Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA KELUARGA TN. S (58 TAHUN) DI RT. 05 RW. 07 KELURAHAN


PUDAKPAYUNG KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga Profesi 38

Dosen Pembimbing :
Megah Andriany, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom., Ph.D

Pembimbing Klinik :
Dian Ayu Wulandari, S. Kep., Ners.

Disusun oleh :
Siti Rahmawati
22020121210081
Kelompok 8

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2021
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian dilakukan pada hari Rabu tanggal 03 November 2021 dirumah Tn. S
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Suwartono
2. Alamat Kelurahan :
Dusun Siroto Kelurahan Pudakpayung RT
05 RW 07 Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang
3. No. Telp/HP : 08571275xxxx
4. Pekerjaan : Karyawan Swasta
5. Pendidikan : SLTA/Sederajat
6. Komposisi Keluarga :
No Nama Usia Jenis Hubunga TTL Pekerjaan Pendidikan
. Kelami n dg. KK Terakhir
n
1. Suwarton 58 L Kepala Semarang Karyawan SLTA/Sederaj
o tahu Keluarga , 04 Juni Swasta at
n 1963
2. Ny. D 56 P Istri Semarang Wiraswast SLTA/Sederaj
tahu , 03 April a at
n 1965
7. Genogram (paling sedikit menggambarkan 3 generasi)
8. Tipe Keluarga
Tn. S berkata, “Keluarga saya terdiri dari saya, istri sama saya punya 2
anak laki laki semua, tapi sudah menikah dan berkeluarga”
Ny. D berkata, “yang tinggal disini ya cuman saya sama suami saja mbak,
anak pertama sudah bangun rumah disebelah mbak, anak yang kedua
dipasuruan”
Tipe Keluarga Tn. S adalah Middle age atau aging couple dimana dalam
satu rumah tangga terdiri dari suami yang bekerja, istri dirumah atau
keduanya bekerja diluar rumah, dan anak- anak sudah meninggalkan
rumah. Anak Tn. S ada 2 akan tetapi sudah berumah tangga dan sudah
meninggalkan rumah artinya di dalam rumah hanya ada suami dan istri.
9. Budaya
a. Suku Bangsa dan Bahasa yang Digunakan
Keluarga Tn. S bersuku Jawa, serta dalam kehidupan sehari-hari
Bahasa yang digunakan keluarga Tn. S adalah Bahasa Jawa dan
Bahasa Indonesia. Ny. D berkata, ”Saya sukune Jawa mbak, saya
sama suami asli dari dusun sini. Saya seringnya pake Bahasa jawa
mbak kalau dirumah ngobrol sama keluarga, ngobrol sama tetangga.
Bahasa Indonesia jarang-jarang paling kalau ada acara tertentu saja
mbak.”
b. Pantangan dan Kebiasaan Budaya yang Berhubungan dengan
Masalah Kesehatan
Ny. D berkata, “Kalau saya sih nggak ada pantangan makan, ya saya
biasane tak makan semua. Paling kalau makanannya nggak saya suka
ya saya cuma makan sedikit. Saya mengurangi makan yang bersantan
dan berminyak mbak kemarin habis di cek di apotek kok saya
kolesterolnya tinggi, terus saya ubah pola makan saya mbak, biasanya
makan cuman ini saya mengurangi si mbak. Kalau suami saya itu gak
suka sayur kol, kacang-kacangan mbak, 2 bulan kemarin juga habis
dicek juga kolesterolnya normal mbak cuman asam urat nya yang
agak tinggi mbak, terus suami saya bikin obat tradisional mbak, ya
kayak rebusan daun sirsak, daun salam, daun kelor gitulah mbak,
kadang saya juga ikutan minum”
10. Agama
a. Agama yang Dianut
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam. Tn. S berkata,
“Alhamsulillah, semuanya agamanya Islam mbak di keluarga saya.”
b. Kegiatan Keagamaan di Rumah dan di Masyarakat
Ny. D berkata, “Kalau kegiatan keagamaan di masyarakat saya
jarang ikut mbak mbak sekarang karena pandemi, sebelum pandemi
disini pengajian ada setiap satu seminggu sekali. Kalau sholat lima
waktu saya dirumah mbak”
Tn. S berkata, “Kalau kegiatan keagamaan di RT ini buat bapak-
bapak paling tahlilan setiap malam jumat mbak, saya selalu ikut.
Sholat jumat juga alhamdulillah ikut. Kalau sholat lima waktu
biasanya dirumah, kadang sholat di masjid.”
c. Persepsi Anggota Keluarga tentang Agama
Menurut Tn. S dan Ny. D agama itu penting karena yang menjadikan
pedoman dan pegangan dalam hidup.
Ny. D berkata, “Ya agama itu penting mbak, dengan adanya agama
terutama karena saya Islam ya saya harus percaya akan kuasa Allah,
karena agama juga kan pedoman dan pegangan kita.
Tn. S berkata, “Kalau mau sukses diduniakan harus inget sama Allah
mbak.”
d. Kepercayaan yang dapat Mempengaruhi Kesehatan
Ny. D berkata, “Kalau kesembuhan dan kesehatan kan ada ditangan
Allah juga mbak, jadi kita hanya bisa berdoa dan berusaha. Kalau pas
kita sakit ya biasanya diobatain sendiri dulu diusahain gak minum
obat dulu mbak, kalau kecapekan ya istirahat kalau belum sembuh
juga baru periksa ke puskesmbak atau ke dokter mbak.”
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Penanggungjawab Ekonomi
Penanggungjawab ekonomi keluarga Tn. S adalah Tn. S namun Ny. D
juga membantu bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Tn. S
berkata, “Kalau penanggung jawab ekonomi ya saya mbak sebagai
kepala keluarga, tapi istri saya juga bekerja membantu produksi telur
asin dan botok telur mbak.”
b. Dukungan Ekonomi
Keluarga Tn. S tidak memiliki dukungan ekonomi dari pihak lain,
sumber ekonomi dari hasil kerja Tn. S dan Ny. D. Tn. S berkata, “Ya
kalau dukungan ekonomi enggak ada mbak, yang penghasilan
ekonomi dari keluarga sendiri alhamdulillah kan saya kerja istri saya
juga bantu kerja dari kita berdua buat pemenuhan kebutuhan
ekonomi, gak ada dukungan ekonomi dari pihak lain mbak. Paling
dari anak anak kadang ngasih uang kadang enggak karena Anak anak
juga sudah mandiri semua alhamdulillah jadi kita gak khawatir biaya
anak mbak.”
c. Jumlah Pendapatan
Keluarga Tn. S berpenghasilan sekitar 2.5 juta rupiah. Tn. S berkata,
“Alhamdulillah kalau penghasilan di keluarga kalau digabung ya
sekitar 5 jutaan mbak, ya alhamdulillah kalau buat makan dan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari yaa tercukupi mbak. Kalau istri
produksi telur kan penghasilannya kan nggak pasti mbak, kan harus
memilih telur telur yang bagus dan berkualitas mbak. Tapi istri
mensiasati telur yang gak bisa buat telur asin dibuat bothok telur”
d. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
Ny. D berkata, “Kalau pemenuhan kebutuhan sehari-hari
alhamdulillah tercukup mbak, soalnya kita juga kalau makan ya
seadanya. Kalau beli lauk atau sayur, itu biasanya beli dipasar atau
nggak diwarung di dusun sini mbak. Nggak beli perbulan si mbak,
kalau pas abis aja beli, atau nggak pas lagi kepasar terus beli.”
e. Tabungan/Asuransi yang Dimiliki Keluarga
Keluarga Tn. S memiliki asuransi kesehatan BPJS, Tn. S berkata,
“Punya BPJS mbak dulu kelas 1 tapi sekarang turun aja ke kelas 3
yang lebih murah bayarnya, soale kan kita cuman berdua saja mbak”
f. Indikator Keluarga Sejahtera : Keluarga Sejahtera III
- Rekreasi (1x6 bulan)
Tn. S berkata, “Kalau refreshing ya kalau mau ambil telur kan di
salatiga ya itu saya anggap refreshing, tergantung kitanya to
mbak, bisa menikmati atau tidak, kalau tidak dinikmati ya enggak
refresh.”
- Mempunyai Tabungan Keluarga
Tn. S berkata, “Alhamdullillah mbak, ada tabungan dikit dikit buat
usaha.”
Ny. D berkata “Uang pendapatan setiap hari pasti disisain buat
modal besok harinya mbak. Sisanya ya kadang buat ditabung gitu,
buat keperluan bulanan.
- Kegiatan Kemasyarakatan
Ny. D berkata, “Saya sama suami paling ikut anggota aktif
UMKM Sekar Wangi mbak. Kegiatan mingguan paling ikut senam
pagi mbak tiap hari Minggu pagi sama rabu pagi, kalau ada
kegiatan posyandu, posbindu ya ikut, saya akan bantu selagi saya
masih bisa, pasti saya akan bantu mbak.”
- Transportasi
Ny. D berkata, “Ada 2 mobil, 1 mobil dibuat bapak, 1 mobil
nganggur sudah rusak mbak, motor ada 1 kalau bepergian dekat
ya bawa motor.”
- Makan Sambil Berkomunikasi
Ny. D berkata, “Kalo ngobrol-ngobrol enaknya pas sarapan pagi
mbak sama waktu nyiapin produksi, kita duduk bareng-bareng
sambil cerita.”
g. Status Ekonomi
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pendapatan keluarga
Tn. S pada golongan pendapatan tinggi (Lebih dari
Rp3.500.000,00/bulan)
12. Kebutuhan Rekreasi atau Waktu Luang Keluarga
Tn. S berkata, “Paling kalau lagi luang, biasanya kita nonton TV bareng-
bareng mbak.”
Ny. D berkata, “Saya kalau hiburan paling ya nonton TV mbak. Kalau
ada dinas ke luar ya sekalian refreshing.”
Tn. S berkata, “kalau saya kan ambil telurnya itu disalatiga sama anak
jadi ya sekalian buat refreshing aja mbak,
B. Riwayat Hidup Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga dengan
orang tua usia pertengahan. Tahap ini dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiunan atau kematian
salah satu pasangan. Tn. S dan Ny. D hanya tinggal berdua dengan
umur 58 tahun dan 56 tahun.
Ny. D berkata, “anak saya yang terakhir itu sudah menikah mbak dan
sudah pindah ke pasuruan sama istri dan anaknya”
2. Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas perkembangan keluarga dengan orang tua usia pertengahan
antara lain mempertahankan kesehatan, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak, serta
meningkatkan keakraban pasangan. Tugas perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi dari Tn. S dan Ny. D yaitu mempertahankan
kesehatan. Ny. D berkata “dulu itu kami gak punya penyakit apa apa,
paling ya sakit demam, batuk pilek biasa, terus agak kaget kemarin
cek kesehatan ternyata saya kolesterolnya agak tinggi dan bapak asam
uratnya yang agak tinggi mbak”
Tn. S berkata “kami kalau sama tetangga dan anak-anak masih
hubungan dekat mbak, soalnya kan anak saya rumahe di samping
mbak… jadi deket, kalau kangen cucu bisa kesamping atau mereka
yang kerumah gitu mbak. kalau yang jauh ya sering telvon ngasih
kabar”
3. Riwayat Keluarga Inti
a. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Di dalam keluarga Tn. S belum pernah ada anggota keluarga yang
dirawat di rumah sakit.
Ny. D berkata, “Kalau kami sekeluarga gak pernah yang sakit
sampe dirawat inap di rumah sakit mbak. Kalau saya senam terus
mbak setiap minggu 2 kali hari rabu sama minggu mbak.. kalau
suami jarang olahraga mbak, karena sibuk kerja biasanya
berangkat pagi pulang sore, kalau pulang siang paling cuma buat
makan. Kalau saya ada kolesterol mbak kalau suami saya ada
asam urat tapi kalau sudah dikasih obat tradisional kayak jamu
gitu udah sembuh kok mbak kan kadang linu-linu ya mbak
dibadan”
b. Perhatian terhadap Pencegahan Penyakit
Ny. D berkata, “Kalau saya paling biasanya cek kesehatan kalau
ada panggilan dari dinas mbak.. kalau disuruh ngumpulin orang
yang DM pasti ada cek kesehatannya nanti saya ikutan sama
suami jadi gratis cek kesehatannya, misalkan udah sakit parah
mbak, baru persiksa ke puskesamas. Tapi kalau sakit cuma pusing
biasa gitu yang masih bisa minum jamu dulu mbak. Suami si mbak
yang paling suka buat minuman tradisional tapi ya saya ikut
minum juga. Sayakan ada kolesterol, suami ada asam urat mbak,
Selama ini saya juga gak ada pantangan makan apapun sih mbak
jadi saya makan apa aja mbak, yang penting gak berlebihan sama
rutin cek kesehatan. Terus kalau olahraga juga sudah berjalan
seminggu 2 kali senam bersama ibu ibu pada hari rabu sama
minggu”
c. Sumber Pelayanan Kesehatan
Keluarga Tn. S biasanya melakukan pemeriksaan kesehatan di
puskesmas atau di klinik. Ny. D berkata, “Kalau kami biasanya
periksa ya biasanya ke puskesmas mbak, atau ke klinik mbak. Pake
BPJS mbak, kemarin mbak baru cek kesehatan tapi di apotek
karena ada gratis.”
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
a. Riwayat pada Kesehatan Keluarga dari Pihak Suami dan Istri
Keluarga Tn. S memiliki riwayat penyakit keluarga. Tn. S berkata,
“keluarga saya itu punya riwayat hipertensi mbak, kakak-kakak
saya punya riwayat hipertensi, tapi alhamdulillah saya enggak
kena hipertensi mbak, tapi saya kemarin habis cek kesehatan
ternyata asam urat nya yang tinggi mbak.”
Ny. D berkata, “ ibu bapak saya gak ada mbak alhamdulillah,
kemarin saya ikut cek kesehatan sama suami saya yang agak
tinggi kolesterolnya mbak.”
b. Konflik antar Keluarga Pasangan
Tn. S berkata, “Kalau konflik atau masalah sama mertua gak ada
sih mbak baik-baik aja. Ny. D berkata, “Kalau masalah sama
keluarganya suami alhamdulillah enggak pernah sih mbak, baik-
baik saja selalu.”
c. Riwayat Hubungan Keluarga
Ny. D berkata, “Kalau di dalem keluarga kalau ada masalah ya
biasa sih mbak cuman ya bisa diselesaiin baik-baik dengan
komunikasi atau gak diomongin baik-baik gitu mbak.
Alhamdulillah punya anak yang penurut jadi kalau marah sama
anak-anak juga sudah dewasa semua jadi ya malah jarang mbak.”
C. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah pribadi yang memiliki panjang
12 meter dan lebar 8 meter sehingga keseluruhan luas total rumah
keluarga Tn. S adalah 96 m2. Lantai rumah Tn. S menggunakan
keramik, ventilasi rumah baik dimana di setiap kamar dan setiap pintu
atau jendela terdapat lubang ventilasi sendiri. Rumah Tn. S memiliki
teras dengan ukuran 1x2 meter dengan kondisi teras memiliki atap
yang tertutup dan terdapat meja dan beberapa kursi di depan. Halaman
depan rumah Tn. S di tanami beberapa tumbuhan.
Kamar mandi rumah Tn. S menggunakan bak mandi dan
menggunakan toilet jongkok. Rumah Tn. S tembok tidak menempel
dengan tembok tetangga, tembok terbuat dari batu-bata, atap tidak
bocor. Pencahayaan di dalam maupun di luar rumah baik. Bagian
dalam dan luar rumah tampak bersih dan rapi. Dibagian teras rumah
terdapat beberapa kotoran ayam karena terdapat kandang ayam
disamping rumah.

a. Sistem Pembuangan Sampah


Ny. D berkata, “Kalo sampah di sini ada pembuangan sampah
keliling mbak. Jadi kalo sampah di dapur sudah penuh langsung
ditaruh di depan biar nanti diambil petugas keliling.”
b. Keamanan
Ny. D berkata, “Alhamdulillah sekarang aman. Kalau dulu pernah
ada yang kemalingan motor mbak. Tapi langsung di urusin sama
kepala desanya mbak, terus akhirnya ketemu. Jadi kalau sekarang
udah aman nggak ada apa-apa. Kalau sama kepala desanya di
suruh pada ngronda gitu mbak, tapi karena aman kadang
dirondain kadang juga nggak mbak.”
c. Kepuasan Penataan Rumah
Ny. D berkata, “Kalau penataan rumah sampe sekarang udah puas
sih mbak, karena barang-barangnya juga nggak banyak jadi ya
cuma segitu. Seperti ini aja udah nyaman mbak, capek juga kalau
mindah-mindah gitu mbak.”
d. Pengetahuan tentang Lingkungan
Ny. D berkata, “Kalau lagi sempet dan nggak capek saya bersihin
setiap hari nyapu ngepel. Kalau sempet mbak, soalnya banyak
kegiatan diluar mbak jadi kadang urusan rumah gak keurus.
Kalau pas menantu saya mampir kerumah ya kadang dibantuin
buat bersih-bersih, kan sudah berkeluarga jadi ya jarang bantuin.
Kalau kamar mandi sering dibersihin soalnya licin, kalau saya
habis mandi serinng saya gosok biar nggak licin biar nggak jatuh
mbak. Kalau bak kamar mandi saya bersihin kalau udah keliatan
kotor, biasanya dua sampai tiga minggu sekali. Kalau ganti
seprai ya kalau sempet sebulan sekali kadang dua bulan sekali
mbak. Cuman biasanya yang halaman atau teras bersihinnya
sering mbak, soalnyakan banyak orang lewat jadi kotor kalau
nggak dibersihin, hampir setiap hari disapu.”
2. Denah Rumah

3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a. Kebiasaan
Ny. D berkata, “Kalau di lingkungan sini orangnya rata rata
produksi snack mbak jadi kalau ada pesenan selalu mendukung
satu sama lain, saling membeli juga mbak, saling membantu kalau
ada masalah, dan sering melakukan kegiatan bareng. Kalau saya
kan yang mengajak mbak jadi ya harus jadi panutan supaya warga
pada ikut kegiatan mbak. Ada juga kebiasaan senam seminggu 2
kali, Suami saya ikut pengajian setiap jumat malam seperti
tahlilan gitu mbak. Iya kalau tetangga-tetangga seminggu sekali
pengajiannya mbak”
b. Lingkungan Fisik
Ny. D berkata, “Kalau disini kan enak mbak nyaman soalnya
orangnya baik-baik. Tentangga juga baik-baik semua.
Lingkungannya juga adem sejuk mbak, masih sehat rasanya jadi
tinggal disini enak rasanya. Banyak kegiatan diluar jadi enggak
bosen dirumah, tapi tetep menjalankan protokol kesehatan mbak,
cuacanya juga masih enak, enggak ada banjir.”
c. Aturan/Kesepakatan Penduduk Setempat
Ny. D berkata, “Kalau disini aturan tertulis yang terpampang
besar gitu gak ada mbak, cuman paling kalau ada tamu dari luar
seperti jenengan niki mbak harus lapor pak RW dulu nanti mau
ambil RT berapa nanti baru lapor ke RT. Semua warga sini
menaati sih mbak,, kalau ada tamu gitu mereka lapor”
d. Budaya Setempat (Kesehatan, Usia, Pendidikan, Pekerjaan,
dan Persepsi Keluarga terhadap Komunitas)
Ny. D berkata, “Di lingkungan sini semuanya menjaga kesehatan
sih mbak, jadi banyakan orang pada sehat. Paling yang biasanya
banyak yang sakit lansia yang sudah berumur mbak, dan ada
beberapa tetangga yang terkena DM mbak sama hipertensi tapi ya
gak semua mbak, paling beberapa saja mbak, ada yang kakinya
sakit kecapean gitu mbak ada yang tangannya sakit kayak kram
gitu mbak, kalau duduk terlalu lama itu ya pegel pegel semua,
karena rata-rata kalau pekerja produksi kan kerjanya monoton ya
mbak. Kalau pendidikan rata-rata sekarang ini SMA disini mbak
tapi ya ada yang sarjana juga ada yang SD, SMP, macem-macem
mbak. Banyak disini pekerjaanya ya produksi snack mbak, kan di
RW 7 terkenal dengan paguyuban sekarwangi mbak, UMKM para
pekerja snack. Warga disini tapi kalau diminta kegiatan gitu aktif
mbak. Biasanya disini kalau ada yang sakit juga dijenguk kok
mbak kalau tau sakit.”
4. Mobilitas Geografis Keluarga
a. Tempat Tinggal Keluarga
Ny. D berkata, “Saya sama suami asli sini mbak sudah lama
setelah menikah ya tinggalnya disini sekitar 40 tahunan. Paling
kalau mau ke rumah orang tua saya ya kalau saya sempet mbak,
rumahnya kan juga deket..”
b. Keluarga Mencapai Fasilitas Kesehatan
Ny. D berkata, “Biasanya kalau sakit periksanya ke puskesmas
mbak. Kalau sakit biasa kayak pusing meriang itu ya minum obat
herbal mbak, kalau masih sakit belum sembuh, biasanya baru ke
puskesmas sih mbak. Ke rumah sakit kalau dari pukesmas
pudakpayung gak sanggup, kalau masih bisa ya ke puskesmas
dulu. Disini deket si dari rumah sakit, soalnya kan perkotaan ya
mbak jadi kemana mana itu mudah, kalau ke puskesmas
pudakpayung paling 10 menit sampe mbak gak ada malah, ya
segitunan lah mbak ”
c. Sarana Transportasi
Keluarga Tn. S mempunyai 1 motor dan 2 mobil. Ny. D berkata,
“ada mobil 2 mbak tapi yang 1 rusak jadi yang bisa digunain
hanya 1 mobil. Kalau mau ada kepentingan atau nganterin produk
atau ada kegiatan luar pake mobil mbak. Kalau pergi-pergi deket
deket sini ya pake motor mbak, pergi ke puskesmas gitu ya pake
motor aja mbak wong deket. Kalau kaya angkot, bus gitu disini
nggak ada mbak. Disini semuanya udah punya kendaraan pribadi
pribadi mbak alhamdulillah”
5. Asosiasi Transaksi Keluarga Dengan Komunitas
a. Perkumpulan Keluarga
Ny. D berkata, “Nggak ada waktu khusus buat kumpul sih mbak.
Kan saya sama suami juga kerjanya bareng, produksi telur asin
juga bareng mbak jadi ya gak ada waktu buat ngumpul, paling ya
kalau ada acara acara besar kayak idul fitri, idul adha pasti
kumpul semua keluarga mbak. Kalau lagi kumpul ya biasanya
ngobrol sambil nonton tv mbak. Nggak ada waktu khusus buat
ngumpul, hari minggupun tetep kerja tetep ada kegiatan. Jadi
kumpulnya ya tiap hari mbak sama suami dan anak saya juga
kadang kalau membantu produksi”
b. Interaksi dengan Masyakat
Ny. D berkata, “Kalau hubungan sama tetangga baik-baik aja
mbak kadang saya juga sering ngumpul-ngumpul di depan rumah
pada ngobrol. Kadang diwarung juga sering ngobrol mbak.
Orangnya disini baik-baik semua. Suami saya juga sering ngobrol
didepan rumah sama tetangga gitu mbak”
Ny. D berkata, “Kalau anak saya juga baik mbak ke tetangga
mbak, sekarang aja dipercaya untuk jadi RT mbak, kalau bapak
(suami) ya udah jadi RW itu sejak tahun 2009 terus selang 2
periode jadi lagi mbak, karena warga sini sudah merasa nyaman
sama suami saya mungkin ya mbak, pernah mau mengundurkan
diri mbak tapi gak dibolehin sama warga sini.”
Ny. D berkata, “Kalau anak kedua saya kan udah pindah luar kota
sama istrinya jadi jarang berinteraksi sama tetangga, kesini paling
kalau acara acara besar gitu mbak.”
D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. D berkata, “Kalau selama ini sih kalau ada masalah kita saling
cerita sih mbak baik suami ke saya maupun saya ke suami. Anak-anak
pun juga begitu mbak biasanya juga mereka langsung cerita kalau
ada apa-apa. Kadang ya saya tanyain mbak baru mereka cerita.
Biasanya sih kalau cerita gitu sama suami ya kita saling ngasih saran
sama pendapat gitu mbak, kalau sama anak saya ya minta pendapat
baiknya gimana atau suami yang ngasih nasehat atau saran ke anak-
anak gitu mbak.”
2. Sistem Pendukung Keluarga
a. Formal
Tn. S berkata, “Kami sekeluarga punya BPJS, semuanya akif mbak
dan bisa dipakai kalo berobat ke rumah sakit.”
b. Informal
Ny. D berkata, “Orang-orang di sini baik dan peduli satu sama
lain, kalau tau ada yang sakit sama kesusahan langsung jenguk
dan bantuin. Suka apa-apa dirembug barneg juga dan emang udah
ada yang koordinasiin kalo kaya gitu.”
3. Struktur Kekuatan Keluarga
Ny. D berkata, “Biasanya kalau didalam keluarga sih saling
mendukung sih mbak, kadang kalau misal anak-anak bingung
membuat keputusan apa kadang tanya ke saya sama suami saya, tapi
karena anak anak udah dewasa juga kadang dia udah bisa mengambil
keputusan sendiri. Saya sama suami juga tidak terlalu mengekang
atau membatasi anak-anak sih mbak. Saya sama suami biasanya ya
saling bertukar saran gitu mbak kalau ada masalah, dan kalau emang
ada masalah keluarga ya diselesaiin bareng-bareng juga gitu mbak.”
4. Struktur Peran
a. Formal
- Tn. S mempunyai peran sebagai kepala keluarga, bapak, dan
pencari nafkah utama
- Ny. D mempunyai peran sebagai pengatur segala urusan rumah
tangga seperti menyiapkan makanan, membersihkan rumah,
mengatur keuangan, dan berbelanja, Ny. D juga berperan
sebagai istri bagi suaminya, dan pencari nafkah namun bukan
utama di dalam keluarga.
b. Informal
Tn. S berkata, “Kalau pengambilan keputusan biasanya diambil
saya atau gak istri saya mbak, cuman kalau keputusan terkait
masalah dan keinginan anak ya kita juga melibatkan anak-anak
juga mbak.”
5. Nilai dan Norma Keluarga
a. Nilai
Keluarga Tn. S menanamkan nilai kekeluargaan dan keterbukaan.
Tn. S berkata, “Ya semisal ada masalah ya kita selesaikan dengan
kekeluargan sih mbak dengan internal anggota keluarga sendiri,
dan kita berusaha antara saya anak dan istri gak ada yang
ditutup-tutupi gitu mbak.”
b. Norma
Keluarga Tn. S tidak mempunyai peraturan khusus terhadap
anaknya. Keluarga Tn. S memberikan kebebasan kepada anaknya
selama masih dalam batas tidak melanggar norma.
Tn. S berkata, “Saya nggak pernah nglarang-nglarang anak sama
istri mbak, tapi sejauh ini ya anak-anaknya pada nurut-nurut, istri
juga nurut. Kalau terlalu banyak aturan malah biasanya anak
sama istri yang jadi nggak nyaman apalagi sekarang anak anak
sudah pada berkeluarga mbak.”
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
a. Bagaimana Keluarga Mengapresiasikan Perasaan Kasih
Sayang
Ny. D berkata, “Seperti ini mbak biasanya saya telponan sama
anak saya yang diluar kota sama istrinya hampir setiap minggu
sekali untuk tanya keadaannya gimana, kalau sama anak saya
pertama kan rumahnya disebelah saya jadi kalau ada apa-apa kan
deket, kalau kangen tinggal dateng kerumahnya tanya keadaan.
Kalau sama suami saya, biasanya saya masakin yang enak-enak
sambil cerita."
b. Perasaan Saling Memiliki
Ny. D berkata, “Ya sekarang sudah bahagia mbak, sudah punya
dua anak, udah besar-besar udah sukses semua, udah punya cucu
juga, bersyukur juga sudah diberi kenikmatan sampe sekarang dan
masih bersama dengan suami mbak.”
c. Dukungan terhadap Anggota Keluarga
Ny. D berkata, “Ya biasanya kalau didalam keluarga sih saling
support saling mendukung sih mbak, ya kalau ada apa-apa saling
cerita, penyelesaian masalah ya diselesaiin bareng-bareng.
Alhamdulillah mbak saling dukung satu sama lain kalau disini.”
d. Kedekatan Anggota Keluarga

Kesimpulan : Kedekatan keluarga Tn. S sangat kuat


2. Fungsi Sosialisasi
Ny. D berkata, “Kami berdua dulu membesarkan kedua anak sama-
sama mbak. Saya dan suami tidak terlalu mengikat anak-anak mbak.
Kami juga mengajarkan biar disiplin juga mbak. Ya semisal mereka
salah ya tetap kita nasehati anak-anak enggak cuman kita biarkan
saja mbak. Kalau sekarang kan sudah menikah jadi sudah ada yang
mengingatkan sendiri sendiri mbak kalau salah.”
Tn. S berkata, “Ya kalau kita suka bersosisalisasi ya mbak, istri juga
suka bersosialisasi dengan tetangga mbak, kadang ngobrol-ngobrol di
depan rumah. Saya juga suka bersosialisasi dengan warga, apa yang
warga keluhkan apa yang warga inginkan, kan kita harus menjadi
penyambung aspirasi mereka mbak jadi harus bisa bersosialisasi.
Ny. D berkata, “Kalau saya sama tetangga sering nggobrol-ngobrol
juga mbak, biasanya kalau lagi belanja di warung, kalau mengikuti
kegiatan atau pun ada project dari dinas misal kayak ini tadi mbak
mendata warga yang terkena DM itu ya saya datengin rumahnya
soale ada yang punya hp ada yang enggak punya mbak, jadi yang
punya hp kan bisa kontak lewat wa, lha yang enggak punya hp kan
harus didatengin satu satu mbak rumahnya.”
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kolesterol
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny. D berkata, “ya awalnya gak tau mbak, kadang itu
kesemutan kaki mbak kalau buat duduk lama lama itu gak kuat
harus banyak gerak, rasanya kan pegel-pegel mbak. Saya cek
kesehatan kolesterolnya tinggi mbak 218, terus suami juga cek
kesehatan suami asam uratnya yang agak tinggi, kalau tekanan
darah normal mbak 120/80 kemarin terakhir waktu vaksin ke
2"
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Ny. D berkata, “Kalau pegel karena duduk lama ya biasanya
ganti posisi duduk mbak, kalau udah berdiri kayak mau jatuh,
kadang suami itu bikin minuman herbal mbak, rebus bahan-
bahan tradisional kayak daun sirsak, daun sirih, saya juga
nanti ikutan minum, kalau belum sembuh baru periksa ke
puskesmas.”
3) Kemampuan untuk merawat
Ny. D berkata, “Kalau pegel-pegel malah gak bisa buat tidur
mbak harus digerak gerakin. Kalau capek ya baru istirahat
tidur.”
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. S berkata, “Kalau tidur biasanya ya saya tinggal tidur aja
sih mbak, paling sebelum tidur nonton tv mbak.” Ny. D
berkata, “Kalau sebelum tidur biasanya saya nonton tv,
ngobrol dulu sama bapak.”
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Ny. D berkata, “baru bulan kemarin periksa mbak saya sama
suami ke apotek kan ada cek kesehatan geratis mbak jadi ya
lumayan bisa tau sakitnya apa, dulu juga pernah mbak periksa
di puskesmas,tapi ya dulu si mbak, sekarang cuman ngatur
pola makan aja pasti aman.”
b. Asam Urat
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn. S berkata, “Iya mbak, saya ada asam urat kemarin saya
sama istri cek di apotek, padahal gak ngrasain apa apa si mbak,
paling ya nyeri sama linu-linu mbak. Tapi di cek kok asam urat
nya tinggi, Sudah 2 kali ini cek mbak.” Ny. D berkata, “saya
taunya kalau kolestrol sama asam urat itu kan gak boleh makan
santan, goreng gorengan yang ada lemaknya banyak itu lho
mbak”
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Tn. S berkata, “Kalau makan saya apa aja makan mbak gak
milih-milih si mbak kalau makanan berlemak gitu saya makan
tapi dikit soalnya enak mbak makanan yang tinggi kolesterol
gitu.”
3) Kemampuan untuk merawat
Tn. S berkata, “Saya biasanya minum obat herbal mbak, iya itu
bisa langsung sembuh. Tapi kadang kambuh-kambuh lagi
mbak”
4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. S berkata, “Sebisa mungkin ya dikurangi makan yang
goreng gorengan sama berlemak mbak. Istri saya kalau masak
juga tidak terlalu berlemak atau bersantan mbak.”
5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan
Tn. S berkata,”Dulu udah pernah periksa mbak, tapi kemarin
baru periksanya di apotek karena ada cek kesehatan geratis.
Kalau sekarang ya minum obat herbal aja kalau ada sakit dikit
kayak meriang pusing.”
4. Fungsi Reproduksi
Tn. S dan Ny. D memiliki 2 orang anak, anak pertama dan kedua laki-
laki berusia 20 tahun dan 8 tahun. Ny. D sekarang sudah mengalami
masa menopause sejak umur 45 tahun. Kedua anak Tn. S dan Ny. D
sudah menikah dan berkeluarga semua, anak pertama Tn. A usia 34
tahun dan punya 2 anak sedangkan anak kedua Tn. B usia 31 dan
punya 1 anak, mereka tinggal di pasuruan jawa timur.
5. Fungsi Ekonomi
Ny. D berkata, “Kalau pemenuhan kebutuhan ekonomi alhamdulillah
cukup mbak untuk kebutuhan sehari-hari, yang penting gak sampai
hutang ke tetangga mbak, kalau bisa ya hemat gitu mbak biar gak
ngutang ngutang.”
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang
a. Stressor Jangka Pendek
Tn. S berkata, “Kalau stress gak ada si mbak, cuman kadang mikir
produksi jadi turun karena pandemi mbak, tapi sekarang kan
sudah agak mendingan kan mbak jadi produksinya. Dulu juga
mikir karena pandemi karena nggak bisa kumpul sama anak juga.
Saya orangnya kadang kepikiran mbak. Jadi hal kecilpun saya
pikirin terus.” Ny. D berkata, “Kalau saya juga stressnya akhir-
akhir ini karena capek harus ikut kegiatan harus produksi telur,
kegiatannya ya gitu terus mbak, karena pandemi jadi nggak bisa
kumpul sama anak.”
b. Stressor Jangka Panjang
Ny. D berkata, “gak ada si mbak, soalnya anak anak sudah
berkeluarga semua jadi gak terlalu dipikir, kalau poduksi kan
karena gak selamanya rugi kan mbak pasti ada naik turunnya,
jadi kalau dipikirin terus ya gak ada gunanya juga mbak.”
2. Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Situasi/Stressor dan
Strategi Koping yang Digunakan
Tn. S berkata, “Kalau sama anak si paling saya telpon mbak sama
istri saya seminggu sekali atau kalau pingin telvon ya telvon kan
sekarang jaman udah canggih mbak gak seperti dulu harus kirim surat
harus umbal sana sini. Sedikit lega si mbak kalau udah telpon.” Ny. D
berkata, “Saya paling menyempatkan telponan sama anak kedua saya
seminggu sekali mbak. Kalau udah telpon saya jadi tenang mbak”
G. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
No. Pemenuhan Tn. S Ny. D
Kebutuhan Dasar
1. Istirahat dan Tn. S berkata, “Kalau Ny. D berkata, “Kalau
Tidur saya enggak susah tidur si saya bisa tidur siang
mbak, tapi kalau siang mbak, tidur terus,
saya enggak tidur, insyaallah enggak
biasanya tidur sekitar jam kurang istirahatnya,
11-12 malam, kalau karena kerjaan juga
ngeronda ya gak tidur fleksibel. Biasanya tidur
tapi paginya kan bisa ya sama kayak suami
tidur. Bangun kadang jam sekitar jam 9-10 an nanti
4.” bangun sekitar jam 4
 Lama waktu tidur : 5 - subuh.”
7 jam  Lama waktu tidur : 6
-8 jam
2. Eliminasi  BAB : 1-2 hari sekali.  BAB : 1 x/hari,
konsistensi lunak, konsistensi lunak,
warna kuning warna kuning
kecoklatan kecoklatan
 BAK : 6-7 x/hari  BAK : 6-8 x/hari
3. Personal Hygiene Tn. S berkata, “Mandi 1- Ny. D berkata, “Mandi
2x sehari mbak, keramas 2x sehari mbak, keramas
biasanya setiap hari biasanya dua hari sekali,
gosok gigi 1-2x sehari, gosok gigi 3x sehari,
potong kuku 1x seminggu potong kuku 2 minggu
atau kalau panjang baru sekali.”
dipotong mbak.”
4. Olahraga dan Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Kalau
Mobilisasi kalau di rumah jarang saya malah olahraga
berolahraga mbak, kalau terus mbak seminggu 2
dulu ya saya rajin ikut kali hari rabu sama
kegiatan tapi karena minggu, senam itu lho
pandemi jadi gak ada mbak yang diadain sama
kegiatan ya dirumah aja. paguyuban sekar wangi.
Ya kalau mobilisasi ya Trus kalau ada kegiatan
bisa mbak, tapi kadang kegiatan desa gitu saya
nyeri kalau habis duduk pasti ikut mendampingi
langsung berdiri, karena kayak PKK, posyandu,
saya punya asam urat posbindu. Ya kalau
mbak. Tapi kadang duduk terlalu lama itu
kadang si nyerinya” pegel aja mbak”
5. Kebutuhan Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Kalau
Nutrisi dan kalau makan 3x sehari makan 3x sehari mbak
Cairan mbak, porsinya ya satu pagi, siang, sama malem
piring mbak. Kalau mbak. Terus kalau
minum paling 6-8 gelas minum 8 gelas /hari.”
/hari, sama minum air
rebusan daun gitu mbak
kayak daun salam, daun
sirsak mbak.”

H. Pengkajian Psikiatrik
1. Konsep Diri
Pemeriksaan Tn. S Ny. D
Citra Tubuh Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Bersyukur
bersyukur mbak dan mbak apa yang telah
menerima apa yang ada diberikan Allah kepada
pada diri saya sekarang. saya mbak.alhamdulillah
Walaupun rambut ada masih punya gigi lengkap,
ubannya tetep disyukuri teman teman saya itu ada
ya mbak” yang udah habis giginya
mbak”
Identitas Diri Tn. S menyebutkan Ny. D menyebutkan
identitasnya, perannya identitasnya, perannya
sebagai kepala rumah sebagai ibu dan istri bagi
tangga dan ayah bagi suaminya
anak-anaknya
Peran Diri Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Saya
sebagai kepala keluarga seorang istri dan ibu mbak
dan sebagai ayah bagi bagi anak-anak dan suami
anak-anak saya saya.”
mbak.mencari nafkah
buat keluarga”
Harga Diri Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Saya
enggak pernah malu bersyukur dengan apa
dengan diri saya mbak, yang ada di diri saya
saya selalu percaya mbak, saya enggak malu
diri.” sama apa yang ada di diri
saya.”
Ideal Diri Tn. S berkata, “Saya Ny. D berkata, “Saya ingin
hanya ingin selalu diberi sehat terus aja mbak sama
kesehatan dan diberikan bisa terus melakukan
rezeki secukupnya untuk aktivitas seperti
keluarga mbak.” sekarang.”

2. Status Kesehatan Mental


Tn. S Ny. D
Penampilan Tn. S berpenampilan Ny. D berpenampilan rapi,
rapi, rambut bersih, kulit lembab, berpakaian
berpakaian rapi, rambut rapi, rambut hitam pendek.
hitam, kulit lembab.
Pembicaraan Berbicara dengan Berbicara dengan
menggunakan bahasa menggunakan bahasa yang
yang mudah dipahami, mudah dipahami, intonasi
intonasi jelas, tidak jelas, tidak melenceng dari
melenceng dari pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menjawab dengan baik pertanyaan
dengan baik pertanyaan yang diajukan, dan terbuka
yang diajukan, dan
terbuka.
Aktivitas Motorik Tidak ada aktivitas Tidak ada aktivitas motorik
motorik berulang berulang
Alam Perasaan Mampu mengutarakan Mampu mengutarakan
perasaannya dengan baik perasaannya dengan baik
Afek Afek sesuai, tidak ada Afek sesuai, tidak ada afek
afek abnormal yang abnormal yang
ditunjukkan, ekspresi ditunjukkan, ekspresi yang
yang ditunjukkan sesuai ditunjukkan sesuai dengan
dengan apa yang apa yang dibicarakan
dibicarakan
Interaksi selama Kooperatif dan terbuka Kooperatif dan terbuka saat
Wawancara saat diberikan pertanyaan diberikan pertanyaan

I. Pengkajian tambahan
a. Nyeri

Tn. S
P: ketika banyak melakukan
aktivitas
Q: seperti ditimpa beban dan
dirusuk tusuk (nyut-nyutan)
R: dipunggung, lutut
S: 2 (nyeri sedang)
T: Hilang timbul
b. Kelelahan Fisik

Tn. S Ny. D
No Pertanyaan Sangat Kadang Tidak Sangat Kadang Tidak
Sering Sering
Sering -kadang pernah Sering -kadang pernah
1. Sakit kepala √ √

2. Bahu terasa kaku √ √


3. Merasa nyeri di bagian √ √
punggung
4. Sesak nafas/sulit untuk bernafas √ √
5. Merasa haus √ √
6. Suara sesak √ √
7. Merasa pusing atau pening √ √
8. Kelopak mata terasa berat √ √
9. Gemetar pada bagian tubuh √ √
tertentu
10. Merasa kurang sehat √ √
TOTAL 9 (Sedang / Kelelahan Ringan) 11 (Sedang / Kelelahan Ringan)
Keterngan :
Rendah/ tidak Lelah : 0 - 7
Sedang/ kelelahan ringan : 8 – 15
Tinggi/ kelelahan berat : 16 – 23
Sangat tinggi / sangat Lelah : 24 – 30

J. Harapan Keluarga terhadap Perawat Berhubungan dengan Masalah yang Dihadapi


Ny. D berkata, “Alhamdulillah saya seneng mbak, jadi saya tau kondisi kesehatan saya sama suami saya mbak. Suami saya kan
jarang mau olahraga itu mbak, gak suka kalau senam mbak”
K. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Tn. S Ny. D


TTV TD : 130/90 TD : 120/80
dan RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
Antropometri Nadi : 94 x/menit Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,3 0C Suhu : 36,50C
TB : 165 cm TB : 150 cm
BB : 60 BB : 50
IMT : 22,03 (Normal) IMT : 22,52 (Normal)
Kepala Bentuk kepala messochepal, Bentuk kepala messochepal,
rambut hitam pendek lurus, rambut hitam lurus sebahu
lebat, tidak ada rontok, tidak tidak diikat, lebat, tidak ada
ada ketombe, tidak ada rontok, tidak ada ketombe,
lesi/luka, tidak ada benjolan, tidak ada lesi/luka, tidak ada
dan tidak ada nyeri tekan. benjolan, dan tidak ada nyeri
Tn. S tampak lesu, gelisah tekan. Ny. D terlihat menahan
dan khawatir nyeri. tampak lesu dan lelah
Mata Conjungtiva tidak anemis, Conjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, bola sklera tidak ikterik, bola mata
mata bulat, berwarna hitam, bulat, berwarna hitam, tidak
tidak ada lesi di kelopak, ada lesi di kelopak, mata bulu
mata bulu mata hitam dan mata hitam dan merata.
merata.
Hidung Bersih, rambut hidung Bersih, tidak ada sekret
sedikit ada keluar, tidak ada berlebih, tidak ada lesi, tidak
sekret berlebih, tidak ada ada napas cuping hidung,
lesi, tidak ada napas cuping tidak ada nyeri tekan.
hidung, tidak ada nyeri
tekan.
Telinga Simetris, tidak ada lesi atau Simetris, tidak ada lesi atau
luka, tidak ada nyeri tekan, luka, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, kebersihan
kebersihan baik tidak ada baik tidak ada serumen.
serumen.
Mulut Bibir lembab, tidak ada lesi Bibir lembab, gigi bersih,
atau luka, gigi bersih putih, tidak ada lesi atau luka, tidak
terdapat gigi yang sudah terdapat gigi yang sudah
tanggal, tidak ada sariawan. tanggal, tidak ada sariawan
Leher tidak ada lesi, pergerakan tidak ada lesi, pergerakan
kelenjar tiroid baik saat kelenjar tiroid baik saat
menelan. menelan.
Esktremitas Atas Tidak ada lesi atau luka, Tidak ada lesi atau luka,
bentuk jari normal, CRT < 2 bentuk jari normal, CRT < 2
detik, tidak ada edema, tidak detik, tidak ada edema, tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan dan akral hangat. tekan dan akral hangat.
Kekuatan otot : 5555│5555 Kekuatan otot : 5555│5555
Ekstremitas Bawah Tidak ada lesi atau luka, Tidak ada lesi atau luka,
bentuk jari normal, CRT < 2 bentuk jari normal, CRT < 2
detik, tidak ada edema, tidak detik, tidak ada edema, tidak
ada benjolan, tidak ada nyeri ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan dan akral hangat. tekan dan akral hangat.
Kekuatan otot : 5555│5555 Kekuatan otot : 5555│5555
Kulit Bersih, berwarna kuning Bersih, berwarna kuning
langsat, turgor kulit elastis, langsat, turgor kulit elastis,
tidak ada lesi atau luka. Tn. tidak ada lesi atau luka
S tampak berkeringat.
Genitalia Tidak terkaji Tidak terkaji
Dada A. Paru A. Paru
- Inspeksi Paru - Inspeksi Paru
Pengembangan dada Pengembangan dada simetris,
simetris, tidak terdapat tidak terdapat retraksi dinding
retraksi dinding dada, tidak dada, tidak terdapat kelainan
terdapat kelainan bentuk bentuk dada, irama
dada, irama pernafasan pernafasan normal.
normal. - Palpasi
- Palpasi Tidak ada edema, tidak ada
Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan - Perkusi
- Perkusi Tidak terkaji
Tidak terkaji - Auskultasi
- Auskultasi Tidak terkaji
Tidak terkaji
B. Jantung
B. Jantung - Inspeksi
- Inspeksi Ictus cordis tidak tampak
Ictus cordis tidak tampak - Palpasi
- Palpasi Tidak terkaji
Tidak terkaji - Perkusi
- Perkusi Tidak terkaji
Tidak terkaji - Auskultasi
- Auskultasi Tidak terkaji
Tidak terkaji
Abdomen - Inspeksi : keadaan bersih, Inspeksi : keadaan bersih,
tidak ada asites tidak ada asites
- Perkusi : Tidak terkaji - Perkusi : Tidak terkaji
- Palpasi : Tidak teraba - Palpasi : Tidak teraba nyeri,
nyeri, tidak ada edema, tidak tidak ada edema, tidak ada
ada pembesaran hati pembesaran hati
Auskultasi :  Auskultasi : 
Tidak terkaji Tidak terkaji
I. ANALISA DATA
No. Tanggal Data Fokus Etiologi Diagnosis
Keperawatan
1. Sabtu, 6 Data Subjektif (DS) : Agen cedera Nyeri Akut pada
November 2021  Tn. S berkata, “Iya mbak, saya ada asam urat fisiologis keluarga Tn. S
kemarin saya sama istri cek di apotek, (Asam Urat) terutama Tn. S b.d
padahal gak ngrasain apa apa si mbak, Agen Cedera
paling ya nyeri sama linu-linu mbak. Tapi di Fisiologis (Asam Urat)
cek kok asam urat nya tinggi, Sudah 2 kali ini
cek mbak.”
 Tn. S berkata, “Saya kalau di rumah jarang
berolahraga mbak, kalau dulu ya saya rajin
ikut kegiatan tapi karena pandemi jadi gak
ada kegiatan ya dirumah aja. Ya kalau
mobilisasi ya bisa mbak, tapi kadang nyeri
kalau habis duduk langsung berdiri, karena
saya punya asam urat mbak. Tapi kadang
kadang si nyerinya”
 Data Objektif (DO) :
P: ketika banyak melakukan aktivitas
Q: seperti ditimpa beban dan dirusuk tusuk
(nyut-nyutan)
R: dipunggung, lutut
S: 2 (nyeri sedang)
T: Hilang timbul
TD : 135/90
RR : 20 x/menit
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,3 0C
Asam Urat : 7,8 mg/dL
2. Sabtu, 6 Data Subjektif (DS) : Kesiapan Peningkatan
November 2021  Ny. D berkata, “… kalau makanannya nggak Manajemen Kesehatan
saya suka ya saya cuma makan sedikit. Sama pada keluarga Tn. S
mengurangi makan yang bersantan dan ditandai dengan
berminyak mbak kemarin habis di cek di Pengelolaan Masalah
apotek kok saya kolesterolnya tinggi, terus Kesehatan dan
saya ubah pola makan saya mbak” Pencegahannya
 Ny. D berkata, “saya taunya kalau kolestrol
itu kan gak boleh makan santan, goreng
gorengan yang ada lemaknya banyak itu lho
mbak”
 Ny. D berkata “Kalau suami saya juga gak
ada pantangan makan juga sih mbak, tapi gak
suka sayur kol, kacang-kacangan mbak, ya
biasanya makan aja waktu dicek juga
kolesterolnya normal mbak asam urat nya
yang agak tinggi mbak.. suami saya bikin
obat tradisional mbak, ya kayak rebusan
daun sirsak, daun salam, daun kelor gitulah
mbak, kadang saya juga ikutan minum”
Data Objektif (DO) : -
3. Sabtu, 6 DS : Gaya hidup Keletihan pada
November 2021  Ny. D berkata, “Kalau pegel-pegel malah gak monoton Keluarga Tn.S
bisa buat tidur mbak harus digerak gerakin. terutama Ny. D b.d
Kalau capek ya baru istirahat tidur.” Gaya hidup monoton
 Tn.S berkata, “biasanya tidur sekitar jam 11-
12 malam, kalau ngeronda ya gak tidur tapi
paginya kan bisa tidur. Bangun kadang jam
4.”
 Ny. D berkata, “Kalau saya juga stressnya
akhir-akhir ini karena capek harus ikut
kegiatan harus produksi telur, kegiatannya ya
gitu terus mbak, karena pandemi jadi nggak
bisa kumpul sama anak.”
DO :
- Ny. D dan Tn. S tampak lesu dan lelah
- Skor kelelahan fisik pada Ny. D 11 (Sedang /
Kelelahan Ringan)
- Skor kelelahan fisik pada Tn. S 9 (Sedang /
Kelelahan Ringan)
- Lama waktu tidur Tn. S : <6 jam
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut pada keluarga Tn. S terutama Tn. S b.d Agen Cedera Fisiologis (Asam Urat) d.d Keluhan Nyeri (D.0077)
2. Kesiapan Peningkatan Manajemen d.d keinginan mengelola Masalah Kesehatan dan Pencegahannya (D.0112)
3. Keletihan pada Keluarga Tn.S terutama Ny. D b.d Gaya hidup monoton (D. 0057)

III. POHON MASALAH


Pohon masalah 1

Agen cedera fisiologis

Gaya hidup/Aktivitas
Monoton Nyeri Akut

Gampang lelah Pegal linu Bekerja kurang


maksimal

Tidak bertenaga Sulit berkonsentrasi

Pohon masalah 2
Pengetahuan tentang masalah kesehatan
keluarga masih rendah

Kesiapan peningkatan manajemen


kesehatan

Keinginan mengelola masalah


kesehatan dan pencegahannya
IV. PRIORITAS MASALAH
No. Tanggal Diagnosa Prioritas Masalah Pembenaran TTD
Keperawatan
1. Jum’at, 12 Nyeri Akut pada High Urgensi : Mawa
November 2021 keluarga Tn. S terutama Nyeri akut didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang mempengaruhi emosional
Tn. S b.d Agen Cedera yang tidak menyenangkan, dan sangat
Fisiologis (Asam Urat) mengganggu dan menyulitkan lebih
d.d Keluhan Nyeri banyak orang dibandingkan penyakit
apapun. Dalam keluarga Tn. S dapat
(D.0077) menjadi prioritas masalah yang dapat
ditegakkan.
Dampak :
Apabila nyeri akut terjadi secara terus
menerus maka akan berdampak pada
penyakit lain, apabila asam urat
bertambah parah maka akan
meningkatkan risiko siabetes hingga 20
persen. Selain itu bahaya asam urat juga
bisa muncul berupa penyakit katarak,
sindrom mata kering, dan pengkristalan
asam urat didalam paru-paru.
Keefektifan Intervensi :
Intervensi yang akan dilakukan dapat
efektif untuk Tn. S apabila melakukannya
dengan rutin dapat membantu Tn. S
dalam mangatasi nyeri akut
2. Jum’at, 12 Kesiapan Peningkatan Medium Urgensi : Mawa
November 2021 Manajemen Kesehatan Kesiapan peningkatan manajemen
d.d keinginan kesehatan merupakan pola pengaturan
mengelola Masalah dan pengintegrasian kedalam kehidupan
sehari-hari untuk memenuhi tujuan
Kesehatan dan kesehatan dn dapat ditingkatkan.
Pencegahannya Dampak :
(D.0112) Apabila manajemen kesehatan
ditingkatkan maka akan memperbaiki
kondisi kesehatan pada keluarga Tn S.
Keefektifan Intervensi :
Intervensi yang diberikan akan efektif
apabila keluarga mampu melaksanakan
edukasi yang sudah diberikan kepada
keluarga Tn. S
3. Jum’at, 12 Keletihan pada Low Urgensi : Mawa
November 2021 Keluarga Tn.S terutama Keletihan atau kelelahan merupakan
keadaan berkurangnya fungsional dalam
Ny. D b.d Gaya hidup melaksanakan tugas sehari-hari dan akan
monoton (D. 0057) semakin berkurang jika keletihan
bertambah. Kelelahan timbul setelah
aktivitas fisik yang lama.
Dampak :
Apabila tidak segara di atasi, kelelahan
akan memperburuk kondisi kesehatan dan
berdampak buruk pada kesehatan tulang
maupun mobilitas Ny. D
Keefektifan Intervensi :
Intervensi yang diberikan akan efektif
apabila keluarga mampu mengontrol
kelelahan yang terjadi pada Ny. D
V. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Kode Intervensi TTD
. Keperawatan Tujuan Umum Tujuan Khusus SIKI
1. Nyeri Akut pada Setelah dilakukan Setelah dilakukan I.0823 Manajemen Nyeri Mawa
keluarga Tn. S tindakan keperawatan tindakan keperawatan 8 Observasi
selama 4 minggu, Nyeri selama 3 minggu dengan - Identifikasi skala nyeri
terutama Tn. S b.d yang dirasakan Tn. S 3x pertemuan dalam - Identifikasi lokasi,
Agen Cedera dapat menurun dengan waktu 30 menit, klien karakteristik, durasi,
Fisiologis (Asam kriteria hasil : mampu meningkatkan frekuensi, kualitas,
 Keluhan nyeri pada intensitas olahraga dan intensitas nyeri
Urat) d.d Keluhan
Tn. S menjadi mampu mampu - Identifikasi respon nyeri
Nyeri (D.0077) berkurang mengontrol masalah non verbal
 Kemampuan kesehatan asam urat : - Identifikasi pengaruh
menuntaskan  Tn. S bisa budaya terhadap respon
aktivitas pada mempraktikkan nyeri
keluarga Tn. S dapat teknik Terapeutik
meningkat menghilangkan nyeri - Berikan terapi
yang dirasakan nonfarmakologis untuk
dengan melakukan mengurangi rasa nyeri
gerakan gerakan yang Edukasi
tidak mengganggu - Jelaskan penyebab,
aktivitas. periode, dan pemicu nyeri
 Tn. S bisa - Jelaskan strategi
mempraktikan teknik meredekan nyeri
menghilangkan nyeri - Anjurkan memonitor
secara mandiri nyeri secara mandiri
 Tn. S dapat - Ajarkan teknik
meningkatkan nonfarmakologis untuk
intensitas olahraga mengurangi rasa nyeri
secara mandiri
2. Kesiapan Peningkatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan I.1238 Edukasi Kesehatan Mawa
Manajemen tindakan keperawatan tindakan keperawatan 3 Observasi
selama 4 minggu, selama 3 minggu dengan - Identifikasi kesiapan dan
Kesehatan d.d kesiapan manajemen 3x pertemuan selama kemampuan menerima
keinginan mengelola kesehatan pada keluarga masing-masing 30 menit informasi
Masalah Kesehatan Tn. S dapat meningkat klien dapat Terapeutik
dengan kriteria hasil : meningkatkan - Sediakan materi dan
dan Pencegahannya
 Aktivitas hidup pemahaman tentang media pendidikan
(D.0112) sehari-hari keluarga masalah kesehatan kesehatan mengenai asam
Tn. S dapat efektif keluarga, dengan kriteria urat dan kolesterol
dalam memenuhi hasil : - Jadwalkan pendidikan
tujuan kesehatan  Keluarga mampu kesehatan sesuai
menjelaskan masalah kesepakatan
kesehatan yang - Berikan kesempatan
dialami untuk bertanya
 Keluarga mampu Edukasi
menyebutkan - Jelaskan faktor risiko
komplikasi yang yang dapat
terjadi akibat mempengaruhi kesehatan.
penyakit yang
diderita
 Keluarga mampu
menyebutkan pola
makan yang baik
untuk penderita asam
urat dan kolestrol.
3. Keletihan pada Setelah dilakukan Setelah dilakukan I.1236 Edukasi Aktivitas/Istirahat Mawa
Keluarga Tn. S tindakan keperawatan tindakan keperawatan 2 Observasi
selama 2 minggu, selama 2 minggu dengan - Identifikasi kesiapan dan
terutama Ny. D b.d diharapkan tingkat 3x pertemuan selama kemampuan menerima
Gaya hidup monoton keletihan membaik masing-masing 30 menit informasi
dengan keiteria hasil : klien dapat dengan Terapeutik
(D. 0057)
 Tingkat keletihan mengatasi tingkat - Sediakan materi dan
Keluarga Tn. S keletihan secara mandiri, media pengaturan
dapat berkurang dengan kriteria hasil : aktivitas dan istirahat
 Keluarga Tn. S - Jadwalkan pemberian
mampu melakukan pendidikan kesehatan
pergerakan sesuai kesepakatan
ekstremitas - Berikan kesempatan
 Keluarga Tn. S kepada keluarga untuk
mampu bertanya
meningkatkan Edukasi
kekuatan otot - Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat (mis.
Kelelahan, sesak napas
saat aktivitas)

Anda mungkin juga menyukai