DATA KONTRAK
NOMOR KONTRAK : RP. 5.217.386.000,-
TANGGAL KONTRAK : -
NILAI KONTRAK : -
WAKTU PELAKSANAAN : -
PRIODE : -
TANGGAL MULAI KERJA : -
MASA PEMELIHARAAN : -
RANCANGAN KONSEPTUAL SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI PERANCANGAN KONSTRUKSI
PAKET PEKERJAAN :
Lokasi Pekerjaan : JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG
BINTANG, KOTA BANDA ACEH
Nomor Kontrak :
Waktu Pelaksanaan : 11 Bulan
DISUSUN OLEH:
PRESERVASI JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG BINTANG,
KOTA BANDA ACEH
Waktu Pelaksanaan : 11 Bulan
hal - i
DAFTAR ISI Hal
Cover Dokumen
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
1 Data Umum
1.1 Pernyataan Pertanggungjawaban Konsultansi Konstruksi Perancangan
2 Metode Pelaksanaan
hal - ii
1. 1 Data Umum
Nama Proyek :
Nama Paket Pekerjaan : PRESERVASI JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG BINTANG, KOTA BANDA ACEH
Lokasi Pekerjaan : JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG BINTANG, KOTA BANDA ACEH
Nomer Kontrak :
Waktu Pelaksanaan : 11 Bulan
Nama Konsultan Perancangan : PT. ANUGERAH KRIDAPRADANA KSO. PT. PERENTJANA DJAJA
Lingkup Tanggung Jawab : 1. Membuat Rancangan Konseptual SMKK Perancangan termasuk rancangan panduan
Konsultan Perancangan keselamatan operasi dan pemeliharaan; dan
2. Menyusun Program Mutu.
PT. Anugerah Kridapradana KSO. PT. Perentjana Djaja , sebagai Badan Usaha Jasa Konsultansi Konstruksi
Perancangan bertanggung jawab penuh terhadap hasil desain yang telah dilakukan. Apabila terjadi revisi desain, maka
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi.
Materai
10000
hal - 65
2. Metode Pelaksanaan
TABEL 1. Metode Pelaksanaan
1 Mobilisasi - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan mobilisasi personil teknis dan pekerja, peralatan kerja,
material ke lokasi base camp yang berlokasi di paket pekerjaan yang dilaksanakan.
- Mobilisasi peralatan berat menggunakan trailer, sedangkan peralatan ringan menggunakan truk.
- - Mobilisasi material menggunakan excavator, loader, dumptruk.
- Membangun base camp, direksi keet, gudang, workshop, barak pekerja, dsb.
- Erection AMP/Batching Plan/Stone Cruser
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor menempatkan personil untuk mengatur lalu lintas bila pekerjaan berada
pada badan jalan dan mengganggu lalu lintas.
- Penyedia jasa konstruksi/kontraktor menempatkan rambu-rambu untuk pengaturan lalu lintas selama masa
konstruksi.
3 Pengamanan Lingkungan Hidup - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor memobilisasi personil dan peralatan untuk melaksanakan uji lingkungan
4 Pengujian Tanah - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan uji tanah dengan bor mesin / sondir (bila diperlukan)
5 Manajemen Mutu - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor menempatkan personil pengendali mutu pelaksanaan di lokasi
pekerjaan selama masa konstruksi
6 Pekerjaan Drainase/Saluran - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan pekerjaan pembangunan saluran/box culvert/sub drain
pada lokasi yang sudah ditentukan.
- Pembangunan saluran/sub drain berada pada sisi luar badan jalan.
- Pembanguan box culvert melintang badan jalan dengan menutup sementara sebagian jalur lalu lintas/
pengalihan arus lalu lintas dengan jembatan sementara
hal - 3
No Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan
7 Pekerjaan tanah dan geosintetik - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan galian tanah, timbunan tanah, penyiapan badan jalan
menggunakan alat berat dan dumptruk.
8 Pekerjaan Perkerasan berbutir - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan pekerjaan perkerasan berbutir yang meliputi antara lain :
lapis pondasi agregat kelas A,B dan S serta lapis drainase pada lokasi yang telah ditentukan sepanjang lokasi
pekerjaan dengan menggunakan alat berat dan dumptruk
9 Perkerasan Aspal - Penyedia jasa konstruksi/kontraktor melaksanakan pekerjaan perkerasan aspal pada lokasi yang telah
ditentukan sepanjang lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat berat dan dumptruk
- Pada pekerjaan rehabilitasi minor/mayor dilaksanakan terlebih dahulu pengembalian kondisi berupa
pelaksanaan patching dengan membongkar perkerasan aspal yang sudah rusak kemudian ditutup dengan
campuran aspal panas (CAP) atau campuran aspal dingin (CPHMA).
- Langkah selanjutnya adalah memberi lapis teak coat pada badan jalan existing, baru kemudian dihampar
AC-WC satu lapis untuk pekerjaan rehabilitasi minor dan penghamparan AC-BC+AC-WC pada pekerjaan
rehabilitasi mayor.
10 Struktur - Pekerjaan struktur pada pelebaran, penggantian, pembangunan jembatan yang antara lain berupa pekerjaan
beton struktur, baja tulangan, baja struktur, pasangan batu, bronjong, sambungan siar muai, landasan
elastomeric, pembongkaran pasangan batu, pembongkaran beton, dsb.
11 Rehabilitasi Jembatan - Lingkup pekerjaan ini antara lain pekerjaan Pemelihraan Berkala dan Rehabilitasi Jembatan meliputi
pekerjaan patching beton, grouting, pengecatan struktur baja, pengecatan struktur beton, pengencangan baut,
penggantian baut, perbaikan/penggantian elemen struktur baja, perbaikan/penggantian siar muai, penggantian
landasan elastomeric, perbaikan/penggantian sandaran, dsb.
hal - 4
No Lingkup Pekerjaan Metode Pekerjaan
12 Pekerjaan Harian dan Pekerjaan lain-lain - Pekerjaan harian mencakup mobilisasi alat dan pekerja pada kondisi darurat yang perlu penangaan segera
seperti penanganan bencana alam.
- Terdapat juga item pekerjaan marka jalan, rambu, patok pengarah, rel pengaman, kereb, dsb.
13 Pekerjaan Pemeliharaan - Pemeliharaan pada badan jalan meliputi patching dengan campuran aspal panas (CAP)/campuran aspal
dingin (CPHMA), perbaikan lapis pondasi agregat, dsb.
- Selain pemeliharaan pada badan jalan terdapat pekerjaan diluar badan jalan meliputi pembersihan drainase,
pengendalian tanaman, galian pada saluran air atau lereng, timbunan tanah pada lereng tepi saluran, dsb.
hal - 5
TABEL 1. Metode Pelaksanaan
Bahaya Utama
hal - 6
Bahaya Utama
hal - 7
Bahaya Utama
hal - 8
3 Rencana Pemeriksaan dan Pengujian (Inspection Test Plan/ITP)
A UMUM
1 Mobilisasi Seksi 1.1 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Sewa Tanah, Peralatan, Kantor Lapangan dan Fasilitas, Fasilitas Laboratorium,
Personil Sesuai Struktur Organisasi
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) ketentuan Peraturan Tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas , Guna Penyusunan dokumen Rencana Peralatan Keselamatan Lalu Lintas, Tenaga / Personil, Jembatan Sementara
Menteri Perhubungan No.11 Tahun 2017 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL)
Instruksi Dirjen Bina Marga No.02/IN/Db/2012 Tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan `
hal - 6
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
Teknis Perencanaan Tentang Panduan Teknis Pemasangan rambu sementara selama pekerjaan
Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No.Pd-T-12-2003, Rekayasa Keselamatan Jalan: Panduan Keselamatan di Lokasi Pekerjaan Jalan.
Instruksi Diijen Bina
Marga No.02/IN/Db/2012 atau perubahannya (jika ada).
3 Pengamanan Lingkungan Hidup PP No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengujian Ph ,
Pengujian Oksigen Terlarut (DO),
Pengujian Zat Padat Terlarut (TDS),
SNI 6989.2:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 2: Cara Uji Kebutuhan Oksigen Pengujian Zat Tersuspensi (TSS),
Kimiawi (COD) dengan Refluks Tertutup Secara Pengujian Biological Oxygen Demand (BOD),
Spektrofotometri. Pengujian Chemical Oxygen Demand (COD),
SNI 06-6989.3:2004 Air dan Air Limbah - Bagian 3: Cara Uji Padatan Tersuspensi Pengujian Coliform, Pengujian E. Coli,
Total (TSS) Secara Gravimetri. Pengujian Destruksi Cu, Pb, Cd, Ni, Fe, Zn, Ag, Co, Mn,
SNI 6989.4:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 4: Cara Uji Besi (Fe) Secara Pengujian Temperatur (Suhu),
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengujian Parameter Kualitas Air Lainnya,
SNI 6989.5:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 5: Cara Uji Mangan (Mn) Pengujian Vibrasi Lingkungan untuk Kenyamanan dan Kesehatan, Pengujian tingkat
Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). getaran kendaraan bermotor,
SNI 6989.6:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 6: Cara Uji Tembaga (Cu) Pengujian Parameter Kebisingan dan/atau Getaran Lainnya ………,
Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengujian NoX ,
SNI 6989.7:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 7: Cara Uji Seng (Zn) Secara Pengujian Sulfurdioksida (SO2),
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Pengujian Karbondioksida (CO2),
Pengujian Hidro Carbon (HC)-CH4,
Pengujian Total Partikulat (TSP) - Debu ,
Pengujian Timah Hitam (Pb), Pengujian
Parameter Udara Emisi dan Ambien lainnya : …………..
SNI 6989.8:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) - nyala.
SNI 06-6989.11-2004 Air dan Air Limbah - Bagian 11 : Cara Uji Derajat Keasaman
(pH) dengan menggunakan alat pH meter.
SNI 06-6989.14:2004 Air dan Air Limbah - Bagian 14 : Cara Uji Oksigen Terlarut
Secara Yodometri (Modifikasi Azida).
SNI 6989.16:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 16: Cara Uji Kadmium (Cd)
Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
SNI 6989.18:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 18: Cara Uji Nikel (Ni) Secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
SNI 06-6989.23-2005 Air dan Air Limbah - Bagian 23: Cara Uji Suhu dengan
Termometer.
SNI 06-6989.27:2005 Air dan Air Limbah - Bagian 27: Cara Uji Kadar Padatan
Terlarut Total Secara Gravimetri.
SNI 6989.33:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 33: Cara Uji Perak (Ag) Secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
SNI 6989.68:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 68: Cara Uji Kobal (Co) Secara
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
SNI 6989.72:2009 Air dan Air Limbah - Bagian 72: Cara Uji Kebutuhan
Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/BOD).
SNI 19-7117.5-2005 Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak - Bagian 5: Cara
Uji Oksida Nitrogen (NOx) dengan Metode Phenol
Disulphonic Acid (PDS) Menggunakan Spektrofotometer.
SNI 19-7117.18:2009 Emisi Gas Buang Sumber Tidak Bergerak - Bagian 18:
Sulfurdioksida (SO2 ) Secara Turbidimetri Menggunakan
Spektrofotometer.
SNI 7119.10:2011 Udara ambien - Bagian 10: Cara uji kadar karbonmonoksida
(CO) menggunakan Metode Non Dispersive Infra Red
(NDIR).
SNI 19-7119.3-2005 Udara ambien - Bagian 3: Cara uji partikel tersuspensi total
menggunakan peralatan High Volume Air Sampler (HVAS)
dengan metode gravimetri.
hal - 7
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
SNI 19-7119.4-2005 Udara ambien - Bagian 4: Cara uji timbal (Pb) dengan metoda
destruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom
SNI 7119.13:2009 Udara ambien - Bagian 13: Cara uji hidrokarbon (HC)
menggunakan hydrocarbon analyzer dengan detektor ionisasi
nyala (Flame Ionization Detector/FID).
SNI 7119.15:2016 Udara ambien - Bagian 15: Cara uji partikel dengan ukuran <
10pm (PM10) menggunakan peralatan High Volume Air
Sampler (HVAS) dengan metode gravimetri.
SNI 7231:2009 Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja.
SNI ISO 9308-1-2010 Kualitas AirDeteksi dan Penghitungan Bakteri Coliform
dan Escherichia Coli - Bagian 1:Metode Filtrasi dengan
Membran.
4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja SEKSI 1.19 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Penyiapan RKK ; Sosialisasi dan Promosi Dan Pelatihan; Alat Pelindung Kerja (APK)
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA dan Alat Pelindung Diri (APD); Asuransi dan Perizinan; Personel K3 Konstruksi;
Fasilitas sarana kesehatan; Rambu-rambu dan Peralatan Pengendalian K3
Permen NO 10. 2021 Pedoman System Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) Konsep Terapan Pelaksanaan Konstuksi mengacu kepada SMKK
5 Pengujian Tanah SEKSI 1.20 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Pengeboran, termasuk SPT dan Laporan ; Sondir termasuk Laporan
PENGUJIAN TANAH
1.21 Manajemen Mutu SEKSI 1.21 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Tenaga Ahli Quality Control yang sesuai dengan kebutuhan Proyek, Pelporan2
MANAJEMEN MUTU
B DRAINASE
SEKSI 2.1 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur; mengikuti
Galian dan Selokan SELOKAN DAN SALURAN AIR sebagaimana dari yang tuangkan dalam referensi
SEKSI 2.2 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur; mengikuti
Pasangan Batu dengan Mortar PASANGAN BATU DENGAN MORTAR sebagaimana dari yang tuangkan dalam referensi, uji keakuratan dimensi dan adukan
mortar semen
SEKSI 2.3 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur; mengikuti
GORONG-GORONG DAN SELOKAN BETON U sebagaimana dari yang tuangkan dalam referensi, uji keakuratan dimensi dan uji Beton
Gorong-gorong Kotak Beton Bertulang SEKSI 7.1 BETON DAN BETON KINERJA TINGGI,
SCKSI 7.3 BAJA TULANGAN.
Saluran berbentuk U SNI 6719-2015 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur; mengikuti
Spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis sebagaimana dari yang tuangkan dalam referensi, uji keakuratan dimensi dan uji Beton
pelindung logam untuk pembuangan air dan drainase
bawah tanah.
Saluran berbentuk U (dengan tutup) Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur; mengikuti
sebagaimana dari yang tuangkan dalam referensi, uji keakuratan dimensi dan uji Beton
1 Galian Biasa SEKSI 3.1 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Dipastikan seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu lunak, galian batu,
GALIAN galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal,
galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton
Survey Titik Lokasi Pekerjaan; Kesesuaian Gambar Rencana dan Data Ukur;
3.1.2 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
PROSEDUR PENGGALIAN dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus mencakup
pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapuyang dijumpai, termasuk
tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahorganik dan bahan perkerasan lama.
hal - 8
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
2 Timbunan Biasa dari sumber galian SEKSI 3.2 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali)
TIMBUNAN
D PERKERASAN ASPAL
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair/Emulsi Perkerasan Aspal Seksi 6.1 Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali) L a p i s P e r e k a t , h a r u s m e l e k a t d e n g a n c u k u p k u a t di a t a s p e
Lapis Perekat/ Aspal Cari / Emulsi SNI 2432:2011 SNI 0 3 - 3 6 4 4 - 1 9 9 4 rmukaan yang disemprot. Untuk penampilan yang kelihata
n b e r b i n t i k - b i n t i k , s e b a g a i a k i b a t da r i b a h a n a s p a l y a n g d i
Cara u ji daktilitas aspal. M e t o d e p e n g u j i a n j e n i s m u a t a n p a r t i k e l a s p a l emuls i. distribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterim
SNI 2434:2011 SNI 4 7 9 8 : 2 0 1 1 a asalkan penampilannya kelihatan rata dan keseluruhan
Cara uji titik lembek aspal denganalat cincin dan bola (ring and ball). Spesifikasi aspal emulsi kationik. takaran pemakaiannya memenuhi ketentuan.
Laston / Lapis Aus (AC-WC) Perkerasan Aspal Seksi 6.3 Campuran Aspal Panas Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali)
Laston Lapis Antara (AC-BC) SNI A S T M C 1 1 7 : 2 0 1 2 : SNI 2 4 3 9 : 2 0 1 1
M e t o d e u ji b a h a n y a n g l e b i h h a l u s d a r i s a r i n g a n C a r a u j i p e n y e l i m u t a n d a n p e n g e l u p a s a n p a d a c a m p u r a n a g r e g a t - a s p a Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut
75 p m (No. 2 0 0 ) d
SNI A S T M C 1 3 6 : 2 0 1 2 : a l a m a g r e g a t m i n e r a l d e n g a n p e l. AC, terdiri daritigajenis: AC Lapis Aus (AC-WC); AC
SNI 2 4 4 1 : 2 0 1 1
n c u c i a n ( A S T M C 1 1 7 - 2 0 0 4 , IDT). L a p is A n t a r a (AC Binder Course, A C - B C ) d a n A C L a p i s F o n d
M e t o d e u j i u n t u k a n a l i s i s s a r i n g a n a g r e g a t h a l C a r a u ji b e r a t j e n i s a s p a l k e r a s .
uSNI
s dA an a g r e g a t k a s a r ( A S T M C 136-06, I DT). a s i ( A C - B a s e ) , d e n g a n u k u r a n m a k s i m u m a g re g a t
STM D6521:2012 : SNI 2 4 5 6 : 2 0 1 1 masing-masing campuran adalah 19 mm, 25,4 mm, 37,5 mm. Setiap jenis
T a t a c a r a p e r c e p a t a n p e l a p u k a n a s p a l m e n g g u C a r a u ji p e n e t r a s i aspal. campuran AC yang menggunakan bahan Aspal Polymer disebut masing-
nakan tabung bertekanan (Pressure Aging masing sebagai AC-WC Modifikasi, AC-BC Modifikasi, dan AC-Base Modifikasi.
SNI
C a r1969:2016 a p a n a i r a g r e g a t SNI 0 6 - 2 4 4 0 - 1 9 9 1
a uP jiAbVe) r (aAt Sj eTnMi sDd6a5n2 p1 e- 0n 4y ,e Ir DT)
Vessel,
kasar. M e t o d e p e n g u j i a n k e h i l a n g a n b e r a t m i n y a k d a n a spal d e n g a n c a r a A.
SNI
C a r1970:2016
a u ji b e r a t j e n i s d a n p e n y e r a p a n a i r a g r e g a t SNI 0 6 - 2 4 8 9 - 1 9 9 1
h a lu s . Pengujian campuran beraspal dengan alat Marshall
SNI
C a r2a4 u1 j7i : k2e0a0u8s a n a g r e g a t d e n g a n m e s i n a b r a s i C
SNI
a r3a4 u0 ji7 s: 2i f 0a0t 8k e k e k a l a n a g r e g a t d e n g a n c a r a p e r e n d a m a n m e n g g u n a k a
Los A n g e l e s . n l a r u t a n n a t r i u m s u l f a t a t a u m a g n e s i u m sulf at.
SNI 2 4 3 2 : 2 0 1 1 SNI 3 4 2 3 : 2 0 0 8
C a r a u ji d a k t i l i t a s aspal. C a r a u ji a n a l i s i s u k u r a n b u t i r t a n a h .
SNI 2 4 3 3 : 2 0 1 1 SNI 0 3 - 3 4 2 6 - 1 9 9 4
C a r a u j i t i t i k n y a l a d a n t i t i k b a k a r a s p a l d e n g a T a t a c a r a sur vai k e r a t a a n p e r m u k a a n p e r k e r a s a n j a l a n d e n g a n a l a t u k u r
n a l a t c l e v e l a n d o p e n cup. kerataan naasra.
Bahan Anti Pengelupasan ASTM D3625/ D3635M-12 Uji pengelupasan d engan a ir mendidih (boiling water test), %:) B a h a n a n t i p e n g e l u p a s a n h a n y a d i g u n a k a n j i k a S ta b i l i t a s
M a r s h a l l S i s a (IRS - Index
o f Retained Stability) a t a u n i l a i Indirect Tensile Strength Ratio ( I T S R ) c a m p
SNI 2434:2011 Stabilitas penyimpanan c ampuran beraspal dan bahan anti p engelupasan, °C uran
beraspal sebelum ditambah bahan anti pengelupasan lebi
h besar dari yang disyaratkan.
ASTM D3625/ D3635M-12 Stabilitas pemanasan (Heat stability). Pengondisian 72 jam, % p ermukaan terselimuti aspal J i k a b a h a n a n ti p e n g e l u p a s a n h a r u s d i g u n a k a n m a k a s e b e l
um bahan anti pengelupasan
d i t a m b a h k a n k e d a l a m c a m p u r a n , S t a b ilita s M a r s h a l l s i s a
ASTM D3625/D3625M-12 < 103) 4 Homogenitas (homogeneity), % |Bbottom - Btop| 4) ( s e t e l a h d i r e n d a m 24 j a m
60°C) h a r u s l a h m i n . 7 5 % .
Perkerasan Aspal Seksi 6.1 point Ke 7. Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali)
hal - 9
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
E STRUKTUR
Beton Struktur SNI 2 0 4 9 : 2 0 1 5 Se m e n P o r t l a n d .
SNI 1974:2011 M e t o d e p e n g u j i a n k u a t t e k a n b e t o n d e n g a n b e n d a uji
s i l i n d e r y a n g d ic e ta k .
SNI 2 4 5 8 : 2 0 0 8 M e t o d e p e n g a m b i l a n c o n t o h u n t u k c a m p u r a n b e t o n segar.
SNI 0 3 - 2 4 9 2 - 2 0 0 2 M e t o d e p e n g a m b i l a n d a n p e n g u j i a n b e t o n inti.
SNI 2 4 9 3 : 2 0 1 1 M e t o d e p e m b u a t a n d a n p e r a w a t a n b e n d a u ji b e t o n di
la b o r a t o r i u m .
SNI 0 3 - 2 4 9 5 - 1 9 9 1 S p e s i f i k a s i b a h a n t a m b a h a n u n t u k b e to n .
SNI 0 3 - 2 8 3 4 - 2 0 0 0 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI 0 3 - 3 9 7 6 - 1 9 9 5 T a t a c a r a p e n g a d u k a n d a n p e n g e c o r a n b e to n .
Div. 7 Seksi 7.1 Beton dan Beton Kinerja Tinggi Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2 (Terkendali)
Baja Tulangan
Baja Struktur
Pasangan Batu
Bronjong
Sabungan Siar Muai
F REHABILITASI JEMBATAN
Patching dan Grouting
Penggantian dan Pengencangan Baut
Pengelasan SMAW pada Baja
Pengecatan Struktur Baja
Penggantian Karet Pengisi Sambungan Siar Muai
Pemermenhub No,67 Tahun 2018 Perubahan Atas Permenhub No,PM 34Tahun 2014, Tentang Marka Jalan
hal - 10
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
A. Sebelum Pengecoran
1 Material Campuran Beton Sample Agg - pasir
• Sertifikat pengujian
Standar spesifikasi semen • Type semen yang digunakan sesuai Mix Design Beton
• Kantong semen tidak rusak
• Semen tidak membeku
• Tumpukan penyimpanan mak 13 sak
- AIR
hal - 11
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
5 Cek drawing dan WMS (Work methode statement) - Shop drawing telah di tanda tangani oleh kontraktor, konsultan dan owner (telah di
sahkan)
Metode pelaksanaan pekerjaan - WMS telah disahkan atau tanda tangan lengkap
B. Saat Pengecoran
1 Slump Test & Sample Kubus Peraturan beton indonesia - Pengukuran slump sesuai dengan mix design
Slump test - Sample kubus 15x15x15 cm 10 buah untuk umur 7 dan 28 hari
Sample beton - Sample diletakkan ditempat terlindung
2 Penuangan Beton Peraturan beton indonesia - Tinggi jatuh beton tidak lebih dari 1.5 m
- Beton yang dituang dialirkan melalui corong atau selang
- Tidak terjadi bleding dan segregasi selama pengecoran
Bab V Pekerjaan sipil umum, Sub Bab 5.1.10 "Penuangan beton" halaman 51 - Penuangan beton lapisan horizontal tebal perlapisnya tidak boleh > 40 cm
- Tidak terjadi setting time beton selama pengecoran
- Beton harus dicor tidak lebih dari 1.5 jam
- Tebal beton sesuai gambar rencana
3 Pemadatan Beton Peraturan beton Indonesia - Beton dipadatkan dengan vibrator
Bab V Pekerjaan sipil umum, Sub Bab 5.1.11 "Pemadatan beton" halaman 51 - Beton dipadatkan lapis perlapis
- Waktu getaran sekitar 5-10 detik.
- Vibrator tidak boleh menyentuh permukaan bekisting dan besi tulangan
- Posisi kepala vibrator mengambang dengan jarak 10 – 12 cm
hal - 12
NO Kegiatan (Aktivitas) Referensi Rencana Pemeriksaan dan Pengujian
hal - 13
Waktu Pengujian
hal - 14
Waktu Pengujian
hal - 15
Waktu Pengujian
hal - 16
Waktu Pengujian
hal - 17
Waktu Pengujian
hal - 18
Waktu Pengujian
100%
Setiap pendatangan
hal - 19
Waktu Pengujian
100%
- Setiap Pengecoran
- 10 buah dalam 50 m3 pengecoran
100%
100%
hal - 20
Waktu Pengujian
100%
100%
100%
100%
- Setiap pengecoran 50 m3
hal - 21
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
PERKERASAN
PERKERASAN ASPAL-UMUM
Uraian
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan aspal beton yang tersusun dari agregat dan material aspal yang dicampur di pusat pencampuran serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di atas suatu
dasar(pondasi) yang telah disiapkan dan sesuai dengan persyaratan ini yang memenuhi bentuk sesuai dalam Gambar dalam hal elevasi (ketinggian),penampang memanjang dan melintangnya atau sesuai dengan yang diperintah
oleh konsultan pengawas
Peralatan
(a) Distributor Aspal Distributor Aspal ini harus mempunyai tenaga penggerak sendiri; memakai ban Visual Check Dokumen
angin yang lebar dan jumlahnya memungkinkan beban pada permukaan jalan tidak Peralatan
melebihi 100 kg /cm lebar ban. Alat ini harus mampu menghamparkan material
bitumen secara merata, bahkan saat keadaan panas pada berbagai lebar jalan
sampai 5 meter; dapat mengontrol kecepatn hamparan yang terjadi terkendali
antara 0,2 sampai dengan 9,0 liter/m persegi dengan tekanan merata, dan
toleransi tidak lebih dari 0,1 liter per meter persegi
Distributor Aspal harus dilengkapi dengan Generator tersendiri untuk pompa,
batang penyemprot yang bisa diatur posisi vertikal dan mendatar. Batang
penyemprot harus dikontrol oleh pekerja yang duduk di bagian belakang
distributor, sehingga operasi penyemprotan sepenuhnya berada dalam
pengawasannya. Distributor ini harus dilengkapi penyemprot tangan, yang hanya
digunakan pada daerah yang tak terjangkau batang penyemprot.
(b) Pemanas Aspal tipe oil jacket atau tipe lain yang memakai pengaduk otomatis untuk mencegah Visual Check Dokumen
overheating lokal. harus dilengkapi dengan termometer Peralatan
(c) Instalasi Pencampur Aspal (Asphalt Mixing Plant) (i) Mempunyai Sertifikat Laik Operasi dan sertifikat kalibrasi dari Kementerian Visual Check Dokumen
Perdagangan untuk timbangan aspal, agregat dan bahan pengisi (filler) Kaliberasi
tambahan, yang masih berlaku. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas,
Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam kondisi tidak baik maka
harus dikalibrasi ulang meskipun sertifikatnya masih berlaku.
(vi) mempunyai pengaduk (sebagaimana asli dari pabrik) dan dilengkapi kapasitas minimum 800 kg
dengan sistem penimbangan secara komputerisasi.
(vii) Jika campuran aspal yang dimodifikasi harus dilengkapi dengan pengendali temperatur campuran sebesar 175 C.
temperatur termostatik otomatis yang mampu temperatur campuran sebesar
175 C. mempertahankan temperatur campuran.
(viii) Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin tidak kurang dari lima buah dan untuk jenis campuran beraspal lainnya
(cold bin) jumlahnya minimal tersedia 4 pemasok dingin.
(ix) dirancang sebagaimana mestinya, dilengkapi dengan semua perlengkapan
khusus yang diperlukan.
(x) Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) dan tidak boleh
mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis terbakar
(d) Tangki Penyimpan Bitumen Tangki penyimpan bahan aspal harus dilengkapi dengan pemanas harus Visual Check Dokumen
dilakukan melalui kumparan uap (steam coils), listrik, atau cara lainnya Kaliberasi
sehingga api tidak langsung memanasi tangki pemanas.
hal - 9
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
(e) ayakan Penampung Panas ( Hot Bin Screen ) harus disediakan sesuai dengan yang cocok untuk jenis campuran aspal yang Uji Coba Hasil
diperlukan untuk pekerjaan Material Laboratorium
(f) Pengendali Waktu Campuran harus dilengkapi dengan perlengkapan yang handal untuk mengendalikan Visual Check
waktu pencampuran dan menjaga waktu pencampuran tetap konstan kecuali
kalau diubah atas perintah Konsultan Pengawas.
(g) Jembatan Timbang dan Rumah Timbang Jembatan Timbang harus disediakan untuk menimbang agregat, aspal dan Timbangan tersebut harus memenuhi ketentuan seperti yang dijelaskan di point (f) Visual Check Hasil Check
bahan pengisi yang ditambahkan. Rumah timbang harus disediakan untuk Kaliberasi
menimbang truk bermuatan yang siap dikirim ke tempat penghamparan.
(h) Penyimpanan dan Pemasukan Bahan Pengisi Silo atau tempat penyimpanan harus disediakan yang tahan cuaca untuk Visual Check dokumen
menyimpan dan memasok bahan pengisi dengan sistem penakaran berat peralatan
(i) Ketentuan Keselamatan Kerja Harus Menyediakan Katrol, dan tempat muatan harus selalu di jaga Visual Check Chek List
(j) Alat Pengukuran tiap muatan harus di tutup dengan kanvas/terpal. Visual Check Chek List
(k) Peralatan Penghampar dan Pembentuk harus dilengkapi dengan perangkat kemudi agar cepat dan efisien Visual Check Chek List
(l) Peralatan Pemadat (Roller) 1. Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda Paling sedikit harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda karet (pneumatic Visual Check dokumen
baja (steel wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet (pneumatictired tired roller)) untuk setiap kapasitas produksi yang melebihi 40 ton per jam. peralatan
roller)
2. Alat pemadat roda karet harus memiliki tidak kurang dari sembilan roda tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm atau (85 – 90) psi pada jumlah lapis anyaman
yang permukaannya halus dengan ukuran yang sama ban (ply) yang sama
3. Alat pemadat roda baja
4. Alat pemadat statis minimum tidak kurang dari 8 ton
Material
semua pekerjaan material bitumen harus sesuai dengan Cuaca, Perlindungan untuk hasil pekerjaan, Lapisan perkerasan aspal (bitumen courses), Pengukuran, Pelapisan Ulang, dan Sampel hasil kerja (Finished Work Samples),
(a) Cuaca Material bitumen tidak boleh dihamparkan pada waktu hujan atau berkabut Visual Dokumen
dan, kecuali bila ditentukan lain di dalam Spesifikasi ini, permukaan yang akan Cuaca
dihampari harus bersih dan kering. Campuran aspal harus tidak dihamparkan
pada kondisi cuaca tidak memungkinkan pekerjaan selesai dengan semestinya.
hal - 10
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
(b) Perlindungan untuk hasil pekerjaan Peralatan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan harus Kontraktor dapat membiarkan lalulintas melewati binder course tetapi dengan ijin Visual Chek List
sesuai dengan material yang digunakan, kondisi dan ketebalan lapisan yang Konsultan Pengawas, namun bila terjadi kerusakan Kontraktor harus memperbaiki
diinginkan, agar lapisan subgrade atau lapisan perkerasan yang sudah selesai binder course dengan biaya sendiri. Jika material bitumen terkotori, Kontraktor
tidak rusak.Material bitumen harus selalu bersih sebelum dilakukan harus membersihkannya sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, dan bila hal ini tidak
penghamparan lapisan berikutnya atau lapisan penutup (surfacetreatment). memungkinkan, lapisan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
Lalulintas di atas material bitumen, terbatas hanya untuk yang berkepentingan Sebelum penyemprotan bitumen, permukaan struktur, semak-semak, pepohonan
dalam menghamparkan dan memadatkan lapisan selanjutnya. Dengan resiko dan lain-lain di sekitar daerah itu harus dilindungi agar tidak terperciki material.
sendiri
(c) Lapisan Perkerasan Aspal (Bituminous Courses ) Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai Toleransi tebal untuk setiap lapisan campuran beraspal : Visual Chek List
tebal rata-rata yang memenuhi syarat toleransi yang ditunjukkan di bawah ini - AC-WC tidak lebih dari 3,0 mm
terhadap semua benda uji inti yang diambil dari segmen tersebut. - AC-BC tidak lebih dari 4,0 mm
- AC-Base tidak lebih dari 5,0 mm
(d) Pengukuran Bila pembayaran berdasarkan berat, perhitungan menggunakan tiket (karcis) Untuk pemeriksaan, bagian samping truk harus diberi nomor pengenal yang Visual Dokumentasi
pengangkutan material untuk pekerjaan permanen yang sesuai dengan mudah dibaca oleh pemeriksa atau wakil Konsultan Pengawas. Pembayaran hanya
Gambar dan Spesifikasi. Berat material tercatat pada tiket yang menunjukkan untuk material yang digunakan dalam pekerjaan permanen menurut Gambar dan
truk pengangkut dan tanggal dibuatnya. instruksi Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dengan
seksama untuk memperkecil terbuangnya material. Konsultan Pengawas akan
mengurangi catatan jumlah material pada tiket untuk setiap material yang
dihamparkan diluar ketentuan ukuran menurut Gambar atau yang terbuang akibat
cara kerja Kontraktor.
(e) Pelapisan Ulang (Overlay ) Bila Kontrak mencakup juga pelapisan ulang perkerasan jalan lama (existing), Visual Chek List
perataan permukaan atau levelling yang diperlukan harus menggunakan
material yang ditentukan dalam Gambar atau ditentukan oleh instruksi
Konsultan Pengawas. Seluruh pekerjaan perbaikan pada jalan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pelapisan ulang.
(f) Sampel hasil kerja (Finished Work Samples) Plant Mix Pengambilan Dokumen
Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji oleh Sampel Record
Konsultan Pengawas. Sampel harus dipotong secara rapih dengan gergaji, core
drill atau dengan alat lain yang disetujui. Sampel harus berupa lempengan
sekurang - kurangnya berukuran 15cm x 15cm, atau beberapa sample
berbentuk tabung dengan diameter minimum masing-masing 10 cm, dengan
jumlah total sekurang-kurangnya 230 cm2. Paling sedikit 1 dan paling banyak 3
sampel harus diambil setiap pelaksanaan kerja per-hari. Kontraktor harus
menyediakan material baru untuk mengurug lubang akibat pengambilan
sampel. Bila ada perubahan penting pada job-mix formula, sampel tambahan
harus diambil.
Bituminous Spray
Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaran
lembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu,
dihamparkan di atas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen dan
ditimbang lagi setelah penyemprotan material bitumen. Kontraktor harus
menyediakan material untuk pemeriksaan ini dan menyemprot lagi daerah
yang tadi tertutupi kertas. Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan analisa
laboratorium, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembongkaran dan
penggantian material yang tidak sesuai dengan Spesifikasi, atas biaya
Kontraktor.Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan penambahan
lapisan material, atau pembongkaran kelebihan material dan mengurangi
kadar material yang akan dibayar.
Pekerjaan ini mencakup pengerukan lapis atas atau lapisan-lapisan perkerasan aspal jalan lama untuk memungkinkan perbaikan permukaan (resurfacing) atau agar memungkinkan pembentukan sambungan antara jalan lama
dengan perkerasan jalan baru.
Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan harus dilakukan dengan mesin atau tangan,daerah yang dikeruk Site Check Dokumentasi
tidak melebihi daripada yang diinstruksikan konsultan pengawas
Metode Pengukuran Jumlah yang dibayar adalah jumlah meter persegi dari perkerasan aspal Site Check Dokumentasi
eksisting. Bila lapisan yang dikeruk lebih dari 1 lapisan,maka setiap lapisan akan
diukur dan dibayar sendiri.
hal - 11
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
PENAMBALAN PERKERASAN EKSISTING
'- Material - Pembongkaran Perkerasan Lama - Penyiapan Tanah Dasar (subgrade ) - Sub
base (Lapisan Pondasi Agregat) - Prime Coat (Lapis Resap Pengikat) - Tack Coat ( Lapis
Pengikat) - Asphalt Treated Base Course - Asphalt Cement
Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan dibongkar sampai subgrade atau sampai kedalaman 50 cm. Site Check Dokumentasi
Metode Pengukuran Perkerasan eksisting yang dibongkar dan ditambal memiliki luas maksimum 40 visual chek Dokumentasi
m2.Bila ada luasan yang melebihi 40 m2 maka pengukuran didasarkan pada
masing-masing mata pembayaran yang sesuai pada spesifikasi.
Pelaksanaan pekerjaan
a. Cuaca Permukaan yang akan dikerjakan harus kering atau agak lembab,dan suhu udara Visual Dokumentasi
saat intu di tempat teduh diatas 13° C dengan kecenderungan naik atau diatas 15°
C dengan kecenderungan turun
b. Penyiraman Material Bitumen Banyaknya material yang digunakan/disiramkan antara 1 s/d 2,5 kg/m2 apabila Visual Dokumentasi
tidak ditentukan dalam gambar.
Material
Rapid -Curing (cut back asphalt) AASHTO M 81 Kualitas RC-250,temperatur penyiraman 60-100° C Visual Dokumentasi
Penyiraman material bitumen Banyaknya material bitumen yang disiramkan umumnya berkisar antara 0,15 s/d
0,5 kg/m2
SEAL COAT
Material
a. Material Bitumen
Rapid -Curing (cut back asphalt) AASHTO M 81 Kualitas MC-250 dengan temperatur penyiraman 80-90 ° C atau MC800 dengan pengambilan dokumen
temperatur penyemprotan 105-115 'C Sample produksi
Perkiraan jumlah material per meter persegi:
- Material Bitumen : 0,7 - 1,5 lt/m²
- Cover Aggregate : 6,5 - 14,0 kg/m²
b. Cover Coat Material Perkiraan Jumlah material per meter persegi 6,5 - 14,0 kg/m² Sampling Hasil Uji Lab
hal - 12
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
Material
a. Komponen Campuran Job mix formula AASHTO T 245 Sampling Hasil Uji Lab
Effective specific gravity RSNI M-01-2003
agregate AASHTO T 209
Maximum specific gravity RSNI M-06-2004
ASTM D5581
b. Agregat Kasar Los Angeles Test AASHTO T 96 - Tidak lebih dari 30% untuk 500 putaran dan 6% untuk 100 putaran Sampling Hasil Uji Lab
- Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih dari 12% dan
berdasarkan test magnesium sulfat tidak boleh lebih dari 18%
- Partikel pipih dan lonjong sesuai RSNI T-01-2005 tidak melampaui 10%
- Partikel mineral yang lolos saringan No. 200 yang diuji dengan SNI ASTM C117
(AASHTO T11-05) tidak lebih dari 21%
Static Immersion Test AASHTO T 182
c. Agregat Halus Standard Specification for - SNI 03-6877-2002 - Angula tas agregat halus yang diuji sesuai dengan SNI 03-6877-2002(AASHTO TP- Sampling Hasil Uji Lab
Fine Aggregate for Bituminous - AASHTO TP-33 33), dak kurang dari 45%.
Paving Mixtures Plastic Fines - SNI 03-4141-1996 - Gumpalan lempung dan bu r-bu r mudah pecah yang diuji dengan SNI 03-4141-
in Graded Aggregates and - AASHTO T112-00 1996 (AASHTO T112-00) dak lebih dari 1%
Soils by Use of the Sand - SNI ASTM C117-2012 - Partikel mineral yang lolos saringan No.200 yang diuji dengan SNI
Equivalent Test - AASHTO T11-05 ASTMC117:2012 (AASHTO T11-05) dak lebih dari 10%.
d. Filler
hal - 13
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
e. Aspal Keras (Asphalt Cement ) Standard Specification for RSNI S-01-2004 Semen aspal harus penetration grade 60-70. Sampling Hasil Uji Lab
Penetration-Graded Asphalt AASHTO M226-80
Cement SNI 06-6399-2000
AASHTO T40-02(2012)
Pelaksanaan Pekerjaan
Penyiapan Agregat Standard Method of Test for AASHTO T 72 Bila semenaspal digunakan,suhu agregat pada waktu masuk mixer ,dengan batas Sampling Hasil Uji Lab
Saybolt Viscosity toleransi yang dibolehkan oleh job mix formula ,tidak lebih dari suhu dimana
semen aspal mempunyai kekentalan (Saybolt Furol Viscocity ) sebesar 100
detik,suhu tidak boleh lebih rendah dari yang telah ditentukan untuk mencapai
pelapisan yang baik dan merata untuk butir agregat,dan untuk membuat campuran
yang baik
Pemadatan Determining Degree of AASHTO T 230 Specific gravity tidak boleh kurang dari 95% specific gravity material contoh Sampling Hasil Uji Lab
Pavement Compaction of laboratorium yang tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama
Bituminous Aggregate juga
Pengujian Kualitas
Material contoh untuk uji laboratorium Resistance To Plastic Flow Of AASHTO T 245 Sampling Hasil Uji Lab
Bituminous Mixtures Marshall
Method
Standard Test Method for ASTM D 5581 Uji Marshall untuk agregat dari lapangan
Resistance to Plastic Flow of
Bituminous Mixtures Using
Marshall Apparatus (6 inch-
Diameter Specimen)
Perubahan job mix formula Effect of Agitation Equipment AASHTO T 209-74 Bila job mix formula diubah sebagaimana diarahkan oleh konsultan
Type on Theoretical Maximum pengawas,maka contoh tambahan untuk agregat dan bitumen akan diambil untuk
Specific Gravity Values memungkinkan penentuan berat jenis (bulk specific gravity ) menyeluruh agregat
dari campuran bitumen
Agregat
Baja Tulangan
hal - 14
CODE & STANDAR / SPESIFIKASI
NO PEKERJAAN / AKTIVITAS (QC) FREKUENSI INSPEKSI TEST KRITERIA / TOLOK UKUR PENERIMAAN METODE INSPEKSI JENIS RECORD
Tipe Test Standar Test
Membran Kedap Air (Slip Sheet Memmbrane) Membran atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus berupa Visual Dokumen
lembaran polyesthene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan,maka Produksi
harus dibuat overlaping sekurang-kurangnya harus 300 mm
Beton
LEAN CONCRETE
Material
Pencampuran, pengangkutan, penghamparan, & pemadatan
Pengujian Kekuatan Satu silinder mewakili 50 m lean concrete yang dihamparkan,dan tidak kurang Sampling Dokumen
dari tiga silinder harus dibuat setiap hari Pegujian Hasil Uji Lab
Dibuat Oleh
Ahli Keselamatan/K3
Konstruksi
Taufik Ismail, ST
hal - 15
4. Rekomendasi Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
TAHAP KONSTRUKSI
Kualitas Udara
Kegiatan mobilisasi peralatan, pembersihan Debu dalam radius 100 – 200 m dari - Melakukan penyiraman jalan lintas terutama areal yang dekat dengan pemukiman penduduk secara periodik
lahan, area aktivitas emisi terutama pada waktu musim kemarau
-Memperlambat laju kendaraan angkut pada saat melewati jalur yang dekat dengan pemukiman penduduk,
yaitu maksimum 60 km/jam untuk dalam kota
Pekerjaan tanah dan penggalian borrow Sekitar lokasi kegiatan Kadar debu - Menutup rapat isi bak truk meterial bahan bangunan dengan terpal untuk menghindari terjadinya
area. Pembukaan lahan dengan cara melewati batas baku mutu udara penyebaran material pada saat pengangkutan dan diharuskan tidak membawa beban yang berlebihan.
pengurugan dan perataan tanah ambien - Melakukan revegetasi, baik di kiri-kanan jalan maupun di areal rencana kegiatan proyek yang berfungsi
sebagai biofilter terhadap debu-debu yang beterbangan.
- Penggunaan sarana K3 berupa masker /penutup hidung bagi karyawan yang bekerja dekat lokasi debu
seperti operator alat-alat berat dan sopir dump truck.
- Emisi udara kendaraan/peralatan harus dikendalikan dengan prosedur praktek baik yang simpel
(seperti mematikan peralatan bila sedang tidak digunakan).
- Penjadwalan/pengoptimalan pekerjaan bisa membantu meminimalkan sejumlah trip perjalanan
kendaraan/material.
- Pemeliharaan/inspeksi peralatan/kendaraan akan dilakukan secara teratur.
Erosi Tanah
Kegiatan pengambilan tanah tanah timbun Aktivitas konstruksi akan - Pada kegiatan pengerukan, penggalian dan pengambilan tanah timbun di quarry dilakukan secara berjenjang
dan pengerukan, penggalian membutuhkan dipindahkannya dengan sudut mengarah ke bagian dalam dari bukit yang diambil tanahnya dengan demikian dapat mengurangi
dan pembuatan teras jalan penutup vegetasi yang berpotensi kemiringan lahan
menimbulkan erosi tanah dan - Pada ruas jalan yang mempunyai kemiringan diusahakan dengan lereng tidak melebihi 10% sehingga
selanjutnya berdampak atas kualitas kecepatan aliran air yang membawa partikel tanah dapat dikurangi dengan menyegerakan penimbunan dengan
air permukaan karena tidak batu atau kerikil sesuai dengan desain yang telah dibuat.
terkendalinya aliran air hujan atau - Bila pekerjaan pembuatan jalan pada suatu ruas jalan sudah selesai maka areal quarry yang sudah tidak
akibat tindakan mekanis/angin diambil lagi tanah timbunnya harus dilakukan penghijauan kembali.
- Demikian pula pada areal jalan yang masih terbuka terutama pada pinggir harus dihijaukan kembali dengan
ditanami rumput.
- Pada alur atau parit saluran yang ada ditepi jalan terutama pada daerah yang berlereng harus diberi
penguat dengan beton/pasangan batu agar dapat mencegah pengikisan oleh air dan longsor.
- Lapisan humus harus dipertahankan untuk rehabilitasi kemudian dan ditutup untuk mencegah lapisan
humus hilang.
- Membangun drainase yang memadai untuk mengakomodasi aliran air permukaan dari curah hujan dan badai
Kontaminasi Tanah
Pengelolaan dan pembersihan reruntuhan - Pada bagian bawah tangki/drum minyak dan BBM dilapisi dengan plastik tebal sehingga tumpahan/ ceceran
dan limbah yang dihasilkan tsunami dan Kontaminasi tanah bisa terjadi BBM dan minyak pada saat pengisian dari mobil tangki ke tangki/drum penyimpanan atau dari tangki/drum
konstruksi sebagai akibat tumpahan dan penyimpanan ke mobil tidak tumpah ke tanah melainkan ke lembaran plastik
kebocoran bahan bakar dan oli yang - Dari lembaran plastik BBM dan minyak diserap lalu dipindahkan ke tangki atau kontainer limbah minyak
tidak disengaja dan/atau
penyimpanan sementara bahan bakar
yang tidak dilakukan dengan baik
hal - 16
No Kegiatan / Aktifitas Dampak Pada Lingkungan Rekomendasi
Kualitas Air Permukaan
Kegiatan pemakaian BBM/Pelumas untuk Pembukaan lahan untuk alinyemen - Pada lokasi bengkel, lantai bengkel diperkeras dengan beton dan dibuatkan saluran drainase. Drainase air
alat- alat berat; pembersihan lahan, jalan dan pembukaan lahan permukaan disalurkan ke luar (perairan umum), sedangkan drainase dari kegiatan bengkel dibuat terpisah dan
penggalian borrow area. tambahan. disalurkan ke bak/kolam perangkap ceceran minyak/oli. Dengan demikian ceceran minyak dari kegiatan
bengkel tidak akan mencemari lingkungan, kemudian setelah kolam perangkap minyak mulai penuh, minyak
Praktek pengelolaan limbah yang tersebut dipindahkan ke drum yang telah disediakan untuk dikirim ke perusahaan pengolah limbah minyak.
buruk di base camp dan area - Untuk limbah padat dari bengkel seperti saringan minyak (oil filter), besi dan ban- ban bekas akan ditimbun
konstruksi aktif Saluran pembuangan dan ditata pada tempat khusus sebelum dijual atau didaur ulang oleh pihak ke tiga.
dan sanitasi berpotensi memberi - Menampung sisa-sisa oli bekas yang berasal dari kegiatan perbengkelan dalam drum-drum tertutup dan
dampak buruk atas kualitas badan air dijual ke perusahaan pengolah oli bekas.
permukaan - Ceceran oli atau minyak pelumas di bengkel diupayakan tidak mengalir ke badan perairan dan
diupayakan ceceran tersebut ditaburi serbuk gergaji, kemudian dibakar di tempat yang aman.
- Penyediaan WC, kamar mandi dan septic tank di base camp.
Transpotasi
kegiatan pengambilan tanah-tanah timbun - Meningkatnya kemacetan lalu - Pada kegiatan pengerukan, penggalian dan penimbunan jalan dilakukan secara bertahap dengan tidak
dan pengeru-kan, mobilisasi peralatan dan lintas sepanjang jalan dan jaringan mengejar target tertentu akan tetapi rapi dan memperhatikan gejala yang akan timbul yang dapat menghambat
bahan konstruksi serta kegiatan konstruksi jalan pendukung. transportasi.
jalan dan jembatan - Akan muncul Keluhan dari - Pada ruas jalan yang menunjukan tanda- tanda timbul, lumpur, becek maka mensegerakan untuk
penduduk desa. menutupnya
- Meningkatnya kecelakaan di jalan. dengan batu atau kerikil,
- Mengatur lalulintas bagi semua kenderaan yang melewati areal jalan dan jembatan yang sedang dikerjakan
atau kondisi jalan yang rawan lengket dan licin dengan :
o Membuat rambu-rambu jalan alternatif yang bisa dilalui kenderaan umum.
o Pemberitahuan kecepatan maksimum yang harus dipatuhi
o Membuat jaan alternatif (detour)
- Menerapkan prosedur penanganan kecelakaan yang menimbulkan cedera penduduk dan hewan ternak.
- Pembatasan pergerakan kendaraan berat pada jalan akses spesifik/tertentu
- Mekanisme informasi publik untuk memberitahu khalayak umum mengenai jalan putar (detour),
penutupan jalan (closures), dan marka lalu lintas baru
Biota Akuatik
- Kegiatan pembersihan lahan, Biota akuatik akan sensitif - Pengelolaan yang dilakukan adalah pengelolaan kualitas air permukaan sebagai sumber dampak
- pengoperas ian sarana pendukung terhadap perubahan kualitas air - Habitat / lokasi yang sensitif harus dihindari bila mungkin, seperti lahan basah Jika tidak
(basecamp, gudang dan bengkel) permukaan sebagai akibat aktivitas terhindarkan dan habitat sensitif harus terpengaruh, pastikan bahwa metode konstruksi jalan yang
- Kegiatan konstruksi jalan dan jembatan konstruksi. Sedimentasi dan menimbulkan dampak kecil yang digunakan dan bahwa lokasi-lokasi dikembalikan ke kondisi awal sejauh
perubahan kekeruhan, yang mungkin.
berkumpul karena gangguan arus air
dan dipindahkannya vegetasi kolam
air akan memberi kontribusi terhadap
perubahan karakteristik fisik-kimiawi
jalur air dengan dampak sekunder
atas flora dan fauna akuatik
hal - 17
No Kegiatan / Aktifitas Dampak Pada Lingkungan Rekomendasi
Angka Kecelakaan
kegiatan mobilisasi kendaraan untuk Dampak penting yang terjadi adalah - Membuat pagar pembatas proyek dengan seng atau triplex.
mengang-kut bahan dan peralatan untuk terjadinya kecelakaan lalu lintas - Memasang tanda areal kegiatan proyek.
kepen- tingan proyek akibat kegiatan proyek terhadap - Melengkapi para pekerja dengan peralatan keselamatan kerja (K3), helm, sarung tangan, sepatu
masyarakat atau hewan ternak kerja, baju kerja.
- Penggunaan peralatan yang layak pakai.
- Menerapkan SOP pelaksanaan kegiatan kepada seluruh pekerja.
- Mengatur jam kerja sesuai ketentuan dan kenderaan yang lewat.
- Memasang rambu-rambu lalu lintas
(contoh rambu-rambu lalu lintas standar
Proses Sosial
Penciptaan lapangan kerja bagi pekerja Sementara mungkin ada pengaruh - Pengusul proyek harus menggunakan pengaruhnya sebagai pemberi kerja untuk mengupayakan perilaku
local dan pendatang; dan Program positif dari interaksi antara pekerja bertanggung jawab diantara para karyawan.
pembangunan masyarakat pendatang dan penduduk ocal (yaitu - Norma perilaku ( ‘Code of Conduct’) harus ditetapkan untuk para karyawan.
pertukaran budaya, sharing - Budaya perusahaan terbuka dan toleran harus diupayakan.
pengetahuan, meningkatnya toleransi - Camp konstruksi harus ditempatkan jauh dari pemukiman/pedesaan yang telah ada.
rasi) konsentrasi tenaga kerja pria - Konsumsi Lokal atau narkoba, prostitusi dan perjudian di area proyek harus dilarang.
pendatang yang tinggal di camp - Operasi harus peka terhadap waktu- waktu penting dalam kalender budaya lokal , sebagai contoh festival
sekitar pedesaan meningkatkan keagamaan dan diminimalkannya atau dihentikannya aktivitas konstruksi pada waktu-waktu tersebut.
terjadinya masalah Sumber
ketegangan lain dimunculkan pekerja
pendatang, khususnya dalam hal
dimana dianggap bahwa kebutuhan
tenaga kerja lokal telah diabaikan.
TAHAP OPERASI
Transportasi
kegiatan lalu lintas dan meningkatnya kelancaran transportasi setelah jalan - Membuat rambu-rambu jalan yang belum diselesaikan pada tahap konstruksi
pembangunan perekonomian dan jembatan beroperasi - Plat untuk rambu jalan harus berupa lembaran rata dari campuran aluminium keras dan harus mempunyai
suatu ketebalan minimum 2 mm. Lembaran tersebut harus bebas dari gemuk, dikasarkan permukaannya sebelum
digunakan sebagai pelat rambu jalan.
- Kerangka dan pengaku harus merupakan berupa bagian campuran aluminium alloy yang diekstruksi
dari campuran logam. Pelat rambu jalan harus diberi tambahan rangka pengaku bila ukuran melebihi 1,0 meter.
- Tiang rambu jalan berupa pipa baja berdiameter dalam minimum 40 mm, digalvanisir dengan proses celupan
panas. Bahan yang sama dipakai juga untuk pelengkap pemegang dan penutup tiang. Semua ujung terbuka harus
diberi tutup untuk mencegah masuknya air. Demikian juga perlengkapan tambahan harus terbuat dari aluminium
atau baja tahan karat yang mempunyai kekuatan tarik tinggi untuk tiang rambu. Beton untuk pondasi rambu
jalanharus kuat
- Cat untuk perlengkapan jalan dan emailnya harus dari kutu yang baik. Cat untuk bagian baja harus dari
oksida seng kadar tinggi. Permukaan tiap rambu harus diberi bahan pemantul sesuai dengan ketentuan
lembaran pemantul tersebut harus merupakan “Scotchlite” jenis Engineering Grade atau High Intensity Quality.
- Rel pengaman harus terbuat dari baja yang digalvanisir. Marka jalan harus terbuat dari cat
berwarna putih. Blok beton (paving block) pracetak untuk trotoir dan medianharus setebal 60 mm.
- Untuk keamanan transportasi jalan rambu jalan yang penting adalah “Pemberitahuan
kecepatan maksimum yang harus dipatuhi
hal - 18
No Kegiatan / Aktifitas Dampak Pada Lingkungan Rekomendasi
Dampak Perambahan Hutan (illegal
logging)
Terbukanya akses ke wilayah hutan Jenis dampak yang harus dikelola - Penyusunan kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten tentang pencegahan perambahan hutan.
karena selesainya dan beroperasinya jalan adalah perambahan hutan oleh pihak- - Koordinasi antar instansi terkait dari tingkat provinsi, kabupaten, dan kecamatan untuk mencegah terjadinya
pihak yang tidak berhak perambahan hutan.
(illegal logging) di sepanjang jalur - Menginformasikan dan mensosialisasikan secara berkala dan terarah tentang bahaya yang ditimbulkan dari
jalan perambahan hutan dan perladangan berpindah.
- Menjalin kerjasama dengan Dinas Kehutanan dan instansi terkait serta masyarakat untuk mencegah
illegal logging.
Dibuat Oleh
Ahli Keselamatan/K3
Konstruksi
Ttd
Taufik Ismail, ST
hal - 19
5. Rencana Manajemen Lalu Lintas
Rencana Manajemen Lalu Lintas (RML) adalah gambar atau seperangkat gambar yang menunjukkan alat-alat pengaturan lalu lintas yang akan digunakan dalam zona kerja serta daftar jadwal pemrograman pekerjaan – menyebutkan hari
dan waktu pekerjaan dilaksanakan. RML dipersiapkan oleh kontraktor dan disetujui oleh Konsultan sebelum dapat diimplementasikan. Dalam mengembangkan RML, kontraktor perlu memikirkan seluruh tahapan kerja dalam
pembangunan jalan dan apa yang akan dilakukan dalam setiap tahapannya. Hal ini perlu dilakukan karena dapat membantu kontraktor dalam pentahapan dan alokasi sumber daya serta agar kontraktor dapat mempertimbangkan dengan
baik apa yang akan terjadi di lapangan. Misalnya:
- Apakah lajur lalu lintas akan menyempit
- Apakah lajur akan ditutup
- Apakah ada pemakaian satu lajur untuk dua arah
- Apakah ada perlintasan median
- Apakah ada pengalihan lalu lintas
- Apakah ada pengalihan jalur sementara/ by pass
- Apakah ada penutupan berkala
- Apakah ada penggunaan bahu (atau median) untuk lajur lalu lintas
Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menentukan manajemen lalu lintas detail untuk setiap tahapan konstruksi jalan.
1 KECEPATAN EKSISTING SEBELUM PROYEK Data Lalu Lintas Harian Rata-Rata "ZONA BEBAS" YANG DIBUTUHKAN (DIHITUNG DARI PINGGIR LAJUR LALU-
LINTAS TERDEKAT)
40 – 70 km/jam Kurang dari 1000 kend/hari 3 Meter
40 – 50 km/jam Lebih dari 1000 kend/hari 3 Meter
60 -70 km/jam Lebih dari 1000 kend/hari 4 Meter
2 KESELAMATAN PADA ZONA KERJA Pekerja Seluruh pekerja (termasuk ahli teknik) dalam zona kerja harus memakai jaket keselamatan.
Untuk pekerjaan pada waktu malam, harus dilengkapi dengan jaket reflektif
Jalan / Akses Harus bersih dari pasir dan kerikil, jalan perlu disapu (manual atau dengan mesin) secara rutin –
terutama untuk menjamin keselamatan pengendara sepeda motor
Objek Berbahaya Menyingkirkan seluruh objek berbahaya seperti concrete block, tongkat, tiang besi, ranting
pohon dan concrete barrier yang tidak dipasang dengan benar dari jalan dan zona rumija. Objek
tersebut tidak boleh digunakan sebagai pengarah atau pengatur lalu-lintas pada zona kerja
Penempatan Alat Berat Tidak diperbolehkan menempatkan alat berat, mesin, kendaraan proyek, kerikil/
pasir atau material lainnya didalam ‘zona bebas’ dimana pekerjaan jalan dilakukan
hal - 20
No Kegiatan / Uraian Kondisi yang Mempengaruhi Rekomendasi
3 KETETENTUAN UMUM TANDA RAMBU DAN Tanda, rambu dan pengarah dipergunakan untuk memperingati, • Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah harus dipelihara agar selalu dalam kondis baik
DELINEASI PADA ZONA KERJA menginformasikan, memandu dan mengendalikan lalu lintas agar dan bersih.
secara aman dan selamat melintasi zona kerja Seluruh tanda dan • Seluruh Tanda, Rambu dan Pengarah yang digunakan pada malam hari harus mampu
rambu harus mengikuti kaidah 6 C sebagai berikut: memantulkan cahaya
(reflektif) minimum setingkat Engineer Grade (EG) dalam kondisi yang bersih dan tidak
- Conspicuous = Tiap rambu harus mudah dilihat. rusak.
- Clear = Tiap rambu harus jelas – mudah dibaca. • Rambu peringatan zona kerja harus mencukupi. Detail jenis dan lokasi
- Comprehensible = Tiap rambu harus mudah dimengerti (tidak penempatan rambu diberikan pada diagram dalam buku panduan ini.
membingungkan). • Zona kerja harus terdelineasi dengan baik menggunakan alat yang reflektif termasuk
- Credible = Tiap rambu harus masuk akal dan sesuai dengan situasi. plastic bollards, patok pengarah, hazard markers dan peralatan lain yang disetujui. Objek
- Consistent = Jenis rambu yang sama harus digunakan untuk situasi berbahaya (seperti concrete blocks, ranting pohon, dan concrete barrier) tidak boleh
yang sama – diseluruh wilayah Indonesia. digunakan sebagai delineator atau pengatur lalu lintas pada zona kerja.
- Correct = Rambu harus digunakan untuk situasi yang tepat – ada • Jalur yang harus dilalui oleh lalu lintas dari kedua arah harus diinformasikan dengan
beberapa rambu peringatan yang hampir sama namun memiliki arti jelas.
• Tidak diperbolehkan adanya alternatif jalur lainnya selain yang telah ditetapkan. Bila
yang berbeda. ada kemungkinan rute lain, perlu dilakukan penutupan dengan delineasi yang kuat.
• Bollards atau kerucut lalu-lintas dapat digunakan untuk memandu pengemudi di
3 jenis rambu yang digunakan sepanjang zona kerja. Contoh- contoh akan diberikan pada bagian akhir dalam Buku ini.
- Rambu Larangan dan Perintah • Seluruh tanda dan rambu harus dipasang sedemikian agar tidak mudah jatuh atau
- Rambu Peringatan tertiup angin.
- Rambu Peringatan
Zona Pekerjaan. Sepanjang pekerjaan jalan – Menngendalikan pengendara melewati area dimana pekerjaan
biasanya 100 meter dilaksanakan dalam kecepatan dan lajur yang aman bagi mereka dan
hingga beberapa kilometer juga aman bagi pekerja.
hal - 21
Ilustrasi Konsep pada Zona Kerja
hal - 22
6. Identifikasi Bahaya, Mitigasi Bahaya, dan Penetapan Tingkat Resiko Pekerjaan
Kecelakaan Lalu
3 3 9
Lintas
Terluka 2 1 2
Tertimpa Alat
1 2 2
Berat
Terlindas
3 3 9
Kendaraan
Kerusakan Pada
2 2 4
Prasarana umum
Pemanfaatan lahan area proyek
untuk tempat tinggal/Barak, 2 2 4
Kegiatan Konstruksi
2 Manajemen Mutu Tertusuk benda2 tajam, 3 2 6
Tertimpa alat-alat
2 2 4
pengujian.
Kondisi Lingkungan Akan 3 3 9
berpengaruh
3 Pengukuran dan Tertusuk paku, 3 3 9
pemasangan bowplank Terpukul alat
2 2 4
pemukul,
Tersandung 3 3 9
Tertimpa material. 2 2 4
Tertimpa material. 2 2 4
hal - 23
PEKERJA PERALATAN MATERIAL PUBLIK LINGKUNGAN HIDUP
NO PEKERJAAN BERISIKO IDENTIFIKASI BAHAYA
K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A
5 Bongkaran Beton Lama Tertusuk Besi, 2 3 6
Terpukul alat
2 2 4
pemukul,
Tertimpa material. 2 2 4
Terjatuh 2 1 2
Terjadi penumpukan Sampah hasil 3 4 12
Konstruksi
6 Bongkaran Tertusuk paku, 2 2 4
Dinding Terpukul alat
2 2 4
pemukul,
Tertimpa material. 3 2 6
Terjatuh 2 2 4
Terjadi penumpukan Sampah hasil 2 2 4
Konstruksi
7 Pemasagan Terpukul alat
3 3 9
Scafolding pemukul,
Tertimpa material. 2 2 4
Terjatuh dari
4 4 16
ketinggian
8 Galian Tanah Tertimpa material galian» Luka
3 3 9
(Dengan Alat ringan
Berat) Terjadi gangguan
lalu lintas di area proyek» 1 1 1
kemacetan
Kecelakaan Alat 2 3 6
Terjatuh /
3 2 6
Terpeleset ke area galian
Menpengaruhi Lingkungan akibat 2 2 4
Aktifitas Konstruksi
9 Galian Tanah Terpukul
2 2 4
(Manual) cangkul,
Tertimpa material
2 2 4
galian.
Terjatuh /
2 2 4
Terpeleset ke area galian
Menpengaruhi Lingkungan akibat 2 2 4
Aktifitas Konstruksi
hal - 24
PEKERJA PERALATAN MATERIAL PUBLIK LINGKUNGAN HIDUP
NO PEKERJAAN BERISIKO IDENTIFIKASI BAHAYA
K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A
10 Urugan Tanah Tertimpa material urugan 2 2 4
Kembali Terjadi gangguan
2 3 6
lalu lintas di area proyek
Kecelakaan Alat
3 2 6
Terjatuh /
1 1 1
Terpeleset ke area pekerjaan
Alih Fungsi Lingkungan akibat 2 2 4
Aktifitas Konstruksi
11 Lantai Kerja Iritasi pada Kulit
1 1 1
Oleh Semen
Tertimpa material
3 2 6
beton.
Terjatuh /
3 3 9 3 2 6
Terpeleset ke area pekerjaan
12 PEKERJAAN PONDASI PILE CAP
a Pekerjaan Cor Tertimpa material
3 3 9
Beton Ready Mix beton
K 300 Iritasi pada Kulit
3 3 9
Oleh Semen
Kecelakaan Alat 3 3 9
Terjatuh /
3 3 9
Terpeleset ke area pekerjaan
Mempengaruhi Lingkungan akibat 4 3 12
Aktifitas Konstruksi
b Pekerjaan Tertusuk besi
3 2 6
Pembesian beton
Tertimpa material
3 2 6
besi.
Terjatuh /
3 3 9
Terpeleset ke area pekerjaan
Menghasilkan Limbah akibat 3 3 9
Aktifitas Konstruksi
hal - 25
PEKERJA PERALATAN MATERIAL PUBLIK LINGKUNGAN HIDUP
NO PEKERJAAN BERISIKO IDENTIFIKASI BAHAYA
K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A K A TR = K x A
c Pekerjaan Tertimpa material
2 3 6
Bekisting bekisting
Tertusuk Paku 3 2 6
Kecelakaan Alat 3 2 6
Terjatuh /
3 3 9
Terpeleset ke area pekerjaan
Menghasilkan Limbah akibat 2 2 4
Aktifitas Konstruksi
hal - 26
TABEL 6. Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Resiko
1 Mobilisasi Kelakaan kerja Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker,dan kacamata
kerja )
Kecelakaan Lalu Lintas Kerusakan dan Mentaati peraturan lalu lintas
kecelakaan kerja
Terluka Tertimpa Alat Berat Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Kerusakan dan safety, sarung tangan,masker, dan
kecelakaan kerja kacamata kerja )
Terlindas Kendaraan Kerusakan dan Mengikuti SOP pengoperasian alat
kecelakaan kerja berat
Kerusakan Pada Kerusakan dan Mentaati peraturan lalu lintas
Prasarana umum kecelakaan kerja
Pemanfaatan lahan area proyek Area lahan berubah fungsi Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
untuk tempat tinggal/Barak, Lingkungan Hidup
Kegiatan Konstruksi
2 Manajemen Mutu Tertusuk benda tajam, Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Tertimpa alat-alat Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat
/ berbahaya .
Kondisi Lingkungan Akan Perilaku Lingkungan Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
berpengaruh Berubah Lingkungan Hidup dan pengujian
Lingkungan
3 Pengukuran dan Tertusuk paku, Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
pemasangan bowplank Terpukul alat pemukul, Kondisi tidak aman safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
/ berbahaya Memakai APD ( helm, sepatu
Tersandung Kondisi tidak aman / safety, sarung tangan,masker, dan
berbahaya kacamata kerja )
Tertimpa material. Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
/ berbahaya Mengikuti SOP pengoperasian alat.
Akibat pekerjaan akan Kondisi tidak nyaman Dilakukan pembersihan rutin areal
menghasilkan sampah/residu setelah saat pekerjaan berlangsung
4 Pagar Pengaman Proyek, Tertusuk paku, Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker,
Terpukul alat Kondisi tidak aman dan kacamata kerja )
pemukul, / berbahaya Memakai APD ( helm, sepatu
Tertimpa material. Kondisi tidak aman safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
/ berbahaya Mengikuti SOP pengoperasian alat.
Berpengaruh pada lahan yang lingkungan akan Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
tadinya produktif terganggu Lingkungan Hidup
5 Bongkaran Beton Tertusuk paku, Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Terpukul alat pemukul, Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Tertimpa material. Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
hal - 27
Bongkaran Beton
Terjadi penumpukan Sampah hasil Kondisi tidak nyaman Dilakukan pembersihan rutin areal
Konstruksi setelah saat pekerjaan berlangsung
7 Pemasagan Scafolding Terpukul alat Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
pemukul, / berbahaya safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Tertimpa material. Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian.
/ berbahaya
Terjatuh dari Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
ketinggian safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja, body hardness )
Terjadi penumpukan Sampah hasil Kondisi tidak nyaman Dilakukan pembersihan rutin areal
Konstruksi setelah saat pekerjaan berlangsung
8 Galian Tanah (Dengan Tertimpa material galian» Luka Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
Alat Berat) ringan sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Terjadi gangguan lalu lintas di area Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
proyek » kemacetan berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke area galian safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja, body hardness )
Menpengaruhi Lingkungan akibat Perilaku tidak nyaman Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
Aktifitas Konstruksi Lingkungan Hidup
9 Galian Tanah (Manual) Terpukul cangkul, Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Tertimpa material galian. Kondisi tidak aman Mengikuti SOP
/ berbahaya
Terjatuh / Terpeleset ke area galian Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja)
Menpengaruhi Lingkungan akibat Perilaku tidak nyaman Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
Aktifitas Konstruksi Lingkungan Hidup
10 Urugan Tanah Kembali Tertimpa material urugan Perilaku tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
hal - 28
NO URAIAN KEGIATAN IDENTIFIKASI BAHAYA RESIKO PENETAPAN PENGENDALIAN RISIKO
Terjadi gangguan Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
lalu lintas di area proyek Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
Kecelakaan Alat / berbahaya
Terjatuh / Terpeleset ke area galian Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu safety,
sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja, body hardness )
Alih Fungsi Lingkungan akibat Perilaku tidak nyaman Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
Aktifitas Konstruksi Lingkungan Hidup
11 Lantai Kerja Iritasi pada Kulit Oleh Semen Kondisi tidak aman / Memakai APD ( helm, sepatu safety,
berbahaya sarung tangan,masker, dan kacamata
kerja )
Tertimpa material beton. Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke area pekerjaan safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja)
12 PEKERJAAN PONDASI PILE CAP
a Pekerjaan Cor Tertimpa material beton Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Beton Ready Mix K 300 safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Iritasi pada Kulit Oleh Semen Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
/ berbahaya safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke area pekerjaan safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja, body hardness )
Mempengaruhi Lingkungan akibat Perilaku tidak nyaman Mengikuti SOP dan Aturan2 mengenai
Aktifitas Konstruksi Lingkungan Hidup
b Pekerjaan Pembesian Tertusuk besi beton Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
/ berbahaya safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Tertimpa material besi. Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke area pekerjaan safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja)
Menghasilkan Limbah akibat Perilaku tidak nyaman Dilakukan pembersihan rutin areal
Aktifitas Konstruksi setelah saat pekerjaan berlangsung
c Pekerjaan Bekisting Tertimpa material Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
bekisting safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Tertusuk Paku Kondisi tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
/ berbahaya safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja )
Kecelakaan Alat Kondisi tidak aman Mengikuti SOP pengoperasian alat.
/ berbahaya
Terjatuh / Perilaku tidak aman Memakai APD ( helm, sepatu
Terpeleset ke area pekerjaan safety, sarung tangan,masker, dan
kacamata kerja, body hardness )
Menghasilkan Limbah akibat Perilaku tidak nyaman Dilakukan pembersihan rutin areal
Aktifitas Konstruksi setelah saat pekerjaan berlangsung
hal - 29
7. Daftar Standar dan/atau Peraturan Perundang-undangan Keselamatan kerja
Peraturan Perundang-undangan dan Standar
dan Pengendalian Risiko*.
