Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 7

OTONOMI DAERAH DI INDONESIA


A. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi daerah dapat diartikan pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, otonomi daerah adalah
suatu instrumen politik dan instrumen administrasi/manajeman yang digunakan untuk
mengoptimalkan sumber daya lokal, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kemajuan masyarakat di daerah, terutama dalam menghadapi tantangan global,
mendorong pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran
serta masyarakat, dan mengembangkan demokrasi.
B. Latar Belakang Otonomi Daerah
Krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah
memporak-porandakan hampir seluruh aspek ekonomi dan politik yang mengakibatkan
semakin rendahnya tingkat kemampuan dan kapasitas negara dalam menjamin
kesinambungan pembangunan. Ada beberapa alasan mengapa otonomi daerah sangat
penting, yaitu:
1. Sistem manajemen negara dan pemerintahan yang sentralistik, dimana
kewenangan dan pengelolaan dipegang oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah
tidak memiliki kewenangan untuk mengelola dan mengatur daerahnya.
2. Pembagian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata.
3. Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara satu daerah daeran lain
yang sangat terasa.
Sebagai respon dari hal tersebut, pada masa reformasi dicanangkan suatu kebijakan
sistem pemerintahan yang cukup penting yaitu melaksanakan otonomi daerah dan
pengaturan perimbangan keuangan antar pusat dan daerah.
C. Tujuan dan Prinsip
1. Segi politik, otoda bertujuan untuk mencegah penumpukan kekuasaan di pusat
dan membangun masyarakat yang demokratis.
2. Segi pemerintahan, otoda bertujuan untuk mencapai pemerintahan yang efisien.
3. Segi sosial budaya, otoda bertujuan agar perhatian lebih fokus kepada daerah.
4. Segi ekonomi, otoda bertujuan agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi di daerah masing-masing.
Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia
didasarkan pada:
1. Otonomi nyata, penyelenggaraan dan kewenangan pemerintahan secara nyata
diperlukan serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah.
2. Otonomi luas, keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
mencakup kewenangan di semua bidang.
3. Otonomi bertangjawab, berupa perwujudan pertanggungjawaban sebagai
konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam mencapai
tujuan pemberian otonomi.
D. Pemerintahan Daerah Menurut UU no. 32 Tahun 2004
1. Otonomi Daerah
Otonomi daerah, menurut pasal 1 angka 5 UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemeritahan Daerah (UU Pemda): Hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Otonomi Khusus
Wujud nyata dari amanat MPR-RI pada masa reformasi tentang koreksi
terhadap berbagai penyimpangan pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 dimuat
dalam:
a. Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan
Negara tahun 1999-2004, pada Bab IV huruf G mengenai Pembangunan
Daerah dalam angka 2 antara lain memuat kebijakan otonomi khusus bagi
Aceh dan Irian Jaya;
b. Dalam salah satu bagian dari Ketetapan MPR-RI No. IV/MPR/2000
tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah,
Bagian III mengenai Rekomendasi.
Dari ketetapan tersebut, diambilah langkah-langkah yang perlu ditempuh, yaitu:
1) Daerah Istimewa Aceh
a. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan menghargai kesetaraan dan keseragaman
sosial budaya masyarakat Aceh, melalui penetapan Daerah Istimewa
Aceh sebagai daerah otonomi khusus yang diatur dengan undang-
undang;
b. Menyelesaikan kasus Aceh secara berkeadilan dan bermartabat dengan
melakukan pengurusan dan pengadilan yang jujur bagi pelanggar hak
asasi manusia, baik selama pemberlakuan Daerah Operasi Militer
maupun pasca pemberlakuan Daerah Militer.
2) Irian Jaya
a. Mempertahankan integrasi bangsa di dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan tetap menghargai kesetaraan dan
keseragaman sosial budaya masyarakat Irian Jaya melalui penetapan
otonomi khusus yang diatur dengan undang-undang;
b. Menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di Irian Jaya
melalui proses pengadilan yang jujur dan bermartabat.

E. Hakekat Otonomi Daerah dalam NKRI


Dalam menyelenggarakan pemerintahan, terdapat tiga asas yang dianut, yaitu:
1. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan
dalam sistem NKRI.
2. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu.
3. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah untuk
melaksakan tugas tertentu.
Ada beberapa alasan ideal mengapa asas desentralisasi diterapkan bagi
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, sebagaimana yang diungkapkan oleh The
Liang Gie, diantaranya:
1. Dilihat dari sudut politik, desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah
penumpukan kekuasaan pada satu pihak saja yang pada akhirnya dapat
menimbulkan tirani.
2. Dalam bidang politik, desentralisasi sebagai tindakan pendemokrasian, untuk
menarik rakyat ikut serta dalam pemerintahan dan melatih diri dalam
mempergunakan hak-hak demokrasi.
3. Dari sudut teknik organisator pemerintahan, desentralisasi semata-mata untuk
mencapai suatu pemerintahan yang efisien. Apa yang dianggap lebih utama
untuk diurus oleh pemerintah setempat, pengurusannya diserahkan kepada
daerah.
4. Dari sudut kultur, desentralisasi perlu diadakan supaya adanya perhatian dapat
sepenuhnya ditumpukan kepada kekhususan sesuatu daerah, seperti geografi,
keadaan penduduk, kegiatan ekonomi watak kebudayaan atau latar belakang
sejarahnya.
5. Dari sudut kepentingan pembangunan ekonomi, desentralisasi diperlukan
karena pemerintah daerah dapat lebih banyak dan secara langsung membantu
pembangunan tersebut.

F. Peluang dan Tantangan dalam Menjalakan Oonomi Daerah


1. Peluang
a. Otonomi daerah dapat meningkatkan tingkat perekonomian, meningkatkan
kualitas kesehatan, pendidikan dan mendorong penciptaan lapangan kerja,
menjaga kelestarian SDA dan lahan, serta kerukunan.
b. Tingkat perekonomian daerah dapat meminimalisisr pengaruh dari dalam
dan luar negeri yang memunculkan tindakan radikalisme serta mengancam
keamanan dalam negeri.
c. Otonomi daerah dapat memunculkan pemempin daerah yang kapabel dan
akseptabel melalui pemilihan kepala daerah.
2. Tantangan
a. Otonomi daerah dituntut untuk semakin mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa.
b. Otonomi daerah dituntut unruk menumbuhkan kemandirian dalam
melenggarakan tata kelola pemerintahan daerah.
c. Otonomi daerah dituntut untuk mengharmoniskan pemanfaatan berbagai
sumber daya lokal dan kearifan daerah.
d. Momentum regional dan global memberikan tantangan bagi setiap daerah
untuk meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip demokrasi,
pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan keanekaragaman daerah.

Anda mungkin juga menyukai