Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui 

Snowball Throwing pada Siswa Kelas IV SDN 22


Nansabaris

Oleh, Armawita
Guru SD Negeri 22 Nansabaris, Padangpariaman

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Hal tersebut diperkirakan karena guru kelas belum menggunakan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV. Penelitian ini
menggunakan model Snowball Throwing. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Setiap siklus dilaksanakan dalam dua pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa menggunakan Snowball Trowing terjadi penigkatan aktivitas dan
hasil belajarn setiap siklusnya. Hasil belajar pada siklus 1 yaitu 55,6% menjadi 86,1%
sehingga terjadi peningkatan 30,5%. Terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 30,6%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Snowball Trowing dapat
meningkatkan hasil belajar IPA di kelas IV SD Negeri 22 Nansabaris.
Kata Kunci : pembelajaran IPA, hasil belajar siswa, Snowball Throwing

I. Pendahuluan
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia.
Perubahan tersebut ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
siswa. Perubahan itu berupa peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Perubahan hanya bisa terjadi karena
terjadinya proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
setiap individu untuk meningkatkan daya pikir, kreatifitas, dan aktifitas, sehinga terjadinya
perubahan-perubahan pada diri individu itu sendiri.
Dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih serta arus globalisasi yang semakin hebat sehingga banyak persaingan dalam berbagai
hal yang menuntut peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi. Model pembelajaran merupakan salah
satu unsur yang ikut membangun jalinan interaksi dalam peristiwa belajar mengajar di dalam
kelas. Tidak hanya itu, metode pembelajaran juga faktor yang berperan penting dalam
mempengaruhi kreaktivitas siswa dan pencapaian hasil belajar.
Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi mengajar, paling tidak memiliki
pemahaman dan penerapan berbagai model belajar mengajar serta hubungannya dengan materi
ajar, disamping kemampuan profesional lainnya yang menunjang. Meskipun disadari bahwa
dalam menentukan model pembelajaran yang dianggap paling tepat adalah sesuatu yang sulit,
banyak model pembelajaran yang dapat digunakan, masing-masing punya keunggulan dan
kelemahan, tergantung pada tujuan pembelajaran itu sendiri.
Peningkatan kualitas diri untuk mendalami pelajaran IPA dapat ditempuh dengan
aktifitas dan kegiatan mental yang tinggi dalam pengajaran tersebut, untuk itu siswa
membutuhkan minat yang optimal. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa keberhasilan siswa
dalam belajar ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor
eksternal (dari luar diri siswa). Faktor internal adalah menyangkut seluruh aspek dari diri pribadi
siswa baik fisik maupun mental yang ikut menentukan berhasil tidaknya seorang siswa dalam
belajar. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
tingkat SD/MIN, SMP/MTS dan SMA/MA. Namun dalam hal ini banyak sekolah yang masih
memiliki nilai ujian pada mata pelajaran IPA rendah. Tidak terkecuali SD N 22 Nan Sabaris
yang mengalami hal yang sama.
II. Metode Penelitian
Pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing merupakan pembelajaran yang dapat

digunakan untuk memberikan konsep pemahaman materi yang sulit kepada siswa serta dapat

digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan kemampuan siswa dalam materi

tersebut. Pada model pembelajaran Snowball Throwing siswa dibentuk menjadi beberapa

kelompok yang diwakili ketua kelompok unuk mendapat tugas dari guru, kemudian masing-

masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar

ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh

(Nurhadi 2003:32).

Pembelajaran koperatif tipe snowball throwing sesuai dengan fitrah manusia sebagai

makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung

jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar

berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing)

pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-
komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar

menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif tipe snowball throwing kegiatan pembelajaran

dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif

(kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen

(kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil

kelompok berupa laporan atau presentasi (Sanjaya, 2010:211).

Langkah-langka pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing menurut Nurhadi

(2003:35) adalah sebagai berikut:

- Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.


- Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
- Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
- Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
- Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama + 15 menit.
- Setelah siswa dapat satu bola diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

Model Pembelajaran Snowball Throwing melatih siswa untuk lebih tanggap menerima

pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.

Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat seperti model pembelajaran Talking Stik akan

tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu

dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan

menjawab pertanyaannya. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999: 6) mendefenisikan bahwa secara singkat PTK
sebagai suatu kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

memantapkan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi

dimana preaktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan

tersebut, PTK dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat

tahap: 1) Merencanakan, 2) Melakukan Tindakan, 3) Mengamati, 4) Merefleksi

Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis, sintesis, dan

penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta hasil tindakan tadi biasanya muncul

permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya

perlu dilakukan perencanaan ulang, tindakan ulang dan engamatan ulang serta diikuti pula

dengan refleksi ulang. Demikianlah tahap-tahap kegiatan ini terus berulang sampai suatu

permasalahan dianggap teratasi sehingga nanti proses pembelajaran menjadi lebih baik dan

bermakna.

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD N 22 Nan Sabaris. Dilaksanakan pada awal

Februari 2016. Subjek dalam penelitian ini adalah mata pelajaran IPA semester 2 tahun pelajaran

2015/2016.

Data penelitian lapangan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskripsi

dengan formula presentase sebagai berikut :

f
P= x 100%
n

Keterangan:

P = Persentase yang dicari


F = Frekuensi masing-masing jawaban item
N = Jumlah sibjek yang diteliti
100% = nilai tetap konstanta.
III. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang telah dilaksanakan sesuai dengan rangkaian

kegiatan yang di mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan

pada setiap siklus. Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan, peneliti dibantu alat penelitian

yang berbentuk pedoman observasi dan format observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model Snowball Trowing meningkatkan hasil belajar IPA.

Pembelajaran dengan model Snowball Trowing juga dapat meningkatkan minat belajar siswa

yang dilihat dari banyaknya siswa yang siap menerima pelajaran, menyimak penjelasan guru,

mengerjakan tugas dengan serius.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Trowing menghargai keberagaman siswa dengan

jenis dan tingkat kecerdasan yang berbeda serta sangat memperhatikan kesenangan siswa. Model

ini dapat menunjang aktivitas semua jenis kecerdasan yang dimiliki siswa (multiple

intelegences). Dampak negatif yang ditemui dalam pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball

Trowing tidak terlalu menonjol kelemahan yang ditemui dalam penelitian ini antara lain :

pertama kurangnya waktu yang tersedia, karena setiap kali pertemuan waktu yang ada 2 x 40

menit, sehingga pengalokasian waktu habis dalam pembentukan kelompok sehingga waktu

dalam pengerjaan tugas kelompok juga terbatas. Kedua kurangnya sarana sumber yang tersedia,

sehingga siswa tidak banyak mendapat informasi. Kenyataan yang ditemui peneliti dalam

pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Trowing di SDN 22 Nan Sabaris, Kabupaten Padang

Pariaman sangat memuaskan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan minat belajar. Minat

siswa dalam proses belajar dapat dilihat dari kesiapan siswa menerima pelajaran pada siklus

pertama terdapat rata-rata 55,6% dan pada siklus kedua rata-rata mencapai 86,1%. Dapat kita

lihat terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 30,5%. Peningkatan yang signifikan tersebut
disebabkan karena sebelum memulai pelajaran guru memperhatikan kerapian dan kebersihan

ruangan belajar dan guru memulai pelajaran setelah semua siswa siap untuk belajar. Indikator

siswa yang menyimak penjelasan guru pada siklus pertama rata-rata 44,4% dan siklus kedua

rata-rata mencapai sebanyak 75%. Terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 30,6%. Hal ini

disebabkan beberapa faktor antara lain : guru menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah

dalam mengajar, guru menggunakan informasi secara berulang-ulang. Indikator siswa yang

mengerjakan tugas secara serius pada siklus pertama rata-rata yaitu 38,9% dan siklus kedua rata-

rata mencapai sebanyak 65,6%. Terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 26,7%. Hal ini

disebabkan antara lain: guru selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk berpartisipasi

dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru juga selalu memberikan reinforcemant kepada

siswa yang mengerjakan tugas dengan baik dan benar. Berdasarkan data di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Trowing dapat meningkatkan minat

belajar siswa. Kenyataan ini sesuai dengan harapan peneliti karena indikator keberhasilan

tindakan telah tercapai. Minat siswa kelas IV dikatakan meningkat karena telah memenuhi

kriteria penilaian 61-80 % (baik) dan sebanyak 75,6 % dari seluruh jumlah siswa kelas IV

memiliki minat yang tinggi dalam belajar IPA. Dari temuan penelitian di atas terlihat bahwa

pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Trowing dapat meningkatkan minat belajar siswa. Jadi

dapat disimpulkan bahwa dalam pembalajaran, selain mengikuti tuntutan kurikulum, minat siswa

juga harus diperhatikan dalam pemilihan metode pembelajaran. Minat sangat menentukan cara

belajar yang efektif bagi seseorang. Penggunaan beraneka ragam metode pembelajaran

memberikan peluang yang besar munculnya minat siswa terhadap materi yang dipelajarinya

sehingga akan membantu tercapainya kompetensi yang diharapkan dari siswa.


IV. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran

IPA menggunakan Snowball Trowing dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa kelas

IV SD Negeri 22 Nansabaris. Berdasarkan kesimpulan tersebut maka guru kelas layak

mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Snowball Trowing,

Daftar Pustaka

Ahmad, Abu. 1990. Teknik Belajar yang Efektif. Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek
Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

Nasution, S. 1987. Berbagi Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina
Aksara.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam  Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.


Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai