Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH GEOMORFOLOGI

BENTUK LAHAN ASAL PROSES GLASIAL

DOSEN PENGAMPU: Drs. NAHOR MANAHAT SIMANUNGKALIT, M.SI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6 DAN KELOMPOK 7

ANNISA AZZAHRA NAIBAHO (3211131013)

ADESIANA SIHOMBING (3213131057)

DAVIT ARITONANG (3212341006)

EVITRISNA SIMATUPANG (3211131020)

SELLY MARCELINA MANALU (3213131043)

VIA ADREVI SALSABILA (3211131025)

MONALISA TIARA SINAGA (3213331028)

IRVAN SYAHPUTRA (3213131063)

KELAS GEOGRAFI-D-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Bentuk Lahan
Asal Proses Glasial “dengan tepat waktu. Makalah ini disusun demi memenuhi tugas mata
kuliah ”Geomorfologi ”. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang
bentuk lahan asal proses glasial.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Nahor Manahat Simanungkalit, M.SI
selaku dosen mata kuliah geomorfolgi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari makalah yang telah kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, krtitik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan,November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1

C. Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3

A. Definisi Bentuk Lahan Glasial .............................................................................. 3

B. Proses Pembentukan Lahan Glasial ....................................................................... 3

C. Macam Macam Glasial .......................................................................................... 4

D. Bentuk-Bentuk Lahan Glasial ............................................................................... 5

E. Masalah Atau Pengaruh Pada Bentuk Lahan Glasial ........................................... 7

F. Kegunaan Bentuk Lahan Glasial............................................................................ 7

G. Contoh Bentuk Lahan Glasial ............................................................................... 8

H. Dampak Dari Bentuk Lahan Glasial ..................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11

A.Kesimpulan ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani, “geo” artinya bumi, “morfo” artinya bentuk,
dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi secara etimologis, geomorfologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang betuk lahan. Menurut Van Zuidam, geomorfologi adalah studi tentang
bentuk lahan dan proses-proses yang memengaruhi pembentukannya dan menyelidiki
hubungan antara bentuk dan proses dalam tatanan keruangannya.
Klasifikasi bentuk lahan antara lain: Vulkanik, Struktural, Denudasional, Karst, Aeolin,
Fluvial, Marine, dan Glasial. Bentuk lahan glasial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh
pergerakan sejumlah massa es atau biasa disebut dengan gletser. Bentuk lahan ini tidak banyak
berkembang di daerah tropis berlintang rendah, melainkan sangat banyak ditemukan di daerah
berlintang tinggi. Bentang lahan glasial terluas terdapat di benua Antartika yang memiliki 85%
dari seluruh bentang lahan glasial yang ada di bumi.

B. Rumusan Masalah

1 . Apa pengertian bentuk lahan glasial?

2. Bagaimana proses pembentukan lahan glasial?

3. Apa saja macam-macam bentuk lahan glasial?

4. Bagaimana bentuk lahan glasial?

5. Apa saja masalah atau pengaruh pada bentuk lahan glasial?

6. Apa kegunaan bentuk lahan glasial?

7. Apa saja contoh bentuk lahan glasial?

8. Apa dampak dari bentuk lahan glasial?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui pengertian bentuk lahan glasial

2. Untuk mengetahui proses pembentukan lahan glasial

1
3. Untuk mengetahui macam-macam bentuk lahan glasial

4. Untuk mengetahui bentuk lahan glasial

5. Untuk mengetahui masalah atau pengaruh pada bentuk lahan glasial

6. Untuk mengetahui kegunaan bentuk lahan glasial

7. Untuk mengetahui contoh-contoh bentuk lahan glasial

8. Untuk mengetahui dampak dari bentuk lahan glasial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bentuk Lahan Glasial

Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial,
dimana proses tenaga yang berpengaruh adalah gletser. Menurut Flint (1957) gletser adalah
massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara
keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri,
yaitu suatu bentukan gerakan. Glasier tersusun oleh es, sejumlah kecil udara, air dan hancuran
batu yang berat jenis glasier sendiri: 900 kg/m3. Gletser terbentuk di daerah kutub yang tingkat
peleburannya rendah.

Gletser terbentuk oleh akumulasi es dengan faktor pendukung sebagai berikut:

1. Tingginya tingkat presipitasi

2. Suhu lingkungan yang sangat rendah

3. Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar

4. Pada musim panas tingkat peleburannya rendah

B. Proses Pembentukan Lahan Glasial

Bentuk lahan asal proses glasial terbentuk oleh kerja glasier sebagai salah satu agen
geomorfik yang membentuknya. Kerja glasier merupakan salah satu proses eksogen, sehingga
dalam pembentukan lahan dan proses kerjanya terdiri dari erosi, transportasi dan deposisi.

1. Erosi Glasial

Mekanisme erosi di lingkungan glasial berhubungan langsung dengan proses


pergerakan es dan pembekuan es (freezing). Shearing (gaya gesek) yang terjadi dapat
menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan ‘diskontinuitas’
dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara perlahan. Kecepatan pergerakan
glasier ini berbeda, di bagian tengah akan bergerak lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya.

3
2. Glacial Abrasion

Ketika glasier bergerak ada erosi yang terjadi karena gerusannya dengan batuan
samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi bila es mengeruk bedrock yang dikenal sebagai
glacial plucking. Sama seperti aliran aliran lainnya, dimana streamload (bedload) yang terjadi
akibat arus traksi ini akan menggerus dan mengerosi bedrock secara efektif.

3. Ice Plucking

Ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka es akan melewati
bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau serutan-seruta es tadi akan
menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding lereng maka akan meninggalkan ‘impresi’
(jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar dan produknya juga berupa bongkah
bongkahan yang kasar yang diendapkan di ‘end moraine’. ‘Impresi’ topografis hasil proses ‘ice
plucking’ ini akan membentuk gambaran morfologi berupa singkapan bedrock. Selain proses
ice plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus tumpukan glasier
diatasnya karena mencairnya glasier. Maka ada bukit-bukit kecil yang mengisi daerah glasial
ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai nunataks.

4.Freeze-thaw Action

Ketika suatu fluida masuk ke dalam pori atau rekahan batuan maka kristal tadi bisa
tumbuh menjadi mineral sekunder seperti garam garam karbonat dan anhidrit. Karena ada
volume air yang masuk dan temperatur terjaga maka bisa terjadi pengkristalan es. Es tidak bisa
menjangkau daerah yang lebih dalam dari rekahan.

C. Macam Macam Glasial

Ada tiga macam glasier, yaitu: cold glacier, temperate glacier, dan polythermal glacier.

1. Cold Glacier

Merupakan glasier yang ada di daerah dingin atau kutub. Tingkat glacier advancenya
sangat tinggi meski glacier retreatnya juga terjadi bertahun-tahun akhir-akhir ini karena
pemanasan global. Karena kondisi iklim yang sangat dingin dan glacier advance yang cukup
signifikan maka glasier ini bergerak cenderung statik dan ukurannya bertambah, akibatnya
proses sedimentasi cukup lambat terjadi di lingkungan terestraial (darat).

4
2. Temperate Glacier

Merupakan istilah untuk glasier yang berada di daerah yang lebih hangat, umumnya
mengisi daerah daerah yang tinggi (seperti puncak jaya wijaya papua).

3. Polythermal Glacier

Hampir semua glasier bersifat polythermal glacier. Tapi umumnya di daerah hangat
(temprate), polythermal glacier merupakan glasier yang bagian bawahnya panas dan bagian
atasnya dingin

D. Bentuk-Bentuk Lahan Glasial

Bentuk lahan Glasial dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1.Destruksional: ledok berundak (cirques), palung glasial, bukit mirip tanduk (horn),
igir-igir yang kasar dan tajam (aretes).

a. Cirque

Merupakan bentukan destruksional berupa ledok berundak umumnya terletak pada


bagian atas lembah yang dalam. Cirque dicirikan oleh sedikitnya massa es yang terdapat pada
cekungan. Adapun bentuk cekungan tersebut sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.

b. Palung Glasial

Adalah sebuah lembah berbentuk u mendalam yang terbentuk oleh erosi glasial.

c. Bukit Horn

Bukit bersalju yang berbentuk seperti tanduk hewan.

2. Konstruksional: morena, drumlin, esker, kame, dan dead ice

a. Morena

Merupakan bentuklahan hasil proses deposisi glasial yang tersusun oleh till, lapisan sedimen,
atau bed core. Seringkali termodifikasi oleh melt water. Morena dapat diklasifikasikan
berdasarkan arah aliran glasial yaitu:

5
Morena yang paralel terhadap arah aliran es, dapat terletak pada bagian tepi atau disebut
morena lateral atau pada bagian tengah disebut morena medial

Morena yang melintang terhadap arah aliran es, misalnya end moraines dan push moraines,

Morena dengan arah tidak teratur

b. Dead Ice

Merupakan bentuklahan glasial hasil proses ablasi yang meninggalkan kumpulan debris
dengan susunan tak teratur.

c. Drumlin

Drumlin terbentuk oleh deposisi glasial, bentukan ini sering disebut juga sebagai morena
subglasial karena material yang terdeposisi terangkut melalui dasar glacier. Sumbu memanjang
menunjukkan arah pergerakan glasial. Drumlin dibatasi oleh melt water

d. Esker

Esker adalah bentuklahan dengan morfologi berbukit yang memanjang berkelok, kadang
terputus. Tinggi berkisar 200 m, lebar 3 km, panjang 100 km.

e. Kame

Bentuklahan dengan morfologi berbukit dengan material hasil pengendapan pada lokasi
tertentu, misal didalam atau di sepanjang glasial

f. Meltwater

Meltwater adalah air dari pencairan gletsyer dapat mengalir pada permukaan glasial, subglasial
atau englasial. Kedalamannya berfluktuasi tergantung pada kondisi iklim.

g. Kettle Lakes

Kettle lakes adalah melt water yang menempati cekungan diantara kame, sehingga bentuknya
menyerupai danau.

h. Moraine

Endapan-endapan es dikenal sebagai moraine. Moraine ini adalah suatu akumulasi campuran
es dan sedimen yang dibawanya (berupa batu dan tanah hasil erosi glasial atau till); ada medial
moraine, lateral morine, end moraine, dan lain sebagainya.

6
E. Masalah Atau Pengaruh Pada Bentuk Lahan Glasial

1. Badai Salju

Badai salju terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Massa
udara yang hangat dan basah dan massa udara yang dingin tersebut dapat mencapai diameter
100 km atau lebih.

2. Longsor Salju

Longsor salju adalah longsornya salju ke bawah. Longsor salju terjadi di pegunungan. Longsor
salju merupakan salah satu bahaya terbesar di pegunungan terhadap kehidupan dan properti.
Banyak faktor yang menyebabkan longsor salju. Berat salju yang terlalu besar biasanya
menyebabkan longsor.

3. Melelehnya Lapisan Es Kutub

Hilangnya lapisan es di Kutub Utara berarti lautan akan semakin meluas, demikian juga daratan
di sekitar kawasan tersebut yang semula terlapisi es, seperti Greenland, Alaska, Kanada dan
Rusia menjadi daratan terbuka. Keadaan ini menyebabkan sinar matahari yang tadinya dapat
dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh lapisan es yang berwarna putih akan lebih banyak
diserap oleh daratan dan lautan yang berwarna gelap.

Hal ini akan menyebabkan adanya albedo effect yaitu perbedaan antara banyaknya sinar yang
terpantul dari suatu permukaan dengan banyaknya sinar yang jatuh ke permukaaan itu. Faktor
itu akan lebih meningkatkan pemanasan bumi sehingga juga mempercepat proses melelehnya
lapisan es.

F. Kegunaan Bentuk Lahan Glasial

Secara umum manfaat lahan glasial bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut:

a. Terbentuknya danau-danau glacial, seperti di lereng pegunungan Alpina dan di Amerika


Utara, yang kemudian danau itu dijadikan tempat lalu lintas dan daerah pariwisata.

b. Terbentuknya fyord sebagai hasil erosi glasial seperti di Norwegia yang dapat digunakan
untuk tempat berlindung perahu dan kapal pada waktu badai, dan tempat penangkapan ikan
yang aman.

c. Sebagai tempat penelitian ahli glasiologi.


7
d. Padang salju merupakan tempat berolahraga ski pada musim dingin.

e. Sebagai sumber air bagi sungai di bawahnya.

G. Contoh Bentuk Lahan Glasial

1. Valley Glacier

Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang
tinggi ke tempat yang rendah

2. Ice Berg

Merupakan Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang
dalam jumlah yang besar Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan .

3. Ice Sheet/Ice Caps .

Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah rendah dan luas. Ice sheet
menempati daerah yang sangat luas,sedangkann Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe
ini merupakan selubung es yang luas sekali meliputi sebagian besar dari daratan, sehingga
relatifnya hampir tidak ada yang terlihat. Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang
baik dari tipe ini.

H. Dampak Dari Bentuk Lahan Glasial

a. Dampak terhadap lingkungan

Masalah lingkungan yang terjadi akibat reklamasi yang tidak memperhitungkan aspek daya
dukung lingkungan, menyebabkan kerusakan lingkungan yang semakin parah diantaranya
yaitu :

1. Kerusakan Lingkungan akibat pengambilan bahan urugan;

Kondisi tersebut mengakibatkan rusaknya vegetasi dan struktur tanah di bukit tersebut. Selain
itu proses pengangkutannya ke kawasan pantai menimbulkan polusi debu yang diakibatkan
oleh tanah yang beterbangan saat diangkut oleh kendaraan.

2. Perluasan potensi pencemaran laut karena bertambahnya luas daratan;

8
Berbagai aktivitas di darat baik yang terjadi saat kegiatan reklamasi maupun saat pemanfaatan
lahan hasil reklamasi dipastikan akan memperluas potensi pencemaran, dan memperparah
sedimentasi di hilir sungai yang mengakibatkan aliran air sungai terhambat masuk laut.

3. Terjadinya genangan air dan bahaya banjir;

Hal lain yang sering luput dari perhitungan pengembang reklamasi yaitu pengaruh kenaikan
rata-rata air laut, pengaruh pasang surut air laut, serta aliran balik (water back) air sungai akibat
pendangkalan dan penimbunan.

4. Terjadinya abrasi pantai;

Reklamasi pantai akan mengakibatkan terjadinya abrasi didaerah yang lain. Misalnya
reklamasi pantai Marina talah mengakibatkan abrasi dikawasan Sayung, Demak.

5. Kerusakan ekosistem yang mengakibatkan penurunan jumlah biota laut;

Material yang digunakan untuk reklamasi pantai menyebabkam kekeruhan di perairan yang
berdampak pada menurunnya sumberdaya Perikanan serta rusaknya biota yang ada.

b. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi

1. Berkurangnya tempat untuk public.

Kawasan reklamasi pantai umumnya dikuasai oleh pengelola dan digunakan untuk kegiatan
bisnis dan industri. Padahal, seharusnya tempat tersebut adalah kawasan umum yang dapat di
manfaatkan oleh semua pihak terutama masyarakat disekitarnya.

2. Keuntungan hanya dirasakan oleh pihak pengelola,

Pemberian hak sepenuhnya kepada pengelola (PT IPU) untuk mengelola pantai hasil reklamasi,
memberikan dampak negative terhadap masyarakat sekitar. Kegiatan reklamasi yang menutup
alur sungai yang digunakan nelayan untuk pendaratan perahu mengakibatkan banyak nelayan
yang tidak lagi dapat menekuni profesinya.

3.Biaya rehabilitasi kerusakan lingkungan akibat reklamasi lebih besar.

Reklamasi yang dilakukan di pantai dengan tekstur tanah yang mudah terabrasi, akan
menimbulkan biaya yang tinggi untuk memulihkan ekosistem pantai yang rusak karena proses
tersebut. Selain itu dengan adanya amblesan tanah (land subsidence) di daratan, akan
menimbulkan semakin luasnya daerah yang terkena rob.

9
4. Terjadi kesenjangan antar masyarakat kelas bawah dan kelas atas.

Reklamasi juga mempengaruhi interaksi sosial di antara masyarakat. Masyarakat yang


berpenghasilan rendah akan tersisih, karena dengan penataan ruang, maka akan berimplikasi
pada nilai lahan maupun gaya hidup di wilayah tersebut. Timbulnya kawasan yang yang
eksklusif tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat lama.

5. Relokasi pemukiman masyarakat pantai mengakibatkan perubahan kehidupan sosial


ekonomi.

Dampak negatif baik langsung atau tak langsung dari reklamasi seperti terjadinya relokasi
pemukiman khususnya masyarakat pantai, sebagai akibat penataan kota, akan mengakibat
perubahan kehidupan sosial dan ekonomi.

10
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial,
dimana proses tenaga yang berpengaruh adalah gletser. Menurut Flint (1957) gletser adalah
massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang secara
keseluruhan atau sebagian teletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan tersendiri,
yaitu suatu bentukan gerakan.

Bentuk lahan glasial adalah bentuk lahan yang disebabkan oleh pergerakan sejumlah
massa es atau biasa disebut dengan gletser. Bentuk lahan ini tidak banyak berkembang di
daerah tropis berlintang rendah, melainkan sangat banyak ditemukan di daerah berlintang
tinggi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Staff asisten Geomorfologi dan Geologi foto.2009. buku panduan praktikum


Geomorfologi dan Geologi foto. UNDIP. Semarang.

Soeroto, R, Bambang, dkk. 1994. Diktat Kuliah Geomorfologi. UPN “VETERAN”.


Yogyakarta.

Dibyosaputro, Suprapto. 1997. Catatan Kuliah Geomorfologi Dasar. UGM


.Yogyakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai