Anda di halaman 1dari 2

Pendidikan inklusif adalah sistem penyelanggaran pendidikan

yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik


yang mengalami kelaianan dan memiliki potensi kecerdasan
dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau
pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama
sama dengan peserta didik pada umumnya. Karena setiap anak
berhak mendapatkan pendidikan yang layak. sebagai pelayanan
dasar yang wajib diberikan oleh negara.

Pendidikan itukan tidak boleh didiskriminasi, pendidikan itu


untuk semua meskipun anak kita berkebutuhan khusus(ABK),
harus memiliki hak yang sama, adapun peserta didik yang
dimaksud dalam pengaturan mentri (nomor 70 tahun 2009
tentang pendidikan inklusif) bagi peserta didik yang memiliki
kelanan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat
istimewa, adalah siswa tuna netra, tuna rungu, tuna wicara,
tuna grahita, tuna daksa, tuna laras, berkesulitan belajar,
lamban belajar, autis, memiliki gangguan mentorik, yang
namanya pendidikan khusus ditangani dengan khusus,
pembiayaan khusus, dan gurunya juga khusus.

Permendiknas nomor 70 tahun 2009 mewajibkan kabupaten


atau kota menunjuk satu sd, satu smp pada setiap kecamatan,
makna pendidikan inklusif, pendidikan inklusif merupakan
ideologi atau cita cita yang ingin kita raih sebagai konsekuensi
dari pandangan bahwa pendidikan inklusif itu sebagai ideologi
dan cita cita, bukan sebuah model. Bahwa penddikan inklusif
adalah proses pendidikan yang memungkinkan semua anak
perkesempatan untuk berpartisipasi secara penuh dalam
kegiatan kelas reguler, tanpa kelainan, ras atau karakteristik
lainnya.

Anak berkebutuhan khusus mengalami perkembanganan


sesuai ilmu pengetahuan dan kesadaraan masyarakat serta
budaya masyarakat.

James lynch dalam astati 2003 mengemukaan anak yang


berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa (anak
bekekurangan atau anak berkempuan luar biasa) , anak yang
tidak pernah sekolah, anak tidak teratur sekolah, anak drop
out, anak yang sakit sakitan,anak pekerja muda, anak yatim
piatu, anak jalanan.

Pelaksanaan pembelajaran kelas inklusif secara umum sama


dengan pembelaran di kelas reguler, namun dengan demikian
karena didalam kelas inkklusif disamping terdapat anak normal
juga terdapat anak luar biasa yang mengalami
kelainan/penyimpangan (baik fisik,intelektual,
sosial,emosional,dan/sensoris neurologis) dibanding dengan
anak normal maka didalam kegiatan belajar mengajar, guru
yang mengajar dikelas inklusif disamping menerapkan prinsip
prinsip umum juga harus mengimplementasikan prinsip prinsip
khusus sesuai kondisi anak.

Dinas kabupaten lampung selatan berdasarkan peraturan kemendikmas nomor 70 tahun 2009 sudah
menerapkan pendidikan inklusif walaupun belum perkecamatan

Anda mungkin juga menyukai