, Juni 2021
lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Panduan Pelaksanaan Pelayanan KB Serentak
Sejuta Akseptor Tahun 2021
Kepada yth:
Dengan hormat,
-3. Untuk mengantisipasi terjadinya kendala dalam entri data laporan pelayanan KB
serentak pada waktu yang bersamaan (tanggal 24 Juni 2021), BKKBN Pusat
memberikan 2 (dua) Link yang berbeda kepada Provinsi Sumatera Utara dan
Provinsi membagi kedua Link tersebut sebagai mana daftar Kab/Kota Kategori A & B
terlampir.
4. Hasil pelayanan KB serentak sejuta akseptor seluruhnya tetap harus dicatat dan
dilaporkan melalui sistem pencatatan dan pelaporan statistik rutin BKKBN bulan Juni
2021.
i
rs. ahidal Kastri, M.Pd
IP.19650311995031002
Tembusan yth
1. Oeputi Bidang KB-KR BKKBN RI di Jakarta
2. Deputi Lalitbang BKKBN RI (Pembina wilayah ess-1)
3. Bupati/Walikota se-Sumatera Utara
4. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Sumatera Utara
5. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
6. Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota se-Sumatera Utara
7. Ketua TP-PKK Provinsi Sumatera Utara
8. Ketua PW-IOI Provinsi Sumatera Utara
9. Ketua PD-1B1 Provins! Sumatera Utara
10. Ketua TP-PKK Kab/Kota se-Sumatera Utara
11. Ketua PC-181 Kab/Kota se-Sumatera Utara
PANDUAN
PELAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR
DALAM RANGKA HARI KELUARGA NASIONAL XXVIII
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya telah tersusun Panduan Pelayanan KB Serentak Sejuta
Akseptor dalam Rangka Hari Keluarga Nasional XXVIII Tahun 2021.
Panduan ini disusun agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan
KB Serentak Sejuta Akseptor di lapangan untuk meningkatkan capaian pelayanan KB
dan menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi bagi Pasangan Usia subur
(PUS).
Dengan diterbitkannya panduan ini, diharapkan kegiatan tersebut dapat berjalan lancar
dan dan dapat mencapai target sesuai dengan yang diharapkan.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan panduan ini. Masukan dan saran untuk panduan
ini senantiasa diharapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkahi usaha
kita semua. Aamiin.
H. Zamhir Setiawan
i
KATA SAMBUTAN
ii
Dalam momentum peringatan Hari Keluarga Nasional XXVIII tahun 2021 dengan segala
keterbatasan kondisi dan upaya saat ini, BKKBN berinisitif untuk melakukan Pelayanan
KB Serentak Sejuta Akseptor. Melalui kegiatan ini diharapkan beberapa target sasaran
strategis BKKBN dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan
kondisi lokal serta tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran COVID-19
yang berlaku.
Eni Gustina
iii
DAFTAR ISI
Lampiran :
Lampiran 1 : Target Pelayanan KB Serentak Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 2 : Daftar Kab/Kota Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Serentak
Sejuta Akseptor Berdasarkan Aplikasi Google Form Dalam Rangka
Harganas ke XVIII Tahun 2021 (Kategori A)
Lampiran 3 : Daftar Kab/Kota Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Serentak
Sejuta Akseptor Berdasarkan Aplikasi Google Form Dalam Rangka
Harganas ke XVIII Tahun 2021 (Kategori B)
iv
PELAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR
DALAM RANGKA HARI KELUARGA NASIONAL XXVIII TAHUN 2021
I. LATAR BELAKANG
Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa penduduk sebagai modal dasar
pembangunan merupakan titik sentral dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Undang - Undang tersebut juga mengamanatkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah
Daerah perlu melaksanakan program yang berkaitan dengan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga, untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang
dan keluarga berkualitas. Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) menjadi sangat
penting dan strategis, mengingat peran keluarga sebagai pilar utama dalam pembanguan
untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang
makmur dan sejahtera. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 39 Tahun 2014
tentang Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) setiap tanggal 29 Juni diperingati sebagai
Hari Keluarga Nasional.
Penetapan Hari keluarga Nasional merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah yang
konsisten dalam upaya pembangunan sumber daya manusia yang berdaya saing melalui
keluarga yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pembangunan berkelanjutan yang
dilaksanakan di Indonesia merupakan transformasi progresif terhadap struktur sosial,
ekonomi, politik dimana suatu proses pembangunan yang dilaksanakan dapat
mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam serta sumber daya manusia yang dimiliki
oleh suatu bangsa. Oleh karena itu dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan
sebagai langkah transformasi diperlukan upaya-upaya dalam rangka menyerasikan sumber
alam dengan manusia dalam pembangunan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam memenuhi kepentingannya tanpa mengorbankan
kemampuan generasi mendatang.
Oleh karena itu generasi penerus bangsa haruslah tumbuh dalam keadaan yang sehat,
cerdas, kreatif, dan produktif. Diharapkan jika anak-anak terlahir sehat dan tumbuh dengan
baik serta didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka diharapkan mereka dapat
menjadi modal kesuksesan pembangunan bangsa. Namun yang terjadi di Indonesia saat
ini tengah dihadapkan pada permasalahan dimana berdasarkan hasil Riset Kesehatan
1
Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting Balita di tingkat
nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8%
(2018). Sedangkan untuk balita normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi
57,8% (2018).
Pencegahan stunting perlu dititikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi yang
langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung mencakup masalah kurangnya
asupan gizi dan penyakit infeksi. Sementara, penyebab tidak langsung mencakup
ketahanan pangan (akses pangan bergizi), lingkungan sosial (pemberian makanan bayi
dan anak, kebersihan, pendidikan, dan tempat kerja), lingkungan kesehatan (akses
pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan pemukiman (akses air bersih, air minum,
dan sarana sanitasi). Keempat faktor tidak langsung tersebut mempengaruhi asupan gizi
dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor penyebab tidak
langsung diharapkan dapat mencegah masalah gizi. Penyebab langsung dan tidak
langsung tersebut di atas dipengaruhi oleh berbagai faktor yang meliputi pendapatan dan
kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan
sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. Untuk
mengatasi penyebab stunting, diperlukan prasyarat pendukung yang mencakup: (a)
Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Peran aktif pemerintah dan non-
pemerintah; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan tugas tersebut, oleh karena itu
pencegahan stunting memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan konvergen, yang
harus dimulai dari pemenuhan prasyarat pendukung.
Dalam penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sangat berperan
dalam pencegahan maupun penanggulangannya. Dalam mewujudkan keluarga yang
berkualitas maka perlu dilaksanakan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengatur
kehamilan yang diinginkan; menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi
dan anak; meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan
pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi; meningkatkan partisipasi dan
kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana; dan mempromosikan penyusuan bayi
sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan.
2
sasaran strategis dalam rancangan Rencana Strategis BKKBN 2020-2024 yang harus
dicapai diantaranya adalah a) Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate (TFR)
dapat mencapai 2,24 pada tahun 2021; b) Meningkatnya Angka Prevalensi. Pemakaian
Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate (mCPR) 62,16 persen pada
tahun 2021; c) Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need 8,3 persen
pada tahun 2021; d) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 21 per-1.000 kelahiran
pada tahun 2021.
Dengan memanfaatkan peringatan Hari Keluarga Nasional XXVIII tahun 2021 dengan
segala keterbatasan kondisi dan upaya saat ini, BKKBN berinisitif untuk melakukan
Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor. Melalui kegiatan ini diharapkan beberapa target
sasaran strategis BKKBN dapat tetap diwujudkan dengan mempertimbangkan pendekatan
budaya kearifan lokal serta tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran COVID-
19 yang berlaku.
II. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi Pasangan Usia Subur (PUS).
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan komitmen Pemerintah, Pemerintah Daerah serta mitra kerja tentang
program KB.
b. Tercapainya kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi dalam upaya peningkatan
kesertaan ber-KB di wilayah kerjanya.
c. Meningkatkan capaian peserta KB baru.
d. Menjaga keberlangsungan pemakaian kontrasepsi.
3
3. Masing-masing provinsi menyusun target untuk Kabupaten/Kota sampai ke
desa/kelurahan di wilayahnya.
4. Jenis Pelayanan KB terdiri dari Pil, Kondom, Suntik, IUD, Implan, MOW dan MOP
dengan tetap memperhatikan kualitas pelayanan, kondisi zona wilayah dan protokol
pelayanan pada masa Pandemi Covid-19.
4
9. Penilaian dan pemberian penghargaan terhadap pelayanan KB terbaik sesuai dengan
kategori sebagai berikut :
Penilaian terhadap pelayanan KB terbaik dilakukan oleh Tim Penilai Pusat terhadap
data hasil pelayanan KB pada kegiatan Pelayanan KB serentak Sejuta Akseptor.
10. Penghargaan juga diberikan kepada tenaga kesehatan dan pelaksana kegiatan
a. Tenaga Kesehatan
Dokter (e-sertifikat dan SKP masuk pada borang-borang poin pengabdian
pada masyarakat).
Bidan (e-sertifikat dan SKP).
b. Pelaksana Kegiatan
Penyuluh KB (e-sertifikat dan AK).
Penata KKB (e-sertifikat dan AK).
5
Pencatatan dan Pelaporan untuk Pil/Kondom yang didistribusikan oleh IMP dicatat sebagai
pelayanan di Puskesmas yang menjadi tempat didapatnya pil dan kondom tersebut.
V. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiatan Pelayanan KB serentak Sejuta Akseptor dalam rangka Harganas
XXVIII Tahun 2021, bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain yang tidak mengikat
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
VI. PENUTUP
Panduan Pelayanan KB Serentak (Sejuta Akseptor) dalam Rangka Hari Keluarga Nasional
XXVIII Tahun 2021 ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi para pengelola dan
pelaksana Program Keluarga Berencana dilapangan dalam melaksanakan kegiatan
Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor.
Buku panduan ini perlu dipahami dan dilaksanakan secara penuh tanggung jawab oleh
pengelola dan pelaksana pelayanan KB di lapangan.
VII. LAMPIRAN
Lampiran 1 Target Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor Provinsi Sumatera Utara
Lampiran 2 Kab/Kota Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor
Berdasarkan Aplikasi Google Form Dalam Rangka Harganas ke XVIII Tahun
2021 (Kategori A)
Lampiran 3 Kab/Kota Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan KB Serentak Sejuta Akseptor
Berdasarkan Aplikasi Google Form Dalam Rangka Harganas ke XVIII Tahun
2021 (Kategori B)
6
TARGET PELAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR DALAM RANGKA HARi KELUARGA NASIONAL KE XXVIII
TINGKAT PROVINS! SUMATERA UTARA
TANGGAL 2,JUNI2021
r •. ·
-•· · . :..ly
:_ ' ... -
I
-'.fl./""!�
��z��- �fa.s. A. an Rangkutl, SE, MAP
-�
Sos
1>-.NIP.!9710628 199803 1 004 NIP. 19621231 198703 1 015
7
OAFTAR KAB/KOTA PENCATATAN DAN PELAPORAN
PElAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR BERDASARKAN APUKASI GOOGLE FORM
OALAM RANGKA HARGAS KE XVIII TAHUN 2021
2 Kab.Tapanull Utara A
3 Kab. Langkat A
4 Kab. Karo A
6 Kab. Simalungun A
7 Kab.Asahan A
12 Kab. Samosir A
14 Kab.Batubara A
16 Kab.Padang Lawas A
Medan, Junl 2021
Koordinator idang KB-KR
8
DAFTAR KAB/KOTA PENCATATAN DAN PElAPORAN
PElAYANAN KB SERENTAK SEJUTA AKSEPTOR BE.RDASARKAN APUKASI GOOGLE FORM
DAlAM RANG!(A°HARGAS KE XVIII TAHUN 2021
s Kab. Nias B
10 - Nias Barat B
11 Kota Medan B
12 Kota Sibolga B
14 Kota Blnjai B