Anda di halaman 1dari 3

Sistem dari bisnis dropshipping itu sebenarnya cukup sederhana.

Penjual/ pengecer memilih


beberapa produk dari supplier yang akan dijual, kemudian mengambil beberapa foto dari
produk, foto diupload ke media pemasaran disertai dengan keterangan singkat. Bila terjadi
pembelian, maka si konsumen akan memilih barang yang ingin dibeli dan mengirimkan uang
sesuai dengan harga barang yang Anda tentukan.

Si penjual/pengecer kemudian melanjutkan proses pembayaran tersebut ke supplier barang


dan memberikan informasi barang yang dibeli beserta data si pembeli. Penyedia barang atau
supplier akan mengemas barang yang dibeli dan mengirimkan barang kepada konsumen atas
nama Anda sebagai pengirimnya.

Bisnis dropship ini memang terlihat sangat mudah dikerjakan, bahkan si penjual dapat
menjalankan usahanya dari mana saja, yang penting ada koneksi internet dan gadget yang
mendukung. Namun, tentunya tiap bisnis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
begitu juga dengan bisnis dropship ini.

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan bisnis dropshipping:

A. Kelebihan Bisnis Dropship


1. Tanpa Modal Besar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bisnis dropship bisa dijalankan tanpa harus
mengeluarkan modal yang besar. Pengecer bisa menjual produk secara online melalui situs
media sosial (Twitter, Facebook), blog gratis, melalui aplikasi messenger smartphone, dan
melalui forum-forum jual beli misalnya seperti kaskus. Tentunya penjual harus mengeluarkan
modal untuk biaya internet.

2. Sangat Praktis

Sebagai seorang dropshipper, kita tidak perlu pusing berurusan dengan proses pengadaan
barang, proses pengemasan, dan proses pengiriman barang ke konsumen karena semua proses
tersebut sudah menjadi tanggungjawab si supplier. Selain itu, kita juga tidak perlu pusing
dengan proses perencanaan bisnis yang cukup kompleks yang dilakukan oleh supplier.

3. Dapat Dikerjakan Dari Mana Saja


Bisnis dropship bisa kita kerjakan dari mana saja, asalkan kita punya koneksi internet dan juga
gadget yang memadai. Hubungan dengan pihak supplier atau konsumen tetap bisa terjalin
dengan baik yang bisa dilakukan secara online, misalnya melalui email, chating, dan media
sosial.

4. Tidak Ada Biaya Operasional

Tidak seperti bisnis konvesional yang membutuhkan biaya operasional yang cukup besar, bisnis
dropship bisa dijalankan dengan biaya operasional yang sangat kecil, atau bahkan tanpa biaya
operasional. Biaya yang biasa dikeluarkan oleh sebuah usaha adalah untuk biaya listrik, gaji
pegawai, dan biaya sewa tempat. Sedangkan bisnis dropship, kita hanya mengeluarkan biaya
yang sangat kecil, seperti biaya koneksi internet dan modem.

B. Kekurangan Bisnis Dropship


1. Keuntungan tidak terlalu besar

Keuntungan yang bisa diambil oleh dropshipper biasanya kecil. Memang bisa saja si penjual
menaikkan harga yang lebih tinggi, tapi tentu saja itu sangat beresiko karena bisa merusak
kepercayaan konsumen. Dropshipper biasanya tidak akan menetapkan harga yang jauh dari
harga yang sudah ditetapkan oleh supplier.

2. Info Stok Barang Tidak Up to Date

Info tentang ketersediaan barang tidak bisa diketahui langsung oleh dropshipper karena data
tersebut ada pada supplier. Bisa saja sebuah produk yang akan dibeli melalui dropshipper
ternyata telah habis dan informasinya belum terupdate di website si supplier barang.

3. Sulit Menjual Barang Yang Belum Pernah Dilihat

Ketika seorang konsumen bertanya lebih detail tentang sebuah barang, biasanya dropshipper
kurang bisa menjelaskan tentang detail barang tersebut karena memang dia kurang memahami
produk tersebut. Kebanyakan dropshipper hanya fokus pada pemasaran tanpa mengetahui
detail dan spesifikasi barang yang dijual. Hal ini tentunya akan mempengaruhi niat konsumen
untuk membeli produk tersebut, dan biasanya memang konsumen tidak jadi membeli barang
tersebut.

4. Orang Yang Mendapat Komplain


Bisa saja supplier mengirimkan barang yang kualitasnya tidak sesuai dengan yang dijanjikan
atau proses pengiriman terlambat. Dan ketika hal itu terjadi, tentunya konsumen tersebut akan
komplain. Si pembeli tidak akan komplain pada si supplier tapi ke dropshipper/ pengecer.
Setiap kali si pembeli kecewa/ tidak puas dengan barang yang dikirim atau proses pengiriman
terlambat dari supplier, dropshipperlah yang akan selalu menerima keluhan dari pelanggan.

C. Tips Singkat Memilih Supplier Untuk Bisnis Dropship


Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan, sebagai dropshipper harus selektif
dalam bekerjasama dengan penyedia barang atau supplier. Bisnis ini hanya akan bisa berjalan
dengan baik bila dropshipper bekerjasama dengan supplier yang bisa menjamin kualitas
pelayanannya.

1. Pilihlah supplier dari wholesale atau grosiran. Biasanya penjual grosiran tidak mau
mengambil untung besar per barang yang dijual, tapi pada banyaknya jumlah barang yang
dijual.

2. Pilih supplier yang sudah memiliki sistem yang sudah jelas, mulai dari proses pemesanan,
proses pengecekan barang, proses konfirmasi pembelian, hingga proses pengemasan dan
pengiriman barang ke konsumen.

3. Pilihlah supplier yang mudah dihubungi. Namun, kita harus mengerti bahwa supplier
biasanya tidak mau berlama-lama untutk menerima telepon atau chating dengan Anda karena
mereka harus melayani banyak dropshipper lainnya.

4. Biasanya supplier akan menanyakan nama dropshipper dan nama toko online si
dropshipper. Ini diperlukan untuk data pengirim barang ke si pembeli, supplier akan
menuliskan nama atau toko online si dropshipper di kemasan barang yang dikirim ke
pelanggan.

Demikianlah penjelasan singkat tentang bisnis dropship, yaitu peluang bisnis online tanpa
modal yang bisa Anda jalankan dari mana saja. Dari pengalaman saya berbisnis dropship, ada
beberapa calon pembeli yang ternyata hanya bertanya-tanya saja dan tidak jadi membeli.
Terkadang pertanyaan demi pertanyaan yang mereka ajukan akan menghabiskan waktu. Jika
Anda ingin menjalankan bisnis dropship, maka Anda juga harus mempersiapkan diri
menghadapi hal-hal seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai