebelum pelajaran
diberikan. Tujuan dan fungsinya ialah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai
pelajaran yang bersangkutan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat
menentukan cara penyampaian yang akan ditempuhnya nanti. Untuk bahan-bahan yang telah
dikuasai siswa, misalnya guru tidak akan memberikan penjelasan yang banyak lagi.

2.  Pelaksanaan Pengajaran
Setelah evaluasi awal dilakukan, langkah berikutnya ialah melaksanakan pengajaran
sesuai dengan langkah-langkah/kegiatan belajar-mengajar yang telah direncanakan.Selama
langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru antara lain dalam bentuk kuis,
tugas-tugas, observasi, dan bertanya langsung kepada siswa tentang pelajaran yang sedang
disajikan, apakah cukup jelas dan sebagainya.

3.  Evaluasi Akhir
Setelah pengajaran selesai dilaksanakan, maka tibalah saatnya bagi guru melakukan
evaluasi akhir atau post-test, dengan menggunakan tes yang sama atau setara dengan yang
digunakan pada evaluasi awal.

4.  Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukan, guru dapat merencanakan
kegiatan-kegiatan tindak lanjut yang perlu dilakukan, baik berupa upaya perbaikan (remedial)
bagi siswa-siswa tertentu, maupun berupa penyempurnaan program pengajaran.
C.    Evaluasi Pengajaran

1.  Fungsi Evaluasi
Dalam pengembangan program pengajaran, ada dua fungsi utama evaluasi yang perlu
diwujudkan :
Pertama : mengetahui tingkat efektivitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya
Kedua     : mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu diperbaiki

2.  Cara-cara evaluasi
Dalam kaitan dengan fungsi pertama evaluasi, yaitu melihat efektifitas program
pengajaran cara yang paling banyak dilakukan ialah melalui tes yang diberikan pada awal dan
pada akhir program (lihat evaluasi awal dan evaluasi akhir). Semakin besar perbedaan hasil tes
awal dan hasil tes akhir (dalam pengertian hasil tes akhir lebih baik dari hasil tes awal) maka
semakin efektif program pengajaran yang bersangkutan.
3.  Cara Pengolahan Hasil Evaluasi
a. Pengolahan Secara Keseluruhan
b. Pengolahan Bagian Demi Bagian
4.  Penggunaan Hasil Evaluasi
Diantara berbagai kemungkinan penggunaan hasil evaluasi yang kita peroleh, ada dua
kemungkinan penggunaan yang akan dibahas dalam bagian ini.
a.  Untuk Kepentingan Pengelolaan Siswa
b.  Untuk Kepentingan Perbaikan Program
Dari hasil analisis persentase siswa yang betul dan salah menjawab setiap soal,
pertama-tama dapat diidentifikasikan bagian-bagian mana dari materi pelajaran yang
sudah dan belum dipahami oleh sebagian besar siswa.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan dan kelemahan Buku Utama


Menurut saya, pada buku pertama dari : covernya menarik dan sederhana, di lengakapi
dengan prakata dan daftar isi. Pada buku ini juga di buat suatu pelatihan untuk mengevaluasi
sampai dimana kemampuan mahasiswa mengenai pembahasan topik atau materi pada setiap bab
nya. Kertas yang di gunakan pada buku ini seperti kertas fotocopy dimana hurufnya juga terdapat
berbagai macam jenis. Di lengakapi dengan gambar pada setiap materi babnya minimal satu
gambar. Cara penulisannya menurut saya kurang spesifik. Dan terkdang ada saja kalimat yang
rancu dan sulit untuk di mengerti oleh pembaca.
B. Kelemahannya
Kelemahan dari buku ini adalah menurut saya masih ada kata yang kurang cocok dipakai
atau saya kurang mengerti maksudnya, kemudian masih ada terdapat beberapa kata yang salah
penulisan, kurang rapinya pengetikan, masih kurangnya pendapat para ahli yang dimasukkan dan
Cara penulisannya menurut saya kurang spesifik. Dan terkadang ada saja kalimat yang rancu dan
sulit untuk di mengerti oleh pembaca.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil ringkasan pada buku ini dapat ditarik kesimpulan bahawa buku ini
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dimana pembahasan banyak tedapat pada
buku yang sangat runtun. Dan Pembelajaran tersebut sangat penting bagi anak, mengingat
adanya suatu kenyataan bahwa setiap orang dalam fase kehidupannya tidak pernah lepas dari
permasalahan. Dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada fase kehidupan
tertentu, anak sering atau bahkan selalu menghadapi gangguan, hambatan atau masalah.
Kemampuan mengatasi masalah terhadap lingkungan tidak sama bagi semua orang.

B. Saran
Buku ini pada dasarnya sangat baik sebagai panduan memahami materi tentang Evaluasi
Hasil Belajar, dan walaupun demikian alangkah bagusnya jika ditambah aspek pendukung nya
seperti gambar atau warna pada tabel,diagram serta dan masih banyak lagi sebagai panduan
untuk memahami dan mengaplikasikan setiap teori yang ada didalam buku ini. Mari
memperbanyak membaca buku yang bersifat praktis untuk menambah wawasan dan pengetahuan

Daftar Pustaka

Ibrahim,R dan Nana Syaodih S,2010, Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai