LEUKEMIA LIMFOSITIK
Disusun oleh:
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Keperawatan Anak II”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, makalah ini masih banyak kekurangan
dalam pembuatan. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan saran dari pembaca.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
1. Tujuan Umum................................................................................................2
2. Tujuan Khusus...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Kesimpulan..........................................................................................................18
B. Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia Limfositik/Limfoblastik Akut (LLA) adalah penyakit yang berkaitan
dengan sel jaringan tubuh yang tumbuhnya berlebihan dan berubah menjadi tidak normal
serta bersifat ganas, yaitu sel-sel sangat muda yang seharusnya membentuk limfosit
berubah menjadi ganas. LLA merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak,
yaitu 25-30 % dari seluruh jenis kanker pada anak. Angka kejadian tertinggi dilaporkan
antara usia 3-6 tahun, dan anak lelaki lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala yang
perlu diwaspadai antara lain, tubuh lemah dan sesak nafas akibat anemia, infeksi dan
demam akibat kekurangan sel darah putih yang normal, serta pendarahan akibat kurangnya
trombosit. Pendarahan yang terjadi biasanya berupa pendarahan hidung, pendarahan gusi,
serta mudah memar dan bercak-bercak kebiruan di kulit. Sel-sel leukemia dalam otak bisa
menyebabkan sakit kepala, muntah dan gelisah, sedangkan sel-sel kanker dalam sumsum
tulang menyebabkan nyeri tulang dan sendi (Rulina, 2003).
ALL merupakan penyakit yang paling umum pada anak (25 % dari seluruh kanker
yang terjadi). Di Amerika Serikat, kira-kira 2400 anak dan remaja menderita ALL setiap
tahun. Insiden ALL terjadi jauh lebih tinggi pada anak-anak kulit putih daripada kulit
hitam. Perbedaan juga tampak pada jenis kelamin, dimana kejadian ALL lebih tinggi pada
anak laki-laki kurang dari 15 tahun. Insiden kejadian 3,5 per 100.000 anak berusia kurang
dari 15 tahun. Puncak insiden pada umur 2-5 tahun dan menurun pada dewasa (Moh.
Supriatna, 2002).
Peran perawat dalam menangani kasus Leukemia Limfositik Akut sangatlah
penting. Hal ini berkaitan dengan penyakit Leukemia Limfositik Akut yang masih asing
bagi masyarakat awam. Sehingga peran perawat dapat menjadi pendidik yang memberikan
informasi tentang pengertian, tujuan, efek samping, dan perawatan pada anak yang
menjalani kemoterapi. Di samping itu Leukemia Limfositik Akut termasuk dalam
penyakit terminal yang membutuhkan prinsip perawatan paliatif dalam mengelola anak.
Banyaknya insiden Leukemia Limfositik Akut diperlukan pengetahuan dan penguasaan
1
materi untuk melakukan asuhan keperawatan yang adekuat pada pasien anak Leukemia
Limfositik Akut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada anak dengan
penyakit Acute Leukemia Limfositik
2. Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
2
Penyebab yang pasti untuk LLA ini belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu : (Sibuea,2009)
2) Radiasi
3
makanan. (Ngastiyah, 1997; Smeltzer & Bare, 2002; Suriadi dan Rita Yuliani, 2001, Betz
& Sowden, 2002).
4
Pucat (mendadak), panas, perdarahan (ekimosis, petekie, epistaksis, perdarahan gusi),
hepatomegali, limfadenopati, sakit sendi, sakit tulang, splenomegali, lesi purpura, efusi pleura,
kejang pada leukemia serebral (Mansjoer, 2000 : 495).
Tanda dan gejala inisial, dalam urutan frekuensi yang semakin berkurang, meliputi demam, pucat,
petekie, dan purpura, limfadenopati, hepatospleno megali, anoreksia, kelelahan, nyeri tulang dan
sendi, nyeri abdomen, dan penurunan berat badan (Merenstein, 2002 : 804). Pada leukemia akut
didapatkan gejala klinis yang disebabkan kegagalan sumsum tulang antara lain : pucat, letargi,
demam, gambaran infeksi mulut, tenggorokan, kulit pernafasan, memar, pendarahan gusi spontan
dan pendarahan dari tempat fungsi vena yang disebabkan oleh trombositopenia. Infiltrasi organ
lain yaitu nyeri tulang, hipertrofi dan infiltrasi gusi, sakit kepala, muntah-muntah, penglihatan
kabur dan terkadang terjadi pembengkakan testis pada Leukemia Limfositik Akut (Mediarty,
2003).
5
rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau radiasi (penyinaran). Selain itu
transplantasi sum-sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak
karena kanker (NANDA, 2015).
F. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogenamik untuk leukemia.
2) Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem yang lain terdesak (apanila
skunder).
3) Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel blast / sel
primitive (NANDA, 2015).
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari sel : depresi sumsum tulang, hepar,
limpha, pembesaran organ/nodus limfe (Wong, 2004).
Tujuan :
Nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil
wajah rileks, mampu istirahat tenang, melaporkan nyeri terkontrol.
Intervensi :
Monitor skala nyeri.
Ajarkan pasien teknik relaksasi dan distraksi dengan nafas dalam.
Berikan posisi yang nyaman, sokong sendi dan ekstremitas dengan bantal.
Ubah posisi secara periodik dan berikan atau bantu latihan rentang gerak lembut.
Berikan obat analgesik sesuai indikasi.
6
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, sekunder penurunan
oksigen ke jaringan (Wong, 2004 : 536).
Tujuan :
Anak dapat beraktifitas sesuai kemampuan setelah dilakukan tindakan keperawatan
dengan kriteria hasil, peningkatan toleransi aktivitas, beraktivitas dalam kehidupan sehari-
hari sesuai kemampuan.
Intervensi :
Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung.
Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
Berikan posisi semi fowler tinggi untuk pertukaran udara yang optimal.
Ajak bermain untuk mengatasi kebosanan dan menstimulasi tumbuh kembang anak.
Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas anak.
7
4. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna kalori yang mencakupi sekunder
akibat kanker (Carpenito, 2001 : 260).
Tujuan :
Nutrisi sesuai kebutuhan setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil,
klien dapat menghabiskan satu porsi makanannya, albumin dalam batas normal, tidak
mual dan muntah.
Intervensi :
Observasi dan catat masukan makanan.
Observasi dan catat mual dan muntah.
Timbang berat badan setiap hari.
Berikan makanan porsi kecil tapi sering.
Anjurkan keluarga untuk memodifikasi lingkungan atau variasi makanan.
Berikan antiemetik sesuai advis
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun 9 bulan dirawat di ruang perawatan anak
untuk menjalani kemoterapi rutin ke-11. Pasien didiagnosa ALL. Keluarga
mengatakan pada saat hendak di kemoterapi, anak mengalami demam, pucat dan
disertai bintik-bintik merah di seluruh ekstremitas atas dan ekstrremitas bawah,
keluarga juga mengatakan anak mudah lebam dan membiru. Saat dilakukan
wawancara dengan keluarga pasien tidak memiliki riwayat alergi ataupun riwayat
penyakit dalam keluarga. Perawat melakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan
terdapat eritema dan lebam di ekstremitas bawah kaki kanan dan kiri. Tanda vital:
nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit, suhu 36.9 0C, BB 12.5 Kg, TB 88 cm, IMT
16.07, pola makan 3 kali sehari, dan tidak terdapat masalah pada eliminasi
urin/fekal. Pemeriksaan diagnostik didapatkan hasil radiologi thoraks tidak terdapat
infiltrasi dan corakan bronko normal. Pemeriksaan darah tepi didapatkan leukosit
8
meningkat dan ditemukan sel blast abnormal, trombosit menurun). Analisis urin
didapat nilai ureum 19 mg/dL, creatinin 0.35 mg/dL, albumin 4.0%. pemeriksaan
LCS (sel abnormal blast (-) dengan diagnosis ALL). Nilai WBC 0.63 x10.3 (N: 4.8-
10.8), RBC 22.4 x10.6 (4.2-5.4), Hb 6.1 mg/dL, HCT 18.3%, PLT 6x10.6 U/L.
9
4.0%. pakaian
Lakukan pedinginan
eksternal ( mis, selimt
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada ,abdomen, aksila)
Hindari pemberian
antipirotik atau aspirin
Edukasi
10
perifer berhubungan tindakan keperawatan
dengan penurunan diharapkan Perfusi Observasi
kompnen penting darah jaringan Perifer membaik
-periksa sirkulasi perifer
(hemoglobin) dengan kriteria hasil
(mis.nadi perifer, edema,
Ds:keluarga mengatakan 1. Eritema dan lebam pengisian kapiler, warna,
anak mudah lebam dan menurun suhu, ankle brachial
membiru.
2. Jumlah Hb,HCT, dan index)
Do: PLT dalam jumlah normal -identifikasi faktor resiko
Tepeutik
-hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
11
keterbatasan perfusi
-lakukan pencegahan
infeksi
Edukasi
-anjurkan berhenti
merokok
-anjurkan berolahraga
rutin
-anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat
beta
12
omega 3)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan padaAnak. Edisi I. Jakarta, CV Sagung Seto.
15