Anda di halaman 1dari 3

warta KESMAS

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Edisi 03 | 2018

Menjaga
Kesehatan
Ibu & Anak
FOKUS

Periksa Tumbuh
Kembang Anak Yuk
FOKUS

Pesan Menkes, Jangan


Biarkan Anak Sendirian
PERISTIWA

Tumbuh Kembang
Optimal Mendukung
Keberhasilan Anak
SERBA-SERBI

7 Cara Menjadi
Pembicara Handal

Edisi 03 | 2018 1
Pada dasarnya terdapat umumnya adalah bayi dan balita, suplementasi. Risiko bila
beberapa tujuan pemberian ibu hamil dan menyusui, serta asupan gizi pada ibu hamil
makan dalam situasi darurat lansia. Morbiditas dan mortalitas dan menyusui tidak memadai
selain untuk bertahan hidup, bayi dan anak umumnya mencakup komplikasi kehamilan,
yaitu mempertahankan/ meningkat selama situasi kematian ibu, kelahiran bayi
memperbaiki status gizi darurat, sehingga diperlukan dengan berat badan kurang,
utamanya pada kelompok intervensi yang tepat termasuk dan pemberian ASI yang tidak
rentan, menyelamatkan aset gizi untuk melindungi dan lengkap. Dengan demikian
produksi, menghindari migrasi mencapai pemberian makan perencanaan untuk pemberian
massal, menjamin tersedianya yang optimal. Bayi 0-6 bulan makanan umum juga harus
makanan dalam jumlah yang dalam situasi darurat tetap harus mempertimbangkan kebutuhan
cukup untuk seluruh penduduk, diupayakan untuk mendapatkan tambahan bagi ibu hamil dan
mendorong rehabilitasi keadaan ASI Eksklusif. Bila ibu mengalami menyusui. Prinsip yang harus
secara swadaya masyarakat, masalah, upaya relaktasi perlu terpenuhi pada pemberian
serta mengurangi kerusakan dilakukan terlebih dahulu makan bagi ibu hamil dan
Peristiwa
sistem produksi pangan dan sebelum mengambil alternatif menyusui dalam situasi darurat
pemasarannya. Beberapa prinsip untuk memberikan pengganti adalah diantaranya minimal
dasar yang wajib dipenuhi ASI. Bila ibu meninggal dunia 2.100 kalori terpenuhi dan ibu
Pemberian Makan Pada Kelompok Rentan dalam pemberian makanan dalam kejadian bencana, hamil mendapatkan tambahan
Dalam Situasi Darurat dalam situasi darurat meliputi
koordinasi, bantuan spesifik,
pengganti ASI perlu dicukupi
dan diberikan sesuai standar
sejumlah 285 kkal/hari, ibu
menyusui mendapatkan
nilai gizi, waktu pendistribusian dibawah pengawasan petugas tambahan sejumlah 500
Oleh. Yuni Zahra yang tepat, standarisasi jumlah kesehatan mengingat tingginya kkal/hari, serta pemberian
kebutuhan bahan makanan, risiko diare pada situasi darurat. suplementasi sesuai keadaan
partisipasi masyarakat, serta Setelah 6 bulan, bayi perlu kehamilan,.
Salah satu situasi kedaruratan sepanjang tahun 2018 di Salah satu permasalahan pemantauan dan evaluasi mulai mendapatkan Makanan Disisi lain, lansia merupakan
yang sering menimbulkan Indonesia telah terjadi 1.134 yang dihadapi dalam upaya termasuk penetapan target. Pendamping ASI (MP-ASI) dan salah satu kelompok rentan yang
banyak korban adalah kejadian kejadian bencana seperti banjir, penanggulangan bencana Kelompok yang paling pemberian ASI harus tetap masih seringkali terabaikan.
bencana, dan biasanya terjadi tanah longsor, gelombang terutama untuk memenuhi sering menanggung risiko dilanjutkan hingga anak berusia Padahal faktor – faktor risiko
secara mendadak disertai pasang, puting beliung, kebutuhan dasar bagi dalam situasi darurat adalah 2 tahun; begitu pula dalam gizi yang mengurangi akses
dengan jatuhnya banyak korban. kekeringan, kebakaran hutan dan masyarakat dan korban bencana perempuan, anak-anak, orang situasi darurat. Sekitar 30% lansia ke makanan karena proses
Kejadian bencana di Indonesia lahan, gempa bumi, serta letusan adalah kebutuhan pangan, lanjut usia, penyandang cacat, dari kandungan energi dalam menua termasuk penyakit dan
terus meningkat dari tahun gunung berapi (BNPB, 2018) khususnya yang terkait dengan dan penyandang HIV/AIDS menu balita disarankan berasal kecacatan, stress psikologis,
ke tahun. Data menyebutkan pemenuhan nilai gizi yang (ODHA). Dalam konteks tertentu, dari sumber lemak. Apabila serta keadaan darurat justru
memenuhi standar minimal seseorang juga bisa menjadi anak 6-24 bulan tidak memiliki membutuhkan perhatian khusus
terutama pada kelompok rentan. rentan karena alasan asal etnis, akses terhadap ASI, maka dalam pemberian makanannya.
Dalam penanganan gizi pada afiliasi keagamaan, politik, makanan yang diberikan harus Lansia harus mendapatkan
situasi darurat, respon untuk atau pengungsian. Kerentanan memenuhi untuk mencukupi akses bantuan pangan dengan
mencegah dan memperbaiki tertentu mempengaruhi seluruh kebutuhan gizinya lebih mudah. Makanan yang
masalah gizi memerlukan kemampuan orang untuk dengan perhitungan secara
pencapaian standar-standar menghadapi dan bertahan utuh tanpa tambahan dari ASI.
minimum tidak hanya dari sisi hidup dalam suatu bencana, Selain itu balita membutuhkan
makanan saja namum juga dan mereka yang paling berisiko suplementasi sesuai program
termasuk pelayanan kesehatan, harus diidentifikasi dalam setiap berjalan seperti vitamin A.
pasokan air dan sanitasi, hingga konteks. Ibu hamil dan menyusui juga
hunian dan penampungan. Dalam konteks darurat di perlu menjadi prioritas dalam
Indonesia, kelompok rentan situasi darurat termasuk
yang paling banyak dijumpai pemberian makan serta

34 Edisi 03 | 2018 Edisi 03 | 2018 35


diberikan juga perlu disesuaikan
dengan kondisi lansia agar lebih
mudah dikonsumsi dengan tetap
memperhatikan pemenuhan
gizinya.
Beberapa faktor dapat
mempengaruhi persiapan,
pengolahan, dan pemberian
makan pada kelompok rentan
dalam situasi darurat. Budaya
dan kebiasaan makan setempat
salah satunya. Pemberian
makanan dalam situasi darurat
hendaknya tetap memperhatikan
apa saja jenis bahan makanan
yang umum dikonsumsi oleh
masyarakat diwilayah darurat
dan bagaimana mereka biasa
mengolah bahan tersebut Dapur MP-ASI di lokasi pengungsian
untuk dikonsumsi. Bila gempa Lombok, NTB
makanan yang diberikan tidak
memperhatikan pola kebiasaan
setempat, setinggi apapaun hal ini berbahaya terutama bagi untuk standar persiapan hingga
nilai gizinya maka daya terima kelompok rentan. pengolahan makanan dalam
masyarakat akan rendah dan Bahan makanan kering juga situasi darurat, sehingga risiko
menjadi hal penting dalam kontaminasi penyakit bisa
situasi darurat, terutama pada dikurangi bahkan dihindari.
masa awal bencana untuk Pengawasan serta tindak lanjut
mempertahankan kondisi fisik menjadi tahapan selanjutnya
dan menghindari kelaparan. untuk memastikan tujuan
Keadaan darurat dapat dari pemberian makanan
mengakibatkan terbatasnya seperti telah dibahas diatas
bahan bakar untuk memasak. dapat tercapai. Pengawasan
Padahal umumnya dalam situasi perlu dilakukan pada proses
darurat masyarakat mengungsi pendistribusian bantuan dan
dan tinggal bersama diwilayah pendistribusian makanan di
yang relatif aman secara tingkat komunitas dan bahkan
berkelompok sehingga bahan sampai tingkat rumah tangga.
bakar dalam jumlah besar Pada tahap tindak lanjut tetap
menjadi sangat dibutuhkan perlu diupayakan bahwa
untuk memasak dalam jumlah korban bencana memahami
yang banyak. Dengan demikian apa kebutuhan mereka dalam
perlu pemilihan jenis bahan hal makanan dan bagaimana
makanan yang lebih mudah akses pencapaiannya, serta
masak atau matang. Penyediaan kewaspadaan pasca bencana
air bersih dan alat masak sebagai untuk mencegah masalah gizi
sarana penunjang wajib dipenuhi yang muncul.

36 Edisi 03 | 2018 Edisi 01 | 2018


Edisi 03 37

Anda mungkin juga menyukai