Anda di halaman 1dari 10

SOAL TES FORMATIF

OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

OLEH:

RAHMIANI HABIBUDDIN
42119054

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
Soal Tes Formatif:
1. Buat ringkasan materi tentang Pengaturan Tegangan dan Frekuensi!
Pengaturan Tegangan
A. Tujuan pengaturan tegangan yaitu untuk menjaga tegangan konsumen dalam batas-
batasnya, menjadikan fasilitas tenaga listrik berfungsi normal dan menjaga
keseimbangan daya reaktif sistem agar mengurangi rugi-rugi.
B. Standar Mutu Tegangan
Kondisi
Nominal
Normal
500 kV - 5%;+ 5%
150 kV - 10%;+ 5%
70 kV - 10%;+ 5%
20 kV - 10%;+ 5%
C. Kolerasi Tegangan dan Daya Reaktif
 Daya reaktif dan nilai tegangan saling terkait erat
 Peningkatan konsumsi daya reaktif yang besar menurunkan tegangan rel
 Peningkatan pembangkitan daya reaktif menaikkan tegangan rel.
D. Ilustrasi Aliran Daya Reaktif

E. Pembangkitan dan Penyerapan Daya Reaktif


Komponen sistem yang berperan yaitu generator serempak, saluran udara, saluran
kabel, transformator, beban dan kompesator.
F. Langkah Pengaturan Tegangan
 Pengaturan daya reaktif generator.
Tiga hal yang membatasi kemampuan daya reaktif generator serempak yaitu batas
arus jangkar, batas arus medan dan batas daerah pemanasan generator.
Gambar Pengaturan Daya Reaktif Generator
Pengaturan daya reaktif generator (eksitasi generator) terbagi atas sistem eksitasi
arus searah, sistem eksitasi arus bolak-balik dan sistem eksitasi statik.
Fungsi eksitasi generator:
 Menyediakan arus searah untuk belitan medan dari mesin serempak
 Fungsi kontrol mengatur tegangan , mengatur daya reaktif dan meningkatkan
stabilitas sistem
 Fungsi proteksi menjamin batas kapabilitas dari mesin sinkron , sistem eksitasi
dan peralatan lainnya tidak terlampaui
 Pengaturan kompensator : reaktor , kapasitor
 Pengaturan tap transformator
 Pengaturan jaringan
 Tap staggering
Pengaturan Frekuesi
A. Sasaran Operasi Sistem Tenaga Listrik
 Ekonomi. Optimasi biaya pengoperasian sistem tanpa melanggar batasan mutu dan
keamanan
 Sekuritas. Kemampuan sistem untuk menghadapi kejadian yang tidak direncanakan,
tanpa mengakibatkan pemadaman
 Mutu. Kemampuan sistem untuk menjaga agar semua batasan operasi terpenuhi
B. Frekuensi Sistem Tenaga
 Mutu tenaga listrik
 Reliabilitas sistem tenaga
 Indikator kesetimbangan sesaat antara daya nyata
 Berubah bila kesetimbangan daya tersebut terganggu
 Pengaturan kondisi normal dan kondisi gangguan
C. Pengaturan Frekuensi Sistem
Menyetimbangkan daya nyata ( watt ) keluaran pembangkit dengan daya nyata yang
dikonsumsi pemanfaat tenaga listrik beban.
 Frekuensi sistem (hertz) menunjukkan keseimbangan sesaat antara daya nyata
(MW) yang dibangkitkan dengan daya nyata (MW) yang dikonsumsi beban.
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan = daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi = 50 hertz.
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi 50 hertz
 Mengurangi daya (yang dibangkitkan, agar frekuensi kembali ke 50 hertz
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan < daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi < 50 hertz.
 Menambah daya (MW) yang dibangkitkan, agar frekuensi kembali ke 50 hertz.
D. Pelaksanaan Penganturan Frekuensi
Kondisi Sistem Normal
 Tindakan dispatcher
 menambah atau men gurangi MW keluaran pembangkit
 perintah lisan dari pusat pengatur beban ( control centre
 mengikuti rencana pembebanan pembangkit
 bila frekuensi di luar rentang (50,0 0,2) Hz
 Otomatis
 Pengaturan primer pembangkit merespon sndiri setiap perubahan : kpn sberapa
cpt sbrpa besar ia hrs merespon
 Pengaturan sekunder (LFC atau AGC)
Kondisi Gangguan
 Tindakan dispatcher
 melakukan pengurangan beban: brown out , load curtailment
 melakukan manual load shedding
 Otomatis
 automatic load shedding oleh under frequency relay (UFR) atau oleh aplikasi
melalui SCADA
 pemulihan beban oleh over frequency relay
E. Pengaturan Primer