Peraturan Perundangan
No Metode Kerja / Pelaksanaan
& Persyaratan Lainnya Yang Menjadi Acuan
1 Penggalian/Pemindahan Tanah Pemernaker No. 08 / 2020, Tentang Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
2 Bekerja di Ketinggian Standard Bekerja Di Ketinggian Berdasarkan Pemenaker No.9/2016
3 K 3 Pada Konstruksi Bangunan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.01/Men/1980
4 Kualifikasi Juru Las Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.02/Men/1982
5 Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.03/Men/1998
Kecelakaan
7 Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.04/Men/1980
Alat Pemadam Api Ringan
9 Panitia Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per 04/Men/1987
Kerja Serta Tata Cara Penunjukkan Ahli
Keselamatan Kerja
12 Pesawat Angkat Dan Angkut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: Perm05/Men/1985
13 Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep-186/Men/1999
Kerja
15 Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.Per.Ol/Men/1981
16 Kualifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Keran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989
Angkat
18 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
21 Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964
Penerangan Dalam Tempat Kerja
23 Nilai Ambang Batas Faktor Fisika Di Tempat Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999
Kerja
25 Nilai Ambang Batas Faktor Kimika Di Surat Edaran No. Seso1/Men/1997
Tempat Kerja
27 Penggunaan Alat Pelindung Diri Surat Edaran Dirjen Binawas No 05/Bw/1997
hal - 30
8 Pernyataan Penetapan Tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi
Nama Pekerjaan : PRESERVASI JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG
BINTANG, KOTA BANDA ACEH
Lokasi Pekerjaan : JALAN BANDA ACEH - KRUENG RAYA, BANDA ACEH - BLANG BINTANG, KOTA BANDA ACEH
Harga Nilai (EE) : RP. 5.217.386.000,-
Alokasi Dana : APBN Tahun Anggaran : 2022
Maka dengan Ini mentapkan bahwa tingkat risiko keselamatan Konstruksi untuk paket pekerjaan
sebagaimana yang dimaksud diatas adalah Beresiko
hal - 31
0 Dukungan Keselamatan Konstruksi
######
9.1 Biaya SMKK
hal - 32
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN KUANTITAS
(Rp) (Rp)
- Traffic Cone Buah 10 Rp 240,000.00 Rp 2,400,000.00
- Pagar jaring pengaman termasuk perlengkapannya M' 100 Rp 7,800.00 Rp 780,000.00
- Peralatan komunikasi dan Lainnya …… Set 2 Rp 4,140,000.00 Rp 8,280,000.00
7 JEMBATAN SEMENTARA
- Agg fondasi tanpa penutup aspal (20cm) M3 300 Rp 714,329.45 Rp 214,298,835.98
TENAGA / PERSONIL
- Tukang (Batu/Cat/Las) OH 450 Rp 109,720.94 Rp 49,374,425.00
- Pekerja OH 1,350 Rp 97,921.28 Rp 132,193,725.00
- Pemimpin Regu (Mandor) OH 150 Rp 126,354.44 Rp 18,953,166.67
11 MANAJEMEN MUTU
TENAGA / PERSONIL
- Masa Pelaksanaan Pekerjaan (sesuai dengan kontrak) Bulan 12
- Manajer Kendali Mutu (QCM) OB 0 Rp 33,244,652.78 Rp -
- Asisten Ahli Kendali Mutu (sesuai kebutuhan) OB 6 Rp 12,698,500.00 Rp 76,191,000.00
hal - 33
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN KUANTITAS
(Rp) (Rp)
- Staff Pendukung (supporting Staff) OB 0 Rp 13,760,902.78 Rp -
- Laporan Kendali Mutu B 12 Rp 300,000.00 Rp 3,600,000.00
hal - 34
HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN SATUAN KUANTITAS
(Rp) (Rp)
12 PROTOKOLER KOVID
PENYIAPAN PROTOKOLER KOVID
- Pelindung Hidung dan mulut (Masker) Bh 0 Rp -
- Pelindung tangan (sarung tangan) Set 0 Rp -
- tangki penampung air cuci tangan Bh 0 Rp -
- hand spray Soap Bh 0 Rp -
JUMLAH Rp 859,126,784.45
PPn (10%) Rp 85,912,678.45
JUMLAH TOTAL Rp 945,039,462.90
hal - 35
9.2 Kebutuhan Personil Keselamatan Konstruksi
hal - 35
10 Rancangan Panduan Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Konstruksi
TABEL 11. Penyusunan Sasaran dan Program K3 Untuk Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Konstruksi
Mentaati peraturan lalu lintas Memahami Rambu terpasang Rambu K3 Harian Daftar Absensi Evaluasi Kinerja - Logistik
peraturan lalu - Safety officer
lintas
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List - Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, - Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Daftar Absensi Evaluasi Kinerja - Pelaksana
alat berat kompetensi Sesuai Alat - Safety officer
operator
2 Manajemen Mutu Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik Safety
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoper Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Alat Evaluasi Kinerja Pelaksana
asian alat berat kompetensi Sesuai Alat Efektif Safety officer
operator
3 Pengukuran dan Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
pemasangan safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
bowplank dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
hal - 36
SASARAN KHUSUS PROGRAM
JENIS/TIPE
NO PEKERJAAN
PENGENDALIAN RISIKO K3 JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA MONITORING
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Alat Evaluasi Kinerja Pelaksana
alat Ukur kompetensi Sesuai Alat Efektif Safety officer
operator
4 Pembongkaran dan Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
Clearing Area safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik Safety
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Alat Evaluasi Kinerja Pelaksana
alat berat kompetensi Sesuai Alat Efektif Safety officer
operator
5 Bongkaran Atap Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik Safety
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik Safety
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Alat Evaluasi Kinerja Pelaksana
alat berat kompetensi Sesuai Alat Efektif Safety officer
operator
sepatu safety, sarung Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
tangan,masker, dan kacamata kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
kerja ) Masker Kacamata
kerja
hal - 37
SASARAN KHUSUS PROGRAM
JENIS/TIPE
NO PEKERJAAN
PENGENDALIAN RISIKO K3 JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA MONITORING
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
6 Bongkaran Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
Dinding safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm,sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Alat Evaluasi Kinerja Pelaksana Safety
alat berat kompetensi Sesuai Alat Efektif officer
operator
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
7 Pemasagan Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
Scafolding safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Efektif Evaluasi Kinerja Pelaksana
Peralatan kompetensi Sesuai Alat Safety officer
Tukang
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Pekerja Masker Kacamata
kerja
8 Galian Tanah Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
(Dengan Alat safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
Berat) dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
hal - 38
SASARAN KHUSUS PROGRAM
JENIS/TIPE
NO PEKERJAAN
PENGENDALIAN RISIKO K3 JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA MONITORING
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Jam Kerja Efektif Evaluasi Kinerja Pelaksana
alat berat kompetensi Sesuai Alat Safety officer
operator
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
9 Galian Tanah Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
(Manual) safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP Memastikan Pengoperasian SOP Pekerjaan Mengikuti Jadwal Evaluasi Kinerja Pelaksana
kompetensi Sesuai Alat Safety officer
pekerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
11 Lantai kerja Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP Memastikan Pengoperasian SOP Pekerjaan Mengikuti Jadwal Evaluasi Kinerja Pelaksana
kompetensi Sesuai Alat Safety officer
pekerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
hal - 39
SASARAN KHUSUS PROGRAM
JENIS/TIPE
NO PEKERJAAN
PENGENDALIAN RISIKO K3 JANGKA INDIKATOR PENANGGUNG
URAIAN TOLAK UKUR SUMBER DAYA MONITORING
WAKTU PENCAPAIAN JAWAB
12 Pekerjaan Pondasi Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
Pile Cap safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
Mengikuti SOP pengoperasian Memastikan Pengoperasian SOP Alat Mengikuti Jadwal Evaluasi Kinerja Pelaksana
alat berat kompetensi Sesuai Alat Safety officer
operator
Mengikuti SOP Pekerjaan Memastikan Pengoperasian SOP Pekerjaan Mengikuti Jadwal Evaluasi Kinerja Pelaksana
kompetensi Sesuai Alat Safety officer
pekerja
Memakai APD ( helm, sepatu Memastikan APD Terpakai Sepatu Safety Harian Daftar Absensi Check List Logistik
safety, sarung tangan,masker, kesiapan APD Sarung tangan, Safety officer
dan kacamata kerja ) Masker Kacamata
kerja
0
0
0
hal - 40
TABEL 12. Panduan RML Pada Jalan Untuk Keselamatan Pengoperasian dan Pemeliharaan Konstruksi
Waktu henti dan tunda kendaraan yang diterima, menjamin keselamatan dan tidak menjadi penyebab kecelakaan , pertimbangan biaya proyek dan manajemen lalu lintas,
- Evaluasi Rencana Manajemen Lalu lintas polusi udara dan hilangnya mata pencaharian.
- Modifikasi Prosedur Review design, prosedur kerja, alternatif metoda konstruksi, prosedur lainnya.
Rekomendasi:
hal - 41
No Kegiatan / Uraian Kondisi yang Mempengaruhi
CASE 1
panduan pengaturan lalu-lintas pada lokasi pekerjaan yang berada pada jalan dua- Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu-lintas pada lokasi
lajur dua-arah pekerjaan yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah, dengan menutup sementara sebagian lajur lalu lintas, namun cukup untuk dilalui oleh lalu-lintas dua arah
Untuk jalan dengan volume yang cukup tinggi, dan pekerjaan jalan berlangsung lama, perlu diberikan centre line (marka tengah) sementara yang menerus, atau
dapat juga digunakan pavement tape
Rekomendasi:
hal - 42
No Kegiatan / Uraian Kondisi yang Mempengaruhi
CASE 2
Gambar disamping menunjukkan panduan pengaturan lalu lintas pada pekerjaan jalan Pengaturan ini tidak berlaku bila:
yang berada pada jalan dua-lajur dua-arah dan menutup sebagian lajur lalu lintas, -Volume lalu lintas melebihi 500 kendaraan per hari; atau
namun hanya dapat dilalui oleh satu lajur lalu-lintas. Pengaturan tersebut
menggunakan rambu ‘give way’ (beri prioritas) pada satu arah lalu-lintas -Zona Pekerjaan lebih dari 100 meter; atau
-Pengendara tidak memiliki jarak pandang yang cukup terhadap kendaraan yang datang dari arah depannya
Jika hal diatas terjadi, gunakan lampu isyarat lalu-lintas sementara atau gunakan flag-man
Rekomendasi:
hal - 43
No Kegiatan / Uraian Kondisi yang Mempengaruhi
CASE 3
Gambar disamping menunjukkan pengaturan lalu-lintas pada jalan dua-lajur satu- Pekerjaan jalan menutup satu lajur. Rambu-rambu ditempatkan di kedua sisi jalan
arah.
Rekomendasi:
hal - 44
No Kegiatan / Uraian Kondisi yang Mempengaruhi
CASE 4
Gambar disamping menunjukkan pekerjaan jalan yang menutup seluruh badan Penggunaan jalan sementara harus memperhatikan hal-hal berikut:
jalan. Lalu-lintas dialihkan ke jalan sementara yang terletak disisi jalan yang - Kondisi lajur sementara harus layak dilalui kendaraan
sedang ditangani - Pengalihan tidak boleh terletak pada tikungan
- Jika menggunakan bahu sebagai lajur tambahan, perhatikan kekuatan bahu
- Bersihkan lajur sementara dari reruntuhan, debu yang mempengaruhi skid resistance
Rekomendasi:
Dibuat Oleh
Ahli Keselamatan/K3
Konstruksi
Ttd
Taufik Ismail, ST
hal - 45