KELOMPOK 10 PSIK 4B
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan
terimakasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang Intensif Care Unit (ICU) merupakan sebuah ruangan khusus untuk
merawat pasien yang mengalami keadaan kritis (Suryani, 2012). Ruang ICU
dilengkapi dengan staf dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati pasien
yang terancam jiwanya karena kegagalan atau disfungsi satu organ atau ganda
akibat suatu penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan hidupnya
sesuai dengan bidang keahliannya dan akan saling bekerja sama di dalam tim
yang dipimpin oleh seorang dokter intensif sebagai ketua tim (Kementrian
Fakta yang terjadi saat ini, bahwa sulit sekali untuk menyatukan berbagai
kesehatan di ruang ICU akan cenderung merusak kerjasama tim kesehatan dan
komunikasi interpersonal yang baik. Hal tersebut dapat dicapai oleh seorang
(Hanafi & Richard, 2012). Menurut penelitian yang di lakukan Elmi (2006)
(Nugroho, 2013). Terlebih lagi di ruang ICU perawat akan menjadi orang yang
membantu pasien dan keluarga, perawat juga akan memiliki interaksi paling
pengaruh utama terhadappasien dan keluarga (Christopher et al, 2012). Selain itu
jika perawat kurang baik dalam berkomunikasi, hal ini akan berpengaruh terhadap
keluarga di ruang intensif care unit (ICU) (Christopher et al, 2012). Perawatan
pasien di ruang intensif care unit (ICU) tidak hanya membutuhkan perawatan
yang baik dalam pelayanan medis tetapi juga perawat yang dapat berkomunikasi
dengan optimal dan dapat berinteraksi dengan tim kesehatan (Natalie et al,2010).
2012).
berfokus pada tugas, fungsi dan struktur yang terlibat dalam perawatan pasien.Hal
seperti pada sistem Neuman (1982), model adaptasi Roy (1984), model
perawat dengan pasien dalam keterlibatan perawat yang efektif (Potter & Perry,
2005).
kali diartikan oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang mudah, namun
sebenarnya komunikasi seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain
mempengaruhinya (Potter & Perry, 2005). Komunikasi dengan orang lain timbul
tentang End Of Life (Natalie et al, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh
dengan tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat di ICU RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto.
Akademi dan Rumah Sakit Sakit Veteran Affairs di Portland yang dilakukan
komunikasi yang sering dilakukan oleh perawat di ruang ICU sebagian besar
mengenal pasien secara pribadi, dan komunikasi dengan tim kesehatan lain,
sedangkan perawat relatif sedikit melakukan komunikasi tentang kekuasaan dan
yang sedang kritis meskipun perawat mengakui bahwa komunikasi di ruang ICU
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
jawab.
D. Manfaat
2. Bagi Perawat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
dilengkapi dengan staff dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati
pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena memerlukan
dapat dipantau perubahan yang terjadi atau akibat dari penurunan fungsi organ-
keperawatan kritis adalah salah satu keahlian khusus didalam ilmu perawatan
yang menghadapi secara rinci terhadap manusia dan bertanggung jawab atas
pelayanan yang diberikan kepada pasien dalam kondisi kritis yang mengancam
jiwa, sehingga harus dilaksanakan oleh tim terlatih dan berpengalaman di ruang
perawatan intensif
pasien dengan penyakit berat yang membutuhkan terapi intensif dan potensial
ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih yang bersertifikat bantuan
hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari
ICU, dan untuk ICU level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh
melalui satu pemberi perawatan ke lainnya, dari satu tim pemberi pelayanan
perubahan pasien saat ini , kondisi perubahan pasien pada saat ini, pengobatan
(WHO,2007).
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
oleh perawat.
D. Manfaat
a. Bagi Perawat
perawat.
berkesinambungan.
b. Bagi Pasien
belum terungkap.
a. Definisi
Komunikasi S-BAR menurut NHS (2012) adalah komunikasi yang dilakukan
oleh perawat dalam menyampaikan kondisi pasien dan untuk mengatur informasi
yang sesuai secara jelas dan lengkap sehingga dapat diterima oleh perawat
lainnya secara akurat dan efisien pada saat operan jaga/pergantian shift.
Recomendation).
b. Tujuan
Improvement Tool :
Situation/Situasi
Background/Latar Belakang
Menyatakan tanggal tanggal penerimaan pasien,
Assessment/Pengkajian
tindakan”.
gejalanya
Recomendation/Rekomendasi
kelamin, latar belakang etnis dan perbedaan dalam gaya komunikasi antara
kesehatan.
Alat S-BAR terdiri dari pertanyaan standar yang cepat dalam empat
suatu keinginan dan harapan pada saat melakukan operan jaga (Velji, et al,
2012).
National Patient Safety Goals (2006) alat S-BAR dapat dapat memebentuk
komunikasi pada tahap perjalanan pasien, dari isi rujukan dokter umum,
keperawatan.
a. Definisi
administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan
b. Tujuan SPO
oleh satuan unit kerja instansi mengenai apa yang dikerjakan. Sedangkan
SPO dapat dikatakan relevan apabila dapat menjadi tolak ukur dalam
H. Keselamatan pasien
suatu rumah
sakit. Terdapat lima hal yang berkaitan dengan keselamatan rumah sakit/hospital
safety, seperti keselamatan pasien (patient safety), keselamatan petugas kesehatan,
keselamatan bangunan, dan peralatan yang berada di rumah sakit yang dapat
dengan
bebas
dari cedera aksidental atau menghindarkan cedera pada pasien akibat perawatan
medis
sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk
assesment
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
seharusnya dilakukan.
semua rumah sakit yang akan diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah
Sakit yang mengacu pada Nine Life Saving Patient Safety Solutions dari WHO
antara lain:
lisan atau melalui telepon secara konsisiten (format write down, read
back, repeat back, dan SBAR), SPO komunikasi pada saat serah
komunikasi yang tidak efektif atau tidak adekuat antara anggota tim
(site making) dan tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi operasi.
maupun infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygine) yang tepat
resiko cedera.
PENUTUP
A. Kesimpulan
ICU (Intensive Care Unit) adalah ruang rawat di rumah sakit yang
dilengkapi dengan staff dan peralatan khusus untuk merawat dan mengobati
mengatur informasi yang sesuai secara jelas dan lengkap sehingga dapat
diterima oleh perawat lainnya secara akurat dan efisien pada saat operan
Assesment, Recomendation).
melalui satu pemberi perawatan ke lainnya, dari satu tim pemberi pelayanan
perubahan pasien saat ini , kondisi perubahan pasien pada saat ini, pengobatan
(WHO,2007).
B. Saran
Untuk Pelayanan Keperawatan dan Kesehatan Diharapkan dengan adanya
literature review ini bisa dijadikan sumber informasi bagi perawat dalam
EGC
Transitioning from endof-life care in the intensive care unit: a case of unifying
ICU. Jakarta
Donsu Jenita DT. 2017. Psikologi Keperawatan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta
pada pasien gangguan kardiovaskuler di ruang intensive care unit. Program Studi