TINJAUAN PUSTAKA
peran, tempatnya pada suatu posisi administrasi, serta persepsi oleh orang lain
3. Teori Ekologik
Penganut teori ini berpendapat bahwa, seseorang akan menjadi
pemimpin yang baik “manakala dilahirkan” telah memiliki bakat kepemimpinan.
Kemudian bakat tersebut dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan
pengalaman-pengalaman yang memungkinkan untuk mengembangkan lebih
lanjut bakat-bakat yang telah dimiliki.
Jadi, inti dari teori ini yaitu seseorang yang akan menjadi pemimpin
merupakan perpaduan antara faktor keturunan, bakat dan lungkungan yaitu
faktor pendidikan, latihan dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan
bakat tersebut dapat teraktualisasikan dengan baik.
Selain ketiga teori tersebut, muncul pula teori keempat yaitu Teori
Kontigensi atau Teori Tiga Dimensi. Penganut teori ini berpendapat bahwa, ada
tiga faktor yang turut berperan dalam proses perkembangan seseorang menjadi
pemimpin atau tidak, yaitu:
1. Bakat kepemimpinan yang dimilikinya.
2. Pengalaman pendidikan, latihan kepemimpinan yang pernah
diperolehnya, dan
3. Kegiatan sendiri untuk mengembangkan bakat kepemimpinan tersebut.
Teori ini disebut dengan teori serba kemungkinan dan bukan sesuatu yang
pasti, artinya seseorang dapat menjadi pemimpin jika memiliki bakat, lingkungan
yang membentuknya, kesempatan dan kepribadian, motivasi dan minat yang
memungkinkan untuk menjadi pemimpin
Menurut Ordway Tead, bahwa timbulnya seorang pemimpin, karena :
1. Membentuk diri sendiri [self constituded leader, self mademan, born
leader]
2. Dipilih oleh golongan, artinya ia menjadi pemimpin karena jasa-jasanya,
karena kecakapannya, keberaniannya dan sebagainya terhadap
organisasi.
3. Ditunjuk dari atas, artinya ia menjadi pemimpin karena dipercaya dan
disetujui oleh pihak atasannya [Imam Mujiono, 2002: 18].
GAYA KEPEMIMPINAN
Karena dan sifat antara perilaku seseorang dengan orang lainnya tidak
pasti sama,maka gaya kepemimpinan (leadership style) yang telah
diperlihatkan pun tidak sama pula. Ada beberapa gaya kepemimpinan :
a. Diktator
Pada gaya kepemimpinan diktator,ini upaya pencapai tujuan
dilakukan dengan menimbukan ketakutan serta ancaman. Tidak ada
hubungan dengan bawahan,karena mereka dianggap hanya sebagai
pelaksana dan pekerja saja.
b. Autokratis (Autocratic)
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang
dilakukan diputuskan oleh pimpinan semata-mata. Ciri kepemimpinan gaya
dapat naik. Akan tetapi disisi lain menimbulkan kerugian antara lain berupa
c. Demokratis (Democratic)
bawahan
saling menghargai
dan bawahan.
keuntungan antara lain berupa keputusan serta tindakan yang lebih obyektif,
tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinanya moral yang tinggi. Sedang
d. Kebebasan (Laissez-faire)
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam hal ini peranan pimpinan
adalah :
bawahannya
organisasi antara lain berupa kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut
selera masing-masing.