Anda di halaman 1dari 21

MENELADAN PARA SISWA

PENDUKUNG BUDDHA
MATERI PEMBELAJARAN SEKOLAH MINGGU BUDDHA
TINGKAT SMP
A. VISAKHA
• Visakha adalah wanita penyokong utama Buddha. Ia dilahirkan dari keluarga

yang kaya raya.

• Visakha bertemu Buddha ketika berusia 7 tahun, saat Buddha mengunjungi desa

tempat kelahirannya.

• Ketika mendengar khotbah Dharma langsung dari Buddha, Visakha langsung

mencapai tingkat kesucian sotapanna.


Visakha memiliki lima macam kecantikan wanita, yakni:

 (1) kecantikan rambut;

 (2) kecantikan penampilan;

 (3) kecantikan struktur tulang;

 (4) kecantikan kulit yang lembut dan berwarna kuning emas; dan

 (5) kemudaan.
 Visakha sangat terkenal sebagai orang yang membawa

keuntungan.

 Oleh karena itu, penduduk Savathi selalu mengundang

Visakha kalau

 Mereka mengadakan pesta atau perayaan lain. Dengan

sikapnya yang luhur,

 Visakha mendapat tempat yang luhur dan sangat dihormati.


 Visakha mendapat gelar “Pemimpin dari para Dayika”.

 Dayika adalah wanita sebagai penyokong Buddha.

 Visakha memiliki peran penting di dalam berbagai kegiatan Buddha dan

para pengikut-Nya. Saat itu, ia diberi wewenang oleh Buddha untuk

menyelesaikan perselisihan di antara para bhikkhuni.


Selama 20 tahun terakhir ketika berada di Savatthi, Buddha membagi
waktu-Nya antara Jetavana dan Pubbarama. Visakha memohon dan
diberikan delapan “anugerah” oleh Buddha.

Delapan Anugerah untuk Visakha


 1. Jubah kepada para bhikkhu yang selesai melaksanakan vassa;
 2. Makanan kepada bhikkhu yang datang ke Savatthi;
 3. Makanan kepada para bhikkhu yang pergi dari Savatthi;
 4. Makanan kepada bhikkhu yang sakit;
 5. Makanan kepada mereka yang menjaga bhikkhu yang sakit;
 6. Obat kepada bhikkhu yang sakit;
 7. Beras untuk keperluan mendadak; dan
 8. Pakaian mandi kepada para bhikkhuni.
Visakha memiliki 10 orang putra dan 10 orang putri; tiap
putra dan putri
mempunyai 20 orang anak dan tiap cucunya kembali
mempunyai 20 anak.
Visakha mempunyai 8.420 anak, cucu, dan cicit yang
semuanya hidup.
Meskipun berusia lanjut, tetapi roman mukanya seperti gadis
berumur 16 tahun.
Visakha meninggal dunia pada usia 120 tahun.
Setelah meninggal dunia, Visakha lahir
kembali di surga Nimmanarati (surga tingkat
ke-5). Di sana ia menjadi pelayan raja dewa
bernama Sunimmita.
Menurut Buddhagosa, Visakha akan
menikmati hidup bahagia di alam surga
selama 131 kappa, sebelum akhirnya mereka
mencapai Nibbana.
B. Anathapindika
Anathapindika adalah penyokong utama Buddha.

Anathapindika berasal dari kata ‘’pinda” yang berarti


penderma, dan “anatha” yang berarti kepada yang tidak
mampu.

Anathapindika merupakan panggilan kehormatan Sudatta,


seorang perumah tangga dari Savatthi.
Pertemuan pertama Anathapindika dan Buddha terjadi
setelah vassa ketiga sejak Buddha mencapai Pencerahan
Sempurna. Pada awalnya, Buddha belum menetapkan
peraturan apa pun mengenai tempat berdiam bagi para
bhikkhu. Para bhikkhu tinggal di mana pun, antara lain di
bawah pohon, di bawah bebatuan yang menonjol, di jurang,
di gua, di kuburan, dan di ruang terbuka.

Ketika Anathapindika melihat cara hidup para bhikkhu,


dengan izin dari Buddha, Anathapindika mendirikan 60
buah tempat tinggal bagi para bhikkhu. Tempat itu
digunakan untuk penyebaran Dharma dan sebagai pusat
pelatihan bagi Sangha.
 Buddha membimbing Anathapindika dengan menjelaskan Empat
Kebenaran Mulia. Dengan itu, mata kebenaran yang tanpa noda, bersih
dari debu (dhammacakkhu) terbuka bagi Anathapindika: “Apa pun
yang memiliki sifat alami timbul, semua juga memiliki sifat alami
tenggelam.“ Akhirnya, Anathapindika memahami kebenaran Dharma,
mengatasi semua keraguan, dan tanpa goyah; mantap dalam pikiran, ia
sekarang mandiri dalam Ajaran Sang Guru. Ia telah merealisasi jalan
dan buah pemasuk-arus (sotapatti).
 Anathapindika meminta izin kepada Buddha untuk membangun
sebuah vihara. Akhirnya ditemukan lokasi perbukitan yang
mengelilingi kota. Tempat itu adalah Hutan Jeta, milik Pangeran Jeta,
putra Raja Pasenadi. Anathapindika membeli taman itu seharga
18.000.000 (delapan belas juta) koin emas dengan cara menutupi tanah
yang dibeli.
Vihara Jetavana yang dipersembahkan oleh
Anathapindika adalah sebuah tempat tinggal yang dipuji
oleh Buddha sebagai hadiah utama untuk Sangha.
Anathapindika menghabiskan biaya sebesar 54.000.000
(lima puluh empat juta) koin emas untuk membangun
Vihara Jetavana yang dipersembahkan untuk Sangha.
Oleh karena itu, Buddha menyatakan bahwa
Anathapindika sebagai penyokong utama Sangha.
Setelah membangun Vihara Jetavana, Anathapindika terus tekun
menyokong Sangha. Ia menyediakan segala keperluan Sangha.
Setiap pagi ia mengirim nasi susu, dan setiap malam ia
menyediakan semua keperluan jubah, mangkuk pindapata, dan
obat-obatan. Semua perbaikan dan perawatan di Jetavana
dilakukan oleh pelayannya. Beberapa ratus bhikkhu datang setiap
hari ke rumahnya yang merupakan bangunan bertingkat tujuh,
untuk menerima santap siang. Setiap hari saat santap siang,
rumahnya penuh dengan jubah kuning dan suasana suci.
Para perumah-tangga yang penuh pengabdian di
kota, seperti Anathapindika dan Visakha,
menyambut para bhikkhu dan menganggap mereka
sebagai teman spiritual yang hidup demi
kesejahteraan dan manfaat semua makhluk.
Buddha mengucapkan sebuah syair kepada raja
untuk diingat:
Silsilah Keluarga Anathapindika
Anathapindika menikah dengan Punnalakkhana.
Punnalakkhana berarti “seorang dengan tanda kebajikan”.
Anathapindika memiliki empat orang anak, tiga putri dan
seorang putra. Dua putrinya, Subhadda Besar dan Subhadda
Kecil. Mereka mendalami ajaran Buddha seperti ayahnya dan
mencapai kesucian Sotapanna. Namun, putrinya yang termuda
bernama Sumana, memiliki kemampuan yang melampaui
semua orang di rumah dengan kebijaksanaannya yang
mendalam.
Ketika mendengar khotbah Buddha, Sumana langsung
mencapai tingkat kesucian kedua, yakni Sakadagami. Sumana
tidak menikah. Ketika melihat kebahagiaan kedua kakaknya,
Sumana menjadi sedih dan kesepian sehingga membuat ia
menjadi makin kurus, tidak mau makan apa pun. Akhirnya,
Sumana meninggal karena kelaparan dan terlahir kembali di
surga Tusita.
Anathapindika Wafat
Wafatnya Anathapindika dijelaskan dalam
Anathapindikovada Sutta, Nasihat kepada
Anathapindika (MN 143). Anathapindika jatuh
sakit untuk ketiga kalinya dengan rasa sakit yang
amat memburuk. Sekali lagi ia memohon bantuan
Y.A. Ananda dan Y.A. Sariputta. Ketika Y.A.
Sariputta melihatnya, ia tahu bahwa
Anathapindika sudah mendekati ajalnya dan
memberi uraian Dharma.
Ketika mendengarkan khotbah dari Y.A. Sariputta, air mata bercucuran
dari mata Anathapindika. Y.A. Ananda mendekatinya dengan kasih-
saying dan bertanya apakah ia sedang sedih. Namun Anathapindika
menjawab:

“Aku tidak bersedih, wahai Ananda yang mulia. Aku telah lama
melayani Buddha dan para bhikkhu yang sempurna dalam pencapaian
spiritual, namun belum pernah kudengar khotbah yang begitu
mendalam.”
• Setelah menasihati Anathapindika dengan cara demikian, Y.A.
Sariputta dan Ananda pergi. Tak lama kemudian, Anathapindika
meninggal dan terlahir di surga Tusita. Putri termudanya telah
meninggal terlebih dahulu.

• Namun, karena begitu besar pengabdiannya kepada Buddha dan


Sangha, ia muncul di Vihara Jetavana sebagai dewa muda, yang
memenuhi seluruh daerah itu dengan cahaya surgawi.
• Saat itu juga, Y.A. Ananda berkata: “Bhante, dewa muda itu pastilah

Anathapindika. Karena Anathapindika si perumah tangga memiliki

kepercayaan penuh terhadap Y.A. Sariputta.” Buddha membenarkan

Y.A. Ananda bahwa dewa muda itu dulunya memang Anathapindika”

(SN 2:20; MN 143).


Tugas Latihan
1. Jelaskan 5 kecantikan yang dimiliki Visakha?

2. Bagaimana peran Visakha dalam menyokong Buddha?

3. Bagaimana peran Anathapindika dalam menyokong Buddha?

4. Jelaskan tentang keluarga Anathapindika!

5. Anathapindika jatuh sakit untuk ketiga kalinya. Mengapa ia memohon


bantuan Y. A. Ananda dan Y. A. Sariputta?

Anda mungkin juga menyukai