Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAHASISWA

Mata kuliah : Auditing 1


Sesi : 13, Rabu 6 Mei 2020
Klas : EKA194161-1R2A
Program Studi : S1 AK
Ruang : 3304
Dosen : Baihaqi Arsyad Lintang
No Reg : 87.440
__________________________________________________________________

Topik : RESIKO CONTROL (CONTROL RISK)


____________________________________________________________________________________________________
Saudara diminta menjelaskan :
1. 4 tahap dalam memahami dan menilai internal control
Jawaban
Tahap 1 - Memperoleh Dan Mendokumentasikan Pemahaman Tentang
Pengendalian Internal
Prosedur memperoleh pemahaman, meliputi : pengumpulan bukti tentang rancangan
pengendalian internal dan apakah pengendalian itu sudah diimplementasikan lalu
menggunakan informasi itu sebagai dasar audit terpadu.
Bukti yang digunakan auditor biasanya berupa dokumentasi, tanya jawab dengan
personil entitas, mengamati karyawan yang melakukan proses pengendalian dan
melakukan kembali dengan menelusuri satu atau beberapa transaksi melalui sistem
akuntansi dari awal sampai akhir.
Tiga jenis dokumen untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahamannya atas
perancangan pengendalian internal :
Naratif
Yaitu uraian tertulis tentang pengendalian internal klien. Naratif yang baik
menguraikan 4 hal :
a) Asal-usul setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
b) Semua pemrosesan yang berlangsung;
c) Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
d) Petunjuk tentang pengendalian yang relevan dengan penilaian risiko pengendalian

Bagan arus

Yaitu diagram yang menunjukkan dokumen klien dan aliran urutannya dalam organisasi.
Bagan arus memiliki 2 keunggulan dibandingkan dengan naratif yaitu lebih mudah
dibaca dan lebih mudah diperbarui.

Kuesioner pengendalian internal.

Kuesioner pengendalian internal mengajukan serangkaian pertanyaan tentang


pengendalian dalam setiap area audit sebagai sarana untuk mengidentifikasi defisiensi
pengendalian internal. Dua kelemahan utama kuesioner : tidak mampu memberikan
gambaran yang menyeluruh tentang sistem klien dan tidak dapat diterapkan pada
beberapa audit, terutama ynag lebih kecil.

Tahap 2 - Menilai Resiko Pengendalian

Menilai risiko pengendalian merupakan suatu proses mengevaluasi efektivitas


pengendalian intern suatu entitas dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Ada dua faktor utama yang menentukan
auditabilitas : integritas manajemen dan kememadaian catatan akuntansi.

Langkah-langkah dalam proses penilaian:

1. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur untuk memperoleh


suatu pemahaman.
2. Mengidentifikasi salah saji potensial.
3. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan.
4. Melaksanakan pengujian pengendalian.
5. Mengevaluasi bukti dan membuat penilaian

Tahap 3 - Merancang, Melaksanakan Dan Mengevaluasi Pengujian Pengendalian

Prosedur untuk menguji efektivitas pengendalian dalam mendukung suatu resiko


pengendalian yang dinilai kurang.

Prosedur untuk ujian pengendalian :

1. Mengajukan pertanyaan kepada personil klien yang tepat


2. Memeriksa dokumen, catatan dan laporan
3. Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian
4. Melaksanakan kembali prosedur klien

Tingkat prosedur . Tingkat dimana ujian pengendalian diterapkan tergantung pada nilai
tingkat resiko pengendalian yang iinginkan.

Tahap 4 - Memutuskan Risiko Deteksi Yang Direncanakan Dan Pengujian Substansif

Auditor menggunakan penilaian risiko pengendalian dan hasil pengujian pengendalian


untuk menentukan risiko deteksi yang direncanakan serta pengujian substantif terkait
untuk audit atas laporan keuangan. Audit melakukannya dengan menghubungkan
penilaian risiko pengendalian dengan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk
akun-akun yang dipengaruhi oleh jenis transaksi utama serta dengan 4 tujuan audit
penyajian dan pengungkapan. Untuk melakukan hal itu , Auditor menggunakan hasil dan
proses penilaian resiko kendali dan ujian pengendalian.

2. 3 cara yang umum dilakukan auditor untuk memahami dan mengevaluasi internal
control auditee.
Jawaban

1) Naratif
Yaitu uraian tertulis tentang pengendalian internal klien. Naratif yang baik
menguraikan 4 hal :
a) Asal-usul setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
b) Semua pemrosesan yang berlangsung;
c) Disposisi setiap dokumen dan catatan dalam sistem;
d) Petunjuk tentang pengendalian yang relevan dengan penilaian risiko
pengendalian

2) Flowchart (Bagan arus)


Yaitu diagram yang menunjukkan dokumen klien dan aliran urutannya dalam
organisasi. Bagan arus memiliki 2 keunggulan dibandingkan dengan naratif yaitu
lebih mudah dibaca dan lebih mudah diperbarui.

3) Internal Control Questionnaire (ICQ).


Kuesioner pengendalian internal atau Internal Control Questionnaire (ICQ) adalah
mengajukan serangkaian pertanyaan tentang pengendalian dalam setiap area audit
sebagai sarana untuk mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal. Dua
kelemahan utama kuesioner : tidak mampu memberikan gambaran yang
menyeluruh tentang sistem klien dan tidak dapat diterapkan pada beberapa audit,
terutama ynag lebih kecil.

3. 2 faktor yang dinilai untuk menetapkan apakah auditee dapat di audit atau tidak
Jawaban
a. Integritas Manajemen
Jika integritas manajemen lemah, umumnya auditor akan menolak penugasan
b. Kecukupan catatan akuntans
Jika catatan akuntansi tidak memadai, maka bukti audit yang perlukan tidak akan
tersedia. Contoh: Jika klien tidak mempunyai duplikat Sales invoice dan Vendor’s
invoice, maka audit tidak bisa dilaksanakan

4. Control Risk Matrix – Sales (transaksi penjualan)


– Coba saudara jelaskan Cantrol Risk Matrix – Sales yang ditampilkan pada silde 12
figure 10 – 5. Jelaskan ada 4 elemen/unsur yang dibahas dalam matrix tersebut,
sehingga dicapai tujuan yang dinginkan auditor/ auditor agar dapat menyimpulkan
tentang resiko kontrol dalam perusahaan yang diaudit.
Jawaban
Penggunaan Control Risk Matrix (CRM) untuk membantu dalam proses penilaian
Control Risk Strategi manajemen risiko yang sukses membutuhkan lingkungan
pengendalian internal yang kuat. Format matriks kontrol risiko (RCM) menekankan
bahwa lingkungan kontrol internal yang kuat dan berorientasi risiko sering
dioptimalkan dengan kontrol otomatis / manual, tergantung pada situasinya. RCM
memberikan ikhtisar tujuan kontrol yang berbeda yang harus dipertimbangkan
organisasi dan kontrol terkait untuk melindungi perusahaan terhadap risiko, yang
mungkin timbul jika tidak diperiksa tepat waktu. Setelah disesuaikan dengan suatu
organisasi, dokumen ini dapat membantu pengguna dalam menilai setiap kontrol.
Penilaian kontrol kemudian dapat juga diringkas untuk mengembangkan rencana aksi.
Unsur-unsur yang dibahas dalam matrix tersebut:
1) Identifikasi Tujuan Audit.
untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-pinsip akuntansi
yang berlaku umum (GAAP).
2) Identifikasi Kontrol yang Ada.
Auditor internal mungkin tidak bisa sepenuhnya memahami sistem operasi dan
kalaupunmereka memahami, mereka mungkin tidak bisa menilainya secara objektif.
Tetapi auditor internal dididik untuk bisa mengevaluasi sistem kontrol secara objektif.
3) Kontrol Asosiasi dengan Tujuan Audit Terkait.
Audit teknologi informasi merupakan pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan
terhadap teknologi informasi dan proses bisnisnya untuk menilai integritas informasi
yang dihasilkan sistem, menilai kontrol internal teknologi informasi, dan meninjau
proses bisnis yang sedang dijalankan beserta sistem pendukungnya. Seorang auditor
harus memiliki berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan, baik itu yang sifatnya
organisasional, teknis, maupun hukum agar dapat melaksanakan audit teknologi
informasi secara menyeluruh.
4) Identifikasi dan Evaluasi Kelemahan Kontrol, Kekurangan Signifikan, dan
Kelemahan Material.
Control deficiency (kelemahan control)
Control deficiency ada jika design atau operasi dari kontrol tidak memungkinkan
personel perusahaan untuk mencegah atau menditeksi salah saji secara tepat waktu
Design deficiency ada jika kontrol yang diperlukan tidak ada atau tidak dirancang
dengan tepat.
Operation deficiency ada jika kontrol yang dirancang dengan baik (well-designed
control) tidak dilaksanakan sebagaimana yang dirancang atau jika person yang
melaksanakan kontrol tidak cukup kualifaid atau tidak mempunyai kewenangan.
- Significant deficiency
► Significant deficiency terjadi jika satu atau lebih kekurangan kontrol yang ada
sebagai akibat dari : more than remote kemungkinan salah saji dan salah saji tersebut
more than inconsequential tidak akan dapat dicegah atau terditeksi.
► Thus adanya Significant deficiency harus memenuhi dua unsur:
kemungkinan terjadi salah saji melebihi batas remote dan
besarnya (magnitude) melebihi batas inconsequential.
► Interpretasi “more than remote” sangat subyektif baik dalam praktek maupun
konsep. Standar audit mendefinisikan sebagai “ kemungkinan kecil terjadi – a slight
chance of occurrence”.
► Salah saji adalah inconsequential jika reasonable person menyimpulkan bahwa
salah saji secara jelas tidak material terhadap Laporan Keuangan.
► Jika auditor menyimpulkan bahwa satu atau lebih kelemahan kontrol untuk tujuan
tertentu tidak melebihi tingkat more than remote atau inconsequential maka
kelemahan kontrol tersebut dapat diabaikan.

5. 4 prosedur dalam melaksanakan Test atas Internal Controll


Jawaban
- Membuat pertanyaan dengan personel klien yang tepat
- Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
- Mengamati aktivitas yang terkait dengan Internal Kontrol
- Mereformasi prosedur klien

6. Kenapa auditor lebih menekankan pada control atas transaksi daripada saldo akun
Jawaban
Auditor lebih menekankan pada control atas transaksi daripada saldo akun karena
control terhadap transaksi digunakan untuk memverifikasi transaksi yang dicatat
dalam jurnal dan dipindahbukukan ke dalam buku besar. Sedangkan control pada
saldo akun hanya menekankan kepada saldo akhir dalam buku besar saja. Dengan
menggabungkan jenis control audit tersebut auditor mendapatkan keyakinan
keseluruhan yang lebih tinggi untuk transaksi dan akun dalam siklus penjualan dan
penagihan dibandingkan dengan keyakinan yang didapatkan dari setiap control
lainnya. Itulah mengapa auditor lebih menekankan pada control atas transaksi
daripada control terhadap saldo akun.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
( Jawaban dikiri sebelum 13 Mei 2020 ke : baihaqilintang7b@gmail.com )
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai