Anda di halaman 1dari 2

“Penak Jamanku Toh”

Semua pasti paham, bahwa Orde Baru yang diusung Presiden Soeharto sempat membawa
kejayaan bagi bangsa Indonesia. Hal ini terus bertahan hingga begitu lamanya. 32 tahun
sudah, ia memimpin negeri yang kaya akan SDA dan keberagaman suku bangsa ini.
Namun sayang, kekuasaan absolut sang Presiden harus pupus dan hangus di tangan
rakyat dengan obor reformasi. Berikut bukti-bukti yang telah saya kumpulkan

BUKTI 1

Banyak nyawa yang melayang semasa kepemimpinan soeharto. Dalam kasus


pelanggaran HAM, era orde baru di zaman Presiden Soeharto banyak disorot. Komisi
untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mencatat beberapa dari
peristiwa tersebut. Diantaranya adalah petrus atau penembakan misterius terkait
dengan aksi kriminal (1981-1984), DOM Papua (1969-1998), kasus Talangsari (1989),
peristiwa Tanjung Priok (1984), penembakan warga dalam pembangunan Waduk
Nipah Madura (1993). hingga korban penculikan aktivis dan kerusuhan pada Mei 1998
yang merubah wajah Indonesia di masa depan.

BUKTI 2

Krisis moneter yang menghatam nilai rupiah. Faktor kejatuhan ekonomi Indonesia
juga berperan menjadi alasan lengsernya Soeharto. Krisis finansial yang menghantam
wilayah Asia, khususnya Indonesia, menjadi tonggak bagi rakyat untuk mengganti
pemimpin mereka. Daya beli menurun, harga barang yang melonjak, membuat
masyarakat berteriak menyuarakan reformasi. Digeruduk oleh gerakan massa yang begitu
besarnya, Presiden Soeharto pun akhirnya menyatakan diri berhenti dari jabatan sebagai
kepala negara.

BUKTI 3

Pelanggaran sosial masyarakat. Saat rezim orde baru berkuasa, ada banyak hak rakyat
yang ditindas dan diambil secara paksa. peristiwa tersebut meliputi perampasan tanah
rakyat Kedung Ombo (1985-1989), pengambilan tanah rakyat atas nama PT
Perkebunan Nusantara (PTPN), kasus pengambil alihan tanah masyarakat adat Dongi
Sulawesi Selatan untuk perusahaan Nikel, penggusuran rumah warga Bulukumba oleh
PT Lonsum, pencemaran dan kekerasan yang dilakukan oleh Indorayon di Porsea
Sumatera Utara, peristiwa pembakaran rumah warga, dan kekerasan seksual yang
dilakukan oleh PT Kelian Equal Mining di Kalimantan Timur. Semuanya terjadi saat
Presiden Soeharto masih berkuasa.

BUKTI 4

Kasus korupsi yang menguras uang rakyat. Presiden Soeharto melakukan korupsi
pada penggunaan Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden.
Uang tersebut digunakan untuk membiayai tujuh yayasan milik Soeharto, yakni Yayasan
Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial, Yayasan
Dana Abadi Karya Bhakti, Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana
Gotong Royong Kemanusiaan, dan Yayasan Trikora. Hasil temuan Transparency
International pada 2004 silam memperkirakan, ada sekitar 15-25 miliar dolar AS yang
telah dinikmati secara ilegal.

Kesimpulan :

Ada banyak hal yang seolah disembunyikan pemerintahan Soeharto dari pandangan
masyarakat. Namun, yang berlalu biarlah menghilang ditelan waktu. Semoga kejadian
semacam ini tidak terulang lagi di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai