Anda di halaman 1dari 4

Stilistika puisi adalah analisis tentang penggunaan bahasa dalam puisi yang dalam khazanah

arab dikenal dengan al syi’ir dan penyairnya disebut al sya’ir. Fokus analisis stilistika puisi
adalah pada fonologi supaya dapat diketahui efek pilihan suara, intonasi, ritme terhadap
pemaknaan, dan juga ada unsur stile, sehingga dapat diketahui isi teks secara keseluruhan.

Unsur stile merupakan berbagai unsur yang mendukung terwujudnya bentuk lahir
pengungkapan bahasa tersebut. Komponen stile atau gaya sebuah teks mencakup seluruh
komponen yang membentuk stile itu. Jadi, komponen itu mencakup unsur bunyi, leksikal,
struktur morfologi dan sintaksis, bahasa figurative, sarana retorika, citraan, koherensi dan kohesi,
grafologi dan format penulisan. Untuk mempermudah pemahaman terhadap makna puisi, salah
satunya dapat diawali dengan menganalisis kata- kata yang simbolis dan bermakna konotatif ini
dapat dilakukan melalui kajian stilstika. Stilistika dapat dipahami sebagai linguistic yang
digunakan untuk mengkaji pemakaian bahasa dalam karya sastra karena adanya keistimewaan di
dalamnya.

Memahami bahasa adalah langkah pertama dalam memahami karya sastra karena ketika
membaca karya sastra pada hakikatnya adalah membaca bahasa. Bahasa merupakan alat yang
digunakan pengarang untuk mengungkapkan kembali pengamatannya terhadap fenomena
kehidupan dalam bentuk cerita. Melalui penggunaan bahasa dalam karya sastra, jalinan cerita
dapat diidentifikasi. Dari paparan bahasa dalam teks dapat diidentifikasi cirri penggunaan bahasa
yang lazim disebut ganya bahasa.

Aspek bunyi yang terdapat dalam sebuah puisi sebagai komponen stile amatlah sangat penting
perannya dalam mencapai efek keindahan, misalnya lewat persajakan. Bahasa pertama adalah
bunyi, maka bunyi adalah aspek penting dalam eksistensi bahasa. Bahasa terbentuk karena
adanya sistem konvensi masyarakat pemakai yang bersangkutan lewat bunyi yang dihasilkan alat
ucap. Dalam bahasa tulis aspek bunyi dapat dikenali lewat fonem konsonan, vokal dan gabungan
keduanya yang membentuk sebuah kata. Dalam puisi aspek keindahan banyak ditentukan oleh
keindahan bunyi. Itu sebabnya, aspek bunyi harus mendapat perhatian daalam puisi. Maka,
dalam kajian stilistika puisi aspek bunyi tidak boleh tidak dilakukan.
Persajakan merupakan permainan bunyi kata yang berangkat dari prinsip repetisis. Dalam
persajakan ada bunyi- bunyi tertentu yang diulang- ulang dengan tujuan untuk memperindah
suara yang dihasilkan. Jadi, pada intinya adanya repetisi bunyi itu sngaja dimaksudkan untuk
memperoleh efek kepuitisan atau efek keindahan. Istilah pengulangan bunyi mengandung
pengertian adanya kesamaan bunyi pada kata- kata yang berbeda. Bentuk perulangan fonem
konsonan disebut alitrasi sedang perulangan vokal disebut asonansi.

Irama merupakan pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi secara
teratur atau pengulangan frase secara teratur dintara larik- larik. Aspek irama dalam puisi
berkaitan dengan gerak, alunan, bunyi yang teratur ritmis, bagaikan bunyi orchestra dan itu akan
terasa jika puisi itu dibaca dan didengarkan. Irama ada juga kaitannya dengan tekanan kata,
kalam irama itu sendiri sebenarnya terdapat dua aspek yaitu, ritma dan metrum atau irama dan
tekanan. Tekanan merupakan pelafalan suku kata pada tiap kata yang telah pasti misalnya tinggi
rendah.

Bunyi- bunyi tertentu pada kata- kata tertentu akan membantu membangkitkaan nada dan
suasana atau rasa tertentu. Selain sebagai pendukung arti, bunyi dalam puisi juga dimanfaatkan
sebagai peniru bunyi, lambang rasa dan kiasan suara. Perasaan disini ada kaitannya dengan nada
dan suasana yang ingin dibangkitkan sejalan dengan rasa, luapan emosi dan ekspresi jiwa yang
ingin disampaikan. Nada dalah sikap yang ingin ditunjukkan oleh penyair terhadap masalah yang
dikemukakan atau terhadap pembaca, sedang suasana adalah keadaanya yang melingkupinya.
Nada dan suasana itu dapat berwujud rasa bersemangat, senang, romantis dan lain- lain. Seperti
analisis pada puisi “kerendahan hati” karya Taufiq Ismail.

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin

Yang tegak di puncak bukit

Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik

Yang tumbuh di tepi danau

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar


Jadilah saja rumput, tetapi rumput yang

Menperkuat tanggul pinggiran jalan

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya

Jadilah saja jalan kecil

Tetapi jalan setapak yang

Membawa orang ke mata air

Tidaklah semua menjadi kapten

Tentu harus ada awak kapalnya

Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi

Rendahnya nilai dirimu

Jadilah saja dirimu

Sebaik- baiknya dari dirimu sendiri

Puisi “kerendahan hati” karya Taufiq Ismail ini menggunakan bahasa konotasi atau bahasa
yang memiliki makna yang bukan makna sebenarnya. Rima yang digunakan dalam puisi tersebut
adalah rima bebas. Citraan yang digunakan dalam puisi kerendahan hati tersebut adalah
penglihatan yaitu pada larik yang berisi yang tegak di puncak bukit itu membuktikan citraan
yang digunakan adalah penglihatan.

Majas atau gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam puisi tersebut terdapat beberapa
majas seperti majas personifikasi yaitu pada larik jalan setapak yang membawa orang ke mata air
disini pengarang membuat suatu benda yang tidak hidup seolah- olah hidup. Terdapat juga majas
metafora yaitu pada larik menjadi jalan raya dan juga terdapat majas hiperbola yaitu pada larik
tidak semua kapten menjadi kapten.
Nada berarti sikap pengarang terhadap pokok persoalan atau sikap pengarang terhadap
pembaca. Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan tema kerendahan hati seseorang menggambarkan betapa
inginnya pengarang membuat hati seseorang tidak berperilaku sombong. Berhubungan dengan
pembaca maka puisi kerendahan hati tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca untuk
menjadi seseorang yang selalu rendah hati dan selalu bermanfaat bagi orang lain. Meskipun tidak
dalam cakupan besar dan selama hidup mereka bias bermanfaat bagi orang lain, selalu ada
kesempatan bagi seseorang untuk memanfaatkan bidang lain yang mungkin bias dilakukan.

Stilistika adalah ilmu gaya bahasa yang digunakan untuk mengkaji suatumakna dalam sebuah
karya sastra, dengan aanya stilistika kita bias lebih memahami makna yang sesungguhnya yang
terdapat dalam sebuah puisi secara mendetail, mulai dari stuktur bahasa, penggunaan kata hingga
mengamati antar hubungan pilihan kata. Adapun ruang lingkup stilistika, yaitu aspek- aspek
bahasa yang ditelaah dalam stilistika meliputi intonasi, bunyi, kata, dan kalimat, sehingga
lahirlah gaya intonasi, gaya kata, gaya bunyi, dan gaya kalimat.

Dari analisis yang dilakukan dalam puisi kerendahan hati karya Taufiq Ismail

Anda mungkin juga menyukai