Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI MENANGGAPI RESPON KLIEN

Oleh:

Kelompok 1

Dosen Pengampu:

Inggrid Weddy Fifa,M.Pd

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2020/2021
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1 :

1. Rara Febrianti Nasti(19301031)


2. Ayu Murnila Sari(19301005)
3. Dian Ramadhani(19301008)
4. Nurjanah(19301026)
5. Firda Rismawati (19301012)
6. Muhammad Albi Tahmi(19301022)
7. Isromi Bayyinatil Khodria(19301015)
8. Bayu Setyawan(19301006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
dapat selesai pada waktunya.

Terima kasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi


dengan memberikan ide sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca.Namun terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah masih jauh dari
kata sempurna.kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya menjadi makalah yang lebih baik
lagi.

Pekanbaru, 5 November 2020


Tim penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

Clinical Instructor atau pembimbing klinik adalah seorang perawat professional yang
terpilih yang ahli dalam praktek klinik keperawatan. Seorang Clinical Instructor
memiliki jobdesk yang salah satunya adalah membimbing dan mengarahkan peserta
didik. Peserta didik yang dimaksud dalam hal ini adalah mahasiswa yang sedang
melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada rumah sakit tersebut. Sesuai dengan
jobdesk tersebut, seorang Clinical Instructor harus memiliki pengetahuan yang lebih
dalam bidangnya, yaitu kesehatan khususnya keperawatan. Ratna Indraswati (2003)
dalam artikelnya mengemukakan tentang peran pembimbung klinik, bahwa
keberadaan pembimbing klinik sebagai bagian dari tim program pendidikan
keperawatan di lingkungan praktik klinik sangat diperlukan dalam mencapai
kompetensi dan meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa keperawatan. Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat adalah satu-satunya rumah sakit yang secara
administratif berada di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pada
rumah sakit ini, memiliki Clinical Instructor yang bertugas untuk membimbing para
mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
rumah sakit tersebut. Selain itu, seorang clinical instructor juga masih berhubungan
langsung kepada pasien untuk melakukan suatu terapi atau pengobatan dengan tujuan
untuk membuat pasien sembuh. Clinical instructor harus mampu menguasai praktik
dan juga teori tentang keperawatan dengan baik. Karena, seorang clinical instructor
melakukan bimbingan kepada para mahasiswa keperawatan.
Berdasarkan prapenelitian yang dilakukan peneliti, peneliti mensurvey secara
langsung bahwa terdapat perbedaan antara pemahaman teori dengan praktik
komunikasi terapeutik di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat. Perbedaan teori dan
praktek yang terjadi adalah tentang hubungan komunikasi terapeutik. Dengan adanya
kesalahpahaman ini maka teori tentang komunikasi terapeutik dan hubungan
terapeutik ini akan terus menerus salah pemahaman kedepannya. Hal ini yang
mendasari peneliti untuk meneliti tentang pemahaman komunikasi terapeutik oleh
clinical intructor atau pembimbing klinik di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Dengan ini, peneliti hendak mengangkat penelitian yang berjudul Komunikasi
Terapeutik Clinical Instructor (CI) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Adapun pertanyaan dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana penerapan
komunikasi terapeutik clinical instructor di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016) arti dari kata terapeutik adalah
berkaitan dengan sebuah terapi atau pengobatan. Komunikasi terapeutik merupakan
aspek penting yang harus dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien. Komunikasi yang diterapkan oleh perawat kepada klien
merupakan komunikasi terapeutik yang mempunyai tujuan untuk mencapai
kesembuhan klien. Selain itu, komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang
direncanakan secara sadar, tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk menyembuhkan
klien.
Menurut (Depkes RI, 1997) yang tercantum pada buku Komunikasi Terapeutik
dalam Keperawatan Jiwa karangan Ridhyalla Afnuhazi, komunikasi terapeutik adalah
komunikas yang mendorong proses penyembuhan klien. Komunikasi terapeutik
termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak memberikan pengertian antara
perawat dengan klien. (Afnuhazi, 2015: 32) Hays dan Larson dalam Townsend,2011
mengidentifikasi sejumlah teknik-teknik untuk membantu para perawat dalam
berinteraksi lebih terapeutik dengan klien. Ini adalah “prosedur teknis” yang
dilakukan oleh perawat yang bekerja di psikiatri, dan mereka harus melayani pasien
untuk meningkatkan pengembangan hubungan antara perawat dengan pasien. Dalam
buku Suryani (2015: 57) dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat
dapat menggunakan berbagai teknik komunikasi terapeutik, yakni sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN

1. BERTANYA
Bertanya merupakan teknik yang dapat mendorong klien untuk mengungkapkan
perasaan dan pikirannya. Contoh kasus dalam Bertanya:
1. Kasus Pertama

Perawat A akan melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien Ibu ibu. Pasien ibu
sedang terbaring lemah di kasurnya, untuk memulai proses pemeriksaan, perawat
mengajukan pertanyaan pada fase orientasi ke pada pasien. Perawat menanyakan
"bagaimana perasaan ibu saat ini? Apa sudah membaik?" Lalu menanyakan terkait
keadaan nya setelah di lakukan proses keperawatan. Pada saat bertanya, perawat
harus dapat menilai bagaimana ekspresi, dan tingkah laku pasien saat menjawab
pertanyaan. Pasien merespon pertanyaan perawat "keadaan saya mulai membaik sus,
tapi masih ada nyeri" (pasien menjawab dengan ekspresi lemah dan meringis
menandakan bahwa ia belum mencapai tingkat kesembuhan nya).

Perawat : "baiklah bu, bisa tolong jelaskan dibagian mana yang masih nyeri bu? Lalu
apa perasaan ibu saat ini?"

2. Kasus Kedua

Perawat akan melakukan pengkajian kepada pasien lansia, sebelum melakukan


pengkajian dan pemberian asuhan keperawatan, perawat harus memulai sebuah
komunikasi terapeutik tahap orientasi, untuk memulai bertanya terkait keadaan
pasien.
Perawat :"selamat siang kek, bagaimana keadaan kakek sekarang?"
Pasien:(menjawab tidak sesuai pertanyaan) karena sudah memasuki faktor usia yang
membuat nya tidak fokus dan sering lupa.
Perawat harus tetap dapat mengontrol diri nya dan menggunakan keterampilan
interpersonal yang dimiliki.
Perawat: "kakek apa yang kakek rasakan saat ini? Apakah ada rasa sakit di tubuh
kakek?
(Terus mengulang pertanyaan dengan kalimat tegas dan jelas)
Pasien: "ada nak, kaket sering merasakan sakit di persendian"
Perawat: baiklah kek, kita akan lakukan pengkajian dulu ya kek

2. MENDENGARKAN
Mendengarkan merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik. Mendengarkan
adalah sutau proses yang aktif dan dinamis, karena perawat menggunakan seluruh
perhatian serta pikirannya dalam mendengarkan dan mengobservasi ungkapan verbal
dan nonverbal klien (Antai-Otong dalam Suryani, 2015: 60).
Contoh kasus dalam Mendengarkan:

1. Kasus Pertama

Pada saat pemeriksaan fisik, pasien mengeluh tentang keadaan yang dia rasakan.
Perawat yang sedang bertugas memeriksa mendengarkan dengan seksama apa yang
di keluhkan pasien.

Pasien: "akhir akhir ini saya selalu merasakan sakit, dan susah tidur, tidak ada yang
mau menjaga saya di ruangan ini, keluarga saya semua sibuk dengan urusan nya, itu
membuat saya patah semangat agar cepat sembuh"

(Perawat mendengar dengan seksama dan menaruh rasa empati&simpati)

Perawat: "saya sangat mengerti bagaimana perasaan ibu saat ini, tapi ibu harus tetap
semangat, ibu harus sembuh, kebahagiaan diri itu ibu sendiri yang menciptakan nya,
bagaimana ibu bisa merasakan bahagia kalau fisik ibu masih sakit, dan bila ada
sesuatu ibu bisa ceritakan ke saya, saya siap membantu dan mendengarkan nya bu,

2. Kasus kedua
Ketika perawat ingin melakukan pemeriksaan fisik pada pasien di ruangan C. Pasien
selalu mengoceh tidak jelas sambil mengeluh dan tidak ingin di periksa. Perawat
langsung menenangkan pasien dan mencoba mendengar kan keluhan pasien, hingga
akhirnya pasien berkata: "kenapa aku harus di rawat disini, kenapa aku harus sakit,
seluruh badan ku lemas dan kepala ku sangat sakit, kenapa ini harus terjadi, aku tidak
ingin di periksa, pemeriksaan sungguh membuat ku takut" Perawat mencoba
menenangkan pasien dengan cara mengelus tangan nya dan menepuk pundak nya,
sambil memberi respon : "ini semua bukan kesalah bapak, saya mengerti dengan
keadaan bapak, tidak ada satupun orang yang menginginkan sakit pak, tapi banyak
ribuan orang di sana yang menginginkan sembuh dan ingin di rawat. Tenang kan diri
bapak, disini saya melakukan pemeriksaan untuk membantu bapak agar sembuh, saya
tidak akan melukai ataupun menyakiti bapak, saya tau apa yang bapak rasakan, jadi
bagaimana pak? Apa kah bapak sudah berkenan untuk diperiksa?"

(Pasien merenungkan kalimat perawat sambil terdiam sejenak)

Pasien "baiklah sus, maafkan saya, periksa lah saya, saya ingin cepat sembuh"

3. MENGULANG

Mengulang memiliki pengertian mengulang kembali pikiran utama yang telah


diekspresikan oleh klien. Hal ini menunjukkan bahwa perawat mendengarkan
memvalidasi, menguatkan, serta mengembalikan perhatian klien pada sesuatu yang
telah diucapkan klien.
Contoh kasus dalam Mengulang:

1. Kasus Pertama

Perawat B akan melakukan gerakan refleksi kepada kepada pasien ibu ibu.pasien
sedang terbaring dikasurnya,untuk memulai gerakan refleksi tersebut. Perawat
mengajukan pertanyaan pada fase orientasi kepada pasien. Perawat menanyakan
bagaimana perasaan ibu saat ini? apakah sudah membaik? Lalu menanyakan terkait
keadaan nya setelah dilakukan gerakan refleksi. Pada saat bertanya perawat harus
menilai bagaimana ekspresi tingkah laku dan jawaban atas pertanyaan dari perawat
tersebut kepada pasien. Pasien merespon pertanyaan perawat "keadaan saya semakin
membaik setelah dilakukan gerakan yang ibu perawat ajarkan"( pasien menjawab
dengan ekspresi semangat dan menandakan bahwa ia telah mencapai tingkat
kesembuhan)

Perawat: "baiklah Bu bisa ibu jelaskan bagaimana keadaan ibu sekarang dan apakah
ah ibu merasakan nyeri ?saat melakukan gerakan refleks?"

2. Kasus kedua

Seorang Perawat yang sedang berdinas dipagi hari datang menghampiri pasien nya
untuk mendengar keluh kesah pasiennya.

Perawat: Selamat pagi ibu, bagaiman perasaan ibu saat ini ?

Pasien: Saya tidak merasa enak, saya tidak dapat tidur, sepanjang mala saya selalu
terjaga

Perawat: ibu mengalami kesulitan untuk tidur..

4. KLARIFIKASI

Klarifikasi merupakan strategi menanggapi respon klien dengan mengecek kebenaran


informasi yang disampaikan oleh klien. (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani,
2015: 61). Klarifikasi dapat dilakukan dengan meminta klien mengulang apa yang
disampaikannya dengan mengatakan,”Maaf saya masih kurang jelas tentang apa yang
ibu atau bapak katakan tadi. Bisa lebih diperjelas?”
Contoh kasus dalam Klarifikasi:

1. Kasus Pertama
Seoarang pasien laki2 dibawa oleh anggota keluarganya ke rumah sakit dengan luka2
ditangan dan kakinya. Ternyata dia bersama anaknya adalah korban kecelakaan.
Setelah menjalani perawatan iya menangis. Lalu perawat bertanya. Perawat=
mengapa bapak menangis?
Pasien: saya telah gagal Sus, Saya telah gagal menjalani hidup saya.
Lalu perawat mencoba mengklarifikasi pernyataan pasien tadi. Perawat: “Coba bapak
jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan anda telah mengalami
kegagaln dalam hidup bapak? ” pasien= saya tidak bisa menjaga anak saya sehingga
dia mengalami kecelakaan sus, hal itu membuat saya merasakan telah gagal dalam
menjalani hidup Sus.

2. Kasus kedua

Seorang anak perempuan datang ke rumah sakit bersama ibu nya. Setelah
menanyakan keadaan anak tersebut dengan ibu nya, perawat mencoba berkomunikasi
dengan anak tersebut. Anak tersebut terlihat sangat pemalu dan tidak mau berbicara.
Perawat mencari menanyakan keadaannya.

Perawat: adekk,, tadi kata mama adek sakit perut ya?? Sakit yang bagian mana
sayang?

Anak tersebut terlihat sangat malu untuk menjawab.

Perawat: adek jngan takut yaa, adek bilang saja, yang bagian mana sakitnya sayang?
Pasien tersebut menjawab tetapi nadanya sangat pelan karena malu. Sehingga perawat
melakukan klarifikasi.

Perawat: "gimn syg? Adek tadi bilang apa? Kakak tadi ga denger.. Bisa ulangi lagi
yang adek bilang tadi?"

Pasien: sakit dibagian kanan kak..

Perawat: Ohh dibagian kanan ya


5. REFLEKSI

Refleksi adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan dan isi pembicaraan
klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian perawat terhadap ungkapan
klien, serta menekankan empati, minat, dan penghargaan terhadap klien (Frisch dan
Frisch, 2011 dalam Suryani, 2015: 62). Teknik refleksi terdiri dari refleksi isi dan
refleksi perasaan.

6. MEMFOKUSKAN

Memfokuskan Penggunaan teknik memfokuskan ditujukan untuk memberi


kesempatan kepada klien untuk membahas masalah inti dan mengarahkan komunikasi
klien pada pencapaian tujuan. (Frisch dan Frisch, 2011 dalam Suryani, 2015: 63).
Dengan demikian, focusing akan menghindari pembicaraan tanpa arah dan
penggantian topik pembicaraan. Teknik focusing juga sangat bermanfaat pada fase
kerja. Teknik ini efektif untuk mengatasi pembicaraan yang berbelitbelit.

Contoh kasus dalam Memfokuskan:

1. Kasus pertama

Perawat mencoba untuk melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien lansia.

Perawat: halo ibu, saya mendengar dari perawat sebelum nya kalau ibu masih sering
merasakan kram perut apakah benar ibu?

Pasien: iya benar, anak saya juga kadang suka merasakan kram, saya juga kadang
suka pusing, kadang pusing melihat anak saya, kadang pusing dengan keadaan saya
sendiri, kenapa saya bisa sepusing itu suster?"

(Pasien sudah lansia membuat nya suka berbicara di luar topik, tetapi perawat harus
tetap mendengar kan nya dengan seksama dan menjaga kontak mata)

Perawat: kasihan sekali anak ibu, tapi saya rasa sekarang hal yang paling penting
adalah masalah kesehatan ibu, karna kram ibu masih sering muncul, sebaiknya kita
harus fokus dengan masalah kram perut ibu, apakah ibu bersedia menceritakan nya
kepada saya?

Pasien: bersedia sus, saya kadang sering kram di malam hari, membuat saya susah
tidur, perut saya terasa seperti di ikat dan di tindih sus

Perawat: baiklah bu, jadi begitu yang ibu rasakan, kalau begitu sekarang saya lakukan
pemeriksaan fisik ya bu, dan saya akan ajarkan ibu cara mengatasi kram, ibu
berkenan?

Pasien: baik sus

2. Kasus kedua

Perawat mendatangi pasien yang akan di berikan pendidikan kesehatan mengenai


cara mengatasi susah buang air besar. Pada saat mendatangi pasien, pasien terlihat
sedang duduk dan memandangi arah jendela luar.

Perawat: "halo ibu, saya perawat yang akan memberikan pendidikan kesehatan
kepada ibu, apakah ibu sudah siap mendengar kan saya?"

Pasien :"siap sus"

(Pasien menjawab tetapi dengan mata yang tidak fokus, dia masih melirik ke arah
taman luar dan tidak menatap perawat)

Perawat: "seperti nya ibu sangat ingin keluar, apakah kita sebaiknya membicarakan
nya di taman saja bu?"

Pasien : "tidak usah sus, baiklah sus saya akan fokus mendengar kan suster"

Perawat: terimakasih atas kerjasama nya bu, setelah ibu sembuh ibu akan dapat duduk
dan berkumpul dengan keluarga di taman, jadi sebaiknya ibu mendengar kan
pendidikan kesehatan yang saya berikan agar ibu dapat mengatasi masalah kesehatan
ibu dengan mandiri"
Pasien: "baik sus, saya siap mendengarkan"

(Mendengar ucapan dan bujukan perawat, pasien menjadi antusias dan fokus
mendengar penkes yang diberikan mengenai cara mengatasi masalah BAB yang di
derita ibu tersebut)

7. DIAM

Teknik diam digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum


menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat
dan klien untuk mengorganisasikan pikiran masingmasing. Teknik ini tidak sama
dengan teknik mendengarkan. Pada teknik ini, perawat memberikan waktu pada klien
untuk memikirkan dan menyusun informasi yang ingin disampaikan kepada perawat.

Contoh kasus dalam Diam:

1. Kasus pertama

Perawat akan memberikan penyuluhan mengenai cara penanggulan demam berdarah


kepada pasien yang baru sembuh dari DBD.

Perawat menjelaskan kepada pasien :"bu demam berdarah dapat di tanggulangi


dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan air, jika ada jentik jentik
segera bersihkan dan bila ada air tergenang langsung buang dan kubur sambah ke
dalam tanah ya bu"

Pasien:"jadi bagaimana dengan tanda dan gejala nya sus? Apa bisa di atasi juga?"

Perawat: "jadi bu, untuk gejala bila panas tidak kunjung sembuh dalam 3 hari dan ada
ruam di badan, segera bawa ke rumah sakit dan ibu bisa menangani demam dengan
cara pemberian obat dan pengompresan dengab air hangat seperti biasanya bu"

Pasien:(diam)
Perawat:"apa ibu mengerti jika belum mengerti ibu bisa bertanya kepada saya maka
saya akan menjelaskannya Bu"

baiklah karena ibu masih diam saya anggap belum terlalu mengerti ya Bu baik akan
saya ulangi penjelasannya ya Bu apa ibu berkenan"

Pasien :"saya sudah mengerti sekarang sus maaf tadi saya diam karena saya sedang
mencerna pembicaraan suster terima kasih atas pendidikan kesehatan yang suster
berikan barusan sus sekarang saya menjadi mengerti cara menanggulangi dan cara
mengetahui gejala demam berdarah"

Perawat:"baiklah Bu jika masih ada yang ingin ditanyakan ibu bisa menghubungi
saya"

2. Kasus kedua
Perawat sedang memberikan penyuluhan mengenai hidup sehat dengan sebutan
umum "makanan 4 sehat 5 sempurna"
Perawat menjelaskan kepada pasien:"Bu makanan 4 sehat 5 sempurna itu seperti
buah-buahan daging sayur-sayuran susu dan juga karbohidrat seperti nasi.
Pasien:"Saya ingin bertanya mengenai buah-buahan yang baik dikonsumsi pada
penderita diabetes biasanya saya mengonsumsi pisang sus, apakah itu boleh sus atau
berefek samping terhadap penderita diabetes tersebut sus?
Perawat: kalau buah- pisang itu tidak boleh dikonsumsi bagi penderita diabetes ya
Bu?
Pasien:(diam)
Perawat:apakah ibu mengerti jika tidak mengerti ibu bisa bertanya kepada saya maka
saya akan menjelaskan kenapa buah pisang tidak boleh dikonsumsi bagi penderita
diabetes,baik saya akan ulangi penjelasannya Bu apa ibu berkenan?
Pasien: saya sudah mengerti sekarang Maaf ya sus tadi saya sedang memahami apa
yang suster jelaskan
Perawat: "baiklah Bu jika masih ada yang ingin ditanyakan gue bisa menghubungi
saya"

Anda mungkin juga menyukai