Generator akan :
 menambah keluaran MW, ketika merasakan frekuensi sistem rendah;
 mengurangi keluaran MW, ketika merasakan frekuensi sistem tinggi.
F. Respon Generator karena Perubahan Frekuensi
 Speed regulation droop.
Speed regulation atau droop adalah rasio perubahan frekuensi (f) terhadap
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor, atau nilai persentase
perubahan frekuensi terhadap persentase perubahan keluaran daya nyata (MW)
generator. Generator dengan speed droop 5% berarti jika frekuensi sistem berubah
5%, generator akan berusaha merubah keluarannya sebesar 100%.
 Deadband
Deadband adalah nilai setelan perubahan frekuensi yang bila terlampaui maka
governor merespon untuk merubah (menambah atau mengurangi) keluaran MW
generator. Standar IEEE untuk :
 governor turbin uap besar, maksimum 0,06 % (IEEE Standard No. 122 1991);
 governor turbin air, maksimum 0,02 % (IEEE Standard No. 125 1988);
Jika nilai perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband , governor tidak merespon.
 Ramp rate
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator terhadap waktu. Ramp
rate unit pembangkit sangat dipengaruhi oleh jenis penggerak mula dan energi
primer:
 PLTU batubara ~ 8 MW/menit
 PLTGU gas bumi ~ 20 MW/menit
 PLTA > 20 MW/menit
G. Pengaturan Sekunder
Load Frequency Control (LFC)
 Pengaturan sekunder frekuensi otomatis dan terpusat.
 Membawa frekuensi ke nilai referensinya (misal 50 Hz) .
 Melaksanakan pengaturan selama perubahan beban dan frekuensi dalam keadaan
normal (kecil dan perlahan).
 Operasi sistem tenaga berada pada keadaan normal.
Peran LFC dalam Operasi Real Team

Mode operasi LFC yaitu tie line bias, transfer tetap ( constant net interchange), frekuensi
tetap (flat or pure frequency)
H. Automatic Generation Control (AGC)
 Mengendalikan frekuensi dan aliran daya pada saluran interkoneksi
 Melibatkan fungsi economic dispatch dengan menggunakan faktor partisipasi
ekonomis di samping faktor partisipasi regulasi
 Pada sistem yang besar menggunakan sinyal berupa pulse dan nilai yang dikirim
berbeda beda untuk tiap pembangkit
 Tidak menggunakan sinyal analog seperti pada metode isyarat level
I. Stategi Pelepasan Beban
J. Bahaya operasi sistem pada frekuensi kurang
Ada 2 masalah pada pembangkit termis yang berhubungan dengan operasi sistem pada
frekuensi yang rendah
 Berhubungan dengan stress vibrasi sepanjang sudu sudu turbin tekanan rendah
yang berakumulasi dengan waktu. Restorasi ke operasi frekuensi normal diperlukan
segera.
 Berhubungan dengan kinerja peralatan bantu yang digerakkan motor motor induksi.

2. Buatlah sebanyak 10 pertanyaan dan jawabannya untuk materi pengaturan tegangan


dan frekuensi!
Pengaturan Tegangan
1) Sebutkan tujuan pengaturan tegangan pada sistem tenaga listrik dan standar mutu
tegangan!
Pembahasan:
Tujuan pengaturan tegangan yaitu untuk menjaga tegangan konsumen dalam batas-
batasnya, menjadikan fasilitas tenaga listrik berfungsi normal dan menjaga
keseimbangan daya reaktif sistem agar mengurangi rugi-rugi.
Tabel Standar Mutu Tegangan
Kondisi
Nominal
Normal
500 kV - 5%;+ 5%
150 kV - 10%;+ 5%
70 kV - 10%;+ 5%
20 kV - 10%;+ 5%

2) Jelaskan kolerasi antara tegangan dan daya reaktif!


Pembahasan:
Kolerasi Tegangan dan Daya Reaktif
 Daya reaktif dan nilai tegangan saling terkait erat
 Peningkatan konsumsi daya reaktif yang besar menurunkan tegangan rel
 Peningkatan pembangkitan daya reaktif menaikkan tegangan rel.
3) Sebutkan kompenen sistem tenaga yang berperan dalam pembangkitan dan
penyerapan daya reaktif!
Pembahasan:
Komponen sistem yang berperan yaitu generator serempak, saluran udara, saluran
kabel, transformator, beban dan kompesator.
4) Sebutkan langkah pengaturan tegangan!
Pembahasan:
 Pengaturan daya reaktif generator.
 Pengaturan kompensator : reaktor , kapasitor
 Pengaturan tap transformator
 Pengaturan jaringan
 Tap staggering
5) Jelaskan fungsi eksitasi generator!
Pembahasan:
 Menyediakan arus searah untuk belitan medan dari mesin serempak
 Fungsi kontrol mengatur tegangan , mengatur daya reaktif dan meningkatkan
stabilitas sistem
 Fungsi proteksi menjamin batas kapabilitas dari mesin sinkron , sistem eksitasi dan
peralatan lainnya tidak terlampaui

Pengaturan Frekuensi
1) Jelaskan sasaran operasi Sistem Tenaga Listrik!
Pembahasan:
 Ekonomi. Optimasi biaya pengoperasian sistem tanpa melanggar batasan mutu
dan keamanan
 Sekuritas. Kemampuan sistem untuk menghadapi kejadian yang tidak
direncanakan, tanpa mengakibatkan pemadaman
 Mutu. Kemampuan sistem untuk menjaga agar semua batasan operasi terpenuhi
2) Sebutkan langkah-langkah pengaturan frekuensi!
Pembahasan:
Menyetimbangkan daya nyata ( watt ) keluaran pembangkit dengan daya nyata yang
dikonsumsi pemanfaat tenaga listrik beban.
 Frekuensi sistem (hertz) menunjukkan keseimbangan sesaat antara daya nyata
(MW) yang dibangkitkan dengan daya nyata (MW) yang dikonsumsi beban.
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan = daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi = 50 hertz.
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi 50 hertz
 Mengurangi daya (yang dibangkitkan, agar frekuensi kembali ke 50 hertz
 Pada saat daya nyata yang dibangkitkan < daya nyata yang dikonsumsi beban,
frekuensi < 50 hertz.
 Menambah daya (MW) yang dibangkitkan, agar frekuensi kembali ke 50 hertz.
3) Sebutkan pelaksanaan pengaturan frekuensi saat kondisi normal dan gangguan
Kondisi Sistem Normal
Pembahasan:
 Tindakan dispatcher
 menambah atau men gurangi MW keluaran pembangkit
 perintah lisan dari pusat pengatur beban ( control centre
 mengikuti rencana pembebanan pembangkit
 bila frekuensi di luar rentang (50,0 0,2) Hz
 Otomatis
 Pengaturan primer pembangkit merespon sndiri setiap perubahan : kpn sberapa
cpt sbrpa besar ia hrs merespon
 Pengaturan sekunder (LFC atau AGC)
Kondisi Gangguan
 Tindakan dispatcher
 melakukan pengurangan beban: brown out , load curtailment
 melakukan manual load shedding
 Otomatis
 automatic load shedding oleh under frequency relay (UFR) atau oleh aplikasi
melalui SCADA
 pemulihan beban oleh over frequency relay
4) Respon frekuensi yang diberikan generator ditentukan oleh apa? Jelaskan!
Pembahasan:
 Speed regulation droop.
Speed regulation atau droop adalah rasio perubahan frekuensi (f) terhadap
perubahan katub (valve/gate) yang dikendalikan governor, atau nilai persentase
perubahan frekuensi terhadap persentase perubahan keluaran daya nyata (MW)
generator. Generator dengan speed droop 5% berarti jika frekuensi sistem berubah
5%, generator akan berusaha merubah keluarannya sebesar 100%.
 Deadband
Deadband adalah nilai setelan perubahan frekuensi yang bila terlampaui maka
governor merespon untuk merubah (menambah atau mengurangi) keluaran MW
generator. Standar IEEE untuk :
 governor turbin uap besar, maksimum 0,06 % (IEEE Standard No. 122 1991);
 governor turbin air, maksimum 0,02 % (IEEE Standard No. 125 1988);
Jika nilai perubahan frekuensi lebih kecil dari deadband , governor tidak merespon.
 Ramp rate
Ramp rate adalah laju perubahan keluaran MW generator terhadap waktu. Ramp
rate unit pembangkit sangat dipengaruhi oleh jenis penggerak mula dan energi
primer:
 PLTU batubara ~ 8 MW/menit
 PLTGU gas bumi ~ 20 MW/menit
 PLTA > 20 MW/menit
5) Sebutkan bahaya apa yang terjadi pada operasi sistem jika frekuensi rendah!
Pembahasan:
Ada 2 masalah pada pembangkit termis yang berhubungan dengan operasi sistem pada
frekuensi yang rendah
• Berhubungan dengan stress vibrasi sepanjang sudu sudu turbin tekanan rendah
yang berakumulasi dengan waktu. Restorasi ke operasi frekuensi normal diperlukan
segera.
• Berhubungan dengan kinerja peralatan bantu yang digerakkan motor motor induksi.

Anda mungkin juga menyukai