TINJAUAN PUSTAKA
A. Laserasi Perineum
1. Pengertian
rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau
bahu pada saat persalinan. Bentuk laserasi biasanya tidak teratur sehingga
pada semua persalian pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya
(Prawirohardjo, 2014).
Laserasi perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir
Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi
luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Robekan perineum terjadi
dengan cairan anti septik dan luas robekan ditentukan dengan seksama
(Sumarah, 2010).
Luka ini terutama mengenai garis tengah dan melebar sampai corpus
derajat ketiga yang robek hanyalah spinter recti; pada robekan yang
(Oxorn, 2010).
fasia prarektal ditutup, dan muskulus sfingter ani eksternus yang robek
robekan derajat ketiga dan keempat, khususnya jika rumit, hanya boleh
diperbaikioleh profesional berpengalaman seperti ahli bedah
3. Etiologi
f. Primipara
g. Letak sungsang
embriotomi
(Mochtar, 2012).
faktor adalah :
a. Faktor maternal:
dengan munculnya his atau kontraksi rahim. His yang bagus dapat
membuka jalan lahir dengan cepat, namun hal ini dipengaruhi cara
ibu mengejan, artinya jika hisnya bagus tetapi ibu menerannya tidak
kuat maka tidak akan terjadi pembukaan jalan lahir. Sedangkan jika
Bila kepala telah mulai lahir, ibu diminta bernafas panjang, untuk
(Oxron, 2010).
yang berlebihan.
dan hematoma jalan lahir yang kelak dapat menjadi nekrotik dan
darah, yang terjadi pada tungkai, vagina, vulva, dan terjadi wasir.
6) Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
tetapi terdiri atas segi tiga depan dan segi tiga belakang yang
ukuran yang terakhir ini lebih kecil daripada biasa, maka sudut
arcus pubis mengecil (kurang dari 800). Agar supaya dalam hal ini
kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar pada
(Saifuddin, 2012)
7) Peluasan episiotomi
2014).
Uteri agar dapat diketahui Tafsiran Berat Badan Janin dan dapat
besar seperti ruptura uteri, ruptura jalan lahir, partus lama, distosia
2012).
lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang berat dan rupture
3) Kelahiran bokong
pasien bila stasiunnya nol maka diameter biparietalis ada pada atau
baru saja melalui PAP. Jadi apabila forceps dipasang pada stasiun
5) Distosia bahu
kemungkinan telah terjadi perlukaan jalan lahir. Tanda dan gejala robekan
setelah bayi lahir, uterus berkontraksi dengan baik, dan plasenta normal.
Gejala yang sering terjadi antara lain pucat, lemah, pasien dalam keadaan
terjadi karena robekan dan ini menimbulkan akibat ynag fatal seperti
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat bayi
dilahirkan, terutama saat kelahiran kepala dan bahu. Kejadian laserasi akan
meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Janin
7. Mempersiapkan Penjahitan
h. Duduk dengan posisi santai dan nyaman sehingga luka bisa dengan
vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan darah atau
sfingter terluka, ibu mengalami laserasi derajat tiga atau empat dan
harus segera dirujuk. Ibu juga dirujuk jika mengalami laserasi serviks.
m. Siapkan jarum (pilih jarum yang batangnya bulat, tidak pipih) dan
benang. Gunakan benang kronik 2-0 atau 3-0. Benang kromik bersifat
1. Pengertian
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu
membran mukosa
a. Saat Mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah
vagina dengan air bersih. Basuhlah dari arah depan kebelakang hingga
tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik itu
d. Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun atau cairan
e. Bila keadaan luka perineum terlalu luas atau ibu dilakukan episiotomi,
BAK.
f. Keringkan vagina dengan tisu atau handuk lembut setiap kali selesai
minimal 3 jam sekali atau bila ibu sudah merasa tidak nyaman.
a. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda dari pada
orang tua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak dapat mentolerir
b. Lingkungan
persalinan
c. Tradisi
d. Pengetahuan
e. Sosial ekonomi
f. Penanganan petugas
tepat oleh penangan petugas kesehatan, hal ini merupakan salah satu
g. Kondisi ibu
h. Gizi
i. Personal hygiene
1. Pengertian
individu. Rasa nyeri yang dirasakan seringkali berbeda pada tiap individu.
(Andarmoyo, 2016).
2. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut
c. Nyeri Kronik
Nyeri tipe ini sering kali tidak menunjukkan abnormalitas baik secara
yang berbeda pula satu dengan lainnya. Dalam praktek klinis sehari-
hari nyeri kronik dibagi menjadi nyeri kronik tipe maligna (nyeri
kanker) dan nyeri kronik tipe non maligna (artritis kronik, nyeri
3. Penyebab Nyeri
a. Kerusakan ringan.
penekanan vaskuler.
4. Fisiologi Nyeri
Rasa nyeri dapat timbul melalui beberapa proses dan tahapan. Proses
a. Stimulasi
tersebar luas di dalam lapisan superficial kulit dan juga pada jaringan
b. Transduksi
(Andarmoyo, 2016).
c. Transmisi
dorsalis dan corda spinalis menuju korteks serebri. Cornu dorsalis dari
asenden berahir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan
d. Modulasi
(Andarmoyo, 2016).
e. Persepsi
(Andarmoyo, 2016).
respon nyeri :
a. Respon fisiologis
saat impuls nyeri naik ke medulla spinalis menuju ke batang otak dan
hipotalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian
dari respons stres. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf
b. Respon perilaku
diantaranya adalah :
1) Dilihat dari segi visual yaitu : (1) merintih; (2) menangis; (3) Sesak
mata maupun mulut dengan rapat atau membuka mata atau mulut
dengan lebar.
3) Dilihat dari segi gerakan tubuh : (1) gelisah; (2) imobilisasi; (3)
bagian tubuh.
4) Dilihat dari segi interaksi sosial : (1) menghindari percakapan; (2)
(Andarmoyo, 2016)
6. Manajemen Nyeri
dan tujuan pasien secara individu. Semua intervensi sangat berhasil bila
a. Farmakologis
anastesi.
b. Nonfarmakologis
lain :
1) Terapi es dan kompres hangat
2) Massase kulit
dan bahu atau dapat dilakukan pada satu atau beberapa bagian
3) Stimulasi kotralateral
6) Distraksi
7) Relaksasi
skala nyeri (Potter & Perry, 2005 dalam Fauziah, 2015), skala nyeri
tersebut adalah :
Visual Analog Scale adalah skala nyeri yang berupa garis lurus
Gambar 2.1
Visual Analog Scale (VAS)
Keterangan :
0 : Tidak Nyeri
dengan baik.
dirasakan. Angka 0 berarti “no pain” atau tidak nyeri dan 10 berarti
Gambar 2.2
Numerical Rating Scale (NRS)
c. Verbal Rating Scale (VRS)
pain”(nyeri hebat)
Gambar 2.3
Verbal Rating Scale (VRS)
terdiri dari 6 gambar wajah kartun yang bertingkat dari wajah yang
tersenyum untuk “tidak ada nyeri” sampai wajah yang nerlinang air
Gambar 2.4
Faces Pain Scale – Revised
D. Kompres Hangat
1. Pengertian
Suatu prosedur menggunakan kain atau anduk yang telah dicelupkan pada
hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit dengan empat cara, yaitu
a. Konduksi
langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan
b. Konveksi
fluida dalam hal ini adalah udara, artinya panas tubuh dapat
manusia. Konveksi adalah transfer dari energi panas oleh arus udara
proses konveksi dan konduksi guna membawa pergi panas dari tubuh
seperti kipas angin, angin, pergerakan tubuh saat menaiki sepeda dan
lain-lain.
c. Radiasi
besar pada kulit 60% atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas.
energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara
lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit,
suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran gas, yang
akibat difusi molekul air secara terus-menerus melalui kulit dan sistem
pernafasan.
3) Thermometer
b. Tahap Kerja :
1) Cuci tangan.
diperas.
6) Tempatkan botol berisi air hangat atau kain yang sudah diperas
9) Cuci tangan
(Hidayat, 2012).
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Skala nyeri:
Luka perineum Nyeri - Tidak nyeri
- Ringan
- Sedang
- Berat
Klasifikasi Penatalaksanaan nyeri :
1. Farmakologis
- Derajat I 2. Non farmakologis
- Derajat II 1) Kompres dingin
- Derajat III 2) Kompres air
- Derajat IV hangat
3) Massase kulit
4) Stimulasi
kotralateral
5) Acupressure (pijat
refleksi)
6) Transcutaneous
Elektrical nerve
Stimulation
(TENS)
7) Distraksi
8) Relaksasi
9) Olahraga/senam
(Notoatmodjo, 2014).
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
G. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh kompres air hangat terhadap nyeri luka perineum ibu post
Ho : Tidak ada pengaruh kompres air hangat terhadap nyeri luka perineum ibu