Anda di halaman 1dari 2

Nama : Julaina

Nim : 20181770094
Setiap individu pasti melewati masa remaja, pada masa perkembangan remaja
mengalami beberapa perubahan yang berkaitan dengan penilaian diri remaja yang berakibat pada
dirinya sendiri. Remaja awal mengalami perubahan identitas yang berarti remaja sedang
mengalami ketidakpercayaan diri. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak
menuju tahap yang lebih dewasa, pada tahap ini remaja cenderung menjauh atau bersikap negatif
pada kehidupan terdahulu yang telah dibentuk sebelumnya. Gejala ini memunculkan beberapa
perubahan sikap, misalnya dengan meningkatnya keinginan untuk mengasingkan diri, lebih
pemalas dan kehilangan semangat untuk melakukan aktifitas, mudah gelisah, lebih sensitif atau
peka, serta adanya rasa kurang percaya diri (lack of self confidence) yang paling umum terjadi
atau dialami saat masa remaja (Sakti, 2013). Remaja yang memiliki kepercayaan diri rendah dan
tidakeyakinan diri, dapat menghambat interaksi denagn orang lain. Seperti malu tampil di depan
orang lain, minder, pendiam, mudah tersinggung, menarik diri, dan bahkan dapat menyebabkan
remaja melanggar norma masyarakat.
Berdasarkan penelitan yang dilakukan oleh (Arfamaini, 2016) pada survei awal terhadap
45 remaja SMP, 45 remaja SMA/SMK, dan 45 remaja seusia mahasiswa tingkat awal dengan
menggunakan kuesioner yang disebar secara random di SMP, SMA/SMK, dan Universitas di
wilayah Kabupaten Karanganyar, seperti Surakarta, Colomadu, Kartasura, dan Boyolali.
Kemudian, dari data awal tersebut, diperoleh hasilnya, diketahui atau menunjukkan bahwa,
sebesar 8,9% remaja awal yang seusia SMP mengalami ketidakpercayaan diri dan ketidakyakin
pada diri sendiri, Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakpercayaan diri atau ketidakyakinan
diri maupun rendah kepercayaan diri, lebih banyak terjadi pada remaja awal. Berdasarkan survei
yang dilakukan oleh values dreams ideals.2011(dalam Sakti, 2013) mengenai kepercayaan diri
juga menyatakan bahwa 54,3% remaja lebih percaya diri karena adanya kehadiran orang tua. Hal
tersebut didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Triningtyas (2016) terhadap seorang
remaja kelas X SMK PGRI 3 Kediri, ditemukan adanya 2 faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri remaja yaitu sikap orang tua dan hubungan sosial. Selain itu hasil penelitian
Utami (2009) juga menyatakan bahwa 41,67% kepercayaan diri remaja tingkat SMP dan SMA
diimbangi dengan adanya dukungan dari orang tua.
Kepercayaan diri remaja awal dapat terbentuk melalui suatu dukungan yang berasal dari
orang tua remaja. Atau yang disebut dengan dukungan sosial orang tua. Karena pada dasarnya
seseorang perlu adanya hubungan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya,
dan penting juga anggapan seorang individu terhadap penilaian remaja terhadap orang tua.
Sehingga remaja dapat membentuk konsepdiri yang membuat identitas yang positif. Menurut
Nowinski (dalam Retnowati, 2005) dukungan sosial sangat berguna dalam meningkatkan harga
diri dan membangkitkan rasa percaya diri seseorang. Dengan dukungan emosioanl berupa
perhatian dan empati dapat membantu remaja dalam ketidak keyakinan dan tidak percaya diri.
Dukungan instrumental , informasi dan penghargaan juga menjadi suatu pendukung seoranag
individu untuk mencapai keyakinan dan kepercayaan diri.
Menurut House ( dalam Smet,bart, 1994 ) terdapat 4 aspek dukungan sosial, yaitu
dukungan emosional yaitu dukungan yang melibatkan rasa empati, keperdulian dan perhatian
terhadap individu yang berupa perhatian dan afeksi serta dapat menjadi pendengar individu
sehingga menciptakan kenyamanan, merasa dicintai dan mengurangi stres bagi individu.
Dukungan penghargaan yaitu berupa dukungan yang berupa ekpresi dan penilaian positif
terhadap suatu ide-ide, perasaan dan performa oranglain. Dukungan penghargaan merupakan
suatu dorongan untuk maju serta persetujuan atas suatau gagasan seseorang. Dukungan
instrumental adalah dukungan pertolongan, dukungan ini berupa pertolongan secara langsung
baik finansial maupun sikap membantu sebuah tuga-tugas saat individu sedang dalam kondisi
stres. Dan dukungan informasi yang berupa penyelesaian masalah dengan memberikan saran,
pengarahan dan umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai