Anda di halaman 1dari 17

Ariyah & Wadi’ah

OLEH: DIKA AWANGGA IX A/11


Pengertian Syarat Ariyah

Dasar Hukum Macam Ariyah

ARIYAH
ARIYAH
(Pinjam
meminjam) Kewajiban
Hukum Ariyah
Pelaku

Hal hal yang harus


Rukun Ariyah
diperhatikan
PENGERTIAN
Ariyah secara bahasa (etimologi):
Ariyah menurut bahasa artinya memutus.
Ariyah menurut istilah (terminologi):
memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian bahwa
dia akan mengembalikan sesuatu yang diterimanya dalam jumlah
yang sama dan dalam jangka waktu yang disepakati.
DALIL ARIYAH
HUKUM ARIYAH
Apabila musta’ir sangat
WAJIB membutuhkan, seperti untuk
berobat dll.

Jika untuk memenuhi kebutuhan


SUNNAH yang cukup penting.
HUKUM
ARIYAH Boleh asal melakukan pinjam
MUBAH meminjam.

Apabila musta’ir digunakan untuk


HARAM hal yang dilarang agama.
RUKUN ARIYAH
Rukun Ariyah ada 4 yaitu

1. Mu’ir (Orang yang meminjami)


2. Musta’ir (Orang yang meminjam)
3. Musta’ar (Barang yang dipinjamkan)
4. Sighat (Ijab Kabul )
Ada juga yang menambahkan ‘Batad Waktu’, namun ada
yang berpendapat bahwa Ariyah adalah tanggung jawab
dan harus saling percaya.
SYARAT ARIYAH
Bagi Mu’ir Bagi Musta’ir Syarat Musta’ar
1. Berhak berbuat baik. 1. Mampu berbuat baik. 1. Jelas milik/dalam
2. Barang milik 2. Mampu menjaga tanggung jawab Mu’ir.
sendiri/dalam tanggung barang yang dipinjam. 2. Bermanfaat.
jawabnya. 3. Hanya mengambil 3. Bersifat tetap.
manfaat dari barang
yang dipinjam.
ARIYAH MUTLAQAH ARIYAH MUQAYYADAH

Yaitu pinjam meminjam Ariyah muqayyadah


barang yang dalam adalah meminjamkan
akadnya tidak suatu barang yang
dijelaskan persyaratan dibatasi dari segi
apapun atau tidak Macam waktu dan
dijelaskan macam kemanfaatannya, baik
penggunaannya. Ariyah disyaratkan oleh kedua
orang yang berakad
maupun salah satunya.
KEWAJIBAN PELAKU ARIYAH
A. Kewajiban Mu’ir
1. Menyerahkan Musta'ar dengan ikhlas dan sukarela
2. Meminjamkan Musta'ar yang tetap dan bermanfaat.
3. Tidak didasari Riba.

B. Kewajiban Musta’ir
1. Menjaga sepenuh hati Musta'ar yang dipinjam.
2. Mengembalikan tepat waktu.
3. Biaya ditanggung peminjam.
4. Bertanggung jawab terhadap Musta'ar yang dipinjam.
HAL HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM ARIYAH
1. Harus dimanfaatkan untuk hal-hal halal.
2. Menggunakan Musta'ar sesuai batasan.
3. Menjaga dan merawat Musta'ar
4. Menanggung biaya (Musta'ir)
5. Boleh diputus sepihak asal tidak merugikan
6. Jika ada perselisihan pengembalian, Musta'ir yang
disetujui atas dasar sumpah
7. Batal jika ada yang meninggal, harus dikembalikan tidak
boleh dimanfaatkan
8. Wajib mengembalikan jika waktu berakhir
Macam-maca Hukum
Pengertian
m menerima

WADI’AH
Dasar Hukum Jenis Barang
(TITIPAN)

Rukun Syarat Pengganti


PENGERTIAN
Wadi’ah secara bahasa:
Wadi’ah menurut bahasa berarti titipan

Wadi’ah menurut ulama Syafi’iyah dan Malikiyyah:


gambaran penjagaan kepemilikan sesuatu terhadap barang-barang
pribadi yang penting dengan cara tertentu.
DASAR HUKUM WADI’AH
RUKUN WADI’AH SYARAT WADI’AH
1. Orang yang menitipkan A. Syarat Muwaddi’.
(Muwaddi’) 1. Baligh.
2. Orang yang dititipi 2. Berakal sehat.
(Mustauda’) B. Syarat Wadi’ah.
3. Wadi’ah (Barang yang 1. Bisa disimpan.
dititipkan) 2. Memiliki nilai.
4. Sighat (Ijab Kabul) C. Syarat Ijab Kabul
1. Pengucapan harus jelas
YAD AL AMANAH YAD AD DHAMANAH
Wadi’ah yad al-amanah yaitu titipan barang yang dititipkan
barang yang dititipkan oleh Muwaddi’ kepada
Muwaddi’ kepada Mustauda’ Mustauda' untuk memelihara
untuk barang tersebut dan Mustauda’
menyimpan barang tersebut. dapat memanfaatkannya
Namun Mustauda’tidak Macam dengan seizin pemiliknya.
dibebankan atas kerusakan Mustauda'
dan kehilangan Wadi’ah macam menjamin untuk
Wadi’ah mengembalikan titipan itu
secara utuh setiap saat saat
pemilik menghendaki. Namun
jika ada keuntungan menjadi
hak Muwaddi'.
HUKUM WADI’AH
Bagi orang yang percaya bahwa dirinya
WAJIB mampu dan sanggup & dipercaya menjadi
Mustauda’

Bagi orang yang percaya bahwa dirinya


SUNNAH mampu dan sanggup menjadi Mustauda’
HUKUM
WADI'AH bagi orang yang percaya dirinya mampu
MAKRUH menjaga barang titipan tetapi masih ada
unsur keraguan akan kemampuan itu.

bagi orang yang percaya dan yakin bahwa


HARAM dirinya tidak mampu
menjaga amanah terhadap barang titipan.
BARANG DAN PENGGANTI
A. Ketentuan Barang
1. Harta Benda
2. Uang
3. Dokumen Penting (Saham, Sertifikat, Surat Perjanjian, dsb.)

B. Ketentuan Pengganti
Wadi’ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan. Maka, ia wajib menjaganya seperti menjaga
barangnya sendiri. Orang yang menerima titipan (mustaudi’) wajib mengembalikan barang titipan jika si
pemilik memintanya. Ia juga tidak wajib mengganti barang titipan jika ada kerusakan, kecuali karena
perilaku gegabah dari penerima titipan.

Anda mungkin juga menyukai